You are on page 1of 16

1

PENGARUH LIMBAH TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN MANGROVE

Disusun oleh :
KELOMPOK 4
ARNUDIN

230210110044

ANGGA MEIDIA P

230210110049

HERI ABRIANTO

230210110050

M. HARIZA

23021011006

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2012

LATAR BELAKANG

Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman pantai, estuari atau


muara sungai, dan delta di tempat yang terlindung daerah tropis dan sub tropis.
Dengan demikian maka mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di antara
daratan dan lautan dan pada kondisi yang sesuai mangrove akan membentuk hutan
yang ekstensif dan produktif.Karena hidupnya di dekat pantai, mangrove sering juga
dinamakan hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau. Istilah
bakau itu sendiri dalam bahasa Indonesia merupakan nama dari salah satu spesies
penyusun hutan mangrove yaitu Rhizophora sp. Sehingga dalam percaturan bidang
keilmuan untuk tidak membuat bias antara bakau dan mangrove maka hutan
mangrove sudah ditetapkan merupakan istilah baku untuk menyebutkan hutan yang
memiliki karakteristik hidup di daerah pantai.
Meskipun tumbuhan mangrove telah beradaptasi dengan sangat baik, untuk
dapat bertahan hidup dan berkembang di habitat yang anaerobik, namun dalam taraf
tertentu dapat mengalami penurunan ketahanan. Penurunan ketahanan ini bisa
disebabkan oleh pencemaran. Sebelumnya pengertian akut adalah pencemaran yang
terjadi dalam skala besar dan dalam waktu yang singkat. Contohnya, pencemaran
akibat tumpahan minyak dari kapal tangker yang bocor ataupun mengalami
kecelakaan di laut. Sedang kronik adalah pencemaran yang terjadi dalam volume
kecil namun berlangsung menerus dalam jangka waktu lama, misalnya pencemaran
limbah rumah tangga.
Diungkapkan beberapa pencemaran dan dampaknya terhadap pertumbuhan
mangrove.
1. Minyak/Senyawa Hidrokarbon
Dampak pencemaran minyak terhadap lingkungan laut telah mendapat banyak
sorotan, terutama yang berkategori akut. Penyebab kerusakan dari cemaran minyak
terhadap komunitas mangrove lebih mengarah ke gangguan fisik. Dalam pencemaran
minyak yang akut, lapisan minyak menutup seluruh sistem perakaran mangrove,

sehingga terjadi penyumbatan total lentisel-lentisel pada akar napas. Akibatnya,


pertukaran gas CO2 di mulut-mulut lentisel itu terputus. Jika hal itu terjadi maka
tumbuhan mangrove yang bersangkutan akhirnya mati.
Menurut Citron & Schaefer-Novelli (1982), tanda-tanda pertama yang diperlihatkan
oleh tumbuhan mangrove yang mengalami pencemaran berat oleh minyak adalah
gugur daun. Gugur daun ini dapat terjadi penuh atau parsial, bergantung pada jumlah
minyak yang terperangkap di antara akar dan batang pohon ataupun yang meresap di
substrat.
2. Limbah Air Panas
Hasil penelitian para ahli memperoleh gambaran bahwa pada dasarnya tumbuhan
mangrove tidak terlalu rentan terhadap pencemaran limbah panas.
3. Limbah Cair
Termasuk dalam limbah cair adalah limbah rumah tangga, limbah industri dan limbah
pertanian. Umumnya limbah-limbah tersebut mengandung sisa-sisa zat yang dapat
mencemari lingkungan ataupun sisa-sisa zat hara yang dapat berfungsi sebagai
nutrient bagi tumbuhan hijau. Dalam konsentrasi kecil zat-zat tersebut tidak
berbahaya akan tetapi proses akumulasi dapat meningkatkan konsentrasi sehingga
dapat membahayakan lingkungan maupun organisme yang hidup di dalamnya. Untuk
meniadakan atau memperkecil dampak negatif, limbah cair perlu diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke sungai atau ke laut.

IDENTIFIKASI MASALAH
Di suatu perairan yang tercemar limbah pabrik, hari demi hari biota yang
hidup di sungai tersebut populasinya berkurang karena pertumbuhannya kurang
Dari pernyataan tersebut dapat teridentifikasi masalahnya yakni:
1. Mengidentifikasi perhitungan pertumbuhan mangrove yang hidup di perairan
tercemar limbah?
2. Mengidentifikasi perhitungan pertumbuhan mangrove yang hidup di perairan
yang tidak tercemar limbah?
3. Menghitung laju pertumbuhan populasi mangrove yang hidup di perairan
tercemar?

PEMBAHASAN

1. Jumlah limbah pabrik yang masuk ke perairan selama 12 tahun

keterangan
Y(t)

= jumlah limbah yang dibuang ke perairan x selama t


= Kualitas air di perairan x akibat limbah

= Waktu pembuangan limbah

perhitungan

[ 122-0]

= 72
Jadi, jumlah akumulasi limbah selama 12 tahun adalah 72
bahwa Kualitas air akibat limbah, adalah :
7

= 12 t

sehingga dapat diketahui

= t

Misalkan Kualitas perairan mempengaruhi laju pertumbuhan mangrove maka:


Q = Vm

Jumlah Pertumbuhan mangrove karena adanya limbah pabrik saja selama 12 tahun

= [ .(12)3-0]
= 98
2. Jumlah limbah yang masuk ke perairan x akibat pembuangan dari limbah
pabrik + limbah rumah tangga selama 12 tahun.

keterangan

Y(t)

= jumlah limbah yang dibuang ke perairan x selama t


= Kualitas air di perairan x akibat limbah

= Waktu pembuangan limbah

perhitungan

[ 123-0]

= 576
Jadi, jumlah akumulasi limbah selama 12 tahun adalah 576

sehingga dapat

diketahui bahwa Kualitas air akibat limbah adalah :


576

= 12 t

Misalkan Kualitas perairan mempengaruhi laju pertumbuhan mangrove maka:


Q = Vm

Maka, Jumlah Pertumbuhan mangrove selama 12 tahun :

Keterangan:
= Jumlah Pertumbuhan mangrove selama t tahun
Vm
t

= Laju pertumbuhan mangrove


= Waktu pertumbuhan mangrove

Jumlah Pertumbuhan mangrove karena adanya limbah pabrik saja selama 12 tahun

=[

.(12)3-0]

= 12

3. Jumlah limbah yang masuk ke perairan x akibat pembuangan dari limbah


pabrik + limbah rumah tangga + limbah pengolahan ikan oleh nelayan
selama 12 tahun.

keterangan
Y(t)

= jumlah limbah yang dibuang ke perairan x selama t


= Kualitas air di perairan x akibat limbah

= Waktu pembuangan limbah

perhitungan

[ 124-0]

= 5184
Jadi, selama 12 tahun adalah 5184
akibat limbah selama 1 tahun adalah :
5184

= 12 t

sehingga dapat diketahui bahwa Kualitas air

10

Misalkan Kualitas perairan mempengaruhi laju pertumbuhan mangrove maka:


Q = Vm

Jumlah Pertumbuhan mangrove selama 12 tahun

Keterangan:
= Jumlah Pertumbuhan mangrove selama t tahun
Vm
t

= Laju pertumbuhan mangrove


= Waktu pertumbuhan mangrove

Jumlah Pertumbuhan mangrove karena adanya limbah pabrik saja selama 12 tahun

11

=[

.(12)3-0]

= 1,33
4. Jumlah limbah yang masuk ke perairan x akibat pembuangan dari limbah
pabrik + limbah rumah tangga + limbah pengolahan ikan oleh nelayan +
limbah pertanian selama 12 tahun.

keterangan
Y(t)

= jumlah limbah yang dibuang ke perairan x selama t


= Kualitas air di perairan x akibat limbah

= Waktu pembuangan limbah

perhitungan

[ 125-0]

12

= 49.766,4

49.766

Jadi, selama 12 tahun adalah 49.766

sehingga dapat diketahui bahwa Kualitas air

akibat limbah selama 1 tahun adalah :


49.766

= 12 t

Misalkan Kualitas perairan mempengaruhi laju pertumbuhan mangrove maka:


Q = Vm
Jumlah Pertumbuhan mangrove selama 12 tahun

Keterangan:
= Jumlah Pertumbuhan mangrove selama t tahun
Vm
t

= Laju pertumbuhan mangrove


= Waktu pertumbuhan mangrove

Jumlah Pertumbuhan mangrove karena adanya limbah pabrik saja selama 12 tahun

13

=[

.(12)3-0]

= 0,14
Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa limbah
yang masuk ke perairan x mempengaruhi kualitas perairan atau kualitas perairan
semakin menurun selama 12 tahun. Apabila terjadi penambahan pembuangan limbah
dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga

ke peraiaran x akan sangat

mempengaruhi kualitas perairan. Hal tersebut ditunjukan pada perhitungan diatas ,


yaitu saat terjadi pembuangan limbah oleh pabrik dan rumah tangga akan
menghasilkan jumlah pertumbuhan mangrove selama 12 tahun sebesar 12 dan nilai
tersebut jauh menurun saat terjadi pembuangan limbah oleh pabrik saja, yaitu sebesar
98. Berdasarkan nilai yang telah diperoleh, maka akibat adanya peningkatan
pembuangan limbah oleh pabrik dan rumah tangga akan menyebabkan penurunan
jumlah pertumbuhan mangrove sebesar 86 dari jumlah pertumbuhan mangrove
apabila terjadi pembuangan hanya oleh pabrik selama 12 tahun.
Nilai tersebut makin menurun akibat adanya bertambahnya pembuangan limbah
yaitu, dari limbah pabrik + limbah rumah tangga + limbah pengolahan ikan yang
mengakibatkan jumlah pertumbuhan mangrove menjadi 1 atau mengalami penurunan
97 dari jumlah mangrove saat terjadi pembuangan hanya oleh pabrik dan mengalami

14

penurunan 11 dari jumlah mangrove saat terjadi pembuangan hanya oleh pabrik dan
rumah tangga.
Dan pada saat pembuangan limbah dari limbah pabrik + limbah rumah tangga +
limbah pengolahan ikan + limbah pertanian (ekosistem mangrove dekat dengan
dearah pertanian penduduk) akan menghasilkan jumlah mangrove selama 12 tahun
sebesar 0. Dengan demikian, apabila hal tersebut terjadi akan menyebabkan tidak
adanya mengrove yang tumbuh pada perairan tersebut karena kualitas air yang
semakin menurun akibat adanya limbah-limbah tersebut dan perlu adanya proses
rehabilitas atau perbaikan kondisi perairan atau dihentikannya pembuangan limabh ke
periaran x.

KESIMPULAN

15

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh , dapat diambil kesimpulan bahwa :


1. Jumlah pertumbuhan mangrove karean adanya pembuangan limbah ke
perairan x akan menyebabkan penurunan kualitas air salama 12 tahun
2. Kualitas air mampengruhi laju pertumbuhan mangrove
3. pembuangan hanya dari limbah pabrik menghasilkan nilai jumlah
pertumbuhan mangrove sebesar 98
4. Pembuangan dari limbah pabrik dan rumah tangga menghasilkan nilai
jumlah pertumbuhan mangrove sebesar 12
5. Pembuangan dari limbah pabrik, rumah tangga, dan pengolahan ikan
oleh nelayan menghasilkan nilai jumlah pertumbuhan mangrove
sebesar 1
6. Pembuangan dari limbah pabrik, rumah tangga, pengolahan ikan oleh
nelayan , dan limbah pertanian (ekosistem mangrove dekat dengan
dearah pertanian penduduk ) menghasilkan nilai jumlah pertumbuhan
mangrove sebesar 0 atau mangrove tidak tumbuh lagi.
7. tidak adanya mengrove yang tumbuh pada perairan tersebut karena
kualitas air yang semakin menurun akibat adanya limbah-limbah
tersebut dan perlu adanya proses rehabilitas atau perbaikan kondisi
perairan atau dihentikannya pembuangan limbah ke periaran x.

16

REFERENSI
Onrizal. 2006. Hutan mangrove. Bagaimana memanfaatkannya secara lestari? Warta
Konservasi Lahan Basah,
Onrizal. 2005. Hutan mangrove selamatkan masyarakat Pesisir Utara Nias dari
tsunami. Warta Konservasi Lahan Basah,
Harianto, S. P. 1999. Konservasi mangrove dan potensi pencemaran . Jurnal
Manajemen & Kualitas Lingkungan, .

You might also like