a. Dasar Prak is Bangsa Mesir sepanjang sungai Nil di Afrika, bangsa babilonia sepanjang sungai Tigris dan Eufrat, bangsa Hindu sepanjang sungai Indus dan Gangga, bangsa Cina sepanjang sungai Huang Ho dan Yang Tze. Sejarah menunjukkan bahwa permulaan matematika berasal dari bangsa yang bermukim sepanjang aliran sungai tersebut. Mereka memerlukan perhitungan, penanggalan yang dapat dipakai sesuai dengan perubahan musim. Diperlukan alat-alat pengukur untuk mengukur pensil-pensil tanah yang dimiliki, untuk melayani penyimpanan hasil panen dan pembagiannya. Peningkatan peradaban memerlukan cara menilai kegiatan perdagangan, keuangan dan pemungutan pajak. Didorong keperluan praktis itulah maka awal pengetahuan matematika adalah pada aritmetika.
b. Matematika Tertulis dan Penyampaiannya Bangsa India dan Cina menggunakan media tulis yang mudah hancur seperti kulit kayu dan bambu. Akan tetapi di Mesir dan Babilonia media tulis yang digunakan adalah batu-batu loh-loh yang dibuat dari tanah liat kemudian dibakar sehingga tidak hancur walaupun pada iklim yang kering. Tak dapat ditemukan suatu bukti bahwa suatu penemuan adalah hasil suatu percobaan. Pedoman bagi orang yang akan mempelajari kemudian ialah Tiru atau lakukanlah seperti itu maka hasilnya akan anda peroleh.
c. Penemuan Ahli-ahli Purbakala Matematika Babilonia Purbakala Penggalian-pengalian oleh ahli purbakala menemukan lebih daro 50.000 loh-loh dari daerah Nippur Mesopotamia. Diantara Loh-loh itu yang sudah dikenal terdapat kira- kira 300 loh-loh matematika berisi tabel-tabel matematika, dan Soal-soal Matematika. Kunci pemahaman akan prasasti ditemukan oleh beberapa ahli seperti Gratefend, Rawlinson tahun 1847 oleh Neugebaner dan Thureau. Dangin tahun 1935. Terdapat naskah-naskah matematika yang penanggalannya 2100 BC (Sebelum Masehi) dari masakejayaan sumarian yang tinggal di lembah sungai tigris dan eufrat. Perkembangan pesat kebudayaan sumarian pada masa rajaHammurabi dari dinasti Babilonia. Seiring dengan perkembangan kebudayaan terdapat naskah-naskah matematika dengan penanggalan kira-kira 1600 BC. Naskah-naskah yang lebih banyak dari penanggalan antara 600 sampai 300 BC pada masa kekaisaran Nebukadnesar.
Isi naskah-naskah matematika itu antara lain mengenal rekening-rekening, perjanjian utang-piutang, bunga uang, sistemukuran panjang, ukuran berat. Dari 300 loh-loh matematia babilonia terdapat 200 loh berisi daftar matematika. Daftar-daftar itu mengenai perkalian, kebalikan, memangkatkan. Naskah-naskah matematika itu menunjukan kemapuan mereka dalam ilmuperbintangan atau astronomi.
Matematika Mesir Purbakala Hasil Arkeologi yang terkait dengan matematika dapat disebut beberapa diantaranya : a) Di Museum Oxford terdapat suatu tongkat kerajaan Mesir dari penanggalan 3100 BC. Dalam tulisan hieroglif pada tongka itu terdapat bilangan jutaan dan ratusan ribu mengenai penyerbuan militer. b) Piramida Gizeh didirikan 2900 BC pasti menggunakan keterampilan teknik dan matematika. Bangunan itu didirikan diatas tanah seluas kira-kira 13 are (+ 1300 m2). Bangunan terdiri dari 2.000.000 bongkahan bata dengan rata-rata berat 2,5 ton setiap bongkahan. Atas Berbentuk bujur sangkaryang hampir sempurna. Hanya dengan kesalahan dan sudut sikunya hanya dengan kesalahan . Tercatat bahwa bangunan itu dibangun dan dikerjakan 100.000 orang pekerja selama 30 tahun namun hanya dengan kesalahan sekecil itu. Suatu keterampilan matematika yang amat menakjubkan. c) Papirus Moskow pada tahun 1930, Menggunakan sebanyaj 25 soal matematika dari penanggalan 1850 BC. d) Di Museum Berlin terdapat alat astronomi yang diawetkan dari penanggalan 1850 BC. e) Papirus Rhind (Hery Rhind) seorang ahli purbakala tentang mesir dan inggris menulis 85 soal matematika dari penanggalan 1650 BC. Papirus ini dapat dibaca di Museum Britis. Papirus Rhind dan Papirus Moskow adalah sumber utama mengenai Matematika Mesir Purbakala. f) Di Museum Berlin terdapat penanggalan matahari tertua dari penanggalan 1500 BC. g) Papirus Rollin yang berasal pada tahun 1350 BC sekarang diawetkan dimuseum Louvre berisi perhitungan-perhitunan rekening roti sebagai pemakaian bilangan- bilangan pada waktu itu. h) Papirus Harris dari 1107 BC suatu dokumen mengenai harta kekayaan disuatu kuil. Daftar yang dipersiapkan Ramses IV ketika menggantikan bapaknya Ramses III.
2. BASIS BILANGAN DARI BEBERAPA BANGSA PURBAKALA a. Konsep bilangan Cara paling primitif adalah dengan perkawanan satu-satu. Misalnya ia memiliki beberapa ekor ternak. Jari-jarinya dibengkokkan terhadap satu ekor ternak, jari-jari berikut dibengkokkan terhadap terna berikutnya. Maka terjadilah perkawanan satu-satu antara jari-jari dan ternaknya. Sehingga timbullah keinginan untuk mengucapkan perkawanan satu-satu itu. Abstraksi dari perkawanan satau-satu itulah akhirnya menjadi bilangan. Misalnya perkawanan satu-satu antara tiga ekor kambing dengan jari-jari tak perlu dibedakan dari perkawanan satu-satu antara tiga orang manusia dengan tiga simpul.
b. Sejarah Basis Bilangan Pada dasarnya konsep basis bilangan pada berbagai bangsa atau suku bangsa adalah sbb: sebut suatu basis 6 dipilih untuk menghitung. Maka nama-nama diberikanlah kepada: 1, 2, 3, ... , b. Pemberian nama kepada bilangan dalam basis itu tentu tergantung pula pada perbendaharaan kata dalam bahasa yang digunakan. Dalam basis sepuluh terdapatlah dalam berbagai bahasa nama bilangan untuk satu, dua, tiga, sampai sepuluh. Setelah lebih dari sepuluh terdapatlah penggabungan nama-nama itu. Misalnya sebelas dalam suatu bahasa, ein lifon artinya satu telah lewat, tiga belas yaitu tiga dan sepuluh, duapuluh dan seterusnya. Penduduk pribumi Queensland di Australia dengan basis bilangan dua. Dengan bahasa mereka diartikan, satu, dua, duaan dan satu untuk tiga, dua dua untuk empat, kemudian lebih dari empat dinamai banyak. Di Irian Barat masih ada suku Irian yang berhitung seperti itu. Suku pigmi di Afrika menghitung dengan bahasa mereka sebagai, a, oa, ua, oa-oa, oa-oa-a, dan oa-oa-oa untuk 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Di Amerika Selatan menghitung dengan basis empat. Pada zaman purbakala ada bangsa yang menggunakan basis duabelas, ternyata dari kata-kata selusin. Mungkin basis itu disesuaikan peredaran bulan yakni duabelas bulan dalam setahun, 12 inci adalah satu kaki, 12 ons adalah 1 pound, 12 pens adalah satu shilling. Basis duapuluh dipakai bangsa Indian Maya di Amerika dan juga bangsa keltik yang peninggalannya terdapat dalam bahasa perancis, misalnya menyatakan 80 adalah empat kali 20 (quatre-vingt) dll.
c. Bilangan-bilangan Tertulis atau Angka (a) Sistem kelompok menjumlah dari Mesir Menurut sejarahnya, angka yang paling awal dengan sistem ini adalah angka pada tulisan hieroglif Mesir purbakala kira-kira 3400 BC. Lambang-lambang bilangan Mesir purbakala itu adalah sbb:
Dengan sistem kelompok menjumlah pada tulisan hieroglif, misalnya 2314 dituliskan sebagai:
(b) Tulisan kelompok mengurang dari Babilonia Bilangan pada tulisan paku Babilonia purbakala mengikuti sistem kelompok menjumlah dan mengurang. Tulisan paku terdapat pada loh-loh diperkirakan 2000 BC. Basis yang dipakai adalah sepuluh. Lambang-lambang yang didapati pada loh-loh itu adalah: (c) Sistem Bilangan Gerik a. Angka Attik atau Herodianik Diperkirakan zaman keemasan Gerik purbakala antara tahun 600 BC 300 BC. Pada zaman itu terkenal ahli-ahli Matematika seperti Exodus 350 BC, Euclides, Archimedes, Apollonius antara 200 300 BC. Angka Attik memakai lambang: I=1; = 10; H = 10 2 ; X = 10 3 ; M = 10 4 . Selain lambang kelompok-kelompok itu terdapat lagi lambang untuk 5 yaitu sebagai huruf kuno, awal dari pente = lima. Contoh: 1988: 1000 + 500 + 4000 + 50 + 30 + 5 + 3 X HHHH b. Angka Ionik 1 2 3 4 5 6 7 zeta 8 9 10 20 kappa 30 40 50 nu 60 70 omicron 80 90 koppa 100 rho 200 sigma 300 tau 400 u upsilon 500 phi 600 chi 700 psi 800 omega 900 sampi
3. ARITMETIKA DAN GEOMETRI BABILONIA DAN MESIR PURBAKALA