You are on page 1of 2

Konsep Minimal Intervention

Terdapat 3 konsep utama minimal intervention dentistry, yaitu: (1) identifikasi faktor
risiko; (2) pencegahan, dan (3) kontrol.
1. Konsep Identifikasi
a. Penilaian risiko karies.
- Evaluasi saliva (konsistensi, buffer, laju aliran, pH).
- Evaluasi aktivitas karies.
- Menaksir oklusi dan faktor gigi terhadap terjadinya karies.
- Mengetahui kondisi pasien seperti kondisi sosioekonomi, edukasi, dll.
- Analisis diet.
b. Panduan untuk mengantisipasi dan edukasi kesehatan.
2. Konsep Pencegahan
Terdapat 3 tahap strategi yang dikembangkan untuk mencegah karies, yaitu:
a. Menyerang mikroorganisme yang menginduksi karies.
- Antiseptik bisguanide, klorheksidin: pada konsentrasi tinggi bekrja sebagai
deterjen yang merusak mebran sel dan menyebabkan hilangnya kandungan
sitoplasma. Pada konsentrasi rendah dapat menghalangi transportasi gula dan
tingkat glukosa dan aktivitas pengikatan membran ke ATPase.
- Triclosan. Merupakan agen antibakteri nonion yang melawan bakteri Gram (+).
Cocok dengan fluoride dan karenanya dapat digunakan sebagai dentrifices.
- Delmonipol hydrochloride. Merupakan substansi aktif permukaan yang tinggi
yang menunjukkan pengurangan pembentukan plak.
- Vaksin karies. Dapat berupa imunisasi aktif atau pasif. Tapi kurang berarti
karena keterlibatan banyak bakteri dan faktor etiologi karies yang banyak.
- Terapi penggantian: pada metode ini, bakteri kariogenik diganti dengan bakteri
nonkariogen. Tapi hal ini sulit dilakukan.
b. Memodifikasi bahan makanan yang dapat mempercepat karies dan penggunaan
pengganti gula. Hal ini dilakukan dengan konsul diet.
c. Meningkatkan resistensi gigi untuk terjadinya karies.
- Agen remineralisasi seperti fluoride, CPP, novamin, hydroxiapatite, dll.
- Pit and fissure sealant.
- Laser.
- Menambah resistensi pejamu-sistem proteksi pada saliva dapat dilakukan
dengan teknologi DNA rekombinan.
3. Konsep Kontrol
Bertujuan pada perawatan karies dan menjaga gigi yang telah direstorasi. Restorasi
atau perawatan karies ditujukan pada pengambilan hanya bagian karies yang aktif dimana
tidak mungkin terjadi remineralisasi. Gigi kemudian direstorasi dengan material adhesif
yang melepaskan fluoride. Juga penting dilakukan profesional OP setelah direstorasi untuk
menjaga restorasi pada kondisi yang baik untuk mengurangi risiko karies sekunder. Yang
termasuk ke dalam kontrol karies spesial adalah:
a. Penggunaan ozone.
b. Atraumatic restorative technique.
c. Preventive resin restoration.
d. Chemomechanical caries removal concepts.

Sumber : Arati Rao. Principles and Practice of Pedodontics. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers. 2012. P.192

You might also like