You are on page 1of 7

Amalan Ketika Datang Panggilan Shalat Jama’ah

Minggu, 18 Oktober 2009 04:00 Muhammad Abduh Tuasikal Hukum Islam -


Shalat Alhamdullillahilladzi hamdan
katsiron thoyyiban mubaarokan fiih kamaa yuhibbu Robbunaa wa
yardho. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa
shohbihi wa sallam.

Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai berbagai adab menuju


masjid ketika menghadiri shalat jama’ah dan amalan apa saja yang
dilakukan sebelum shalat. Semoga bermanfaat.

Tinggalkanlah Berbagai Aktivitas Ketika Datang Panggilan Shalat

Dari Al Aswad, dia berkata bahwa dia menanyakan pada ‘Aisyah mengenai apa saja yang dilakukan
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya?

‘Aisyah menjawab,

KEMَN‫ج ِإ‬
َ 0َ @
َ ‫ ُة‬RSTN‫َتِ ا‬01
َ 2
َ ‫ذَا‬6ِ7َ - 8ِ 9ِ‫@?ْ َ> َ= َأ ْه‬
ِ A7 AِBCْ Dَ - 8ِ 9ِ‫ ِ= َأ ْه‬Bَ Eْ >ِ Fِ7 ‫ن‬
ُ IُJDَ ‫ن‬
َ Kَ‫آ‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu pekerjaan keluarganya, ketika ada
panggilan shalat jama’ah, beliau bergegas pergi menunaikan shalat.” (HR. Bukhari)

Itulah yang semestinya dilakukan ketika seseorang mendengar adzan, bukan malah meneruskan
aktivitas hingga iqomah, baru bergegas ke masjid.

Bergegaslah Mendatangi Masjid dan Berusaha Untuk Datang Lebih Awal

Kenapa demikian? Yaitu agar seseorang memperoleh shaf pertama dan agar mendapatkan pahala
karena menunggu shalat.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

‫ا‬IُjEَ kَ l
ْ_
َ 8ِ Mْ 9َm
َ ‫ا‬IُjEِ kَ n
ْ Dَ ْ‫_ أَن‬
S ‫?ُوا ِإ‬a
ِ Dَ ْbNَ bS cُ ‫ل‬
ِ ‫و‬S e
َ‫ا‬g
f T
S N‫?َا ِء وَا‬fBN‫ ا‬Aِ7 Kَ> ‫س‬
ُ KSBN‫ ا‬bُ 9َCْ Dَ ْINَ
“Seandainya setiap orang tahu keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian mereka ingin
memperebutkannya, tentu mereka akan memperebutkannya dengan berundi.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

KَENُ‫و‬S ‫ َأ‬Kَ‫ه‬0s t
َ ‫ َو‬Kَ‫ه‬0ُ @
ِ o ‫ ِء‬KَnBf N‫ف ا‬
ِ Iُqr
ُ 0ُ Mْ @
َ ‫ َو‬Kَ‫ه‬0ُ @
ِ o Kَ‫ه‬0s t
َ ‫ َو‬KَENُ‫و‬S ‫ل َأ‬
ِ Kَu0f N‫ف ا‬
ِ Iُqr
ُ 0ُ Mْ @
َ
“Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah shaf pertama, sedangkan yang paling jelek bagi laki-laki adalah
shaf terakhir. Sebaik-baik shaf bagi wanita adalah shaf terakhir, sedangkan yang paling jelek bagi
wanita adalah shaf pertama.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

8ُ n
ُ vِ w
ْ xَ A
َ ‫ ُة ِه‬R
َT
S N‫ ا‬y
ِ zَ Kَ‫ آ‬Kَ> ‫ ِة‬R
َ T
S N‫ ا‬Aِ7 َ‫ن‬Kَ‫ َ? آ‬a
ِnْ jَ Nْ ‫{ ا‬
َ@
َ ‫ذَا َد‬6ِ7َ
“Jika seseorang memasuki masjid, dia berarti dalam keadaan shalat selama dia menunggu shalat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Usahakan Berwudhu (Bersuci) di Rumah

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


=ً „َ Mِ‚@
َ …
sw
ُ xَ Kَj‫?َا ُه‬2
ْ ‫ ُ† ِإ‬KَxIَ ‚
ْ@
َ ْyzَ Kَ‫ِ آ‬89SN‫‡ ا‬
ِ ˆِ ‫َا‬07َ ْ>ِ =ً 1 َ Dِ07َ A َ1
ِ }ْ Mَ Nِ 8ِ 9SN‫ت ا‬
ِ IُM~ُ ْ>ِ y
ٍ Mْ ~َ AَN‫ ِإ‬Aََ> bS cُ 8ِ kِ Mْ ~َ Aِ7 0َ ES ‚
َ xَ ْ>َ
=ً u
َ ‫ ُŠ َد َر‬7َ ْ0xَ ‫َى‬0@
ْe ُ ‫وَا‬
“Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian dia berjalan menuju salah satu rumah Allah untuk
menunaikan kewajiban yang Allah wajibkan, maka satu langkah kakinya akan menghapuskan
kesalahan dan langkah kaki lainnya akan meninggikan derajat.” (HR. Muslim)

Menuju Masjid dengan Berjalan Kaki

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

=ٌ َ ?َ r
َ ‫ ِة‬R
َ T
S N‫ ا‬AَN‫ ِإ‬KَEMِjْ xَ ‫ ٍة‬Iَ ‚
ْ @
َ {
s ‫َو ُآ‬
“Setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.” (HR. Muslim no. 2382)

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

=ٌ „َ Mf l
َ KَE~ِ ُ8ْBm
َ Aَwjْ Dُ ‫ ٌ= َو‬Bَ n
َ2
َ KَE~ِ 8ُ Nَ 
ُ kَ Jْ Dُ ‫ ِة‬R
َ T
S N‫ ا‬AَN‫ ِإ‬Kَ‫ه‬Iُ‚
ْ Dَ ‫ ٍة‬Iَ ‚
ْ @
ُ {
s ‫ُآ‬
“Setiap langkah menuju tempat shalat akan dicatat sebagai kebaikan dan akan menghapus
kejelekan.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih)

Apakah perlu memperpendek langkah kaki?

Ada sebagian ulama yang menganjurkan bahwa setiap orang yang hendak ke masjid hendaknya
memperpendek langkah kakinya. Akan tetapi, ini adalah anjuran yang bukan pada tempatnya dan
tidak ada dalilnya sama sekali. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits hanya
mengatakan ‘setiap langkah kaki menuju shalat’ dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
mengatakan ‘hendaklah setiap orang memperpendek langkahnya.’ Seandainya perbuatan ini adalah
perkara yang disyari’atkan, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menganjurkannya kepada
kita. Yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah bukan memanjangkan atau memendekkan langkah,
namun yang dimaksudkan adalah berjalan seperti kebiasaannya. (Lihat Syarh Al Arba’in An
Nawawiyah, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin pada penjelasan hadits no. 26)

Haruslah Tenang, Tidak Perlu Tergesa-gesa Menuju Masjid

Abu Qotadah mengatakan,

: ‫ا‬IُNKَ ‫ْ ( ؟‬bJُ zُ ْ—t َ Kَ> ) : ‫ل‬ َ Kَ ، AS9r َ KSjَ97َ ، ‫ل‬ ٍ Kَuِ‫ َ= ر‬vَ 9َuَ Šَ jِ l َ ْ‫ ( ِإذ‬b9l‫ و‬8M9m •‫ ا‬A9r ) ‫ل‬Il0N‫ َ> َŠ ا‬Ff9T َ zُ ُw ْ zَ KَjBَ Mْ ~َ )
( ‫ا‬Isjxِ —َ7َ ْbJُ xَ Kَ7 Kَ>‫ َو‬، ‫ا‬Is9T
َ 7َ ْbkُ ‫ أَدْ َر ْآ‬Kَj7َ ، =ِ Bَ MِJn
S NKِ~ ْbJُ Mْ 9ََCَ7 ‫ َة‬RSTN‫ ا‬bُ kُ Mْ xَ ‫ا ِإذَا َأ‬Iُ9Cَ qْ xَ Rَ7 ) : ‫ل‬
َ Kَ ، ‫ ِة‬RSTN‫ ا‬AَN‫ ِإ‬KَB9ْ a
َ Cْ kَ l
ْ‫ا‬
“Tatkala kami menunaikan shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu terdengar
suara beberapa orang yang tergesa-gesa. Kemudian setelah selesai shalat beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam berkata, “Ada apa dengan kalian tadi?” Orang-orang yang tadi tergesa-gesa pun menjawab,
“Kami tadi tergesa-gesa untuk shalat.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, “Janganlah
kalian lakukan seperti itu. Jika kalian mendatangi shalat, bersikap tenanglah. Jika kalian mendapati
imam shalat, maka ikutilah. Sedangkan apa yang luput dari kalian, sempurnakanlah.” (HR. Bukhari
dan Muslim)

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ا‬Ijs xِ —َ7َ ْbJُ xَ Kَ7 Kَ>‫ َو‬، ‫ا‬Is9T


َ 7َ ْbkُ ‫ َأدْ َر ْآ‬Kَj7َ ، ‫ا‬Iُm0ِ n
ْ xُ _َ‫ و‬، ‫ ِر‬KَIَ Nْ ‫ ِ= َوا‬Bَ MِJn
S NKِ~ ْbJُ Mْ 9َm
َ ‫ َو‬، ‫ ِة‬RSTN‫ ا‬AَN‫ا ِإ‬Iُْ>Kَ7 ، =َ >َ Kَ™‫ ا‬bُ kُ Cْ jِ l
َ ‫ِإذَا‬
“Jika kalian mendengar adzan, berjalanlah menuju shalat, bersikap tenang dan khusyu’lah, janganlah
tergesa-gesa. Jika kalian mendapati imam shalat, maka shalatlah. Sedangkan apa yang luput dari
kalian, sempurnakanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bacalah Dzikir Ketika Berjalan Ke Masjid dan Ketika Masuk Masjid


Ketika keluar rumah, hendaklah setiap muslim membaca do’a: Bismillahi tawakkaltu ‘alallah laa
hawla wa laa quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya
dan kekuatan kecuali dengan-Nya).

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

y
َ Mِ ‫ َو ُو‬y
َ Mِq‫ َو ُآ‬y
َ Dِ?‫ ِ„ ٍ› ُه‬Bَ Mِ2 ‫ل‬
ُ Kَ}Dُ » ‫ل‬ َ Kَ 8ِ 9SNKِ~ _
S ‫ َة ِإ‬IS ُ _
َ ‫ل َو‬
َ ْI2 َ _َ 8ِ 9SN‫ ا‬Aَ9m
َ y ُ 9ْ ‫آ‬S Iَ xَ 8ِ 9SN‫ ا‬bِ n
ْ ~ِ ‫ل‬
َ Kَ}7َ 8ِ kِ Mْ ~َ ْ>ِ {
ُu
ُ 0S N‫ج ا‬
َ 0َ @
َ ‫ِإذَا‬
.« A َ ِ ‫ َو ُو‬Aَ qِ ‫ى َو ُآ‬
َ ?ِ ‫{ َ?ْ ُه‬ ٍuُ 0َ ~ِ  َ Nَ g
َ Mْ ‫ َآ‬0ُ @
َ o ٌ‫ن‬Kَ‚Mْ t
َ 8ُ Nَ ‫ل‬
ُ Iُ}َM7َ  ُ MِžKَM S N‫ ا‬8ُ Nَ ASwBَ kَ kَ 7َ
“Jika seseorang keluar dari rumah, lalu dia mengucapkan “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, laa hawla
wa laa quwwata illa billah” (Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan
kekuatan kecuali dengan-Nya), maka dikatakan ketika itu: “Engkau akan diberi petunjuk,
dicukupkan, dijaga, dan setan pun akan menyingkir darinya”. Setan yang lain akan mengatakan:
“Bagaimana mungkin engkau bisa mengganggu seseorang yang telah mendapatkan petunjuk,
kecukupan dan penjagaan?!” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih)

Kemudian ketika perjalanan menuju masjid, hendaklah membaca do’a:

ْ>ِ ‫رًا َو‬Iُz Aِq9ْ @


َ ْ>ِ ْ{Cَ u
ْ ‫رًا وَا‬Iُz ‫ِى‬0T َ ~َ Aِ7 ْ{Cَ u ْ ‫رًا وَا‬Iُz AِCjْ l َ Aِ7 ْ{Cَ u ْ ‫رًا وَا‬Iُz AِzKَnNِ Aِ7‫رًا َو‬Iُz Aِv9ْ َ Aِ7 ْ{Cَ u
ْ ‫ ا‬bS Eُ 9SN‫ا‬
‫رًا‬Iُz AِB‚ِm
ْ ‫ َأ‬bS Eُ 9SN‫ ا‬.‫رًا‬Iُz Aِkwْ xَ ْ>ِ ‫رًا َو‬Iُz AِْI7َ ْ>ِ ْ{Cَ u
ْ ‫رًا وَا‬Iُz Aِ>Kَ>‫َأ‬
“Allahummaj’al fii qolbiy nuuron wa fii lisaaniy nuuron waj’al fi sam’iy nuuron waj’al fii bashoriy nuuron
waj’al min kholfiy nuuron wa min amamaamiy nuuron, waj’al min fawqiy nuuron wa min tahtii nuuron.
Allahumma a’thiniy nuuron. [Ya Allah, berikanlah cahaya di hatiku, pendengaranku, penglihatanku,
di belakangku, di hadapanku, di atasku dan di bawahku. Ya Allah berikanlah aku cahaya]” (HR.
Bukhari dan Muslim)

Ketika masuk masjid, ucapkanlah do’a: Allahummaftah lii abwaaba rohmatik (Ya Allah, bukakanlah
padaku pintu rahmat-Mu).

Dari Abu Usaid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


َ 9ِ1
ْ 7َ ْ>ِ 
َ Nُ—َl
ْ ‫ َأ‬Afz‫ ِإ‬bS Eُ 9SN‫{ ا‬
ِ }ُ Mَ 9ْ 7َ ‫ج‬
َ 0َ @
َ ‫ َوِإذَا‬.َkِ jَ 2
ْ ‫ب َر‬
َ ‫َا‬I~ْ ‫ َأ‬AِN ْ¦kَ 7ْ ‫ ا‬bS Eُ 9SN‫{ ا‬
ِ }ُ Mَ 9ْ 7َ ?َ a
ِnْ jَ Nْ ‫ ا‬bُ ‫ ُ? ُآ‬2
َ ‫{ َأ‬
َ@
َ ‫ِإذَا َد‬
“Jika salah seorang di antara kalian memasuki masjid, ucapkanlah: Allahummaftah lii abwaaba
rohmatik (Ya Allah, bukakanlah padaku pintu rahmat-Mu). Dan jika keluar dari masjid, ucapkanlah:
Allahummaftah lii abwaaba min fadhlik (Ya Allah, bukakanlah padaku pintu kemuliaan-Mu).” (HR.
Muslim)

Janganlah Menyela-nyela Jari-Jemari

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

8C~Kr‫ أ‬M~ vt ‫ و‬: ‫›ا‬J‫}{ ه‬D R7 Šu0D Ak2 ‫ة‬Rr F7 ‫ن‬K‫? آ‬anjN‫ ا‬Ax‫ أ‬bc 8kM~ F7 b‫?آ‬2‫§— أ‬Ix ‫إذا‬
“Jika salah seorang di antara kalian berwudhu di rumahnya, kemudian mendatangi masjid, maka dia
sudah teranggap berada dalam shalat sampai dia kembali. Oleh karena itu janganlah lakukan seperti
ini: Menyela-nyela jari-jemari.” (HR. Hakim. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Kerjakanlah Shalat Tahiyyatul Masjid, Jangan Langsung Duduk

Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ِ Mْ kَ Cَ ‫ َر ْآ‬F
َ 9fT
َ Dُ ASk2
َ ْ¨9ِa
ْ Dَ Kَ97َ ?َ a
ِnْ jَ Nْ ‫ْ ا‬b‫ ُ? ُآ‬2
َ ‫{ َأ‬
َ@
َ ‫إذَا َد‬
“Jika salah seorang dari kalian memasuki masjid, maka janganlah dia duduk sampai dia mengerjakan
shalat sunnah dua raka’at (shalat sunnah tahiyatul masjid).” (HR. Bukhari)
Janganlah Mengerjakan Shalat Sunnah Ketika Iqomah

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

=ُ ~َ IُkJْ jَ Nْ ‫_ ا‬
S ‫ َة ِإ‬R
َ r
َ R
َ 7َ ‫ ُة‬R
َ T
S N‫ ا‬y
ِ jَ Mِ‫ِإذَا ُأ‬
“Apabila dikumandangkan iqomah, maka tidak ada shalat lagi selain shalat wajib.” (HR. Muslim)

Jangan Keluar dari Masjid Setelah Adzan

Abdurrahman bin Harmalah mengatakan, ”Seorang laki-laki datang menemui Sa’id bin Al Musayyib
untuk menitipkan sesuatu karena mau berangkat haji dan umroh. Lalu Sa’id mengatakan
kepadanya, ”Janganlah pergi, hendaklah kamu shalat terlebih dahulu karena Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

?ِ a
ِnْ jَ Nْ ‫ ا‬AَN‫ َ= ِإ‬Cَ u
ْ 0S N‫ ُ? ا‬Dِ0Dُ Iَ ‫ َو ُه‬8ُ kُ u
َ Kَ2 8ْ
ُ ku
َ 0َ @
ْ ‫{ٌ َأ‬u
ُ ‫_ َر‬
S ‫©ٌ ِإ‬7ِ KَB>ُ _
S ‫ ِ? ِإ‬a
ِnْ jَ Nْ ‫ ا‬
َ >ِ ‫?َا ِء‬Bf N‫ َ? ا‬Cْ ~َ ‫ج‬
ُ 0ُ 
ْ Dَ _
َ
“Tidaklah keluar dari masjid setelah adzan kecuali orang munafik atau orang yang ada keperluan dan
ingin kembali lagi ke masjid.”

Lalu orang ini mengatakan,”(Tetapi) teman-temanku sedang menunggu di Al Harroh.” Lalu dia keluar
(dari masjid). Belum lagi Sa’id menyayangkan kepergiannya, tiba-tiba dikabarkan orang ini telah
jatuh dari kendaraanya sehingga pahanya patah.”

Hadits ini terdapat dalam Sunan Ad Darimi pada Bab ‘Disegerakannya hukuman di dunia bagi orang
yang meremehkan perkataan Nabi dan tidak mengagungkannya’.

Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.

Jangan Berdiri Ketika Iqomah Sampai Imam Berdiri

Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Aِzْ‫و‬0َ xَ ASk2
َ ‫ا‬Iُ>Iُ}xَ R
َ 7َ ‫ ُة‬R
َ T
S N‫ ا‬y
ِ jَ Mِ‫ِإذَا ُأ‬
“Jika iqomah sudah dikumandangkan, maka janganlah kalian berdiri sampai kalian melihatku berdiri.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala


alihi wa shohbihi wa sallam.

****

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumaysho.com

Disusun di malam hari, di rumah mertua tercinta (Panggang-Gunung Kidul), 10 Jumadil Ula 1430 H

Tambahkan Komentar Baru


You are commenting as a Guest. Optional: Login below.
Tulis komentar anda disini.

Subscribe to all comments by email ▼

Subscribe to all comments by email


Do not subscribe to comments

Showing 10 of 10 comments

Urutan tampil Subscribe by email Subscribe by RSS

nitasyamsiah 10/25/2009 07:07 AM 1 person liked this.

Mohon ijin untuk share


Flag

abunnisa 10/21/2009 11:58 AM

Assalamu 'alaikum wr wb
Salam kenal. Pada waktu mana yang paling utama kita berada di masjid untuk shalat jumat.
Apakah sebelum adzan ataukah ketika mendengar adzan kita baru bergegas menuju
masjid???
Jazakumullahu khoir..
wassalam wr wb
Flag

Muhammad Abduh Tuasikal 10/22/2009 09:34 PM in reply to abunnisa

Wa'alaikumus salam. Waktu yang paling utama untuk shalat jumat adalah lebih awal
kecuali bagi khotib, dia boleh datang ketika akan dilaksanakan khotbah dan dia langsung
naik mimbar.
Flag

abunnisa 10/21/2009 11:57 AM

Assalamu 'alaikum wr wb
Salam kenal. Pada waktu mana yang paling utama kita berada di masjid untuk shalat jumat.
Apakah sebelum adzan ataukah ketika mendengar adzan kita baru bergegas menuju
masjid???
Jazakumullahu khoir..
wassalam wr wb
Flag

Ning 10/18/2009 07:34 AM

Ass. Menanggapi Sebaik-baik shaf bagi wanita adalah shaf terakhir, sedangkan yang paling
jelek bagi wanita adalah shaf pertama.”. Gimana kalau SHAF WANITA itu beda LANTAI ..
Apakah Sha PERTAMA termasuk yang jelek. Trimakasih..
Flag

Muhammad Abduh Tuasikal 10/18/2009 07:44 AM in reply to Ning

Sebagaimana disampaikan oleh penulis Shahih Fiqih Sunnah, Syaikh Abu Malik:
Jika shaf wanita dan pria terpisah oleh ruangan, maka shaf yang terbaik untuk wanita
sama dengan pria. Yaitu mulai dari shaf terdepan, baru shaf di belakangnya lagi.

Jadi jika wanita berada di lantai dua dan terpisah dengan jama'ah pria, maka shaf paling
bagus untuk wanita adalah shaf terdepan.
Demikian.
Flag

fulanah 10/18/2009 05:57 AM

Mohon ijin u share jg..


Jazakalloh
Flag

Muhammad Abduh Tuasikal 10/18/2009 06:39 AM in reply 1 person liked


to fulanah this.

Silakan. Semoga bermanfaat.


Flag
fulanah 10/18/2009 05:57 AM

Mohon penjelasannya mengenai jangan menyela-nyela jari..


Padahal setahu saya, kalau kita wudhu..maka kita meyela-nyela jari kita..
Terimakasih atas penjelasannya..
Jazakumullahu khoir...
Flag

Muhammad Abduh Tuasikal 10/18/2009 06:41 AM in reply to fulanah

Dalam keadaan berwudhu hal itu tidaklah terlarang.


Flag

blog comments powered by Disqus

back to top

Artikel Lainnya:

Meninjau Shalat Arba’in di Masjid Nabawi


Fatwa Ulama: Bila Menyimpang dari Arah Kiblat
Polemik Arah Kiblat yang Tidak Tepat
Bolehkah Shalat Tahiyyatul Masjid Di Waktu Terlarang
Jama’ah Kedua yang Masih Jadi Polemik

Artikel Sebelumnya:

Bagaimana Shalat Jama'ah Bagi Wanita?


Shalat Jama’ah 5 Waktu, Wajib Ataukah Sunnah?

<< Sebelumnya Berikutnya >>

You might also like