Geoserver, Bekerja dengan Shapefile

Feb 10, 2013 ~ 47 Comments ~ Written by awahyudi

Data source geospatial untuk geoserver bisa berasal dari RDBMS atau spatial file. Salah satu file spatual yang populer dan
didukung oleh banyak aplikasi GIS adalah shapefile. Banyak aplikasi GIS yang bersifat opensource ataupun proprietary dapat
bekerja dengan shapefile. File ini meyimpan data geometry seperti point, line dan polygon sehingga dapat dirender pada map
GIS.
Shapefile adalah format data vektor geospatial untuk software GIS yang dikembangakan oleh ESRI dengan spesifikasi yang
terbuka untuk kepentingan interoperabilitas antar software GIS. Sesungguhnya shapefile merupakan kumpulan beberapa file
dengan tiga ekstensi utama yang mandatory/wajib yaitu *.shp, *.shx, *.dbf serta beberapa tambahan/optional file yang lain.
Satu set shapefile ditunjukkan dengan nama file yang sama dengan ekstensi yang berbeda, misal jateng.shp, jateng.shx dan
jateng.dbf, serta beberapa file optional lain.
.shp shape format, menyimpan data feature geometry
.shx shape index format, index dari fetaure geometry sehingga memudahkan/mempercepat proses pencarian
.dbf attribute format, berisi table attribute dari tiap feature dalam dBase IV format
Geoserver yang akan digunakan dalam tutorial ini adalah geoserver dari bundle Opengeo Suite, yang dapatdidownload disini.
sedangkan shapefile yang digunakan dapat didownload disini. Peta tersebut adalah peta dasar wilayah indonesia meliputi
daerah admministratif, pulau, kota, sungai, dll.
Langkah-langkah
1. Login ke Geoserver Web Administration
2. Membuat Workspace
3. Membuat Store
4. Membuat Layer
5. Menampilkan layer
Lets Go!
1. Login ke Geoserver Web Admin
Arahkan browser ke alamat http://localhost:8080/geoserver/web/. Bila konfigurasi masih default dari instalasi, login
menggunakan username admin password geoserver.
2. Membuat workspace
Workspace adalah area logical yang biasanya berisi layer-layer yang sejenis atau data tertentu. Untuk membuat workspace
ikuti navigasi Data->Workspace->Add new workspace. Buat workspace dengan name : indonesia dan namespace URI:
indonesia.

3. Membuat Store
Store adalah koneksi ke data source yang berisi data vektor atau raster. Data source dapat berupa group file, table dalam
database atau file/direktori raster data. Untuk membuat store ikuti navigasi Data->Stores->Add new Store. Kemudian dari
Vector Data Sources pilih Shapefile ESRI(tm) Shapefiles (*.shp)
Buat store dengan paramater
Wokspace : indonesia
Data Source Name : land
Description : Pulau dan batas daratan
Enable : checked
Shapefile location : file://D:\GIS\Map\Peta_indonesia_shp\data1\Indonesia.shp

Sesuaikan Shapefile location dengan lokasi ekstrak shapefile Peta_indonesia_shp.zip, bisa dengan klik browse lalu pilih drive
dan file path dari file Indonesia.shp
4. Membuat Layers
Pada saat save store pada langkah diatas berhasil maka akan muncul halaman untuk publish layer dari store yang dimaksud.
Atau navigasi ke Data->Layers->Add a new resource lalu pilih Add layer from indonesia:land ([workspace_name]:
[store_name]). Selanjutnya klik publish pada layer indonesia.
isikan parameter berikut:
Name : land
Title : Indonesia Land
Declared SRS : EPSG:4326
Native Bounding Box : [klik pada Compute from data, akan dihitung nilai MinX, MinY, MaxX dan MaxY dari shapefile, dan
nilai muncul pada textbox]
Lat/Lon Bounding Box : [klik pada Compute from native bounds, hasil seperti diatas]
Paramater lainhya biarkan sesuai default, lalu klik save

5. Menampilkan layer
Navigasi ke Data->Layer Preview, maka akan muncul Layer list, akan terlihat layer name indonesia:land. Untuk melihat layer
tersebut pada combo view pilih Application Openlayer atau GeoExplorer, lalu klik Go.

Untuk menampilkan batas wilayah dan layer yang lain bisa dilakukan dengan membuat store yang baru pada worksapce
indonesia. Beberapa store dan layer baru dibuat untuk menampilkan batas wilayah, kota, sungai sehingga dapat ditampilkan
pada aplikasi OpenLayers/GeoExplorer.

Batas wilayah kab dan sungai di Jabar

Jalan kota bandung