You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN
Perkembangan dunia industri saat ini melaju dengan cepat. Hal ini juga tidak
lepas dari perkembangan dunia teknologi yang mendukung untuk menghasilkan
barang dan jasa yang berkualiatas dan bermutu. Banyak berdirinya industri ini
dapat menimbulkan hal yang negatif, salah satunya adalah limbah yang dihasilkan
dari proses produksi. Limbah yang dihasilkan oleh industry seperti limbah padat,
cair, dan gas yang dapat mencemari lingkungan dan merugikan makhluk hidup
yang ada di lingkungan sekitar industri. Berdasarkan asalnya, limbah (sampah)
dibagi menjadi limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik merupakan
limbah yang dapat mengalami proses penguraian secara alamiah contohnya sisa
hewan dan tumbuhan. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari sumber
daya

alam tidak terbaharui dan sulit diuraikan secara alamiah oleh

mikroorganisme, seperti minyak bumi, plastik, kaleng, dan botol. Sampah


anorganik termasuk jenis sampah yang memerlukan waktu yang cukup lama
dalam penguraiannya. Sampah anorganik kebanyakan berasal dari sumber daya
alam, contohnya seperti plastik dan aluminium. Sampah yang anorganik yang
telihat nyata dalam rumah tangga adalah berupa botol plastik, tas plastik, kaleng
dan lain sebagainya. Dan banyak sekali dampak negatif bagi alam yang
disebabkan oleh sampah anorganik ini, diantaranya menurunkan kualitas
lingkungan dan juga menurunkan estetika lingkungan. Sampah yang berserakan
dan bau akan menjadikan lingkungan tidak nyaman untuk ditempati.
Industri konveksi sudah sangat berkembang banyak di berbagai daerah. Hal ini
tentu saja dapat memeberikan keuntungan bagi produsen, tenaga kerja, dan
masyarakat, karena dapat memberikan keuntungan finansial untuk pengusaha dan
tenaga kerja, serta dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Keadaan ini tentu saja
tidak selalu memberikan keuntungan namun juga dapat memberikan kerugian
terhadap masyarakat. Limbah merupakan salah satu kerugian yang dapat
mempengaruhi keseimbangan lingkungan yang ada di masyarakat, limbah dapat
dibedakan menjadi limbah organik dan limbah anorganik. Limbah anroganik
1

yakni imbah dari sisa-sisa produksi seperti sisa benang, kain potongan, kones
bekas gulungan benang, kardus bekas pengepak benang, dan masih banyak
jenisnya lagi. Barang-barang sisa tersebut apabila dapat dimanfaatkan oleh
penduduk sekitar melalui upaya daur ulang menjadi produk yang memiliki nilai
jual maka akan dapat memberi keuntungan dan mengatasi beragai masalah
ekonomi setempat.

BAB II
PERMASALAHAN
Kain merupakan sampah anorganik yang jika lama-lama dibiarkan akan terurai
dengan tanah, namun penguraian itu memerlukan waktu yang tidak sebentar.
apabila limbah kain ini dibiarkan menumpuk begitu saja maka dapat
menimbulkan beberapa masalah seperti
1. Merusak pemandnagan/nilai estetika

2. Kain merupakan limbah padat, jadi jika dibuat tidak bisa cepat hancur
Oleh karena itu untuk mengurangi sampah kain yang menumpuk kita dapat
mendaur ulang kain dengan cara membuatnya menjadi keset kaki.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Limbah
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan oleh suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Ada sampah, ada air
kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik
lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang
seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia
Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan
kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan
oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
2. Industri Konveksi
Industri konveksi adalah suatu perusahaan yang menghasilkan pakaian
jadi pakaian wanita, pria, anak, pakaian olahraga, maupun pakaianpakaian partai politik. Industri konveksi bisa di bilang perusahaan yang
sedang karena tenaga kerjanya masih dibilang sedikit. Umumnya,
perusahaan-perusahaan konveksi mempergunakan bahan baku berupa
tekstil dari bermacam-macam jenis, seperti katun, kaos, linen, polyester,
rayon, dan bahan-bahan syntesis lain ataupun campuran dari jenis bahanbahan tersebut. Proses produksi konveksi menghasilkan sampah yang
mayoritas berupa sampah anorganik yakni sampah dari sisa-sisa produksi

seperti sisa benang, kain potongan, kones bekas gulungan benang, kardus
bekas pengepak benang.
3. Daur Ulang Limbah
Daur ulang mempunyai pengertian sebagai proses menjadikan bahan bekas
atau sampah menjadi menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali.
Dengan proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna
sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang
baru. Manfaat lainnya adalah menghemat energi, mengurangi polusi,
mengurangi kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca dari pada pada
proses pembuat barang baru. Daur ulang yang merupakan bagian ketiga
adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle) dan dapat
dilakukan pada sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, maupun barang
elektronik. Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari
sampah. Sebagai contoh, proses daur ulang alumunium diyakini mampu
menghemat energi hingga 95 persen dan mengurangi polusi udara hingga lebih
dari 90 persen dibandingkan proses pembuatan alumunium dari bahan mentah
(bijih tambang). Proses atau Tahapan Daur Ulang dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan; yakni mencari barang-barang yang telah di buang seperti kertas,
botol air mineral, dus susu, kaleng dan lain-lainya.
2. Memilah; yakni mengelompokkan sampah yang telah dikumpulkan berdasarkan
jenisnya, seperti kaca, kertas, dan plastik.
3. Menggunakan Kembali; Setelah dipilah, carilah barang yang masih bisa
digunakan kembali secara langsung. Bersihkan terlebih dahulu sebelum
digunakan.
4. Mengirim; Kirim sampah yang telah dipilah ke tempat daur ulang sampah, atau
menunggu pengumpul barang bekas keliling yang akan dengan senang hati
membeli barang tersebut.
5. Lakukan Daur Ulang Sendiri; Jika mempunyai waktu dan ketrampilan kenapa
tidak melakukan proses daur ulang sendiri. Dengan kreatifitas berbagai sampah
yang telah terkumpul dan dipilah dapat disulap menjadi barang-barang baru yang
bermanfaat.

B. Sumber-sumber
Sumber-sumber dari limbah konveksi ini adalah berasal dari
1. Bahan Kain
Bahan kain ini akan digunting dan dipola sesuai dengan pesanan yang
diminta oleh konsumen. Kain merupakan bahan baku utama, jadi sisa
guntingan kain ini akan menjadi limbah yang cukup banyak dan
mengganggu.
2. Kemasan Bahan kain dan benang
Kemasan bahan kain ini biasanya terbuat dari plastik atau kertas,
sedangkan untuk kemasan benang biasanya terbuat dari kardus atau
plastic. Jika limbah ini tidak diolah maka akan mengganggu, karena kertas
sendiri sukar diuraikan dan jika terurai pun akan membutuhkan waktu
yang lama.
3. Benang Untuk menjahit
limbah yang berasal dari proses ini adalah tempat yang digunakan untuk
gulungan benang, yaitu kones.
C. Jenis jenis limbah konveksi
jenis jenis sampah konveksi seperti kones bekas gulungan benang, kain,
kardus, plastik pembungkus benang, dan kardus. Jika limbah dari industri
konveksi ini tidak diolah maka dapat mengganggu
D. Pembagian limbah konveksi Berdasarkan sifat fisik
Pembagian limbah berdasarkan sifat fisiknya yaitu limbah padat, cair, dan gas.
Semua limbah yang dihasilkan oleh industry konveksi adalah limbah padat
yaitu : kain Sisa, Temoat benang, Plastik serta kertas, dan koneks.

E. Pengelolaan Limbah konveksi


Diagram pengelolaan sampah konveksi dapat dibuat sebagai berikut
1. Limbah kain
limbah kain Industri
Konveksi
Dipisahkan sesuai jenisnya

Kain

Plastik dan
Kertas

Koneks

Dipotong

Potongan
kecil

Potongan
Lebar

Potongan
Panjang

Lipat
Segitig
a

Pelapis

Jahit
rempel

Dianyam

Dijahit

Keset

Keset anyam

2. Limbah Tempat benang


limbah kain Industri
Konveksi
Pengumpul

Dipisahkan Semua limbah


konveksi

Kain

Koneks

Plastik dan kertas

3. Limbah Plastik
limbah kain Industri
Konveksi
Pengumpul
8
Dipisahkan Semua limbah konveksi

Kain

Plastik dan

Koneks

F. Cara pengolahan
1. Limbah kain
a. Sebelum digunting perlu dipisahkan terlebih dahulu antara kain untuk

alas keset dan kain untuk rempelan (hiasan keset)


b. Untuk Rempelan keset, ada beberapa tahap yaitu
1) Kain digunting digunting memanjang atau persegi panjang
2) kain yang telah digunting kemudian di dijahit dengan cara melipatlipat setiap jahitan (merempel)
3) Setelah itu kain yang telah dirempel digulung terlebih dahulu
sebelum kain disambunkan ke alas kesetnya
c. Untuk alas keset
1) Terlebih dahulu buatlah pola sesuai keinginan.
2) Gunting sisa limbah kertas dari sesuai pola
3) Untuk alas biasanya guntingan kainnya lebih melebar dan kainnya
yang lebih tipis
4) Untuk membuat alas keset jahit kain dengan kertas yang telah
dibentuk tadi.
d. Jahit rempelan keset dengan alas keset dengan arah memutar sesuai
dengan pola keset.
9

e. Keset yang jadi siap untuk didistribusikan. Selain dibuat keset


biasanya kain dari konveksi ini bisa dibuat lap, caranya mirip dengan
pembuatan keset tetpai ukurannya lebih kecil.
2. Limbah Kones
limbah kones ini jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Biasanya hanya
dibuang atau dibakar saja. limbah ini dapat digunakan kembali menjadi
barang kerajinan. tapi untuk membuatnya diperlukan kreatifitas. Biasnya
dijadikan hiasan dinding.
3. Limbah Plastik
Limbah plastik ini banyak sekali terdapat dilingkungan sendiri. limbah
plastic merupakan limbah anorganik yang sulit diurai

G. Prosedur pengelolaan
Diagram alur prosedur pengelolan
langkah-langkah penelolaan
Simpulan

10

BAB IV
KESIMPULAN

11

PENUGASAN
MATA KULIAH TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LIMBAH KONVEKSI

12

Disusun Oleh :
Rini Puspita dewi
13/PKU/353207/PKU/13721

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN KERJA


PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014

13

You might also like