You are on page 1of 11

Pengertian Pendapatan

A. Pengertian Pendapatan
Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin
besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh
perusahaan.
Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan
yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan adalah
darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba,
maka tidaka ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak mungkin terlepas dari pengaruh
pendapatan dari hasil operasi perusahaan.
Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada
beberapa pandangan yang menegaskan arrti konseptual dari pendapatan. Sebelum
penulis lebih lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu
perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.
Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut:
Konsep ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang
sebagai suatu kesatuan usaha atau badan usaha yangberdiri sendiri, bertindak atas
namanya sendiri da terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana
dalam perusahaan.
Berdasarkan konsep kesatuanusaha diatas, konsep tersebut mempunyai koknsekuensi
yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagi kenaikan kekayaan
perusahaan, sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan perusahaan. Oleh
karena itu, Standar Akuntansi harus menyelesaikan pengertian pendapatan dan biaya
dengan memendangnya sebagai perubahan kekayaan, buka sebagai kenaikan atau
penurunan kekayaan pemilik atau pemegang saham.
Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapata sebagai berikut:
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Disamping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk
menyatakan gambran yang lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis
akan mengutip pendapat-pendapat yang diambil dari berbagai macam bacaan.
Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting merumuskan
pengertian pendapatan adalah:
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badn usaha atau
pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal
dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang
merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama adan usaha
Munandar ( 1981 : 16 ) yang mengemukakan bahwa pendapatan adalah:
Sutau pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owners Equity, tetapi
bukan karena panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan
pertambahan assets yang disebabkan karena betambahnya liabilities
Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi
menjelaskan bahwa pendapatan adalah:
Pendapatan (revenue dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu
perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku.
Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada
dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan diakui pada saat
penjualan
Disamping definisi yang dinyatakan diatas terdapat definisi pendapatan dari C.
Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess ( 1992:56-57):
Pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang
dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan
harta, peminjaman uang dan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh
penghasilan.
Sofyan Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah :
Pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada
langganan/mereka yang menerima.
Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai
berikut: :Konsep dasar pendapatan adalah pendapatan merupakan proses arus, yaitu
penciptaan barang dan jasa selama jarak waktu tertentu.
Definisi-definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang
pendapatan yaitu sebagai berikut:
1. Konsep Pendapatan yang meusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil
dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai
inflow of net asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa
serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap
pendapatan sebagai outflow of good and services.
Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus
dinyatakan dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva
benar-benar terjadi.
Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton
dinamakan sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan
merupakan arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan.
Financial Accounting Standard Board, statement No. 3 dalam Vernon Kam
(1990 : 237) menjelaskan : Revenue are inflows or other enchancements of assets of
or entity or settlements of as liabilities goods, rendering service, or other activities
thats constituted the entitys or going mayor or central operation . Pernyataan
tersebut mengandung pengertian bahwa revenue (pendapatan) merupakan arus masuk
atau peningkatan nilai asset dari suatu entity atau penjelasan kemajuan dari entity atau
gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan / produksi
barang, pembelian jasa atau pelaksanaan kegiatan kerja utama perusahaan yang saling
berjalan. Adapun definisi pendapatan yang dikemukakan oleh APB dalam Wolk. Dkk
(1992 : 267) Bahwa revenue / pendapatan merupakan kenaikan bruto dalam asset dan
penurunan bruto dalam kewajiban berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum yang berasal dari kegiatan mencari laba.

Selanjutnya accounting terminology No.2 dalam Sofyan S. Harahap(1993: 39)
mendefinisikan bahwa, pendapatan berasal dari penjualan dan pembelian jasa diukur
dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas barang jasa yang
disampaikan untuk mereka, juga termasuk laba dari investasi dalam kenaikan lainnya
pada equity pemilik modal kecuali yang berasal dari penyesuaian modal.

Penjelasan mengenai pendapatan oleh Ikatan Akuntansin Indonesia dalam
PSAK No. 23 paragraf 06 adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan mengenai Revenue / pendapatan.
1. Revenue / pendapatan diperoleh melalui hasil penjualan barang dagang atau jasa yang
diserahkan kepada pembeli dan dapat pula diperoleh dari penggunaan aktiva
perusahaan oleh pihak lain.
2. Revenue dalam pembebanannya kepada pembeli atau langganan harus diukur dengan
mata uang tertentu.
3. Revenue memiliki sifat menambah atau menaikkan kekayaan milik perusahaan, tetapi
tidak semua yang menambah atau menaikkan nilai kekayaan pemilik dapat
dikategorikan sebagai revenue misalnya yang berasal dari kontribusi penanam modal.

B. Sumber-Sumber Pendapatan
Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan
sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang
diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non opearsi adalah
pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.
Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi
tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba
adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan
kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
1. Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang
ditanamkan oleh pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa barang dagangan seperti aktiva tetap,
surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4. Revaluasi aktiva.
5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.
Dari kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus diakui
sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya
dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan dalam butir ke-dua.
C. Proses Pendapatan
Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan
yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi
pendapatan (Realization Process).
1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya pendapatan.
Konsep ini berdasrkan pada asumsi bahwa semua kegiatan opoerasi yang diperlukan dalam
rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun
pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan
perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi.
2. Proses realisasi pendapatan (realization Process)
Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah
produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi, pendapatan dimulai
dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau
diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang atau jasa
maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum terjadi proses penghimpunan
pendapatan.
Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:
? Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang
sah atau semacamnya.
? Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.
Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pemgungkapan Pendapatan.
a. Penilaian Pendapatan
Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan
untuk menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu
transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam laporan
keuangan.
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau
setara kas) yang dibayar ssebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.
2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.
3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva
dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang
sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih
dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan
dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
b. Pengukuran Pendapatan
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaiti
pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu bahwa
pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai pendapatan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran
pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai
berikut:
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima,
jumlah pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah
tersebut, dapat diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang
diperbolehkan perusahaan.
Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:
1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi [iutang ragu-
ragu perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.
2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang diserahkan
dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai
tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai
buku barang yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima
dengan nilai buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan.
Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
a) Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan
yang sepenuhnya setelah produk yang tejual baru akan diproduksi dan penjualan
benar-benar terjadi.
b) Nilai setara kas
Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa
mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.
c) Harga dibawah harga pasar
Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.
d) Harga pasar
Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan
biaya penyerahan produk.
e) Harga kesepakatan
Harga dimana yang nerupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah
rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.
c. Pengakuan Pendapatan
Tujuan dari semua usaha pada akhirnya dalah untuk mendapatkan pendapatan
yang bias meningkatkan nilai perusahaan. Secara umu, pendapatan diakui pada saat
realisasinya atau sepanjang tahap (siklus)operasi.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 23 menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari transaksi penjuala produk diakui pasa saat tanggal penjualan,
biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut
telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan oleh
pihak lain, seperti pendapata bunga, dan royalty diakui sejalan dengan berlakunya waktu
atau pada saat digunakan aktiva yan bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti penjualan aktiva tetap
atau surat berharga diakui pada saat tangal penjualan.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau
setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah
nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui
tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui
dalam laporan keuangan ketika:
1. Pendapatan dihasilkan, dan
2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.
Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan pendapatan dapat
diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya, proses penetuan
waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan
(Revenue Realization)
Eldon S HEndriksen mengutp pernyataan American Accounting Association Committee on
Concept and Standard External reporting mengenai realisasi ini yaitu:
Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai
pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba
objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima.
Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai saat,
yait:
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
2. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
3. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
4. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan oleh perusahaan
yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP memperbolehkan dua
metode akuntansi untu pendapatan atas kontrak jangka panjang, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Metode persentase penyelesaian adalah bentu alternative atas metode kontrak selesai. Dalam
metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan atau
dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode ditentukan berdasarkan
tingkat penyelesaian, bagian pendapatan dan beban (dan juga laba) diakui ketika dihasilkan
pada setiap periode akuntansi.
Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran yang biasa
digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.
1. Pegukuran masukan (input measure)
Pengukuran masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal
tertentu dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek. Pengukuran ini meliputi:
? Metode biaya ke biaya (cost to cost method)
Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian ditentukan dengan
membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang diharapkan.
? Metode usaha yang diupyakan (effort expended method)
Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja, upah,
jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan metode ini
diperoleh dengan cara yang sama seperti metode biaya ke biaya.
2. Pengeluaran keluaran (output measure)
Pengukuran keluraran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total hasil
kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran
keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.
b. Metode kontrak selesai (completed contract method)
Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua biaya
selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat sebagaimana
pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan. Metode kotrak selesai
harus digunakan hanya:
(1) Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,
(2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat
dipenuhi, atau
(3) Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu diluar resiko bisnis yang normal dan
berulang.
Metode kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan diguakan jika metode
perssentase penyelesaian (percentage of completion method) tidak tepat.
2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi
Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk dalam
criteria;
(1) Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,
(2) Biaya pemasaran yang tidak besar,
(3) Unit-unit yang dipertukarkan pelaoran pendapatan pada waktu penyelesaian produksi
tergantung pada tingkat kepastian diaman harga jual dan biaya tambahan dapat diestimasi.
Kriteria utama untuk menmggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang handal
yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang dapat dipengaruhi
produsen tertentu.
3. Pengakuan pandapatan pada saat penjualan
Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar yang paling
utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:
? Harga produk sekarang sudah lebih pasti.
? Produk telah berada diluar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yakni
pertukaran telah terjadi.
? Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang paling
penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.
? Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau peroleha produk dan biaya
pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah ditentukan.
Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak dlam
bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan penjualan merupakan hal yang paling
menentukan dan mempunyai arti keuangan sebab transaksi penjualan mengakibatkan
masuknya aktiva bau kedalam perusahaan yang berupa kas atau piutang.
4. Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas
Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan. Umumnya,
tidak kritis dalam proses opersaional untuk meningkatkan aktiva bersih perusahaan.
Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai dalam perusahaan yang melakukan
penjualan yang bayarannya secara angsuran.
Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relative pendek. Misalnya,
perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang dari konsumen hamper
bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya dapat dijadikan dasar dalam
pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk jangka panjang didalam satuan jasa, misalnya
penyewaan ruangan atau bangunan maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan
yang diakui dala suatu periode atas dasar penerimaan uang.
d. Pengungkapan Pendapatan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai pengungkapan
pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:
a. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang
dianut untuk menentkan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut termasuk
pendapatan dari:
(1) Penjualan barang
(2) Penjualan Jasa
(3) Bunga
(4) Dividen, dan
(5) Royalty.
2.5. Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pengaakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB)
ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan segera
terealisasi.
2. Pendapatan baru adapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.
2.5.1. Metode Pencatatan Pendapatan
Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
1. Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya
2. Jumlah pendapatan harud dapat diukur
3. Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas
4. Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan yang
memuaskan.
Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut: metode
berbasis kas(cash basis method) dan metode aberbasis akrual (accrual basis method)
1. Metode cash basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum diterima.
Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang yang menjual jasa,
pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi hak
tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini adalah karena
metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan neraca
selisih.
2.6. Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa
Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya sebagian besar
dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:
1. Metode kinerja khusus
Metode ini digunakan untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan
gigi.
2. Metode Kinerja Profesional
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari satu
aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode akuntansi.
3. Metode Kinerja Selesai
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan
serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam hubungannya dengan total
transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan
terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan metode kontrak selesai, yang digunakan untuk
kontrak jangka panjang.
4. Metode Penagihan
Metode ini digunakan untuk pendapatamn jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat tinggi
atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga
persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Metode
ini serupa dengan metode pemulihan biya yang digunakan untuk penjualan produk.
2.7. Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan
Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain sebagai berikut:
1. Konsep Upaya dan HAsil (effort and accomplishment concept)
Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatan merupakan
pengukur hasil.
2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif
Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan 6yang cukup
tinggi apabila data keuangan didalamnya di dukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat
diuju kebenarannya,
3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption consept)
Konsep akuntansi menagkui adanya asumsi-asumsi seperti bidang pengetahuan lain, dalam
banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan asunsi atau paling tidak
didasarkan atas asumsi yangtidak dapat diuji validitasnya dengan pembuktian yang tuntas
tetapi dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan pelaporan keuangan.
4. Konsep Biaya Historical
Konsep biaya histories merupakan pengukur potensi jasa yang paling objektif untuk jasa yang
baru diperoleh. Baiaya histories ini menunjukkan harga pertukaran padasaat terjadinya salah
satu keunggulan biaya histories yang terjadi dari hasil kesepakatan dua pihak yang
independent.

You might also like