Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Firza Annisa Nst
110302062
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan Kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan anugerah-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Amdal
Perairan tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah Amdal Perairan ini
adalah Potensi Limbah Pencemaran Hasil Buangan Sisa Pencucian Mie
Pangsit ke Sungai Mencirim Kota Binjai. Makalah ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat mengikuti perkuliahan Amdal Perairan di Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rusdi Leidonald, M.Sc
sebagai dosen mata kuliah Amdal Perairan yang telah membimbing saya dan serta
para mahasiswa yang telah memberikan masukan kepada saya dalam penyelesaian
makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata
saya ucapkan terima kasih.
Medan,
Oktober 2014
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota Binjai terdiri dari 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Binjai Selatan,
Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara, dan Binjai Barat dengan 37 kelurahan dan
jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 219.145 jiwa. Kota Binjai yang terletak di
Provinsi Sumatera Utara, kedudukan Kota Binjai adalah:
Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Selatan : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Barat
: Kabupaten Langkat
Beberapa potensi wilayah dari Kota Banjai ini adalah di sektor pertanian,
terutama tanaman padi, dimana pada tahun 2002 jumlah produksinya mencapai
22.266 ton. Walaupun hasil pertanian ini cukup potensial (kegiatan perekonomian
terbesar ketiga di Kota Binjai), namun demikian sektor yang lebih menonjol
dalam kegiatan perekonomian daerah adalah sektor industri pengolahan dan
perdagangan. Sedangkan potensi peternakan, sebagian besar penghasil ternak di
Kota Binjai adalah berada di Kecamatan Binjai Selatan (DPU Binjai, 2002).
Seperti halnya dengan kota-kota lain, Kota Binjai juga memiliki beberapa
tempat wisata kuliner, seperti warung makan Bakso, warung makan Mie Pangsit,
dan Rumah Makan lainnya. Posisi Kota Binjai cukup strategis untuk
menjadikannya berkembang pesat sebagai kota perdagangan karena terletak di
jalur lintas Sumatera. Jalur ini menghubunghkan ota Binjai dengan kota atau di
kabupaten di Sumtera Utara, seperti Kota Medan, Kabupaten Langkat, dan
Provinsi Daerah Istimewa Aceh.
Warung makan Mie Pangsit yang bernama Rumah Makan Irian terletak di
Binjai, sekitar 30 menit dari kota Medan. Di Rumah Makan Irian, yang terletak di
Jalan Kapten Muslim No. 10-12, Anda bisa memesan ifu mie. Ifu mie khas Binjai
yang asli sama seperti yang dijual di Jakarta: mi digoreng sampai garing, lalu
disiram topping sesuai selera, misalnya sayur cap cay. Makanan lainnya adalah
ayam goreng kampung khas Binjai, can pia (sejenis lumpia isi kepiting, udang,
wortel, dan sayuran), dan tim ikan jurung. Berdasarkan info dari sekitar Rumah
Makan Irian ini, Rumeh Makan Irian mengolah sendiri Mie Pangsit yang akan di
jual kepada konsumen, oleh karena itu, Di Rumah Makan Irian ini juga
merupakan home industry pembuatan Mie Pangsit.
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
semula (UU PPLH Nomor 4 Tahun 1982).
Berdasarkan
permasalahan
tersebut
maka
pemerintah
mempunyai
kebijakan di bidang lingkungan hidup. Salah satu upaya yang harus dilakukan
Yang
Tidak
Memiliki
Dokumen
Pengelolaan
Lingkungan
ISI
Sesuai dengan judul yang akan dibahas yaitu tentang pencemaran yang
terjadi di sebuah sungai. Untuk mengetahui penyebab tercemarnya Sungai
Mencirim, sebelumnya kita harus mengetahui parameter kunci apa yang perlu
diperhatikan. Untuk paramerter kunci yang perlu diperhatikan dalam sebuah
perairan sungai yaitu arus.
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar
dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air
limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha
dan/atau kegiatan (Tias, 2009).
Dalam konteks ini, sisa buangan pencucian Mie Pangsit menggunakan air
panas
yang
akan
menyebabkan
nitrat
di
perairan
Sungai
Mencirim
2. Proses kedua adalah Pembentukan Mie (Roll Press), Roll Press adalah mesin
produksi yang terdiri dari 3 buah unit, yaitu unit pressing (penggilingan),slitter
dan unit wave conveyor. Unit pressing berfungsi membentuk lembaran adonan
mie sampai ketebalan tertentu. Unit slitter berfungsi seperti pisau yang akan
memotong lembaran mie secara membujur menjadi untaian mie. Terakhir
adalah unit wave conveyor yang akan membentuk untaian mie menjadi
bergelombang/keriting.
Proses pembuatan mie terdiri dari tahap pencampuran (mixing) dan
pembentukan mie (roll pressing), ini akan menghasilkan limbah dalam jumlah
besar yang akan berdampak negatif bagi lingkungan, Dampak negatif inilah yang
harus diperhatikan oleh setiap industri. Setiap industri mie harus meminimalisasi
tingkat pencemaran yang terjadi, dengan pengelolaan dan pengolahan limbah
yang baik serta pemantauan dampak limbah terhadap lingkungan, yaitu dengan
cara penyusunan dokumen UKL/UPL (Upaya Kelola Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan).
Limbah yang dihasilkan dari industri mie adalah limbah gas, limbah cair
serta limbah padat.
a. Limbah Gas
Limbah gas berasal dari asap pabrik yang ditimbulkan oleh proses produksi
yang ada di dalam ruangan (ruang produksi). Limbah gas ini sangat berbahaya
apabila sampai terhirup oleh manusia dan mencemari udara. Jika terhirup oleh
manuasia akan mengganggu kesehatan pada peredaran darah dan saluran
pernafasan.
b. Limbah cair
Limbah cair industri mie dihasilkan oleh mesin proses produksi yaitu boiler
dan cleaning, dan limbah yang dihasilkan dari penggorengan berupa minyak
goreng kotor/bekas. Hasil buangan ini tidak beracun, namun kadar BOD dan
COD yang terkandung dalam air menjadi berkurang dan menebabkan
penurunan kualitas air. Limbah cair mie terdiri dari limbah cair organik
berbasis bahan baku olahan dari pertanian, seperti tepung terigu (mengandung
karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral) dan minyak kelapa (mengandung
asam lemak diantaranya laurat, palmitat, dan oleat) yang terlarut dalam air
limbah.
c. Limbah padat
Limbah padat dari mie tidak berbahaya, namun banyak bahan yang sulit
terurai dilingkungan terutama plastik yang dihasilkan dalam jumlah yang
cukup besar seperti kemasan bahan baku dan bahan penolong. Kemasan
produk dan limbah domestik, selain plastik limbah padat yang dihasilkan juga
seperti potongan adonan, mie yang kadaluarsa.
PENUTUP
Limbah udara dapat diminimalkan dengan selalu mengecek emisi buangan
dari pabrik dengan perawatan secara berkala dan pengecekan uji emisi gas buang,
agar gas buang dari pabrik tidak melewati baku mutu yang berlaku.
Limbah cair dari industri mie dimanfaatkan untuk menyiram tanaman
apabila kualitasnya sudah diperbaiki. Selain itu, dapat pula dijadikan sebagai
bahan baku pengolahan sabun, karena karakteristik limbah cair mie yang
mengandung 55% minyak. Pembuatan sabun dari limbah cair ini sama dengan
pembuatan sabun dari minyak-minyak lainnya, dengan penambahan kaustik soda
dengan perbandingan 1;5 maka akan terbentuk sabun dengan dua bentuk fisik
yang berbeda warna.
Limbah padat dari industri mie seperti plastik dapat dimanfaatkan untuk
diolah kembali menjadi plastik, dan dibuat kerajinan tangan. Sedangkan potongan
mie serta mie kadaluarsa dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Limbah
potongan-potongan mie ini memiliki kandungan sama dengan pakan ikan yaitu
banyak mengandung karbohidrat dan protein maka dari itu limbah indusrti mie
perlu dimanfaatkan untuk pembuatan pakan ikan. Selain itu, Nilai nutrisi yang
terkandung dalam limbah industri ini adalah kandungan lemaknya. Lemak dalam
limbah mie biasanya berasal dari minyak kelapa sawit, yang diduga memiliki FFA
rendah, karena untuk konsumsi manusia. Keunggulan limbah industri mie
dibandingkan dedak padi adalah kandungan serat kasarnya. Kandungan asam
amino limbah industri mie juga tidak jauh berbeda dengan asam amino dalam
terigu, sehingga diharapkan dapat digunakan dalam pakan ikan sebanyak 10 15%, atau menggantikan tepung terigu. Selain pakan ikan, limbah padat mie ini
juga disarankan untuk pakan ternak, namun penggunaan limbah mie melebihi
30% dapat berpengaruh terhadap berat karkas (berat ternak setelah dipotong) dari
ternak.
DAFTAR PUSTAKA
David, A. 2010. Pengelolaan Sumberdaya Air. Jurnal Perikanan dan Kelautan.
Vol 5 (1).
DPU Binjai, 2002. Profil Kabupaten Kota. Binjai
Herlina, S. 2006. Limbah Pengelolaan Industri Rumah Tangga. Jurnal Akuakultur
Indonesia Vol 3 (6).
Tias, N. P. 2009. Efektivitas Pelaksanaan Amdal dan UKL UPL dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Kudus. Tesis. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkingan Hidup
Tahun 1982
Nomor 4