You are on page 1of 2

Amalan Khusus Bulan Rajab

Diposkan oleh Abu Nida pada Kamis, 01 Mei 2014 | 20.14 WIB
Memasuki bulan Rajab 1435 H ini, bertebaran berbagai tausiyah amalan khusus di bulan Rajab. Di
Facebook, hingga di WhatsApp. Diantara amal khusus menurut pesan itu, mandi awal bulan Rajab, puasa
Rajab dengan 7 tingkatan dan 7 keutamaan, dan sebagainya. Benarkah demikian? Berikut
pembahasannya.
Mandi Awal Bulan Rajab
Disebutkan dalam pesan berantai itu bahwa barangsiapa mandi keramas menyambut bulan Rajab dan
berpuasa di dalamnya, maka hatinya tidak akan mati dan dibersihkan hatinya bagaikan bayi serta dapat
mengangkat 70 orang yang berdosa di akhir zaman.
Mandi awal bulan Rajab ini tidak ada dalilnya sama sekali. Bahkan hadits dhaif sekalipun. Dan sungguh
ajaib jika dikatakan bahwa keutamaannya adalah dapat mengangkat 70 orang yang berdosa di akhir
zaman. Jika orang yang mandi awal Rajab itu telah meninggal beberapa tahun yang lalu, apakah ia
nantinya bisa bangkit lagi di akhir zaman lalu mengangkat 70 orang yang berdosa. Atau bagaimana?
Puasa Rajab
Puasa sunnah -Senin Kamis, ayyamul bidh, maupun puasa Daud- tetaplah sunnah di bulan Rajab. Akan
tetapi, puasa khusus di bulan Rajab, tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya.
Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan, tidak ada riwayat shahih yang bisa dijadikan dalil tentang
keutamaan bulan Rajab, baik bentuknya puasa sebulan penuh atau puasa di tanggal tertentu bulan
Rajab atau shalat tahajjud di malam tertentu.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah di dalam Al Manar Al Munif juga menegaskan hal senada: Setiap hadits yang
menyebutkan puasa Rajab dan shalat pada sebagian malamnya, maka itu kedustaan yang diadaadakan.
Umrah di Bulan Rajab
Mengenai umrah di bulan Rajab, orang yang berpandangan ia memiliki keutamaan di bulan Rajab atau
merupakan amalan khusus di bulan Rajab, dikarenakan adanya hadits dari Ibnu Umar yang
menyebutkan bahwa Rasulullah menunaikan umrah di bulan Rajab.

Dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan umrah sebanyak empat
kali. Salah satunya pada bulan Rajab. (HR. Tirmidzi, shahih menurut Al Albani)
Namun, dalam riwayat Al Bukhari dan Muslim, Aisyah membantah pernyataan ini

Dari Mujahid ia berkata; Ketika aku dan 'Urwah bin Az Zubair masuk kedalam masjid, di sana ada
'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu sedang duduk di bilik rumah 'Aisyah radliallahu 'anha, sedang
orang-orang melaksanakan shalat Dhuha dalam masjid". Dia (Mujahid) berkata: "Maka kami bertanya
kepadanya tentang shalat yang mereka kerjakan, Ibnu Umar menjawab: "Itu adalah bid'ah".
Kemudian dia berkata lagi kepadanya: "Berapa kali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
melaksanakan 'umrah?" Ibnu Umar menjawab: "Empat kali, satu diantaranya pada bulan Rajab".

Maka kami pun enggan untuk membantahnya. Mujahid melanjutkan: Kemudian kami mendengar suara
'Aisyah radhiyallahu 'anha. Ummul Mu'minin sedang menggosok gigi dari balik rumahnya. Maka 'Urwah
bertanya: "Wahai ibunda, wahai Ummul Mu'minin, apakah engkau tidak mendengar apa yang dikatakan
oleh Abu 'Abdurrahman? 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Apa yang telah dikatakannya? Urwah
menjawab; Dia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan 'umrah sebanyak
empat kali satu diantaranya pada bulan Rajab".
'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "Semoga Allah merahmati Abu 'Abdurrahman. Tidaklah beliau
melaksanakan 'umrah sekalipun melainkan aku selalu mengikutinya dan beliau tidak pernah
melaksanakan 'umrah pada bulan Rajab sekalipun". (HR. Al Bukhari)
Pada praktiknya, sebagian sahabat ada yang menunaikan umrah di bulan Rajab. Termasuk Aisyah
sendiri, yang memastikan bahwa Rasulullah tidak pernah melaksanakan umrah di bulan Rajab.
Sehingga kesimpulannya, umrah di bulan Rajab bukanlah amalan khusus melainkan amalan sunnah
sebagaimana dilakukan di bulan-bulan lainnya. Seperti puasa sunnah (Senin Kamis, ayyamul bidh,
maupun puasa Daud), umrah ini juga boleh-boleh saja dilaksanakan di bulan Rajab. Bahkan, ketika
menerangkan QS. At Taubah ayat 36, Ibnu Katsir di dalam tafsirnya menukil penjelasan dari Ibnu Abbad
dan Qatadah bahwa amal-amal kebaikan yang dilakukan di bulan-bulan haram, termasuk Rajab,
mendapatkan pahala yang lebih besar dari bulan lainnya. Wallahu alam bish shawab. [Abu Nida]

You might also like