You are on page 1of 9

ACARA II

UJI KUALITATIF PROTEIN


A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM.
1. Tujuan : Megidentifikasi protein secara kimia dengan mengenal sifat
pengendapan dan perubahan warna yang terjadi bila
ditambahkan senyawa tertentu.
2. Hari, tanggal : Selasa, 15 Desembar 2009.
3. Tempat : Laboratorium kimaia lantai II, Fakultas MIPA Universitas
Mataram.
B. LANDASAN TEORY.
Protein termasuk dalam senyawa yang terpenting dalam organisme hewan.
Sesuai dengan peranannya protein berasal dari kata proteos yang artinya pertama.
“Protein” adalah poliamina dan jika dihidrolisis protein menghasilkan asam-asam
amino hanya 20 asam amino yang ;azim kita temui dalam protein tumbuhan dan
hewan. Namun kedua puluh asam amino ini dapat dihubungkan dengan berbagi cara
membentuk otot, enzyme, dan lainya. Asam-aam amino yang terdapat pada protein
adalah asam α-aminokarboksilat. Variasi dalam struktur monomer-monomer ini
terjadi dalam rantai samping. Asa amino tidak selalu bersifat seperti senyawa-
senyawa organic. Titik leleh diatas 200oC, sedangkan kebanyakan senyawa organic
denga bobot molekul sekitar itu berupa cairan pada temperature kamar, asam amino
larut dalam pelarut air dan organic, tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar. Asam
amino memiliki moment dipole yang besar, juga mereka bersifat kurang asam
dibandingkan sebagian besar asam katrboksilat dan kuarang basa dibandingkan
sebagian besar senyawa amina yang lain (Fessenden, 1989: 363-364).
Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya.
Suatu protein memiliki arti bagi tubu apabila protein tersebut di dalam tubuh dapat
melakukan aktivitas biokimiawi yang menunjang kebutuhan tubuh. Aktivitas ini
banyak mengandung struktur dan konformasi protein yang tepat. Apabila konformasi
protein berubah, misalnya karena perubahan suhu, pH atau karena reaksi denga
senyawa lain, ion-ion logam maka aktivitas biokimianya akan berkurang. Enzim
merupaka suatu contoh protein memiliki aktifitas katalis reaksi di dalam tubuh. Ion
logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian enzim di
dalam tubuh, sehingga menyebabkan koagulasi atau pengumpalan (Poedjiadi, 1994:
118).
Peptide sederhana mengandung dua, tiga, empat, atau lebih residu asam
amino, masing-masing disebut dipeptida, tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya.
Peptide didapatkan dari hidrolisis rantai panjang suatu polipeptida (protein).
Sebagaimana asam amino, peptide memiliki pH isolistrik (pHI). Reaksi kimia peptide
disebabkan karena adanya gugus junh –NH2, R, dan –COOH. Seperti pada asam
amino, gugus -NH2 pada peptide dapat direaksikan dengan 2,4 dinitrofenil
florobenzene fenilisotianat dan gugus –COOH. Dapat diesterfikasi dengan dan
direduksi. Caa reaksi berwarna yang lain untuk pepetida dan protein tetapi tidak untuk
asam amino bebas, adalah reaksi biuret. Reaksi ini terjadi antara pepetida atau protein
dengan CuSO4 dan alkali, yang menghasilkan senyaw kompleks berwarna ungu
(Wirahardikusumah, 2008: 25-26).
Protein merupakan sebagian besar menu makanan manusia hamper
semuanya berasal dari proten biji, khususnya dari tanaman serealia seperti padi,
gandum, dan jagung. Slah stu tumbuhan yang memiliki kandungan protein adalah
Medicagu sativa l. Protein disini dapat dianalisa secara kualitatif dengan metode
sederhana sepet buret, xantoprotein, dan sebagainya (Parman, 2007: 38).

C. ALAT DAN BAHAN.


1. Alat-alat.
o Tabung reaksi.
o Pipet tetes.
o Gelas kimia
o Pemanas Air.
2. Bahan-bahan.
o Aquadest
o ZnSO4 encer
o CuSO4
o HgCl2
o H2SO4 pekat
o HNO3 pekat
o NH3
o CH3COOH 1 N
o NaOH 40%
o CuSO4 0,5%
o Reagen Molish.

D. PROSEDUR KERJA.
1. Persiapan Larutan Protein.
Telur
Diambil putihnya
Diencerkan hingga 100mL
Larutan protein
2. Uji protein dengan Pengendapan.
a. Pengendapan Dengan Logam Berat.
Larutan Protein.
+ ZnSO4/HgCl2/CuSO4
Mengendap
Dibagi dua

Endapan 1 Endapan 2
+ ZnSO4/HgCl2/CuSO4
Hasil 1 Hasil 2
b. Pengendapan oleh Asam.
3 mL HNO3 pekat
+ 3 mL Larutan protein.
Amati
Hasil
5 mL Larutan Protein.
+ 2 tetes CH3COOH 1N
∆ (pemanas air 5 menit)
Hasil
3. Uji Warna Protein.
a. Reaksi Biuret.
3 mL Lautan Protein.
+ 1 mL NaOH 40%
+ 1 tetes CuSO4
Warna Ungu
b. Reaksi Xantoprotein.
3 mL Larutan Protein
+ 1 mL HNO3 Pekat
Endapan
∆ (air mendidih)
Larutan Kuning
Didinginkan
Dibagi 2 tabung.

Tabung 1 Tabung 2
+ Amoniak
Hasil 1 Hasil 2
c. Reaksi Molish.
1 mL Larutan Protein.
+ 2 tetes α-Naftol
Dikocok
+ H2SO4 pekat
Terbentuk 2 Lapisan
(Cincin Ungu)

E. HASIL PENGAMATAN.
1. Uji Pengndapan dengan Ion Logam.
Hasil Pengamatan
NO Ion Logam
Tabung 1 Tabung 2
2+
1. Zn - larutan putuh keruh - Putih Keruh
- Endapan lebih banyak.
2. Cu 2+ - Larutan semakin pekat - Larutan putih keruh.
3. Hg 2+ - Larutan bening - Larutan keruh
- Endapan semakin Banyak - Endapan belum
terbentuk

2. Pengendapan dengan Asam.


NO Jenis asam Hasil Pengamatan
1. HNO3 Pekat - Terbentuk tiga lapisan, atas putih keruh, Hijau,
bawah Bening, Setelah di kocok endapan
Kuning, Berbau Menyengat.

3. Uji Warna Protein.


NO Nama Reaksi Hasil Pengamatan.
1. Reaksi biuret + NaOH = Larutan Bening.
+ CuSO4 = Larutan Ungu
2. Reaksi Xantoprotein + HNO3 pekat = Endapan putikh kekuning-kuningan.
∆ = Endapan kuning menggumpal.
Tabung 1 = warna tetap kuning
Tabung 2 = lebih kuning dari T1.
3. Reaksi Molish + α-naftol = Putih Keruh
+ H2SO4 = membentuk 2 lapisan, bawah hijau, atas
endapan putih.

F. ANALISIS DATA.
1. Persamaan Reaksi.
a. Reaksi Protein dengan Ion Logam.
O R
O
HN NH R
Protein + M
+
M
+

R HN NH
O
R O
b. Pengndapan dengan Asam.

+
+
Protein H Protein padat

c. Reaksi Biuret.

2Cu2+ + 2OH- CuO(s) + H2O


O R
O
HN NH R
Protein + Cu
2+
Cu
2+

R HN NH
O
R O

d. Reaksi Xantoprotein.

O O
O O
HN H- N
NH2 O NH2
+ HNO3
O
N
+

Endapan kuning
HO HO

e. Reaksi molish.
OH

R
OH
H2N
H2N
NH O + NH
O R OH
O +
OH
OH

H2SO4
H2N H2N
warna ungu
NH NH
O R O R OH
OH
G. PEMBAHASAN.
Protein merupakan unit penyusun utama tubuh. Protein juga merupakan
suatu polimer yang mempunyai monomer suatu asam amino. Asam amino sendiri
merupakan senyawa kimia yang mengandung 2 gugus fungsi yang berbeda. Maka dari
itu reaksi identifikasi suatu protein tidak jauh dari reaksi kedua gugus fungsi tersebut.
Salah satu identifikasi protein adalah dengan cara denaturasi protein
(perubhan struktur protein. Denaturasi protein ini dapat dilakukan dengan
penambahan asam atau ion logam berat (Poedjiadi, 1994). Pada praktikum kali ini kita
melakukan pengendapan dengan penambahan ion logam Zn, Cu, dan Hg. Masing-
masing menghasilkan endapan pada larutan protein. Dari semua ion logam, Hg
mengendapkan cukup banyak protein dari pada ion logan lainya. Hal ini disebabkan
karena kosentrasi larutan HgCl2 yang digunakan lebih besar dari yang lain. Selain itu
Hg merupakan logam berat. Pada dasarnya semua ion logam ini akan menghasilkan
gumpalan (endapan) pada larutan protein Karena ion logam ini akan membentuk
kompleks dengan protein dengan adanya gaya tarik antara gugus –NH- dengan ion
logam yang bermutatan positf..
Sedangkan untuk pengendapan dengan menggunkan asam, kita hanya
melakukan pengandapan menggunakan asam nitrat pekat. Hasil yang didapat berupa
endapan kuning setelah langsung di tambahkan asam nitrat pekat hal ini karena
protein mengalami denaturasi dengan dengan cara nitritasi pada gugus aromatiknya.
Selain itu juga aam juga merubah struktur protein dengan cara memberikan H+ pada
gugus –NH- sehingga membentuk –N+H2- .
Dalam pengujian protein elanjutnya dengan cara reaksi warna pada protein
dengan cara penambahan reagen tertentu. Reaki yang dilakukan pada praktikum ini
meliputi : reaksi biuret, reaksi xantoprotein, dan reaksi molish. Pada percobaan reaksi
biuret hasil yang didapat sedikit keruh dan larutan berwarna . kekeruhan itu karena
Cu2+ direduksi oleh protein menghasilkan endapan Cu2O, dan warna ungu bini di
sebabkan terbentuknya kompleks Cu2+ denga protein pada gugus asilnya.
Untuk selanjutnyaadalah uji protein dengan reaksi xantoprotein. Reaksi ini
diawali dengan penambahan HNO3 pekat pada larutan protein hasil yang terbentuk
berupa endapan kuning, setelah dipanaskan padatan tersebut menjadi larutan kuning.
Reaksi ini merupakan reaksi nitritasi pada gugus aromatic. Pada reaksi ini juga
terbentuk warna lebih kuning pada setelah di tambahkan dengan amoniak, hal ini
karena reaksi nitritasi pada protein semakin banyak terjadi. Uji ini positif pada protein
yang mengandung asam amino tirosin, fenilalanin, dan triftofan.
Untuk selanjutnya yaitu penguiian reaksi warna dengan reagen molish yaitu
α-naftol. Hail dari uji ini adalah terbentuknya cincin ungu. Cincin unggu ini
merupakan hasi kondensasi furfural atau m-furfural dari karbohidrat yang terkandung
di dalam putih telur. Selain itu juga terjadi reaksi pada gugus asil protein dengan α-
naftol, dan setelah di tambahkan H2SO4 hasil reaksi tersebut menjadi ion karena
adanya penambahan ion H+.

H. KESIMPULAN.
Dari hasil pengamatan, analisa dat, dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Pengendapan protein dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu penambahan ion
logam dan penambahan asam.
2. Penambahan asam menghasilkan endapan lebih banyak.
3. Uji kualitatif protein dapat dilakukan dengan cara penambahan reagen-reagan
tertentu seperti biuret, HNO3, dan molish.
4. Pada uji warna dengan biuret didapatkan hasil positif dengan terbentuknya
padatan merah bata (Cu2O), dan dan larutan ungu (kompleks protein dengan
Cu2+).
5. Pada uji warna dengan Xantoprotein didapatkan hasil positif dengan
terbentuknya larutan kuning.
6. Pada uji warna dengan molish didapatkan hasil positif dengan terbentuknya
cincin unggu antara lapisan bawah dengan atas.
DAFTAR PUSTAKA.

Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1989. Kimia Organik edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Parman, Sanjaya. 2007. Kandungan Protein dan Abu Tanaman Alfaalfa (Mediga
sativa L) setelah Pemupukan Biorisa. Bioma vol. 9: hal. 38 – 44.
Poedjiadi, Anna, dan F.M. Titin Supriyanti. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-
Press.
Wirahardikkusumah, Muhammat. 2008. Biokimia. Bandung: Penerbit ITB.

You might also like