You are on page 1of 9

1.

Gambar rotifera (Branchionus. Sp) dengan keterangan gambar, skala gambar,


deskripsi (diberi sumber) dan klasifikasinya!
Jawaban :
Gambar rotifera (Branchionus. Sp)

Phyllum

:Avertebrata

Kelas

:Aschelminthes

Sub-kelas

:Rotaria

Sub-ordo

:Eurotaria

Familia

:Monogonanta

Sub-familia

:Branchionidae

Genus

:Branchionae

Spesies

:Branchionus plicatilis

Branchionus sp berbentuk simetris bilateral menyerupai piala tubuh terbagi menjadi


tiga yaitu kepala, badan dan kaki. Pertumbuhannya cepat dan reproduksi tinggi.
Pada kondisi normal betina memproduksi 20 butir telur atau lebih selama 7-10 hari
masa hidupnya. Habitat pada air tawar, biasanya dimanfaatkan sebagai pakan
alami untuk larva alami.
Sumber : Snell, T. W., P. D. Morris, and G. A. Ceccine. 1993. Localization of the
mate recognition pheromon in Brachionus plicatilis (O. F. Muller, Rotifera) by
fluorescene labeling with lectins. J. Exp. Mar. Biol.

Ecol. 165 : pp. 225-235


2. Tulis catatan tentang rotivera menyangkut hal hal berikut :

Bentuk Tubuh

Dinding Tubuh

Pergerakan

Ekskresi

Reproduksi

Jawaban :
Bentuk Tubuh
Menurut Isnanstyo dan Kurniastuty (1995), klasifikasi Branchionus sp adalah
sebaga:
Phyllum

:Avertebrata

Kelas

:Aschelminthes

Sub-kelas

:Rotaria

Sub-ordo

:Eurotaria

Familia

:Monogonanta

Sub-familia

:Branchionidae

Genus

:Branchionae

Spesies

:Branchionus plicatilis

Rotifer merupakan salah satu pakan alami larva ikan yang digunakan para
pembudidaya ikan. Rotifer termasuk kedalam filum invetrebrata yang lebih dan
secara dekat dikaitkan dengan cacing gelang (nematoda).
Tubuhnya terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, badan, dan kaki. Pergerakannya
dilakukan oleh sekumpulan silia yang membudar di sekitar bagian kepala yang
disebut corona. Kulit luar yang keras menutupi tubuhnya disebut lorica memberikan
Rotifer bentuk tubuh yang jelas. Kadang-kadang lorica memiliki duri anterior dan
posterior yang berfungsi sebagai pertahanan diri dari predator atau sebgai alat
pengapung. Rotifer tersusun atas kurang lebih 950 sel, memiliki system saraf,
pencernaan, ekskresi dan reproduksi yang sangat khusus. Kaki yang memanjang
pada bagian posterior digunakan untuk melekat (Suminto, 2005. Adaptasi rotifera,
Jakarta : Erlangga).Tubuh rotifera dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian
anterior yang pendek, badan yang besar dan kaki. Dibagian anterior terdapat
corona dan mastax yang merupakan ciri khas filum Rotifera.

Corona terdiri atas daerah sekitar mulut yang bercilia, dan cilia ini melebar di
seputar tepi anterior hingga seperti bentuk mahkota. Gerakan cilia pada trochal disk.
Mastax terletak antara mulut dan pharynx. Mastax ialah pharynx yang beretot yang
berotot, bulat atau lonjong dan bagian dalamnya terdapat trophy, semacam rahang
berkhitin. Trophi terdiri atas 7 buah gigi yang saling berhubungan.Mastax berfungsi
untuk menangkap dan menggiling makanan, bentuknya beraneka asesuai dengan
tipe kebiasaan makan rotifera.
Bentuk badan bulat atau selindris. Pada bagian badan(trunk) terdapat tiga buah
tonjolan kecil yaitu sebuah atau sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral.
Pada unjung antena biasanya terdapat terdapat bulu-bulu sebagian alat indera.
Sebuah kaki yang langsing terletak di ujung posterior. Kultikula pada kaki acapkali
berkerut-kerut sehingga tampak seperti beruas-ruas, yang dapat memendek dan
dimasukkan ke dalam badan. Pada ujung kaki biasanya terdapat satu sampai empat
buah jari, di dalam kaki terdapat kelenjar kaki (pedal gland) yang menghasilkan
bahan perekat untuk menempel pada subtrat. Selain empat buah jari, jenis
Bdelloidea m;empunyai sepanjang taji (spur). Pada jenis yang sessile seperti
Cotheca dan Floscularia, kelenjar kaki menghasilkan bahan pembentuk selubung
seperti vas bunga. Kakipada jenis plankton adakalanya mengecil, lenyap atau di
bagian ventral. Tubuh tertutup epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sinsitial,
dengan jumlah nuclei yang selalu tetap. Epidermis menghasilkan kultikula, tipis
sampai tebal, tersgantung jenisnya, bahkan ada yang mengeras seperti cangkang
disebut lorica. Lorica adakalanya dihiasinya galur-galur, duri yang pendek, atau
panjang dan dapat digerakan, misalnya pada Filinia. Dibawah epidermis terdapat
susunan

otot

melingkar

dan

membujur,

namun

tidak

terorganisir

sebaik

pltyhelninthes. Antara dinding tubuh dan organ dalam terdapat pseudocoelom yang
berisi cairan dan sel-sel ameboid bercabang-cabang yang tersusun seperti jala
sinsitial.
Sumber : Gilbert, 1977. Mictic-female production in monogonont rotifers. Arch.

Hyrobiol. Beih. 8: pp. 142-155


Dinding Tubuh
Beberapa Rotifera sessile menggunakan hasil pedal gland untuk membentuk
cangkangna.Epidermis menghasilkan kutikula. Di bawah epidermis terdapat

otot.Pseudocola terletak dibawah dinding tubuh dan mengelilingi alat pencernaan


serta organ dalam lainnya.
Pergerakan
Rotifera bergerak dengan jalan berenang dan menjalar seperti lintah. Tenaga gerak
untuk berenang dihasilkan oleh : gerak cilia pada corona dan gerak menjalar
dibantu oleh kaki. Fungsi trochal disk : untuk berenang dan makan. Fungsi mastax :
untuk menangkap dan menggiling makanan. Bentuk mastax disesuaikan dengan
fungsinya sebagai feed filter atau canivore. Bentuk mastax dapat digunakan sebagai
identifikasi spesies. Fungsi photonephridia : sebagai osmoregulator
Ekskresi
Alat ekskresi Pada tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8
flame bul. Kedua protonephrida tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder),
yang bermuara pada bagian ventral kloaka. Isi bladder dikosongkan melalui anus
dengan jalan kontraksi, dengan kecepatan satu sampai empat kali per menit.
Pembuangan yang demikian cepat membuktikan bahwa fungsi protonephrida
adalah sebagai osmoregulator, osmoregulator yaitu membuang kelebihan air
didalam tubuh. Dalam beberapa menit dikeluarkan sejumlah cairan yang setara
dengan berat tubuh rotifera tersebut.
Reproduksi
Ada tiga kelas Rotifera yaitu (1) Seisionidea, (2) Bdelloidea, (3) Monogononta, kelas
dimana terdapat Branchionus plicatilis, B. calyciflorus, dan B. rubens. Kelas
Monogononta memiliki sirklus hidup partenogenetik yang terdiri dari fase seksual
dan aseksual. Sebagian masa hidupnya berada dalam fase aseksual namun pada
lingkungan tertentu kelompok ini dapat melakukan reproduksi seksual dan aseksual
secara serentak. faktor-faktor yang menentukan jenis kelamin masih belum
dipahami namun faktor makanan, tidak adanya stress fisiologis dan juga genetik
memainkan peranan yang penting dalam hal ini.
Rotifer memiliki masa hidup yang tidak terlalu lama. Usia betina pada suhu 25C
Kista Rotifer dihasilkan selama fase aseksual dalam sirklus hidupnya. Kista rotifer
melindungi embrio dengan menekan proses metabolisme sehingga mampu
bertahan selam beberapa tahun. Kista yang dihasilkan hampir sama dengan besar

telur yang dihasilkan melalui fase seksual. Namun bedanya mereka ditutupi oleh
cangkang yang keras serta mereka dapat bertahan dalam lingkungan yang ekstrim.
Ketika berada dalam lingkungan yang sesuai kista tersebut dapat menetas pada
usia 24 atau 48 jam pada suhu 25C dengan pencahayaan yang cukup. Rotiferritifer yang menetas tidak digunakan langsung untuk pakan tetapi untuk inokulan
untuk kultur massa. Setelah dikultur massa baru Rotifer-rotifer ini digunakan
sebagai pakan alami untuk ikan. Rotifer digolongkan menjadi dua kelompok utama
yaitu strain S dan L yang memiliki perbedaan ukuran, bentuk, duri anterior, dan
suhu optimum. Strain S bentuknya cendrung bulat dengan panjang antara 150-220
m, sedangakan strain L memiliki panjang 200-360 m. Adanya perbedaanperbedaan ukuran rotifer sebagai pakan alami menyesuaikan dengan ukuran mulut
larva ikan.
Sumber : Suminto, 1980. Female polymorphism and sexual reproduction in the
rotifers Asplanchana. Evolution of their relationship and control by dietary
tocopherol. Am. Nat. 166 : pp. 409-431.

3. Banyak metazoan yang hidup di daerah-daerah ekstrim seprti lumut, kolam


musiman dan tanah becek. Beberapa hewan sering memiliki adaptasi
reproduksi seperti memproduksi telur-telur yang resisten terhadap kondisi
ekstrim. Buatlah sebuah esai mengenai adaptasi-adaptasi apa saja yang di
lakukan hewan metazoan (seperti misalnya rotifera, nematode dan terdigrade)
untuk bertahan hidup pada kondisi ekstrim!
Jawaban :
Rotifera adalah termasuk pseudocoelomata yang berukuran mikroskopis. Sebagian
besar hidup di perairan tawar, hidup bebas dan ada yang parasit pada avertebrata'
Pada ujung anterior terdapat sekelompok silia yang tersusun dalam lingkaran
(korona). Alat pencernaannya yaitu faring mengalami modifikasi sebagai penggiling
makanan. Alat kelamin jantan dan betina terpisah, reproduksinya dapat secara
seksual dan partenogenesis. Secara partenogenesis, individu betina menghasilkan
telur yang dorman Nematomorpha adalah kelompok pseudocoelomata yang secara
morfologis mirip dengan nematoda. Bentuk tubuh cacing ini silindris panjang,
berukuran makroskopis dengan panjang mencapai 1 mm dan lebar tubuhnya
kurang dari 1 mm. Secara internal cacing ini pada yang dewasa maupun dewasa

muda tidak mempunyai sistem ekskretori, dan nutrisinya hanya diperlukan pada
saat berada di dalam tubuh hospes (arthropoda) yaitu dengan absorpsi langsung
melalui dinding tubuh, otot dinding tubuhnya hanya mempunyai otot longitudinal.
Individu anggota filum Nematomorpha bersifat diesis dan fertili sasinya internal.
Adaptasi adalah penyesuaian diri suatu organisme terhadap linkungannya. Hewan
metazoan memiliki banyak cara melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang
sangat ekstrim. Misalnya pada rotifer, nematode, dan tardigrade.
a. Rotifer, adaptasi terhadap lingkungan ekstrim dilakukan dengan pembentukan
telur dorman. Telur ini memiliki cangkang yang tebal dan resisten terhadap
lingkungan ekstrim. Setelah pembuahan telur akan membentuk dorman lalu
mengecil hingga 25% dari telur. Dengan kandungan air sedikit telur mampu
bertahan hidup bertahun-tahun adaptasi ini disebut anhidrobiosis. Ketika
kondisi menjadi baik lagi, zigot tersebut mengakhiri masa dormansinnya dan
berkembang menjadi suatu generasi baru yang kemudian bereproduksi melalui
parthenogenesis sampai kondisi menjadi tidak menguntungkan lagi. ( Campbell
edisi ke-5 jilid 2).
b. Nematode merupakan hewan avertebrata yang bersifat parasit. Pada
nematode adaptasi yang dilakukan untuk tetap bertahan hidup yaitu dengan
memproduksi telur dalam jumlah yang cukup banyak untuk menghadapi
kematian yang sering terjadi akibat harus berpindah dari inang yang satu ke
inang yang lain. Serta mampu menghindari proses pencernaan si inang dan
mampu menghindari dari serangan system imun si inang. Dalam kondisi
ekstrim nematode mampu bertahan hidup dengan mamproduksi telur dorman.
Telur ini akan mekakhiri masa dormannya apabila lingkungan sudah kembali
normal.
c. Tardigrade atau yang biasa disebut dengan beruang air. Hewan ini memiliki
cara yang unik untuk tetap bertahan pada lingkungan ekstrim. Tardigrada bisa
melalui "fase koma" seperti anoksibiosis & kriptobiosis. Anoksibiosis adalah
fase yang dilakukan Tardigrada yang hidup di darat ketika kondisi di sekitarnya
dipenuhi air. Pada fase ini, Tardigrada akan memompa tubuhnya seperti balon
sehingga ia bisa melayang di air hingga beberapa hari. Begitu kondisi
lingkungan di sekitarnya sudah lebih mengering, mereka kembali ke fase
normalnya & beraktivitas seperti biasa. "Fase koma" lainnya yang lebih
mengagumkan dari Tardigrada adalah fase kriptobiosis. Fase ini dilakukan

ketika kondisi di lingkungannya menjadi tidak menguntungkan semisal terlalu


kering, kadar racun di sekitarnya meningkat, atau ketika suhu di lingkungannya
terlalu tinggi/rendah. Saat melakukan fase ini, Tardigrada akan menarik kakinya
ke dalam, mengerutkan tubuhnya hingga hanya berukuran 1/3 aslinya, lalu
melapisi kulitnya dengan bahan semacam lilin. Pada fase ini, metabolisme
Tardigradabisa menurun drastis hingga nyaris tidak bisa dideteksi lagi oleh
peralatan manusia, sementara kadar air dalam tubuhnya menurun hingga
kurang dari 1%. Begitu kondisi di sekitarnya sudah kembali menguntungkan, layaknya anoksibiosis - Tardigrada akan kembali beraktivitas seperti biasa.
Tardigrade juga memerlukan jangka waktu tertentu untuk kembali ke fase
normal, bergantung pada berapa lama ia melakukan kriptobiosis.
Sumber : Isnansetyo, dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan
Zooplankton : Pakan Alami Ikan Untuk Pembenihan OrganismeLaut. Yogyakarta :
Penerbit Kanisius. Hlm. 14-15.

4. Carilah beberapa literatur, sebut dan gambarlah paling sedikit 5 jenis rotifera,
dan jelaskan perananya bagi Budidaya Perikanan.
Jawaban :
A. Trichocerca longiseta
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum

: Rotifera

Class

: Eurotatoria

Ordo

: Ploima

Family

: Trichocercidae

Genus

: Trichocerca

Spesies

: Trichocerca longiseta

Trichocerca longiseta mempunyai tubuh asimetris, hampir silindris. Kaki pendek


dengan kedua ujungnya tidak sama rata. Kadang mempunyai satu kaki saja.
Spesies ini hidup di lingkungan litoral. Lebih suka di perairan yang oligotrofik.
Mempunyai peranan di perairan sebagai pakan alami bagi hewan yang lebih
besar darinya.

B. Asplancna brightwelli
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum

: Rotifera

Class

: Monogananta

Ordo

: Ploima

Family

: Asplancna

Genus

: Asplancna

Spesies

: Asplancna brightwelli

Asplancna tinggal di danau yang bersifat alkali dan eutrofik. Tidak memiliki kaki
dan lobus terletak di perut. Ciricirinya adalah mempunyai kelenjar yang
berbentuk tapal kuda berwarna kuning. Perananya di dalam perairan adalah
sebagai rantai makanan yaitu zooplankton.

C. Rotatoria sp
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum

: Aschelminthes

Class

: Rotifera

Ordo

: Bdelloida

Family

: Rotatoria

Genus

: Rotatoria

Spesies

: Rotatoria sp

Rotatoria merupakan salah satu pakan alami larva ikan yang digunakan para
pembudidaya ikan, dapat membantu dalam proses dekomposisi bahan organik
terlarut di air dan di permukaan tanah.

D. Trichocerca cylindrica
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum

: Rotifera

Kelas

: Monogananta

Ordo

: Ploima

Family

: Trichorcidae

Genus

: Trichorcidae

Spesies

: Trichocerca cylindrica

Mempunyai ciri-ciri badan yang memanjang berbentuk silindris. Hidup di


lingkungan perairan yang oligotrofik. Berperan sebagai rantai makanan di
perairan. Bagian tubuh memiliki ekor yang memanjang ke bawah.

E. Chonocilus hippocrepis
Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Rotifera

Kelas

: Monogananta

Ordo

: Flosculariaceae

Family

: Chonocilidae

Genus

: Chonocilus

Spesies

: Chonocilus hippocrepis

Chonocilus hippocrepis biasanya hidup di lingkungan oligotrofik, mesotrofik, dan


eutrofik. Hidupnya berkoloni terbungkus dalam matriks gelatin atau selubung.
Tubuhnya berbentuk bulat seperti vas dan meruncing ke arah kaki. Peranannya
di perairan adalah sebagai rantai makanan bagi hewan yang ada dalam satu
ekosistem tersebut.
Sumber : Suminto, 1980. Female polymorphism and sexual reproduction in the
rotifers Asplanchana. Evolution of their relationship and control by dietary
tocopherol. Am. Nat. 166 : pp. 409-431.
Mujiman, A. 1998. Makanan Ikan. Jakarta : Penerbit PT. Penebar Swadaya : hlm 417 : 49-51.

You might also like