Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Osteoartritis berasal dari kata yunani yaitu osteo yang berarti tulang,
arthro yaitu sendi dan itis berarti radang atau inflamasi.Osteoartritis (OA) adalah
suatu kelainan sendi kronis (jangka lama) dimana terjadi proses pelemahandan
disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan
tulang rawanbaru pada sendi. Kelainan ini merupakan suatu proses degeneratif
pada sendi yang dapat mengenai satuatau lebih sendi. Setiap sendi memiliki resiko
untuk terserang OA. Daerah yang paling sering terserang OA yaitu lutut, panggul,
vertebra dan pergelangan kaki.3
B. Epidemiologi
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemukan di
dunia, termasuk di Indonesia.Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada
penderita sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Di Inggris dan Wales,
sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang mengalami gejala OA. Di Amerika, 1 dari 7
penduduk menderita OA. Osteoartritis menempati urutan kedua setelah penyakit
kardiovaskuler sebagai penyebab ketidakmampuan fisik (seperti berjalan dan
menaiki tangga) di dunia barat. Secara keseluruhan, sekitar 10 15% orang.5
Prevalensi
osteoartritis
secara
jelas
meningkat
sesuai
dengan
pertambahan usia. Kondisi ini jarang ditemukan pada anak-anak dan dewasa
muda.Usia, jenis kelamin, pekerjaan, kegemaran, ras, dan hereditas seluruhnya
bisa berperan dalam manifestasi klinis osteoartritis.2
Data di Indonesia yang didapat dari Malang dimana prevalensinya sekitar
10-13,5%, di pedesaan Jawa tengah prevalensi osteoartritis klinis sekitar 5,1%. Di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta menunjukkan 43,8% (1991-1994)
35% (2000) merupakan penderita osteoartritis.4 Sedangkan sesuai data di Rumah
Sakit Prof. DR. Kandou Manado menunjukkan bahwa penderita osteoarthritis
sebanyak 22 % (2010), 20 % (2011), 19 % (2012).
C. Etiologi
Etiologi pasti dari osteoartritis sampai saat ini tidak diketahui, akan tetapi
beberapa faktor predisposisi terjadinya osteoartritis dipengaruhi oleh:5,6
-
Umur
Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas 50 tahun)
Jenis Kelamin
Kelainan ini ditemukan baik pada pria maupun wanita, dimana
osteoartritis primer lebih banyak ditemukan pada wanita pasca
menopause, sedangkan osteoartritis sekunder lebih banyak pada laki-laki.
Ras
Lebih sering pada orang Asia khususnya China, Eropa, dan Amerika.
Faktor Keturunan
Faktor metabolik/endokrin
Pada penderita obesitas, hipertensi, hiperurisemia dan diabetes lebih
rentan.
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis seperti nyeri pada sendi yang terkena terutama sewaktu
bergerak.Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku,
kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan
pada pergerakan sendi, kaku pagi, pembengkakan sendi dan perubahan gaya
berjalan.5,6
Lebih lanjut terdapat pembengkakan sendi dan krepitasi tulang.Tempat
predileksi osteoartritis adalah sendi karpometakarpal I, metatarsofalangeal I,
apofiseal tulang belakang, lutut dan paha. Tanda-tanda peradangan pada sendi
tersebut tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya
sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat dan kemerahan.7,8
E. Patofisiologi
1. Tulang rawan sendi
2. Perubahan Tulang.
Perubahan tulang subkondral yang mengikuti degenerasi tulang rawan
sendi meliputi peningkatan densitas tulang subkondral, pembentukan
rongga-rongga yang menyerupai kista yang mengandung jaringan miksoid,
fibrosa, atau kartilago.Respon ini muncul paling sering pada tepi sendi
tempat pertemuan tulang dan tulang rawan yang berbentuk bulan sabit
(crescent).Peningkatan
densitas
tulang
merupakan
akibat
dari
tulang
rawan
sendi
serta
tulang
subkondral
dan
sitokin
anabolik
yang
menstimulasi
proliferasi
dan
Jaringan Periartikuler.
Kerusakan tulang rawan sendi mengakibatkan perubahan sekunder dari
sinovial, ligamen, kapsul, serta otot yang menggerakan sendi yang
terlibat.Membran sinovial sering mengalami reaksi inflamasi ringan
sampai sedang dan dapat berisi fragmen-fragmen dari tulang rawan
sendi.Kurangnya penggunaan sendi dan penurunan ROM mengakibatkan
atrofi otot. Perubahan sekunder ini sering mengakibatkan kekakuan sendi
dan kelemahan tungkai.2
F. Diagnosis
Diagnosis pada osteoartritis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan
fisik serta pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis akan didapatkan gejala-gejala
yang sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan.2 Gejala
utama adalah nyeri pada sendi yang terkena, terutama pada waktu bergerak, Awal
mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat.
Terdapat hambatan pada gerak sendi, biasanya semakin bertambah berat sejalan
dengan bertambanya rasa nyeri.Kaku pada pagi hari dapat timbul setelah
imobilisasi, seperti duduk dalam waktu yang cukup lama atau setelah bangun
tidur. Krepitasi atau rasa gemeretak pada sendi yang sakit juga menjadi keluhan
dari penderita osteoarttritis.6
Tes-tes provokasi yang dilakukan untuk memeriksa sendi lutut antara
lain:
1. Tes McMurray
Tes ini merupakan tindakan pemeriksaan untuk mengungkapkan lesi
meniskus.Pada tes ini penderita berbaring terlentang.Dengan satu tangan
pemeriksa
memegang
tumit
penderita
dan
tangan
lainnya
memegang
(a)
(b)
Pemeriksaan penunjang:1,3,5
a. Pemeriksaan radiologi foto polos lutut
b. Pemeriksaan laboratorium darah
c. Analisa cairan sendi
Pemeriksaan Radiologis
Derajat kerusakan sendi berdasarkan gambaran radiologis kriteria Kellgren
&Lawrence :
Derajat 0
: radiologi normal.
Derajat1
Derajat2
Derajat3
Derajat4
Klinis
penguatan
danmempertahankan
otot.
Latihan
pergerakan
diketahui
sendi,
dapat
meningkatkan
menguatkan
otot,
10
2. Terapi okupasi meliputi latihan koordinasi aktivitas kehidupan seharihari(AKS) untuk memberikan latihan pengembalian fungsi sehingga penderita
bisa melakukan kembali kegiatan/perkerjaan normalnya.10,12
11
BAB III
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. NN
Umur
: 52 Tahun
Alamat
: Tuminting
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Muslim
Suku
: Minahasa
Tanggal Periksa
: 25 November 2013
2. ANAMNESIS
Keluhan utama
Nyeri lutut dialami sejak + 4 bulan yang lalu dan mulai memburuk dalam 1
bulan terakhir.Nyeri bersifat hilang timbul seperti ditusuk-tusuk, terlokalisasi
pada lutut dan tidak menjalar.Nyeri lutut disertai kekakuan terutama saat
bangun di pagi hari + 15 menit, disertai rasa hangat dan bengkak pada
lutut.Nyeri lutut memberat saat penderita mulai beraktivitas seperti
menggerakan lututnya saat berdiri, jongkok, maupun berjalan selama + 10
menit dan sering diikuti bunyi klek.Terbatasnya aktivitas sehari-hari seperti
jalan dan naik turun tangga, nyeri saat sholat dikeluhkan penderita.Nyeri
berkurang dengan pemakaian obat anti nyeri dan saat penderita istirahat.Saat
ini penderita bisa berjalan sendiri tanpa bantuan.
12
Riwayat Keluarga
Penderita tinggal dirumah permanen depan jalan raya, 1 lantai, lantai ubin,
sumber penerangan dari Perusahaan Listrik Negara, sumber air dari
Perusahaan Air Minum/sumur pompa, WC duduk dan berjarak 10 m dari
kamar tidur. Penderita memiliki 5 orang anak dan biaya pengobatan
ditanggung pemerintah melalui jamkesmas.
Riwayat Psikologis
3. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: Baik
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Kesadaran
: Compos Mentis
Nadi
: 88x/menit
Tinggi badan
: 147 cm
Berat badan
: 60 kg
: 27,7kg/m2(Overweight)
Kepala
: Normocephal
Mata
GCS: E4M6V5
Respirasi: 22x/m
Suhu : 36,80C
13
Leher
Thoraks
Abdomen
Palpasi
10
Dextra
Sinistra
ALL
85
85
TLL
83
83
Q angle
200
200
Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) regio genu dextra dan sinistra
Dextra
Sinistra
Normal
Fleksi
0-1200
0-1350
1350
Ekstensi
0-00
0-00
00
Pemeriksaan Neuromuskular
Ekstremitas
superior
Dextra
Sinistra
Gerakan
+N
14
+N
Ekstremitas
inferior
Dextra
Sinistra
+N
+N
Kekuatan otot
5/5/5/5
5/5/5/5
5/4/5/5
5/5/5/5
Tonus otot
Refleks Fisiologis
+N
+N
+N
+N
Refleks Patologis
TesProvokasi :
Jenis tes
Dextra
Sinistra
Anterior drawer
Posterior drawer
McMurray
Apley compression
Apley distraction
15
Problem :
-
Nyeri lutut
Gangguan ambulasi
Cemas
Diagnosis klinis
Diagnosis etiologi
: Degeneratif
Diagnosis topis
Diagnosis fungsional
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Non medikamentosa
Rehabilitasi medik
o Fisioterapi
- Evaluasi : Nyeri lutut, gangguan AKS, dan gangguan ambulasi
- Program:
Kompres es
o Okupasi terapi
- Evaluasi : Nyeri lutut, gangguan AKS, gangguan ambulasi
- Program: latihan atau edukasi melaksanakan aktivitas kehidupan
sehari-hari dengan prinsip mengurangi beban pada sendi lutut
(joint protection).
o Ortotik Prostetik
- Evaluasi : nyeri lutut, gangguan AKS, gangguan ambulasi
16
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: Dubia ad Bonam
Quo ad fungtionam
: Dubia ad Bonam
Qua ad sanationam
: Dubia ad Bonam
17
Daftar Pustaka
1. Reni H. Masduchi. Rehabilitasi Nyeri pada Sendi Degeneratif.
SMF/Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RSU dr.Soetomo/FK
UNAIR. PKBRehabilitasi Medik, Surabaya: 2005.
2. Brandt KD, Doherty M, Lohmander LS. Osteoarthritis. 2 ed. Oxford
University Press. New York: 2003;299-308.
3. Garison SJ. Osteoartritis. Dalam : Wijaya AC, alih bahasa. Dasar-Dasar
Terapi dan Rehabilitasi Fisik.Jakarta : Hipokrates, 1996;70-2.
4. Broto R. Manfaat Glukosamin dan Kondroitin Sulfate untuk
terapiOsteoartritis. Dalam: Setyohadi B, Kasjmir YI, editor. Naskah
lengkap TemuIlmiah Reumatologi. Jakarta: 2002.
5. Rosjad C. Kelainan Degeneratif Tulang dan Sendi. Dalam : Pengantar
IlmuBedah Ortopedi. Ujung Pandang : Bintang Lamumpatue; 197-235
6. Asviarty, Nuhani SA, Tulaar A, dkk. Osteoartritis. Dalam: Standar
Operasional Prosedur .DEPKES. Jakarta, 2000; 15-18
7. Anonymous.Osteoartritis. [Online]. 2004 [cited 2013 November 25];
Availablefrom:www.arthritis.com/types%of%20arthritis/osteoartritis.
8. Braunwald E, Fauci AS, et al. Degenerative joint disease. In: Harrisons
manual of medicine 15 thed. Boston: McGraw-Hill: 2002;748-49.
9. Elyas E. Pendekatan Terapi Fisik pada Osteoarthritis. Pertemuan Ilmiah
Tahunan PERDOSRI 2002. Bidang Pendidikan da LAtihan Pengurus
BesarPERDOSRI. Jakarta, 2002;53-63.
10. Tulaar ABM. Peran Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik
padaTatalaksana Osteoarthritis. Semijurnal Farmasi dan Kedokteran
EthicalDigest. Februari 2006;46-54.
11. Pain
exercises.
Knee
Pain
Exercise.
(online).
Available
from:http//Painexercise.net
12. Mansjoer A, dkk. Reumatologi. Dalam: Kapita selekta kedokteran.
Jakarta:Media Aesculapius FKUI, 1999;525-6 .
13. Vogelgesang S. Osteoarthritis. In: West SG, editor. Rheumatology secrets,
2nd edition. Philadelphia: Hanley & Belfus Inc, 2002;365-74.
14. Sengkey LS, dkk. Kumpulan Kuliah Rehabilitasi Medik FK UNSRAT
Manado: 2010.
18