You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA


(GPW 0101)
ACARA 3
PEMAHAMAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

DISUSUN OLEH :
Nama

: Lilik Andriyani

NIM

: 13/348106/GE/07576

Jadwal Praktikum : Rabu, 07.00 09.00 WIB


Asisten

: 1. Rahma Fitriayu Sari


2. Usil Riana

LABORATURIUM ANALISIS DATA WILAYAH


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

ACARA 3
PEMAHAMAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

I.

TUJUAN
1. Mengetahui kawasan strategis di Indonesia dan memahami mengapa kawasan
tersebut dikategorikan strategis.
2. Memahami nilai strategis kawasan berdasarkan potensi dan ancaman khususnya
yang terkait dengan kedaulatan negara.

II.

ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Alat tulis
2. Pensil warna
Bahan
1. Petunjuk Praktikum Geografi Regional Indonesia
2. Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional
3. Peta administrasi Indonesia
4. Dokumen-dokumen dan buku-buku acuan

III. DASAR TEORI


Kawasan Strategis Nasional (KSN) ialah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang menetapkan bahwa kawasan yang termasuk dalam kawasan strategis
adalah Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan
ekonomi, sosial, budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi,
serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Soetaryono (1998) mengungkapkan bahwa kawasan strategis merupakan kawasan
yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap
pengembangan penataan ruang di kawasan sekitarnya, kegiatan lain di bidang yang
sejenis dan kegiatan di bidang lainnya, dan/atau peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Konsep tersebut selanjutnya melahirkan kriteria-kriteria, serta beberapa contoh kawasan
strategis nasional yang ada di Indonesia, yaitu :

a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, antara lain
adalah kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terdepan/kawasan pesisir,
dan kawasan latihan militer. Kawasan ini ditetapkan dengan kriteria :

diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara


berdasarkan geostrategi nasional;

diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan


amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba
sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan; dan

merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang


berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain,


adalah kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan
ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan
bebas. Kawasan ini ditetapkan dengan kriteria :

memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;

memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi


nasional;

memiliki potensi ekspor;

didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;

memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam


rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional;

berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka


mewujudkan ketahanan energi nasional; atau

ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain, adalah
kawasan adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan
budaya yang diakui sebagai warisan dunia. Kawasan ini ditetapkan dengan kriteria :

merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya


nasional;

merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri
bangsa;

merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan


dilestarikan;

merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional;

memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau

memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.

d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam


dan/atau teknologi tinggi, antara lain, adalah kawasan pertambangan minyak dan
gas bumi termasuk pertambangan minyak dan gas bumi lepas pantai, serta kawasan
yang menjadi lokasi instalasi tenaga nuklir. Kawasan ini ditetapkan dengan kriteria :

diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi

berdasarkan

lokasi

sumber

daya

alam

strategis

nasional,

pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;

memiliki sumber daya alam strategis nasional;

berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;

berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau

berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

e. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup, antara lain, adalah kawasan pelindungan dan pelestarian lingkungan hidup,
termasuk kawasan yang diakui sebagai warisan dunia seperti Taman Nasional Ujung
Kulon. Kawasan ini ditetapkan dengan kriteria :

merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi


perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau
diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;

memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun


berpeluang menimbulkan kerugian negara;

memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;

menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;

rawan bencana alam nasional; atau

sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas
terhadap kelangsungan kehidupan.

IV. CARA KERJA


Mempelajari dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional tentang
Kawasan Strategis Nasional terlebih dulu (PP 26/2008)

Mengklasifikasikan KSN ekonomi berdasarkan sektor perekonomian utama


(pertanian, industri, perdagangan dan jasa) pada tabel 3.1

Melakukan identifikasi sektor-sektor unggulan yang ada di PKSN tersebut


pada tabel 3.1

Mengklasifikasikan berdasarkan potensi utama / sektor unggulan wilayah


tersebut

Mengidentifikasi posisi relatif PKSN tersebut dengan pusat kota terdekat,


baik pusat kota di dalam Negeri ataupun pusat kota di luar negeri (tetangga
sebelah)

Identifikasi komoditas utama dan Kota Terdekat setiap PKSN pada tabel 3.2

Mengklasifikasikan wilayah-wilayah diatas berdasarkan subsektor


perekonomian

Menggambarkan hasil regionalisasi KSN kedalam peta Indonesia beserta


simbolsimbolnya sesuai kaidah kartografis

V.

HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel 3.1 Tabel Kawasan Strategis Nasional Ekonomi (terlampir)
2. Tabel 3.2 Tabel PKSN Pertahanan Keamanan (terlampir)
3. Peta hasil regionalisasi kawasan strategis nasional ekonomi (terlampir)
4. Peta hasil regionalisasi KSN (terlampir)

VI. PEMBAHASAN
Indonesia adalah negara yang kaya dengan potensi sumber daya alam, baik yang
terbarukan (hasil bumi) maupun yang tidak terbarukan (hasil tambang dan mineral).
Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia harus dapat dikelola seoptimal
mungkin, dengan meningkatkan industri pengolahan yang memberikan nilai tambah
tinggi dan mengurangi ekspor bahan mentah.
Sumberdaya wilayah di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografis secara
keruangan, kelingkungan maupun kewilayahan. Sebagai negara kepulauan yang luas
dengan jumlah pulau yang banyak memiliki sumberdaya laut (marine resources) dan
daratan (land resources) yang perlu dikelola secara terintegrasi. Aspek klimatologi,
geologis ataupun geomorfologis, hidrologis, biotis dan manusia serta sosio kulturnya
yang beragam sangat penting dikaji dalam mengelola sumbedaya wilayah untuk
kesejahteraan bangsa. Berdasarkan kondisi geografis tersebut maka potensi pemanfaatan
sumberdaya wilayah di Indonesia meliputi sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, pariwisata, pertambangan, industri, jasa, dan perdagangan.
Keberadaan sumberdaya yang melimpah memunculkan inisiatif dari pemerintah
untuk melakukan penataan ruang terhadap daerah di Indonesia berdasarkan kawasan
strategisnya. Penataan ruang tersebut merupakan salah satu upaya untuk membagi ruang
sampai habis sesuai peruntukan dan untuk membatasi ruang antar daerah berdasarkan
orientasi penyusunannya. Penataan ruang kemudian diatur dalam Peraturan Pemerintah
No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang didalamnya turut
memuat pembagian Kawasan Strategis Nasional yang ada di daerah-daerah di Indonesia.
Kawasan Strategis Nasional atau KSN yang ada di Indonesia sangat diprioritaskan
penataan ruangnya sebab akan berdampak bagi kedaulatan negara, pertahanan dan
keamanan Negara, serta berdampak bagi perkembangan sektor lainnya di Indonesia.
Hasil regionalisasi menunjukan KSN Ekonomi Kawasan perkotaan JabodetabekPunjur termasuk Kepulauan Seribu dan Cekungan Bandung memiliki sektor unggulan
yang paling banyak dibanding KSN lainnya. Semakin banyak sektor unggulan,
menandakan bahwa potensi sumber daya alam daerah tersebut semakin melimpah.
Sumber daya yang melimpah akan menunculkan suatu komoditas unggulan di suatu
daerah. Komoditas unggulan disuatu daerah nantinya akan memunculkan Pusat Kegiatan
Strategis Nasional (PKSN).

PKSN adalah suatu daerah atau suatu kota yang ditetapkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara baik laut ataupun darat. Pengelolaan terhadap
kekayaan sumberdaya dengan baik dan mumpuni akan menjadi pemicu berkembangnya
banyak sektor seperti ekonomi, pertahanan dan keamanan, lingkungan, sosial, dan
sebagainya. PKSN diharapkan dapat berperan sebagai letak aktivitas ekonomi dan
perdagangan dengan Negara tetangga, pusat pelayanan bagi wilayah disekitarnya
termasuk pulau kecil terluar, serta mendorong optimalisasi pemanfaatan potensi
sumberdaya dalam rangka mendukung koridor ekonomi Indonesia.
Beberapa kota atau daerah yang ditetapkan sebagai PKSN di perbatasan dan rentan
terhadap ancaman dari pihak luar dan perlu mendapatkan perhatian dari sisi pertahanan
dan keamanan serta sosial ekonominya. PKSN tersebut meliputi daerah Sabang, Dumai,
Batam,

Ranai,

Atambua,

Kalabahi,

Kefamenanu,

Paloh-Aruk,

Jagoibabang,

Nangaubadau, Entikong, Jasa, Nunukan, Simanggaris, Long Midang, Long Pahangai,


Long Nawan, Melonguane, Tahuna, Saumlaki, Ilwaki, Debo, Daruba, Jayapura, Tanah
Merah, dan Merauke. PKSN yang berjumlah 26 daerah tersebut memiliki komoditas
ungulan yang masih didominasi oleh sektor pertanian, perkebunan, dan kelautan karena
kondisi iklim Indonesia yang tropis dan merupakan negara maritim. Komoditas utama
yang ada di PKSN antara lain pinang, jagung, kelapa, cengkih, dan sebagainya yang
mampu mendukung pusat pelayanan utama, pusat pelayanan pendukung, dan pusat
pelayan pintu gerbang. Komoditas unggulan yang beragam dan tersebar di seluruh PKSN
tersebut seyogianya didukung pemerintah melalui pengadaan jaringan prasarana dan
fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, serta teknologi yang tinggi. Hal tersebut harus
terealisasikan dilapangan agar daerah terluar ataupun perbatasan yang menjadi PKSN
segera berkembang dan tidak digolongkan sebagai wilayah tertinggal.
KSN dan PKSN yang ada di Indonesia memiliki sektor dan komoditas unggulannya
masing-masing. Komoditas dan sektor unggulan dapat diketahui peran dan jenisnya
dalam kawasan dengan analisis Location Quotient (LQ). Analisis ini merupakan metode
untuk membandingkan potensi antar sektor dan antar daerah. Klasifikasi LQ sendiri ada
dua, yaitu LQ > 1 berarti merupakan komoditas atau sektor unggulan, sedangkan LQ< 1
berarti komoditas atau sektor non unggulan. Pendekatan LQ mempunyai kelebihan
diantaranya yaitu dapat memperhitungkan ekspor, baik secara langsung maupun tidak
lansung (barang antara), serta dapat dibuat analisis selama kurun

waktu tertentu.

Perkembangan LQ bisa dilihat untuk suatu komoditi tertentu dalam kurun waktu yang

berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan dan jangan sampai komoditas dan sektor
unggulan di suatu daerah menghilang.
Perkembangan pengelolaan KSN dan PKSN hingga saat ini semakin membaik.
Pemerintah semakin terlihat mendukung dan memfasilitasi KSN dan PKSN melalui
program-program seperti KAPET dan KEK yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.2
Tahun 2011. KAPET adalah wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memiliki
potensi untuk cepat tumbuh, mempunyai sektor unggulan yang dapat mengerakkan
pertumbuhan ekonomi wilayah dan memerlukan dana investasi yang besar bagi
pengembangannya serta penetapan lokasi dan Badan Pengelolanya dilakukan melalui
Keputusan Presiden. Empat belas KAPET yang juga masuk kedalam KSN Ekonomi dan
PKSN yaitu Biak, Batulicin, Sasamba, Sanggau (Khatulistiwa), Manado-Bitung, Mbay,
Parepare, Seram, Bima, Batui, Bukari, DAS Kakab, Natuna dan Sabang.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan
Undang-Undang No. 39 Tahun 2009. KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu
dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Fungsi KEK
adalah melakukan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri,
pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi,
pariwisata dan bidang lain. Hingga tahun 2013, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
sebanyak 2 kawasan, yakni Tanjung Lesung dan Sei Mangke serta 6 usulan kawasan yang
akan dijadikan KEK hingga akhir tahun 2014, yaitu Palu, Morotai, Mandalika, Kutai
Timur, Bitung dan Tuban.

VII. KESIMPULAN
1. Sumberdaya wilayah di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografis secara
keruangan, kelingkungan maupun kewilayahan.
2. Potensi pemanfaatan sumberdaya wilayah di Indonesia meliputi sektor pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, pariwisata, pertambangan, industri,
jasa, dan perdagangan.
3. Keberadaan sumberdaya yang melimpah memunculkan inisiatif dari pemerintah
untuk melakukan penataan ruang terhadap daerah di Indonesia berdasarkan kawasan
strategisnya

4. Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang ada di Indonesia sangat diprioritaskan


penataan ruangnya sebab akan berdampak bagi perkembangan banyak sektor di
Indonesia.
5. Hasil regionalisasi menunjukan KSN Ekonomi Kawasan perkotaan JabodetabekPunjur termasuk Kepulauan Seribu dan Cekungan Bandung memiliki sektor
unggulan yang paling banyak. Semakin banyak sektor unggulan, menandakan bahwa
potensi sumber daya alam daerah tersebut semakin melimpah.
6. PKSN adalah suatu daerah atau suatu kota yang ditetapkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara baik laut ataupun darat.
7. PKSN tersebut meliputi daerah Sabang, Dumai, Batam, Ranai, Atambua, Kalabahi,
Kefamenanu, Paloh-Aruk, Jagoibabang, Nangaubadau, Entikong, Jasa, Nunukan,
Simanggaris, Long Midang, Long Pahangai, Long Nawan, Melonguane, Tahuna,
Saumlaki, Ilwaki, Debo, Daruba, Jayapura, Tanah Merah, dan Merauke. PKSN
tersebut memiliki komoditas ungulan yang masih didominasi oleh sektor pertanian,
perkebunan, dan kelautan
8. Komoditas dan sektor unggulan dapat diketahui peran dan jenisnya dalam kawasan
dengan analisis Location Quotient (LQ).

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Soetaryono, R., 1998, Kebijaksanaan dan Strategi Nasional Pengelolaan Lingkungan Hidup
dalam Pembangunan Jangka Panjang kedua, Kantor Menteri Negera Lingkungan Hidup,
Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tentang Penataan Ruang. 2007. Jakarta:


Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan
Umum Republik Indonesia

You might also like