You are on page 1of 17

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 7
MODUL 1

Tutor 1

: drg. Hidayati, MKM

Anggota

: Rafika Maulina

1311411012

Resty Dian Syafitri

1311411013

Wiwi Kardina Saputri

1311411017

Rima Yulianti

1311411020

Zieta Sakinah Emdi

1311411022

Siti Rahmah

1311411025

Betri Dilla Andani

1311411027

Chindy Jhonel Putri

1311419003

Triadelita Pusoppinan Saogo

1311419006

Rico Nelson Aurelius

1311419007

Yanetry Adriani

1311419012

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS

MODUL 1
KEKEBALAN TUBUH

Skenario 1 :
Benjolan Di Submandibula
Amir (25 tahun) sakit gigi sakit sejak 3 hari lalu dan tenggorokannya terasa sakit.
Amir takut karena timbulnya benjolan sebesar telur puyuh dibagian dasar mulut sebelah kiri
dan terasa sakit bila ditekan. Sore harinya segera Amir pergi ke dokter gigi.
Dokter gigi menjelaskan bahwa gigi 36 gangren, sedangkan benjolan di dasar mulut
dengan konsistensi kenyal karena adanya pembesaran kelenjar lymphe sebagai reaksi
pertahanan tubuh terhadap infeksi. Hal ini tidak boleh dianggap remeh karena jika tidak
ditangani dengan baik dapat mempengaruhi organ-organ lain termasuk organ yang berperan
dalam pembentukan kekebalan.
Bagaimana saudara menjelaskan masalah sistem kekebalan tubuh ini?

I.

Klarifikasi Terminologi
1. Gangren Kematian jaringan akibat kurangnya suplai darah
Keadaan gigi dimana jaringan pulpa sudah mulai mati sebagai
sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat lagi menahan
rangsangan.
2. Kelenjar lymphe Kelenjar yang berfungsi membunuh benda asing yang
masuk ke tubuh dengan cara fagositosis.
3. Sistem kekebalan tubuh Mekanisme yang melindungi tubuh dari benda
asing.
4. Infeksi Masuknya agen infeksi ke dalam tubuh.

II. Menentukan Masalah


1. Apa hubungan tenggorokan yang sakit terhadap kekebalan tubuh?
2. Apa hubungan gigi gangren dengan pembesaran kelenjar lymphe?
3. Apa saja contoh pertahanan tubuh pada infeksi?
4. Bagaimana respon imun terhadap infeksi yang terjadi?
5. Apa saja organ yang berperan pada sistem tubuh?
6. Faktor apa saja yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh?
7. Apa komponen sistem kekebalan tubuh?
8. Apa fungsi imun tubuh?
9. Apa saja yang berfungsi sebagai imunitas pada rongga mulut?
10. Apa saja kelainan pada sistem imun?

III. Identifikasi Masalah


1. - Adanya perlawanan terhadap organisme patogen dalam bentuk sistem
kekebalan tubuh
- Tenggorakan yang sakit bisa disebabkan oleh tonsil yang sedang inflamasi.

2. Pada gigi gangren terjadi infeksi oleh bakteri yang menyebabkan kelenjar
lymphe bereaksi untuk membentuk sel.

3. - Fagositosis
- Peningkatan suhu tubuh
- Pembentukan antibodi

4. - Sel membentuk antibodi


- Limfosit T menyerang patogen

5. a. Sumsum tulang, berfungsi untuk :


- Menghasilkan limfosit
- Sebagai fagosit
- Menggumpalkan darah
- Menguraikan senyawa
b. Timus, berfungsi untuk :
- Mensekresikan hormon timopoitein yang menyebabkan kekebalan pada sel
limfosit.
- Mematangkan sel limfosit sehingga menjadi sel limfosit T.
- Memberikan informasi kepada sel-sel limfosit agar mengenali karakteristik
khusus sel-sel tubuh
c. Limpa, berfungsi untuk :
- Menghancurkan sel-sel darah merah yang rusak, bakteri dan benda-benda
asing di dalam darah
- Menghasilkan limfosit dan antibodi
d. Tonsil, berfungsi untuk :
- Melawan infeksi di sistem pernapasan bagian atas dan faring
e. Nodus Limfa, berfungsi untuk :
- Membersihkan limfa dari patogen-patogen

6. Internal : Jumlah sel B, usia, nutrisi, dan penyakit metabolik


Eksternal : Suhu, genetik, dan obat-obatan

7. Antibodi : diransang oleh antigen yang masuk


Antigen : substansi yang dilawan oleh antibodi

8. - Sebagai fungsi pertahanan


- Sebagai homeostasis
- Fungsi pengawasan dini

9. - Membran mukosa
- Kelenjar saliva
- Jaringan limfoid
- Tonsila palatina dan lingualis

10. - HIV
- Alergi > keadaan yang abnormal, bersifat khusus, berkontak, alergan, dapat
diturunkan, dapat berakibat fatal bila tidak segera diobati, dan dapat
menyebabkan gangguan emosi
- Penyakit autoimun, yaitu kegagalan daya diskriminasi endogen

IV. Skema
Amir (25 tahun)

Gigi gangren

Adanya pembesaran kelenjar lymphe

Sistem imun tubuh

Komponen dan organ


yang berperan
Dasar imunologi

V.

Respon dan
mekanisme

Fungsi sistem imun

Sistem imun
pada
rongga mulut

Kekebalan aktif
dan
kekebalan pasif

Kelainan pada
sistem imun

Menetukan Tujuan Pembelajaran


1.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dasar imunologi.

2.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang komponen dan organ yang
berperan dalam sistem kekebalan tubuh.

3.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang fungsi sistemkekebalan tubuh.

4.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang respon dan mekanisme sistem
kekebalan tubuh.

5.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang kekebalan aktif dan kekebalan
pasif pada sistem kekebalan tubuh.

6.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang sistem kekebalan tubuh pada
rongga mulut.

7.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang kelainan pada sistem kekebalan
tubuh.

VI. Pembahasan Tujuan Pembelajaran


1. Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan
keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai
bahan dalam lingkungan hidup.
Pertahanan tersebut terdiri atas sistem imun alamiah atau non spesifik (natural/innate)
dan sistem imun dapatan atau spesifik (adaptive/acquired).
- Sistem imun nonspesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi
serangan berbagai mikroorganisme, sehingga dapat memberikan respon langsung
terhadap antigen, sedangkan sistem imun spesifik membutuhkan waktu untuk
mengenal antigen terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responnya.
- Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap
asing bagi dirinya. Oleh karena itu sistem tersebut hanya dapat menghancurkan
mikroorganisme yang telah dikenal sebelumnya.
Antigen
Antigen adalah bahan yang dapat bereaksi dengan produk respon imun dan merupakan
sasaran dari respon imun. Epitop atau determinan antigen adalah bagian antigen yang
dapat menginduksi pembentukan antibodi dan dapat diikat dengan spesifik oleh bagian
dari antibodi.
Antibodi
Antibodi merupakan protein yang dapat bereaksi dengan antigen. Antibodi disebut juga
sebagai immunoglobulin. Setiap molekul antibodi memiliki dua bagian, yaitu bagian
untuk berikatan dengan antigen dan bagian yang strukturnya menerangkan kelompok
antibodi. Terdapat 5 jenis kelompok antibodi:
Ig M yaitu antibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu
antigen. Contohnya, jika seorang anak menerima vaksinasi tetanus I, maka 10-14 hari
kemudian akan terbentuk antibodi antitetanus IgM (respon antibodi primer). IgM
banyak terdapat di dalam darah tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan di dalam
organ maupun jaringan.
Ig G merupakan jenis antibodi yang paling umum, yang dihasilkan pada pemaparan
antigen berikutnya. Contohnya, setelah mendapatkan suntikan tetanus II (booster),
maka 5-7 hari kemudian seorang anak akan membentuk antibodi IgG.Respon antibodi
sekunder ini lebih cepat dan lebih berlimpah dibandingkan dengan respon antibodi
primer. IgG ditemukan di dalam darah dan jaringan. IgG merupakan satu-satunya
antibodi yang dapat masuk melalui plasenta dari ibu ke janin di dalam kandungannya.

IgG ibu melindungi janin dan bayi baru lahir sampai sistem kekebalan bayi bisa
menghasilkan antibodi sendiri.
Ig A adalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh
terhadp masuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir,
yaitu hidung, mata, paru-paru dan usus. IgA ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh
(pada saluran pencernaan, hidung, mata, paru-paru, ASI).
Ig E adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut (reaksi alergi segera).
IgE penting dalam melawan infeksi parasit (misalnya river
blindness dan skistosomiasis), yang banyak ditemukan di negara berkembang.
Ig D adalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam
darah. Fungsinya belum sepenuhnya dimengerti.

2. Organ yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh :


a. Sumsum Tulang
Sumsum tulang merupakan pabrik pembuatan sel-sel penting bagi tubuh. Di dalam
sumsum tulang dihasilkan berbagai jenis sel yang berperan dalam pertahanan tubuh.
Sejumlah sel yang dihasilkan oleh sumsum tulang berperan dalam sel-sel fagosit,
sebagian berperan dalam penggumpalan darah, dan sebagian lagi berperan dalam
penguraian senyawa.
b. Kelenjar Timus
Di dalam kelenjar timus, limfosit T dibentuk dan mendapat semacam pelatihan
yang berupa transfer informasi. Informasi ini berguna untuk mengenali karakteristik
khusus sel-sel tubuh. Di sini limfosit dilatih untuk mengenal identitas sel-sel di
dalam tubuh dan diprogram untuk membentuk antibodi melawan mikroorganisme
spesifik.
Terakhir limfosit tersebut meninggalkan timus. Ketika limfosit bekerja dalam tubuh,
mereka tidak menyerang sel-sel yang identitasnya telah dikenali.
c. Limpa
Fungsi utama limpa adalah menghancurkan sel-sel darah merah yang rusak, bakteri,
dan benda-benda asing dalam darah serta menghasilkan limfosit dan antibodi.
Limfosit yang telah dibuat di limpa akan mengikuti aliran darah.
d. Tonsil
Tonsil berperan dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi (sebagai penghasil
limfosit) yang dapat tersebar dari hidung, mulut, dan tenggorokan.

Komponen yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh :

- Makrofag berfungsi untuk memakan mikrooorganisme, kompleks antibodi, dan


bahan-bahan lain dengan struktur yang serupa dengan antigen.
- Sel B berfungsi untuk memproduksi protein yang disebut dengan antibodi.
- Sel T berfungsi untuk mengidentifikasi sel-sel musuh.

3. - Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit dengan menghancurkan dan


menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh.
- Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.
- Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.

4. Immune Deficiency Conditions: adalah kelompok besar penyakit sistem kekebalan


tubuh yang terdiri dari berbagai macam penyakit yang menekan sistem kekebalan
tubuh. Penyebab Immune Deficiency Conditions didasari oleh penyakit kronis.
Gejala-gejala dari Immune Deficiency Conditions adalah sama dengan penyakit apa
yang mendasarinya.
SCID: SCID adalah gangguan sistem kekebalan tubuh yang diturunkan. Penyebab
SCID adalah serangkaian kelainan genetik, terutama dari kromosom X. Beberapa
jenis infeksi yang berulang umum terjadi pada orang yang menderita SCID. Selain itu,
penderita juga rentan terhadap meningitis, pneumonia, campak, cacar air, candida
oral, cold sores, kelainan darah, dll. Penyakit sistem kekebalan tubuh SCID pada
anak-anak akan mulai terlihat dalam 3 bulan pertama kelahiran.
AIDS: AIDS dianggap sebagai penyakit menular seksual yang paling mengancam
jiwa, yang dapat ditularkan melalui kontak fisik(seksual), transfusi darah, berbagi
jarum suntik, dan sejenisnya. Kemungkinan bertahan hidup pada pasien AIDS bisa
ditingkatkan, setelah didiagnosis dan menjalani perawatan. Penyakit Sistem kekebalan
tubuh AIDS akan membuat penderita rentan pilek dan flu, dan yang serius seperti
pneumonia dan kanker.
Alergi: Alergi bisa didefinisikan sebagai respon sistem kekebalan yang berlebih
terhadap zat yang umumnya tidak berbahaya. Ada banyak alergen, seperti serbuk
sari, spora jamur, getah karet, dan makanan tertentu seperti kacang atau obat-obatan

seperti penisilin. Dalam banyak kasus, ada lebih dari satu alergen yang merangsang
reaksi alergi. Sementara itu gejala alergi sering merupakan masalah ringan, dan
bantuan medis sangat disarankan untuk mendiagnosis dasar penyebabnya.
Anafilaksis: Anafilaksis adalah bentuk alergi yang serius dan ekstrim. Dalam kondisi
ini, alergen seperti makanan, obat-obatan, atau gigitan serangga, bertindak bisa
memicu dan menyebabkan serangkaian gejala fisik yang tidak menyenangkan
seseorang. Ruam gatal, tenggorokan bengkak, dan penurunan tekanan darah, adalah
beberapa gejala umum anafilaksis. Anafilaksis dapat menyebabkan situasi darurat,
jika tidak didiagnosis dan diobati pada waktunya.
Asma: Asma adalah gangguan paru-paru kronis, yang disebabkan karena peradangan
pada saluran udara. Alergen, iritasi atau bahkan stimulan seperti aktivitas fisik dapat
memicu peradangan dan menyebabkan berbagai ketidaknyamanan dalam diri
seseorang. Gejala-gejala asma meliputi batuk, sesak napas, sesak dada, dll
Penyakit autoimun: Penyakit autoimun adalah kelompok gangguan sistem kekebalan
tubuh, dimana sel-sel sistem kekebalan tubuh salah menafsirkan sinyal, dan mulai
menyerang sel-sel tubuh itu sendiri. Penyakit autoimun menyebabkan bahaya bagi
kesehatan yang serius. Penyakit autoimun bisa dianggap sebagai kategori yang sama
sekali berbeda dengan gangguan kekebalan tubuh.
Chediak-Higashi Syndrome: Sindrom Chediak-Higashi adalah autosomal resesif
gangguan langka yang disebabkan oleh mutasi pada Lyst (lisosomal Trafficking
Regulator) gen. Sindrom ini mempengaruhi semua organ utama tubuh, dan
menghentikan fungsinya. Hal ini merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh dan
membuatnya tidak efektif lagi terhadap mikro-organisme dan bakteri lainnya. Mereka
yang menderita penyakit ini ditandai melalui infeksi yang terjadi secara berulang.
Transplantasi sumsum tulang merupakan pilihan pengobatan yang paling efektif dan
sukses untuk pasien sindrom Chediak-Higashi. Vitamin juga bisa diresepkan untuk
membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, namun jika kondisi pasien tidak
terlalu parah.
Common Immunodeficiency Variable: adalah ketika tingkat atau jumlah antibodi
rendah dalam tubuh. Gangguan ini kebanyakan ditemukan pada orang dewasa. Hal ini
isa terjadi setelah kelahiran, namun gejalanya tak akan terlihat sampai seseorang
memasuki usia dua puluhan. Gejala termasuk infeksi bakteri dari telinga, sinus,

bronkus, dan paru-paru. Bengkak nyeri sendi pada lutut, pergelangan kaki, siku atau
pergelangan tangan adalah gejala umum dari kondisi ini. Beberapa pasien mungkin
melaporkan mengalami pembesaran kelenjar getah bening atau limpa.
Hay Fever: atau demam Hay sangat mirip dengan alergi, dan disebabkan oleh
partikulat udara seperti serbuk sari, spora jamur, atau bahkan bulu binatang. Hal ini
juga disebut dengan alergi rhinitis dan kini telah mempengaruhi jutaan orang. Gejala
kondisi demam hay meliputi, hidung meler, mata berair, bersin-bersin dll, yang sangat
mirip dengan flu. Gejala akan timbul selama Anda kontak dengan alergen.
Hives: Hives adalah respon kulit terhadap wabah alergen. Alergen dalam hal ini
adalah makanan atau kontak dengan tanaman tertentu. Hives berkembang pada
permukaan kulit, sebagai reaksi terhadap alergen. Penyakit ini menimbulkan rasagatal, dan berbentuk bulat, atau mendatar. Terlepas dari kulit gatal, gejala lainnya
termasuk pembengkakan bibir, lidah, dan wajah.
HTLV: Human T-cell lymphotropic viruses (retroviruses) dan HTLV-II, adalah
masalah serius yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia. Hal ini adalah
yang paling umum dialami oleh kalangan pengguna narkoba dan orang-orang dengan
kehidupan seks bebas. Orang dengan ulkus kelamin dan riwayat sifilis juga rentan
terhadap HTLV. Modus penularan HTLV adalah melalui hubungan seksual, transfusi
darah, atau selama kehamilan.
Hyper-IgE Syndrome: Hyperimmunoglobulin E syndrome atau sindrom Job adalah
sekelompok

gangguan

kekebalan

tubuh.

Kondisi

ini

ditandai

oleh

infeksi staphylococcus berulang disertai dengan ruam kulit yang mirip dengan eksim.
Ini adalah kelainan genetik, di mana ia dapat menjadi dominan atau resesif bila
diturunkan.
Hyper-IgM Syndrome: Hyper IgM adalah penyakit penurunan imunitas langka.
Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh gagal untuk menghasilkan dua jenis
antibodi yaitu IgA dan IgG. Penyebab penyakit ini adalah gen di T-sel yang rusak.
Karena kecacatan ini, sel B tidak mendapatkan sinyal untuk menghasilkan antibodi
IgA dan IgG, dan dengan demikian akan terus memproduksi antibodi IgM.
Penurunan imunitas primer (Primary Immune Deficiency): penyakit penurunan
imunitas primer ini adalah sekelompok penyakit sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh kelainan genetik. Dalam hal ini, orang yang dilahirkan dengan sistem

kekebalan tubuh yang rusak. Gejala-gejala dan efek penyakit ini sama dengan AIDS,
tapi tidak seperti AIDS, karena penyebabnya tidak diperoleh seperti AIDS.
Selective IgA Deficiency: Ini adalah penurunan imun khusus, di mana sistem
kekebalan tubuh gagal menghasilkan antibodi tipe IgA. Antibodi ini bertugas
melindungi tubuh terhadap infeksi pada selaput lendir yang melapisi mulut dan
saluran pencernaan. Jelas, tanpa adanya antibodi ini, tubuh akan terkena beberapa
infeksi pada selaput lendir.
Alergi Kulit: alergi kulit mirip dengan alergi lain, di mana hanya merespon
imunologi yang melalui kulit. Respon Alergi kulit ini diperburuk oleh sistem
kekebalan tubuh terhadap zat berbahaya tertentu. Bentuk Alergi kulit ditandai dengan
warna merah, gatal kulit di mana yang mengalami lesi.
X-Linked agammaglobulinemia: adalah bentuk kelainan genetik, di mana
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi terhambat. Sistem kekebalan tubuh tidak
cukup memproduksi antibodi untuk memerangi infeksi. Tentu saja pada akhirnya
tubuh menjadi bulan-bulanan sejumlah besar infeksi.
5. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang muncul karena tubuh organisme membentuk
antibodi sendiri akibat infeksi antigen tertentu. Kekebalan aktif terbagi 2, yaitu:
Kekebalan aktif alami : contohnya adalah kekebalan yang didapatkan setelah
seseorang mengalami penyakit cacar.
Kekebalan aktif dapatan : contohnya adalah kekebalan yang didapatkan setelah
seseorang diberikan vaksin polio yang berasal virus polio yang telah dilemahkan.
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari antibodi yang dimasukkan ke
dalam tubuh.
Kekebalan pasif alami : contohnya adalah antibodi yang didapatkan oleh janin
melalui plasenta sang ibu.
Kekebalan pasif buatan : contohnya adalah antibodi siap pakai yang dimasukkan
ke dalam tubuh.
6. Membran mukosa

Barier protektif mukosa mulut terlihat berlapis-lapis terdiri atas air liur pada
permukaannya, lapisan keratin, lapisan granular, membrane basal, dan komponen
seluler serta humoral yang berasal dari pembuluh darah. Komposisi jaringan lunak
mulut merupakan mukosa yang terdiri dari skuamosa yang karena bentuknya, berguna

sebagai barier mekanik terhadap infeksi. Mekanisme proteksi, tergantung pada


deskuamasinya yang konstan sehingga bakteri sulit melekat pada sel-sel epitel dan
derajat keratinisasinya yang mengakibatkan epitel mukosa mulut sangaat efisien
sebagai barier.
Saliva
Sekresi saliva merupakan perlindungan alamiah karena fungsinya memelihara jaringa
keras dan lunak rongga mulut agar tetap dalam keadaan fisiologis. Saliva yang
disekresika oleh kelenjar parotis, sub mandibularis dan beberapa kelenjar saliva kecil
yang tersebar dibawah mukosa, berperan dalam membersihkan rongga mulut dari
debris dan mikroorganisme selain bertindak sebagai pelumas pada saat mengunyah
dan berbicara .
Air liur disekresikan oleh kelenjar parotis, submandibularis, submaksilaris, dan
beberapa kelenjar ludah kecil pada permukaan mukosa. Aliran air liur sangat berperan
dalam membersihkan rongga mulut dari mikroorganisme. Dalam hal ini, air liur
bertindak sebagai pelumas aksi otot lidah, bibir, dan pipi. Aliran liur akan mencuci
permukaan mukosa mulut sedangkan sirkulasi darah sub-epitel bertindak sebagai
suplemen paada batas jaringan lunak daan keras melalui cairan celah gusi.
Celah gusi
Pengetahuan tentang struktur dan fungsi epitel jungsional yang terletak pada celah
gusi, berguna untuk memahami hubungan biologic antara komponen vaskuler dan
struktur periodontal. Epitel ini mempunyai dua lamina basalis, satu melekat pada
jaringan konektif dan yang lainnya pada permukaan gigi. Polipeptida keratin pada
epitel junctional berbeda pada keratin epitel sirkular. Perbedaan ini menunjukkan
bahwa diantara keduanya funsinya juga berbeda.
Nodus Limfatik
Jaringan lunak rongga mulut berhubungan dengan nodus limfatik ekstra oral dan
agregasi intra oral. Kapiler limfatik yang terdapat pada permukaan mukosa lidah,
dasar mulut, palatum pipi, dan bibir mirip yang berasal dari gingival dan pulpa gigi.
Kapiler ini bersatu membentuk pembuluh limfatik besar dan bergabung dengan
pembuluh limfatik yang berasal dari bagian dalam otot lidah dan struktur lainnya.

Didalam rongga mulut terdapat tonsil palatel, lingual dan faringeal yang banyak
mengandung sel B dan sel T.
7. Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh
Apabila

tubuh

mendapatkan

serangan

dari

benda

asing

maupun

infeksi

mikroorganisme (kuman penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem kekebalan
tubuh akan berperan dalam melindungi tubuh dari bahaya akibat serangan tersebut.
Ada beberapa macam imunitas yang dibedakan berdasarkan cara mempertahankan
dan berdasarkan cara memperolehnya. Berdasarkan cara mempertahankan diri dari
penyakit, imunitas dibedakan menjadi dua, yaitu imunitas nonspesifik dan imunitas
spesifik. Adapun berdasarkan cara memperolehnya dibedakan menjadi kekebalan
aktif dan kekebalan pasif. Berikut ini akan dibahas jenis-jenis kekebalan satu persatu
dan proses pembentukan antibodi. Gambar 11.1 di bawah ini akan memperjelas
tentang lapisan pertahanan yang dilakukan oleh tubuh.
1. Imunitas Nonspesifik
Pertahanan tubuh terhadap serangan (infeksi) oleh mikroorganisme telah dilakukan
sejak dari permukaan luar tubuh yaitu kulit dan pada permukaan organ-organ dalam.
Tubuh dapat melindungi diri tanpa harus terlebih dulu mengenali atau menentukan
identitas organisme penyerang. Imunitas nonspesifik didapat melalui tiga cara berikut.
a. Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Organ Tubuh
Tubuh memiliki daerah-daerah yang rawan terinfeksi oleh kuman penyakit berupa
mikroorganisme, yaitu daerah saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Saluran
pencernaan setiap hari dilewati oleh berbagai macam makanan dan air yang diminum.
Makanan tersebut tidak selalu terbebas dari kuman penyakit baik berupa jamur
maupun bakteri sehingga terinfeksi melalui saluran pencernaan kemungkinannya
tinggi.
b. Pertahanan dengan Cara Menimbulkan Peradangan (Inflamatori)
Mikroorganisme yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian permukaan organ
dapat menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan
pertahanan dengan memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi
mengeluarkan senyawa kimia histamin dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akan

menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah di daerah yang terinfeksi. Hal ini akan
menaikkan aliran darah ke daerah yang terkena infeksi. Akibatnya daerah terinfeksi
menjadi berwarna kemerahan dan terasa lebih hangat. Apabila kulit mengalami luka
akan terjadi peradangan yang ditandai dengan memar, nyeri, bengkak, dan
meningkatnya suhu tubuh. Jika luka ini menyebabkan pembuluh darah robek maka
mastosit akan menghasilkan bradikinin dan histamin. Bradikinin dan histamin ini akan
merangsang ujung saraf sehingga pembuluh darah dapat semakin melebar dan bersifat
permeabel. Kenaikan permeabilitas kapiler darah menyebabkan neutrofil berpindah dari
darah ke cairan luar sel. Neutrofil ini akan menyerang bakteri yang menginfeksi sel.
Selanjutnya, neutrofil dan monosit berkumpul di tempat yang terluka dan mendesak
hingga menembus dinding kapiler. Setelah itu, neutrofil mulai memakan bakteri dan
monosit berubah menjadi makrofag (sel yang berukuran besar). Makrofag berfungsi
fagositosis dan merangsang pembentukan jenis sel darah putih yang lain.
c. Pertahanan Menggunakan Protein Pelindung
Jenis protein ini mampu menghasilkan respons kekebalan, di antaranya adalah
komplemen. Komplemen ini dapat melekat pada bakteri penginfeksi. Setelah itu,
komplemen menyerang membran bakteri dengan membentuk lubang pada dinding sel
dan membran
plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+ keluar dari sel bakteri, sedangkan cairan
serta garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke dalam tubuh bakteri. Masuknya
cairan dan garam ini menyebabkan sel bakteri hancur.
2. Imunitas Spesifik

Imunitas spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik. Antigen
merupakan substansi berupa protein dan polisakarida yang mampu merangsang
munculnya sistem kekebalan tubuh (antibodi). Mikrobia yang sering menginfeksi tubuh
juga mempunyai antigen. Selain itu, antigen ini juga dapat berasal dari sel asing atau sel
kanker. Tubuh kita seringkali dapat membentuk sistem imun (kekebalan) dengan
sendirinya. Setelah mempunyai kekebalan, tubuh akan kebal terhadap penyakit tersebut
walaupun tubuh telah terinfeksi beberapa kali. Sebagai contoh campak atau cacar air,
penyakit ini biasanya hanya menjangkiti manusia sekali dalam seumur hidupnya. Hal
ini karena tubuh telah membentuk kekebalan primer. Kekebalan primer diperoleh dari
B limfosit dan T limfosit. Adapun imunitas spesifik dapat di peroleh melalui

pembentukan antibodi. Antibodi merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel
darah putih.

DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja,Karnen Garna. Imunologi Dasar. 2001. Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia
Bellantio JA. Immunologi III. Alih bahasa. Sahamik Wahab, Noerhajati Soeripto.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1998:3-18
Suroto RI, Ruslijanto R. Diagnosis Penyakit Melalui Saliva. Majalah Kedokteran Gigi
USAKTI 2000:40 : 10-7

You might also like