You are on page 1of 9

Masukkan email Anda

Radio Live Streaming

Radio Rodja Live

Sahabat-Sahabatku
Total Pengunjung

Nilai Ambang Batas (NAB)


on 09.52
Label: IPTEK
1. Definisi
Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat dalam lingkungan
kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain, nilai ambangbatas juga diidentikkan
dengan kadar maksimum yang diperkenankan. Kedua pengertian ini mempunyai tujuan
sama.

2. Nilai Ambang Batas Getaran


Untuk mengetahui pengaruh getaran terhadap kesehatan kerja, maka perlu diketahui nilai
ambang batas dari getaran ini. Cara untuk mengetahui nilai ambang batas dilakukan dengan
mengukur getaran yang ada kemudian dibandingkan dengan NAB yang diijinkan. Berikut ini
NAB getaran berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999.
Tabel Nilai Ambang Batas Getaran untuk Pemajanan Lengan dan Tangan

3. Nilai Ambang Batas Suhu


Di Indonesia, parameter yang digunakan untuk menilai tingkat iklim kerja adalah Indeks
Suhu Basah dan Bola (ISBB). Hal ini telah ditentukan dengan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor: Kep-51/MEN/1999, Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat
Kerja, pasal 1 ayat 9 berbunyi :
Indeks suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang disingkat ISBB
adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan
antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola.1

Untuk mengetahui iklim kerja di suatu tempat kerja dilakukan pengukuran besarnya
tekanan panas salah satunya dengan mengukur ISBB atau Indeks Suhu Basah dan Bola (Tim
Hiperkes, 2004), macamnya adalah:
1. Untuk pekerjaan diluar gedung
ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering
2. Untuk pekerjaan didalam gedung
ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi

Alat yang dapat digunakan adalah heat stress area monitor untuk mengukur suhu basah,
temometer kata untuk menguku kecepatan udara dan termometer bola untuk mengukur
suhu radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja dapat mengunakan questemt digital.
Pengukuran dilakukan pada tempat tenaga kerja melakukan pekerjaan kira kira satu
meter dari pekerja.

Tabel 2.1 Standar Iklim Kerja di Indonesia

Catatan :
a. Beban kerja ringan membutuhkan kaloiri 100 200 kilo kalori /jam.
b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200 350 kilo kalori/ jam.
c. Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350 500 kilo kalori /jam.

4. Nilai Ambang Batas Radio

Keterangan :
kHz : Kilo Hertz
MHz : Mega Hertz GHz : Gega Hertz
f : frekuensi dalam MHz
mW/cm2 : mili Watt per senti meter pcrsegi VIm: Volt per Meter
A/m : Amper per Meter

5. Nilai Ambang Batas Kebisingan


Kebisingan dapat menyebabkan dampak jangka pendek maupun jangka panjang pada
pendengaran. Untuk menanggulangi kebisingan di pabrik, beberapa Negara menetapkan
Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan.
Nilai Ambang Batas kebisingan di tempat kerja adalah intensitas suara tertinggi yang
merupakan nilai rata-rata, yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
hilangnya daya dengar yang menetap untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8
jam sehari dan 40 jam seminggu.
Berikut ini batas waktu pemaparan kebisingan per hari yang direkomendasikan oleh
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia pada tahun 1999

5. Nilai Ambang Batas Penerangan


Standar berdasarkan PMP NO. 7 / 1964 Untuk pekerjaaan membedakan barang-barang
yang agak kecil yang agak teliti paling sedikit 200 LUX ( ini yang di pakai dalam pengkuran
penerangan pada praktikum k3 tentang penerangan)
selain itu untuk penerangan darurat paling sedikit 5 lux
halaman dan jalan di perusahaan paling sedikit 20 lux
pekerjaaan yang membedakan barang kasar paling sedikit 50 lux
pekerjaan membedakan barang-barang kecil sepintas lalu paling sedikit 100 lux

pekerjaaan yang membedakan yang teliti dari bang yang kecil dan halus paling sedikit 300
lux
perbedaan membedakan barang halus dengan kontras sedang dan dalam waktu lama
antara 500-1000 lux
pekerjan yang membedakan barang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang
untukwaktu lama paling sedikit 1000 lux

6. Nilai Ambang Batas Debu


Gas tertentu yang lepas ke udara dalam konsentrasi tertentu akan membunuh manusia.
Konsen trasi fluorida yang diperkenankan dalam udara 2,5 mg/meter kubik. Fluorida dan
persenyawaannya adalah racun dan mengganggu metabolisme kalsium dan enzim.
Sedangkan hidrogen fluorida sangat initatif terhadap jaringan kulit, merusak paru-paru dan
menimbulkan penyakit pneumonia.Asam sulfida, garam sulfida dan karbon disulfida adalah
persenyawaan yang mengandung sulfur. Persenyawaan sulfida dapat terurai dan lepas ke
udara menyebabkan kerusakan pada sel susunan saraf.

Dalam kadar rendah tidak berbau dan bila kadar bertambah menyebabkan bau yang tidak
enak gejalanya cepat menghebat menimbulkan pusing, batuk dan mabuk.Uap, yaitu bentuk
gas dari zat tertentu tidak kelihatan dan dalam ruangan berdifusi mengisi seluruh ruang.
Yang harus diketahui adalah jenis uap yang terdapat dalam ruangan karena untuk setiap zat
berbeda.daya reaksinya. Zat-zat yang mudah menguap adalah amoniak, chlor, nitrit, nitrat
dan lain-lain.

Debu yaitu partikel zat padat yang timbul pada proses industri sepeti pengolahan,
penghancuran dan peledakan, baik berasal dari bahan organik maupun dabu anorganik.
Debu, karena ringan, akan melayang di udara dan turun karena gaya tarik bumi. Debu yang
membahayakan adalah debu kapas, debu asbes, debu silicosis, debu stannosis pada pabrik
timah putih, debusiderosis, debu yang mengandung Fe2O3.

Penimbunan debu dalam paru-paru akibat lingkungan mengandung debu yaitu pada
manusia yang ada di sekitarnya bekerja atau bertempat tinggal. Kerusakan kesehatan
akibat debu tergantung pada lamanya kontak, konsentrasi debu dalam udara,jenis debu itu
sendiri dan lain-lain.

Asap adalah partikel dari zat karbon yang keluar dari cerobong asap industri karena
pembakaran tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon. Asap bercampur
dengan kabut/uap air pada malam hari akan turun ke bumi bergantungan pada daundaunan ataupun berada di atas atap rumah.

Bahan yang bersifat partikel menurut sifatnya akan menimbulkan:


1. Ransangan saluran pernafasan
2. Kematian karena bersifat racun
3. Alergi
4. Fibrosis
5. Penyakit demam

Bahan yang bersifat gas dan uap menurut sifat-sifatnya akar berakibat:
1. Merangsang penciuman seperti: HC1, H2S, NH3
2. Merusak alat-alat dalam tubuh, misalnya CaCI
3. Merusak susunan saraf: uap plumbum, fluorida
4. Merusak susunan darah: benzena

Untuk menghindari dampak yang diakibatkan limbah melalui udara selain menghilangkan
sumbernya juga dilakukan pengendalian dengan penetapan nilai ambang batas.

Nilai ambang batas adalah kadar tertinggi suatu zat dalam udara yang
diperkenankan, sehingga manusia dan makhluk lainnya tidak mengdlami gangguan penyakit
atau menderita karena zat tersebut. Di samping itu masih ada rumusan lain yang diberikan
khusus bagi para pekerja dalam lingkungan itu. Karena waktu kerja manusia pada umumnya
8 jam sehari, 40 jam seminggu,maka nilai ambang batas bagi mereka berbeda dengan nilai
ambang batas pada umumnya.

Suatu zat yang sama akan berbeda pengetrapannya terhadap kedua obyek yang
berbeda,misalnya antara manusia dan hewan, antara manusia dengan manusia sendiri
dalam dua lingkungan yang berbeda.

Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai sisi positif dan dampak
negatif. Salah satu sisi positifnya banyak industri-industri berkembang. Sedangkan dengan
banyak industri-industri yang berkembang berdampak pada pencemaran lingkungan, salah

satunya pencemaran udara oleh debu. Debu merupakan partikel zat padat oleh karena
adanya kekuatan alami atau mekanisme seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan,
pengepakan, yang cepat, peledakan dan lain-lain. Dari bahan organik maupun anorganik,
misalnya batu, kayu, bijih logam, arang batu dan sebagainya. Sedangkan definisi lain dari
debu adalah kumpulan zat padat yang dihasilkan dari suatu proses penghancuran bahan
yang menghasilkan sisa suspensi di udara. Pencemaran udara oleh debu akan berdampak
pada kesehatan manusia yang terpapar pada saat bekerja ataupun manusia yang berada
pada sekitar lingkungan tersebut.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemaparan debu adalah:


1. Tipe debu
a. Metalik : Bersifat logam, contoh : Pb, As, Mn
b. Non metalik : Tergantung ada tidaknya kandungan silica.
2. Lama pemaparan, tergantung dari :
a. Jenis debu
b. Lama seseorang bekerja di tempat kerja

Ukuran partikel
a. Debu ukuran besar : > 10 mikron, tidak menimbulkan penyakit karena tidak mudah
mengendap di paru-paru karena pengaruh gravitasi.
b. Debu ukuran kecil : < 5 mikron, menimbulkan penyakit dan mengganggu kesehatan
karena bersifat respirable (bisa masuk ke dalam paru dan menimbulkan penyakit)

Konsentrasi debu
Yaitu nilai NAB dari tiap masing-masing debu (setiap debu mempunyai NAB yang berbedabeda).
Sedangkan karakteristik debu di saluran pernafasan yaitu:
1. Debu-debu berukuran 5-10 mikron : ditahan saluran nafas bagian atas (gangguan
paryngitis)
2. Debu-debu berukuran 3-5 mikron : ditahan saluran nafas bagian tengah (asma bronchitis)
3. Debu-debu berukuran 1-3 mikron : akan mengendap di permukaan alveoli paru-paru
(pneumokoniosis)
4. Debu-debu berukuran 0,1-1 mikron : tidak mudah mengendap jadi hanya hinggap di

permukaan alveoli.
5. Debu-debu berukuran < 0,1 mikron : tidak hinggap di permukaan alveoli atau selaput
lendir, oleh karena gerakan Brown, yang menyebabkan debu bisa keluar masuk alveoli.

Debu-debu yang ikut masuk bersama udara pernafasan yang sampai di alveoli akan
mengalami beberapa kemungkinan yaitu :
1. Menyusup di permukaan alveoli dan setelah berada dekat batas bronchioli tertangkap
oleh cilia, yang lalu dikembalikan kejalan pernafasan tengah dan atas, lalu keluar. Kalau
bahan-bahan kimia penyusun debu mudah larut dalam air, maka bahan-bahan itu akan
larut dan langsung masuk pembuluh-pembuluh darah kapiler alveoli. Apabila bahan-bahan
tersebut tidak mudah larut, tetapi ukurannya kecil, maka partikel-partikel itu dapat
memasuki dinding alveoli, lalu kesaluran limfa atau ke ruang peribronchial.

2. Debu tersebut ditelan oleh phagocyt, yang biasanya histiocyt atau inti atau sel-sel
mesenchym yang tidak berdifferensiasi. Sel-sel phagocyt ini mungkin masuk ke dalam
saluran limfa, atau melalui dinding alveoli ke ruang peribronchial, atau ke luar dari tempat
itu ke bronchioli lalu oleh rambut-rambut getar dikembalikan ke atas.

Debu yang masuk paru dan mengendap pada alveoli dapat menyebabkan penyakit paru
yaitu pneumoconiosis. Adapun diagnosa pneumokoniosis, yang dapat dilakukan antara lain
sebagai berikut :
1. Riwayat pekerjaan
Pekerjaan yang pernah dilakukan pekerja tersebut.
2. Gejala klinis
Derajat banyaknya debu tertimbun di dalam paru. Gejalanya antara lain batuk kering, sesak
nafas, kelelahan, susut berat badan, banyak dahak, dll.
3. Pemeriksaan di tempat kerja
Dilakukan dengan alat pemeriksa debu.
4. Sukar dilakukan
Bahwa diagnosa ini sulit dilakukan karena gejalanya sama seperti penyakit pada umumnya
jadi diperlukan pemeriksaan lanjut.

You might also like