You are on page 1of 28

STEP 7

1. Bagaimana batasan usia dari masa kanak-kanak sampai


tua ?
Menurut WHO :
- 45-59 tahun : usia pertengahan lanjut
- 60-74 tahun : lanjut usia
- 75-90 : lanjut usia tua
- > 90 : usia sgt tua
Proses penuaan mnurut umur :
- Fase subklinik : umur 25-35 tahun merusak sel DNA
tubuh, karena stress, paparan sinar UV
- Fase transisi : 35-45 tahun kadar hormon menurun
25 %
- Fae klinik : > 25 tahun : seseorang akan mengalami
penurunan hormon DHEA, Melatonin, GH, Testoteron,
tiroid. Terjadi gangguan penyerapan nutrisi dan mineral
shg bs menyebabkan penurunan densitas dari tulang
Depkes
- Virilitas : 45-54 tahun
- Pracenium : 55-64 tahun
- Senecus : > 65 tahun
2. Mengapa pasien merasa badan mudah capek dan sudah
tidak cekatan lagi seperti dulu dan hubungannya dengan
usianya sekarang?
- Faktor resiko usia : semakin tua umur semakin menurun
fungsi-fungsinya, kemampuan alveoli menurun >

elastisitas menurun > metabolisme jg berkurang >


ambilan O2 jg menurun shg lbh mudah capek
- Homeostasis dari tubuh : manusia punya standart
homeostasis sendiri-sendiri. Saat penuaan trjd
homeostenosis diaman kemampuan homeostasis tidak
digunukan untuk homeostasis tapi lebih berusaha ke
standart normalnya dulu, misal metabolisme sel akan
berkurang > sel berkurang tapi volume sel membesar.
- Vaskular dan sirkulasi darah : AGES ( advance glikation
End Prouducts ) terjadi binding antara glukossa dan
protein meningkat > akumulasi di beberapa jaringan
tubuh > mengurangi elastisitas jaringan.
Contohnya akumulasi pd vaskular > elastisitas vaskular
akan menurun shg suplai kejaringan lebih lambat shg
mudah lelah.
System endokrin
Toleransi glukosa terganggu (gula darah
puasa meningkat 1mg/dl/dekade; gula
darah
postpandrial
meningkat
10mg/dl/dekade;
insulin
serum
meningkat
,HbA1C
meingkat,IGF-1
berkurang)
Penurunan
yang
bermakna
pada
dehidroepiandrosteron (DHEA)
Penurunan testosteron bebas maupun
yang bioavailable
Penurunan hormon T3
Peningkatan hormon paratiroid (PTH)
Penurunan produksi vit D oleh kulit
ovarian
failuredisertai
menurunnya
hormon ovarium
Peningkatan kadar homosistein serum
Kardiovaskuler
Tidak ada perubahan frekuensi jantung
saat istirahat, penurunan frekuensi
jantung maksimum
Berkurangnya pengisian ventrikel kiri
Berkurangnya
sel
pacu
jantung
(pacemaker) di nodus SA
Hipertrofi atrium kiri
Kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri
bertambah lama
Menurunnya
respon
inotropik,kronoropik,lusitropik terhadap

Saluran kemih dan kelamin


Perpanjangan waktu refrakter
untuk ereksi pada pria
Berkurangnya intensitas orgasme
pada pria maupun wanita
Pengosongan kandung kemih
yang
tidak
sempurna
dan
peningkatan volume residual
urin
Berkurangnya sekresi prostat di
urin
Berkurangnya konsentrasi faktor
antiadheren
protein
TammHorsfall
Regulasi suhu tubuh
Berkurangnya vasokonstriksi dan
vasodilatasi pembuluh darah
kutaneus
Berkurangnya produksi keringat
Meningkatnya temperatur inti
untuk mulai berkeringat
Otot
Massa otot berkurang secara
bermakna
(sarkopenia)karena
berkurangnya serat otot
Efek penuaan paling kecil pada
otot diafragma,lebih pada otot
tungkai dibandingkan lengan
Berkurangnya
sntesis
rantai

stimulasi beta andrenergik


Menurunnya curah jantung
Menurunnya hipertrofi sebagai respon
terhadap peningkatan volume & tekanan
Peningkatan atrial natriuretic peptide
(ANP) serum
Lapisan subendotel menebal dengan
jaringan ikat
Ukuran dan bentuk yang irreguler pada
sel-sel endotel
Fragmentasi elastin pada lapisan media
dinding arteri
Peningkatan resistensi vaskuler perifer.
Tekanan darah
Peningkatan
tekanan
darah
sistolik,
tekanan darah diastolik tidak berubah
Berkurangnya vasodilatasi yang dimediasi
beta-andrenergik
Vasokonstriksi
yang
dimediasi
alfaandrenergik tidak berubah
Terganggunya perfusi autoregulasi otak
Paru-paru
Penurunan FEV1 dan FVC
Meningkatnya volume residual
Berkurangnya efectivitas batuk
Berkurangnya efectivitas fungs silia
ventilation-perfision mismatching yang
menyebabkan PaO2 menurun seiring
bertambahnya usia: 100-(0,32 x umur)
peningkatan diameter trakea dan saluran
nafas utama
membesarnya duktus alveolaris akibat
berkurangnya area permukaan
penurunan massa jaringan paru
ekspansi toraks
penurunan tekanan masksimum inspirasi
dan ekspirasi
berkurangnya
kekuatan
otot-otot
pernafasan
kekakuan dinding dada
berkurangnya difusi CO
berkurangnya respons ventilasi akibat
hiperkapnia
Hematologik
berkurangnya cadangan sumsum tulang
akibat
kebutuhan
yang
meningkatattenuated
retikulosis
terhadap pemberian eritropoietin
ginjal
menurunnya bersihan kreatinin (creatinin
clearence)& laju filtrasi glomerulus
(GFR) 10ml/decade
penurunan massa ginjal sebanyak 25%,
terutama
dari
korteks
dengan

berat miosin
Berkurangnya
inervasi,meningkatnya
jumlah
miofibril per unit otot
Infiltrasi lemak ke berkas otot
Peningkatan fatigabilitas
Berkurangnya
laju
met.basal
(berkurangnya
4%
dekade
setelah usia50)
Tulang
Melambatnya
penyembuhan
fraktur
Berkurangnya massa tulang pada
pria dan wanita, baik pada
tulang
trabekular
maupun
kortikal
Berkurangnya formasi osteoblas
tulang
Sendi
Terganggunya matriks kartilagi
Modifikasi
proteoglikan
dan
glikosaminoglikan
Sistem saraf perifer
Hilangnya neuron motor spinal
Berkurangnya
sensasi
getar,
terutama di kaki
Berkurangnya sensitivitas termal
(hangat-dingin)
Berkurangnya amplitudo aksi
potensial saraf sensorik
Berkurangnya
susunan
serat
yang termielinasi
Meningkatnya
heterogenitas
selaput akson mielin
Sistem saraf pusat
Berkurangnya sedikit massa otak
Berkurangnya
aliran
darah
otak&terganggunya
autoregulasi perfusi
Proliferasi astrosit
Berkurangnya densitas koneksi
dendritik
Berkurangnya mielin dan total
lipid otak
Berubahnya
neurotransmiter,termasuk
dopamin dan serotonin
Meningkatnya
aktivitas
monoamin oksidase
Berkurangnya
reseptor
glukokortikoid hipokampal
Melmbatnya proses sentral dan
waktu reaksi
Gastrointestinal

peningkatan relative perfusi nefron


yukstameduler
menurunnya ekskresi dan konservasi
natrium
menurunnya ekskresi dan konservasi
kalium
menurunnya kapasitas konsentrasi dan
dilusi
berkurangnya sekresi akibat pembebanan
asam
aksentuasi pelepasan ADH sebagai respon
terhadap dehidrasi
berkurangnya produksi nitrit oksida
meningkatnya
ketergantungan
prostaglandin
ginjal
untuk
mempertahankan perfusi
menurunnya aktivasi vit.D
pendengaran
hilangnya nada berfrekuensi tinggi secara
bilateral
defisit pada proses sentral
kesulitan untuk membedakan sumber
bunyi
terganggunya kemampuan membedakan
target dari noise
jaringan adiposa
meningkatnya aktivitas aromatase
peningkatan kemungkinan lipolisis
sistem imun
berkurangnya imunitas yang dimediasi sel
rendahnya afinitas produkasi antibodi
meningkatnya autoantibodi
banyaknya
nonresponder
terhadap
vaksinasi
berkurangnya
hipersensitivitas
tipe
lambat
terganggunya fungsi makrofag
atrofi timus dan hilangnya hormon timus
meningkatnya IL-6 dalam sirkulasi
berkurangnya produksi selB oleh sumsum
tulang
fungsi kognitif
kemmpuan
meningkatkan
fungsi
intelektual berkurang
berkurangnya efisiensi tranmisi saraf
diotak, menyebabkan proses informasi
melambat dan banyak informasi hilang
selama tranmisi
berkurangnya
kemampuan
mengakumulasi informasi baru dan
mengambil informasi dari memori
kemampuan mengingat kejadian masa
lalu lebih baik dibandingkankemampuan
mengingat kejadian yang baru saja

Berkurangnya ukuran dan aliran


darah hati
Terganggunya clearence obat
oleh
hati
sehingga
membutuhkan
metabolisme
fase I yang lebih ekstensif
Terganggunya respons terhadap
cedera pada mukosa lambung
Berkurangnya massa pankreas
dan cadangan enzimatik
Berkurangnya kontraksi kolon
yang efektif
Berkurangnya absorpsi kalsium
Penglihatan
Terganggunya adaptasi gelap
Pengeruhan pada lensa
Ketidakmampuan untuk fokus
pada
benda-benda
jarak
dekat(presbiopia)
Berkurangnya
sensitivitas
terhadap kontras
Berkurangnya lakrimasi
Penghidu
Deteksi penghidu berkurang 50%
Haus
Berkurangnya rasa haus
Terganggunya kontrol haus oleh
endorfin
Keseimbangan
Meningkatnya respon ambang
vestibular
Berkurangnya jumlah sel rambut
pada organ Corti

terjadi

(Ari W Sudoyo, dkk. 2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi 3.Jakarta:
FKUI)
a. kulit kering
kekeringan ini terjadi karena menurunnnya hormone androgen,
menurunnya fungsi kelenjar sebasea, berkurangnya jumlah dan fungsi
kelenjar ekrin, berkurangnya kadar air dalam epidermis, paparan sinar
matahari yang lama
b. permukaan kulit yang kasar dan bersisik
hal ini disebabkan kelainan proses kreatinisasi serta perubahan ukuran
dan bentuk sel-sel epidermis, stratum korneum mudah lepas dan
kecenderungan sel-sel mati untuk melekat satu dengan yang lain pada
permukaan kulit, dan factor kekeringan kulit karena berkurangnya
lemak permukaan kulit serta kandungan air epidermis
c. kulit kendor/ menggelantung dengan kerutan-kerutan dan garisgaris kulit lebih jelas. Hal ini disebabkan :
i. penurunan jumlah fibroblast yang menyebabkan penurunan
jumlah serat elastin lebih sklerotik dan menebal sehingga
jaringan kolagen menjadi kendor dan serabut elastin
kehilangan daya kenyalnya, kulit mejadi tidak dapat tegang
dan kurang lentur
ii. tulang dan otot menjadi atrofi, jaringan lemak subkutan
berkurang, lapisan kulit tipis serta kehilangan daya kenyalnya
sehingga terbentuk kerutan-kerutan dan garis-garis kulit
iii. kontraksi otot-otot mimic yang tidak diikuti oleh kontraksi
kulit yang sesuai sehingga mengakibatkan alur-alur keriput di
daerah wajah
d. gangguan pigmentasi pada kulit
hal ini disebabkan perubahan-peruabahan pada distribusi pigmen
melanin dan proliferasi melanosit, serta fungsi melanosit menurun
sehingga penumpukan melanin tidak teratur dalam sel-sel basal
epidermis. Disamping itu epidermil turn ovri menurun sehingga lapisan
selsel kulit mempunyai banyak waktu untuk menyerap melanin yang
mengakibatkan terjadinya bercak-becak pigmentasi kulit.
penyakit yg termasuk penuaan sel
age dependent: katarak, degeneratif, osteoporosis
age related: DM II, Parkinson, kanker payudara, kanker prostate.
pendengaran berkurang karena degenaresi primer organ korti,
perubahan sel basal koklealis dikoklea.
penglihatan kurang: lensa kristalina usia 20 th terbentuk nukleus
makin lama membesar, lensa ini makin lama jadi keruh, iris mengalmi
degenerasi, retina degenerasi, pupil restriksi ( 3mm jadi 1mm)

1. Perubahan Sistem panca indera


Terdapat perubahan morfologi baik pada mata, telinga, hidung, syaraf
perasa di lidah dan kulit. Perubahan yang bersifat degeneratif ini yang
bersifat anatomik fungsional. Pada keadaan ekstrim menjadi patologik,
mislanya terjadinya ektoprin, ulkus kornea dll.
2. Sistem gastrointestinal

Mulai dari gigi sampai anus terjadi perubahan morfogik yang degenratif
antara lain perubahan atrofik pada rahang, sehingga gigi lebih mudah
tanggal. Perubahan atrofik juga terjadi pada mukosa, kelenjar, dan otototot pencernaan. Perubahan morfologik menjadi perubahan fungsional
sampai patologik. Gangguan menelan, mengunyah dan nafsu makan
berkurang samapai terjadi berbagai penyakit.
Perubahan sekresi lambung
Kegagalan sekresi asam karena atrofi sel mukosa lambung
Ulkus peptikum
Beda dengan yang masih muda ulkus gaster besar yang asimptomatik.
Gejala tidak enak di perut atas(dispepsia).
Divertikulosis
Lokasi sering di esofagus, duodenum dan yeyenum
Pankreatitis
Hal ini diduga akibat iskemia vaskuler.
Sindroma malabsorbsi
Defisisnsi berbagai zat (asam folat, zat besi, kalsium, vitaminD, dll)
Terjadinya perubahan villi mukosa usus halus pada proses menua menjadi
lebih pendek dan lebar.
Usus besar
Untuk melihatnya kita lihat dalam proses kebiasaan buang air besar,
keluhan konstipasi.
3. Sistem kardiovaskuler
Walaupun tanpa adanya penyakit jantung sudah menunjukan penurunan
kekuatan kontraksi kecepatan kontraksi dan isi sekuncup.
Bila ada angina pada usia lanjut ini sudah terjadi pada latihan tingkat
rendah seringkali menandakan penyakit jantung koroner yang cukup
berat.
Faktor IHD
Disamping usia karena hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, diabetes dan
merokok.
Hanya pada usia lanjut (> 90 th) adanya faktor resiko yang tidak disertai
ada tanda penyakit jantung iskemik seringkali menunjukan mungkin
terdapat genetic immunity.
Peneliti juga menunjukan para lansia yang duda/janda lebih banyak
menderita IHD ketimbang yang memilki pasangan.
4. Sistem respirasi
Sistem respirasi sudah mencapai kematangan pertumbuhan pada usia
20-25 tahun, setelah itu mulai menurun fungsinya. Elastisitas pain
menurun kekakuan dinding dada meningkat, kekuatan otot dada menurun.
Semua ini berakibat menurunnya rasio ventilasi-perfusi dibagian paru
yang tak bebas dan pelebaran gradient alveolar failed untuk oksigen.
Keadaan ini tidak boleh disalah artikan sebagai adanya penyakit paru.
Pada penderita lansia yang sehat Pa02 pada usia lanjut dapat dihitung
dengan rumus:
PaO 2 = 109-0,43(umur)+4
Di samping itu terjadi penurunan gerak silika di dinding respirasi,
penurunan refleks batuk dan refleks fisiologik lain yang menyebabkan
peningkatan kemungkinan terjadinya infeksi akut paru saluran nafas
bawah.
Berbagai perubahan pada fungsi paru akibat proses menua dapat dilihat
pada tabel berikut ini
Menurun
tetap
Meningkat

Kapasitas Vital
PVC
FEV1
PEFR
TLCO
Pa02
Kekuatan otot
respiratorik
Daya ventilasi
Sensasi respiratorik

TLC
PaCO
2

FRC
RV
CV
Perbedaan oksigen
Alv-art (A-a)DO 2

Berbagai perubahan morfologik dan fungsional tersebut


mempermudah terjadinya berbagai keadaan patotogik, diantaranya
Penyakit Pain Obstruktif I PPOK, Penyakit infeksi paru akut/kronis, dan
Keganasan Paru-bronkus.
5. Osteoporosis
Sering terdapat pada usia lanjut baik jenis primer maupun sekunder.
Terutama terjadi pada wanita pascamenopouse oleh karena penurunan
mendadak hormon estrogen. Pada usia lebih tua, kejadian pada pria juga
meningkat karena faktor inaktivitas, asupan kalsium yang kurang
pemuatan vitamin D yang menurun dan juga faktor hormonal.
6. Sistem hematologik
Pola pertumbuhan SDP/SDM secara kualitatif tak berubah pada penuaan
akan tetapi, sumsum tulang secara nyata mengandung lebih sedikit sel
hemopoitik dengan respons terhadap stimuli buatan agak menurun.
Respons regeneratif terhadap hilang darah atau terapi anemia pernisiosa
agak kurang dibanding waktu muda. Rentang hidup SDM tidak berubah
akibat proses menua juga morfologi tidak menunjukkan perubahan
penting. Berbagai jenis anemia yang sering didapat pada usia lanjut
antara lain adalah:
Anemia defisiensi besi akibat hilang darah, malabsorbsi, dan malnutrisi
Anemia megaloblastik
Anemia pada/akibat penyakit kronis
7. Sistem persendian
Penyakit rematik merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
disabilitas pada usia lanjut di samping stroke dan penyakit kardiovaskuler.
Pada sinovial sendi terjadi perubahan baru, tidak ratanya permukaan
sendi, fibrilasi dan pembentukan celah dan lekukan di permukaan tulang
rawan. Erosi tulang rawan hialin menyebabkan eburnasi tulang dan
pembentukan kista dirongga subcondral dan sumsum tulang. Semua
perubahan ini serupa dengan yang terdapat pada osteo-artrosis. Keadaan
tersebut belum bisa disebut patologik. Akan tetapi disepakati bahwa
pembahan tersebut harus dianggap patologik apabila terdapat stres
tambahan misalnya apabila terjadi trauma atau pada sendi penanggung
beban. Diantara penyakit sendi yang sering terdapat pada usia lanjut
adalah osteo-artritis, rematoid artritis, gout dan pseudo-gout, artritis
monoartikuler senilis, dan rematika polimialgia.
8. Sistem urogenital dan tekanan darah
Pada usia Lanjut ginjal mengalami perubahan, antara lain terjadi
penebalan kapsula Bowman dan gangguan permeabilitas terhadap solut
yang akan difiltrasi. Nefron secara keseluruhan mengalami penurunan
dalam jumlah (jumlah nefron pada akhir rentang hidup rata tata tinggal
tersisa sekitar 50% dibanding usia 30 tahun) dan mulai terlihat atrofi.
Alian darah di ginjal pada usia 75 tahun tinggal sekitar 50% dibanding usia

muda. Akan tetapi fungsi ginjal secara keseluruhan dalam keadaan


istirahat tidak terlihat menurun. Barulah apabila teradi Stres fisik (latihan
berat, infeksi gagal jatung dll.) ginjal tidak dapat mengatasi peningkatan
kebutuhan tersebut dan mudah terjadi gagal ginjal. Pada usia lanjut
kreatinin juga tidak menggambarkan keadaan fungsi ginjal oleh karena
jumlah protein tubuh dalam massa otot (yang merupakan kontributor
utama kadar kreatinin darah) sudah menurun oleh karena itu penilaian
bersihan kreatin pada usia lanjut sebaiknya dipakai rumus Cockroft
sebagai berikut.
Bersihan kreatin (creathinin clearance) pada usia lanjut:
(140-umur) x Berat badan(kg)
CCr =
ml/menit
72 x serum kreatinin
Pada wanita dikoreksi dengan 0,85
Secara umum pembuluh darah sedang sampai besar pada usia lanjut sudah
mengalami berbagai perubahan. Terjadi penebalan intima (akibat proses
ateroskerosis) atau tunika media (akibat proses menua) yang pada akhirnya
menyebabkan kelenturan perubuluh darah tepi meningkat.Hal inii akan
menyebabkan peningkatan tekanan datah (terutama tekanan darah sistolik)
walaupun tekanan diastolik sering juga meningkat sebagai akibat banyak
faktor lain termasuk genetik (teori mozaik)
9. Infeksi dan imunologi
Diantara perubahan imunologik yang mencolok adalah bahwa pada usia
lanjut timus sudah mengalami resorbsi. Walaupun demikian jumlah sel T dan
B tidak mengalami perubanan walaupun secara kwantitatif terjadi beberapa
perubahan, antara lain tanggapan terhadap stimuli artifisial Juga terjadi
peningkatan pembentukan oto_aitibodi sehingga insidensi penyakit Oto-imun
meningkat. Pengenalan dan penyerangan terhadap sel sel tumor juga
menurun menyebabkan insidensi penyakit neoplasma meningkat. Tanggapan
makrofag dan imunitas innate yang lain, misalnya, sel mukosa, sel kulit,
silia di sistem respiri, serta pembentukan protein fase akut menurun yang
meningkatkan faktor predisposisi terhadap terjadinya infeksi.
Peningkatan predisposisi pada infeksi tersebut penting pada lansia karena
pada usia lanjut infeksi cenderung menjadi berat bahkan menyebabkan
kematian. Infeksi saluran nafas bawah (pneumonia dan bronkopneumonia)
serta infeksi saluran kemih merupakan infeksi penting pada usia lanjut yang
bisa berlanjut lebih berat. Faktor-faktor yang memperberat infeksi tersebut
diantaranya adalah imobilisasi, instrumentasi serta iatrogenik. Pneumonia,
misalnya sering meningkat pada usia lanjut oleh karena pemberian acid
lowering drugs yang berlebihan guna penanganan ulkus stress penderita
di ICU. Hal ini akan menyebabkan kuman-kuman oropharing yang tertelan ke
rongga mulut tidak dibinasakan oleh asam lambung. Bila kuman ini terikut
pada aspirasi pasif ke laring dan trakea akan dapat menyebabkan terjadinya
pneumonia.
10.
Sistem syaraf pusat dan atonom
Berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10% pada penuaan antara
umur 30 sampai 70 tahun. Di samping itu meningen menebal, girus dan
sulcus otak berkurang kedalamannya. Akan tetapi kelainan ini tidak
menyebabkan gangguan patologik yang berarti. Pada semua sitoplasma sel
juga terjadi deposit lipofusin yang sering disebut sebagai pigmen wear and
tear. Yang bersifat patologis adalah adanya degenerasi pigmen substantia
nigra, kekusutan neurofibiler dan pembentukan badan badan Hirano. Keadaan

ini bersesuaian dengan terjadinya patologi sindroma Parkinson dan Alzeimer.


Pada pembuhih darah terjadi penebalan intima akibat proses aterosklerosis
dan tunika media sebagai akibat proses menua. Akibatnya sering terjadi
gangguan vaskularisasi otak yang berakibat dengan terjadinya TIA, stroke
dan dementia vaskuler. Vaskularisasi yang menurun pada daerah hipotalamus
menyebabkan terjadinya gangguan syaraf otonom, disamping mungkin
sebagai akibat pengaruh berkurangnya berbagai nurotransmiter. Perubahan
patologik pada jaringan syaraf sering menyertai berbagai penyakit metabolik,
antara lain diabetes, hipo/hipertiroid yang juga menyebabkan gangguan pada
susunan syaraf tepi baik yang bersifat otonom atau tidak.
11.
Sistem kulit dan intugumen
Terjadi atrofi dari epidermis, kelenjar keringat, folikel rambut serta
berubahnya pigrnentasi dengan akibat penipisan kulit, fragil seperti selaput.
Warna kulit berubah dengan disana sini terjadi pigmentasi tak merata. Kuku
menipis mudah patah, rambut rontok sampai terjadi
Kebotakan. Lemak subkutan juga berkurang menyebabkan berkurangnya
bantalan kulit, sehingga daya tahan terhadap tekanan dan perubahan suhu
menjadi berkurang. Oleh karena itulah sangat mudah terjadi hipo- atau
hipertermia di samping mudah terjadi dekubitus. Penipisan kulit tersebut
menyebabkan kulit menjadi terluka dan terjadi infeksi kulit.
12.
Otot dan tulang
Otot otot mengalami atropi disamping sebagai akibat berkurangnya
aktivitas, juga seringkali akibat gangguan metabolik atau denervasi syaraf.
Keadaan otot akibat inactivitas ini dapat diatasi dengan memperbaiki pola
hidup (olah-raga atau aktivitas terprogram). Akan tetapi gangguan akibat
penyakit metabolik laninya yang mengganggu inervasi syaraf sudah
ireversibel walaupun abnormalitas metaboliknya diperbaiki. Dengan
bertambahnya usia, proses berpasangan & coupling penulangan yaitu
perusakan dan pembentukan tulang melambat terutama pembentukannya.
Hal ini selain akibat menurunnya aktivitas tubuh juga akibat menurunnya
hormon estrogen (wanita), vitamin D (terutama mereka yang kurang terkena
sinar matahari) dan beberapa harmon lain, misalnya parathormon dan
kalsitonin. Tulang-tulang terutama trabekula menjadi lebih berongga-rongga
miksoarsitektur berubah dan sering berakibat patah tulang baik akibat
benturan ringan maupun spontan.
Demikianlah beberapa garis besar perubahan morfologik fisiologis maupun
patologik pada berbagai Sistem akibat proses menua.
Gangguan penglihatan
Perubahan struktur kelopak mata
Dengan bertambahnya usia akan menyebabkan kekendoran seluruh jaringan
kelopak mata. Perubahan ini yang juga disebut dengan perubahan
involusional terjadi pada:
M.orbicularis
Retraktor palpebra inferior
Tarsus
Tendo kantus medial/lateral
Aponeurosis muskulus levator palpebra
Kulit
M.orbicularis
Perubahan pada m.orbicularis bisa menyebabkan perubahan kedudukan
palpebra yaltu terjadi entropion atau ektropion. Entropio/ektropion yang
terjadi pada usia lanjut disebut entropion / ektropion senilis I involusional.
Adapun proses terjadinya mirip, namun yang membedakan adalah perubahan
pada m.othicuaris preseptal dimana pada entropion musculus tersebut

berpindah posisi ke tepi bawah tarsus, sedangkan pada ektropion musculus


tersebut relatif stabil.
Pada ektropion, bila margo palpebra mulai eversi, konjungtiva tarsalis
menjadi terpapar (ekspose), ini menyebabkan inflamasi sekunder dan tarsus
akan menebal sehingga secara mekanik akan memperberat ektropionnya.
Retraktor palpebra inferior
Kekendoran retraktor palpebra inferior mengakibatkan tepi bawah tarsus
rotasi berputar ke arah luar sehingga memperberat terjadinya entropion.
Tarsus
Bilamana tarsus kurang kaku oleh karena proses atropi akan menyebabkan
tepi atas lebih melengkung ke dalam sehingga entropion lebih nyata.
Tendo kantus medial/lateral
Perubahan involusional pada usia lanjut juga mengenai tendon kantus
medial/lateral sehingga secara horisontal kekencangan palpebra berkurang.
Perubahan-penibahan pada jaringan palpebra juga diperberat dengan
keadaan dimana bola mata pada usia lanjut lebih enoftalmus karena proses
atropi lemak orbita. Akibatnya kekencangan palpebra secara horisontal relatif
lebih nyata. Jadi apakah proses involusional tersebut menyebabkan inargo
palpebra menjadi inversi atau eversi tergantung pada perubahan-perubahan
yang terjadi pada M.orbicularis oculi, retraktor palpebra inferior dan tarsus.
Aponeurosis muskulus levato,- palpebra
Dengan bertambahnya usia maka aponeurosis m.levator palpebra mengalami
disinsersi dan terjadi penipisan, akibataya terjadi blefaroptosis akuisita.
Meskipun terjadi perubahan pada aponeorosis m.Ievator palpebra namun
m.Ievatorya sendiri relatif stabil sepanjang usia. Bila blefaroptosis tersebut
mengganggu penglihatan atau secara kosmetik menjadi keluhan bisa diatasi
dengan tindakan operasi.
Kulit
Pada usia lanjut kulit palpebra mengalami atropi dan kehilangan
elastisitasnya sehingga menimbulkan kerutan dan lipatan-lipatan kulit yang
berlebihan. Keadaan ini biasanya diperberat dengan terjadinya peregangan
septum orbita dan migrasi lemak preaponeurotik ke anterior. Keadaan ini
bisa terjadi pada palpebra Superior maupun inferior dan disebut sebagai
dermatosis.
1. Faktor yang mempengaruhi proses penuaan?
Healthy aging artinya menua dalam keadaan sehat. Healthy aging akan
dipengaruhi oleh factor :
a. Endogenic aging, yang dimulai dengan cellular aging, lewat tissue
dan anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh.
Proses ini seperti jam yang terus berputar
b. Exogenic factor, yang dapat dibagi dalam sebab lingkungan
(environment) dimana sesorang idup dan factor sosio budaya yang
paling tepat disebut gaya hidup/life style. Factor exogenic aging tadi
sekarang lebih dikenal dengan sebutan faktor resiko
(Darmojo Boedhi. 2000.Buku Ajar Geriatri:Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Edisi
2.Jakarta:FKUI)

3. Mengapa pada pasien diskenario ditemukan kaki sering


bengkak apabila duduk lama dan bila kaki ditekuk ?
Kaki ditekuk tekananan vaskular meningkat pdhl proses
penuan trjd penurunan elastisitas. Shg cairan bisa pindah
ke intersisial.
Dengan bertambahnya usia, trjd proses homeostenosis.
Sistem tubuh hepar juga terganggu, yang memengaruhi
produksi protein dalam hepar albumin turun cairan
ke intersisial bengak
Terakumulasinya radikal bebas dpt menyebabka
aterosklerosis shg mempengaruhi elastisitas vaskular.
Radikal bebas dpt mengganggu kolagen

Jawaban di No 2

4. Mengapa pasien mengeluh ketika buang air kencing harus


mengejan ?
Laki-laki Diatas usia 50 tahun terjadi pembesaran prostat
yang mengganggu saluran miksi, shg harus mengeja
untuk miksi, otot detrusor melemah, shg kemampuan
pengosongan VU menurun shg harus mengejan.
Proses pembesaran Prostat !
BPH : pada zona sentral
Karsinoma Prostat : pada zona perifer

Jawaban di No 2
5. Mengapa sendi lutut sering sakit terutama bila bangun
tidur ?

Pada waktu muda sering makan mengandung tinggi


purin .> dikonsumsi berlebih > mengumpul pada
persendian > nyeri pada sendi
Bisa juga sensitif pada udara dingin.
Cairan sinovial menurun > menurunkan elastisitas sendi
Penyakit persendiaan yang berkaitan dengan USIA ?
RA : cenderung ke autoimun
OA : cenderung ke degeneratif
Yang dipengaruhi makanan ??

Jawaban di No 2

6. Mengapa penglihatan sudah mulai kabur baik untuk


membaca maupun melihat jauh ?
- Lensa mata semakin menebal dan akan kehilangan daya
akomodasi karena ada denaturasi protein.
- m.siliaris terjadi perubahan, serabut otot dan jaringan
ikat bertambah > atrofi > pengerutan dan hialinisasi >
penurunan akomodasi pengihatan > penglihatan menurun
- penurunan jaringan lemak sekitar mata, penurunan
elastistisitas otot dan jaringan
Gangguan sensitivitas atau ambang peka mata thd
cahaya, karena penurunan rodopsin yang mempengaruhi
sensitivitas cahaya pada mata
Pada orang tua trjd kekeruhan pada kornea, shg
mengganggu penglihatan

Konjungtivitis sicca atau sindroma mata kering, shg


menurunkan ketajaman penglihatan
Atrofi pada vol otak 5-15 %. Terjd degenarasi neuron otak
d lobus oksipital > mengurangi sinap > mengurangi jalur
pesyarafan ada mata

Jawaban di No 2

7. Mengapa kulit pasien sudah terasa kering dan keriput ?


Terjadi penurunan jumlah fibroblas > penurunan serat
elastis > elastisitas menurun > kulit mnjdi tidak kaku
atau tidak tegang
Tulang dan otot atrofi, jaringan lemak subkutan, lapisan
kulit tipis, dan kehilangan daya kenyal > shg kulit
mengalami kerutan atau keriput
Keratinisasi, strtum korneum mudah lepas, sel mati
melekat satu sama lain kasar dan bersisik
Gangguan pigmen, karena proliferasi melanosit menurun>
perubahan pola distribusi pigmen melanin

Perbedaan Kulit Muda dan Kulit Tua

Saat umur kita bertambah, perubahan sel pada epidermis melambat dan
epidermis itu sendiri semakin menipis. dan batas antara dermal epidermal semakin tidak jelas. Coba perhatikan perbedaan tebal epidermis
antara kulit muda dan kulit tua pada gambar.

Penurunan produksi kolagen dan elastin dalam dermis juga dipengaruhi


penambahan usia. Karena produksi menurun, matriks kolagen dan elastin
pada dermis semakin rentan atas serangan lingkungan luar dan rusak.
Sebagai akibatnya, makin sedikit jumlah kolagen dan elastin yang ada pada
dermis, kulit akan nampak lebih transparan atau tipis. Kerusakan kolagen
berakibat pada kulit yang makin kurang elastis dan makin banyaknya garis
penuaan serta kerutan. Pada gambar terlihat adanya ruang kosong di mana
kolagen tidak ada. Kolagen juga tidak tampil semerah kulit yang masih
muda, menandakan bahwa pada kulit tua, kolagen telah banyak rusak.

8. Mengapa pasien mudah lupa dan sulit mengingat masa


lalu ?
Pikun karena ada penurunan fungsi kognitif ( kesadaran )
sperti daya ingat dan daya pikir lainnya, penderita sulit
belajar hal baru, mengingat hal yang lama. Kemunduran
fungsi kognitif ( pikiran dan ingatan )
Bisa dipengaruhi dg stress, obat obatan, gangguan
sistemik ( gizi, elektorlit, hormon )
9. Perubahan apa saja yang terjadi saat proses penuaan ?
10.

Bagaimana teori-teori penuaan ?

11.
Apa saja faktor-faktor yang mempercepat proses
penuaan ?
12.
Apa saja penyakit degenaratif yang berkaitan
dengan penuaan ?
13.

Bagaimana cara mencapai successful aging ?

Dari penyebab-penyebab terjadinya poses menua tersebut ada beberapa


peluang yang memungkinkan kita dapat mengintervensi, supaya proses
menua dapat diperlambat. Yang paling banyak kemungkinannya ialah
mencegah meningkatnya RB, kedua dengan memanipulasi sitem imun
tubuh, ketiga melalui metabolisme/makanan.
Telah disebutkan dimuka, bahwa dari berbagai misteri kehidupan yang masih
banyak belum terungkap, maka proses menua merupakan salah satu misteri

yang paling sulit dipecahkan. Disamping itu tidak boleh dilupakan peranan
faktor resiko yang datang dari luar (eksogen), yaitu faktor lingkungan dan
budaya gaya hidup yang salah.
menuju healthy aging dengan jalan P4 bidang kesehatan , yaitu
peningkatana mutu (=promotion)kesehatan , pencegahan penyakit
(=prevention) , pengobatan penyakit (=curative), dan pemulihan kesehatan
(=rehabilitation), sehingga keadaan patologiknyapun dicoba untuk
disembuhkan untuk mempertahankan healthy aging tadi , karena proses
patologik akan mempercepat jalannya jam waktu tadi
(Darmojo Boedhi. 2000.Buku Ajar Geriatri:Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Edisi
2.Jakarta:FKUI)
hubungan antara faktor risiko dengan penyakit degeneratif pada
para lanjut usia :
Risk factors

Degenerative
disease

Blood pressure

Heart disease

Tobacco
Dyslipidemia
Improper food
Glucose
Personality / stress
Physical inactivity

Stroke
CORE

Hypertension
Dementia
Diabetes M.
Cancer

Osteoporosis
Alcohol
Restriksi kalori: Efek restriksi kalori menyebbkanLiver
kadar
glukosa dan
disease
Environment
insulinmenurun, sedikit peningkatan pada kadar serum
glukokortikoid bebas, menurunnya suhu basal sebesar
0,5-1 oC, dan
Renal failure
Oral hygiene

meningkatnya
proteksi sel terhadap kerusakan yang disebabkan
Respiratory
radikal bebas.
Pemanjangan telomere: Memodifikasi panjang telomere
disease melalui
enzim telomerase sehingga kemampuan sel untuk membelah diri
tidak dibatasi, maka proses penuaan khususnya kematian sel dapat
diperlambat.
Pengaruh aksis GH/IGF-1: Bahwa keadaan panhipopituitarisme
dengan defisiensi jelas pada hormone tirotropin, prolaktin, dan
Growth Hormone (GH) serta insulin-like growth factor-1 (IGF-1) yang
rendah dalam sirkulasi dapat memperpanjang usia.
(Ari W Sudoyo, dkk. 2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi 3.Jakarta:
FKUI)
Hidup dalam lingkungan tidak tercemar
Kondisi lingkungan yang tercemar merupakan kondisi lingkungan yang
merugikan gen-gen yang berada dalam sel.
Apabila sel tersebut
terpapar lama pada lingkungan tercemar maka sel akan cepat
mengalami penuaan.
Salah satu contoh adalah proses terjadinya
penurunan pendengaran (penulian) pada telinga. Pemaparan suara
bising yang terlalu lama dan berintensitas tinggi akan menjadikan

seseorang berangsur-angsur menjadi tuli.


Ketulian ini dipicu oleh
penebalan sel-sel pada dinding alat pendengaran. Contoh lain adalah
pengakumulasian antibiotik yang menjadikan seseoran resisten
terhadap antibiotik. Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila
kondisi lingkungan pada jaman dulu yang tidak tercemar diduga menjadi
penyebab bahwa umur manusia jaman dulu lebih lama daripada umur
manusia masa kini dan kualitas hidupnya pun lebih baik daripada
kualitas hidup manusia masa kini (catatan: pengertian kualitas hidup
disini lebih dititikberatkan pada kesehatan).
b.
Mengkonsumsi makanan yang bergizi
Makanan yang masuk ke dalam tubuh merupakan penentu utama
tingkat pertumbuhan maupun kualitas matriks sel. Karena sel menuntut
asupan matriks yang sesuai dengan kebutuhannya, konsekuensinya
adalah bahwa makanan harus mempunyai kualitas yang sesuai dengan
kebutuhan sel tersebut. Secara umum, kualitas makanan yang sesuai
adalah makanan yang seimbang secara gizi, baik jumlah karbohidrat,
lemak, protein, vitamin dan mineralnya.
c.
Mencegah kegemukan atau kekurusan
Kegemukan atau kekurusan merupakan kondisi yang tidak ideal bagi
tubuh. Kegemukan akan mengakibatkan penumpukan metabolit pada
sel, sedangkan kekurusan akan mengakibatkan tidak terpenuhinya
matriks sel yang diperlukan sel untuk berada pada kondisi normal.
Secara keseluruhan, apabila kedua kondisi tidak ideal ini terjadi, sel
akan cepat mengalami penuaan dan manusianya pun akan cepat tua.
d.
Melaksanakan olah raga secara teratur
Terdapat dua keuntungan yang diperoleh apabila seseorang melakukan
olah raga secara teratur. Pertama, metabolit dapat dikeluarkan lebih
cepat sehingga tidak menumpuk pada sel. Kedua, sel menjadi terlatih
sehingga keluar masuknya bahan antar sel atau permeabilitas kolagen
akan lebih terjaga. Kedua hal inilah yang dipastikan akan menghambat
penuaan sel. Dalam ilmu fisiologi fenomena ini dibahas dalam fisiologi
latihan (Exercise Physiology).
e.
Terus menggunakan otak untuk berfikir
Seperti juga adanya proses latihan pada sel, kemampuan berfikir pun
harus terus dilatih. Sesungguhnya proses berfikir adalah proses latihan
(olah raga) pada sel otak sehingga membuat kondisi sel-sel otak lebih
terjaga sehingga proses penuaan atau pikun akan dapat dihambat.
f.
Menghindari stress
Secara fisiologis, stress akan mengakibatkan proses metabolisme
berjalan secara tidak normal. Metabolisme yang tidak normal akan
mempercepat penumpukan metabolit, atau terbentuknya protein yang
tidak sempurna sehingga efisiensi sel berkurang. Karena umumnya
manusia yang mengalami stress malas untuk ber-olah raga,
metabolitnya menumpuk relatif cepat dalam sel dan memperbesar
peluang protein yang tidak sempurna untuk menjadi enzim. Pada
gilirannya, proses penuaan pun biasanya berlangsung secara cepat.

14.

Bagaimana tipe-tipe psikologi pada geriatri ?

Beberapa tipe yang dikenal adalah sebagai berikut:


a. Tipe konstruktif

Orang ini mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidupnya,


mempunyai toleransi tinggi, humoristik, fleksibel (luwes) dan tahu
diri. Biasanya sifat-sifat ini dibawanya sejak muda. Mereka dapat
menerima fakta-fakta proses menua, mengalami masa pensiun
dengan tenang, juga menghadapi masa akhir.
b. Tipe ketergantungan
Orang lansia ini masih dapat diterima di tengah masyarakat, tetapi
selalu pasif, tak berambisi, masih tahu diri, tak mempunyai inisiatif
dan bertindak tidak praktis. Biasanya orang ini dikuasai istrinya. Ia
senang mengalami pensiun, malahan biasanya banyak makan dan
minum, tidak suka bekerja dan senang untuk berlibur.
c. Tipe defensif
Orang ini biasanya dulunya mempunyai pekerjaan.jabatan tidak
stabil, bersifat selalu menolak bantuan, seringkali emosinya tak
dapat dikontrol, memegang teguh pada kebiasaannya, bersifat
kompulsif aktif. Anehnya, mereka takut mengahadapi menjadi tua
dan tak menyenangi masa pensiun.
d. Tipe bermusuhan
Mereka menganggap orang lain yang menyebabkan kegagalannya,
selalu mengeluh, bersifat agresif, curiga. Biasanya pekerjaan waktu
dulunya tidak stabil. Menajdi tua dianggapnya tidak ada hal-hal
yang baik, takut mati, iri hati pada orang yang muda, senang
mengadu untung pada pekerjaan-pekerjaan aktif untuk menghindari
masa yang sulit/buruk.
e. Tipe membenci diri sendiri
Orang ini bersifat kritis terhadap dan menyalahkan diri sendiri, tak
mempuunayi ambisi, mengalami penurunan kondisi sosio-ekonomi.
Biasanya mempunyai perkawinan yang tak bahagia, mempunayi
sedikit hobi, merasa menjadi korban dari keadaan, namun mereka
menerima fakta pada proses menua, tidak iri hati pada yang
berusia muda, merasa sudah cukup mempunyai apa yang ada.
Mereka menganggap kematian sebagai suatu kejadian yang
membebaskannya dari penderitaan. Statistik kasus bunuh diri
menunjukkan angka yang lebih tinggi persentasenya pada golongan
lansia ini, apalagi mereka yang hidup sendirian.
Kesusahan kehilangan seseorang yang dicintai seringkali berakibat
depresi, juga bila kehilangan teman atau relasi lain. In idapat
menyebabkan gangguan fisik dan psikiatrik.
(Darmojo Boedhi. 2000.Buku Ajar Geriatri:Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Edisi
2.Jakarta:FKUI)

15.

Permasalahan sosial apa yang terjadi pada geriatri ?

STEP 4
GERIATRI

AGING PROSES
fisiologis
edukasi

Penyakit
degeneratif
Terapi: BPH,
jantung

STEP 7
1.

Bagaimana batasan usia dari masa kanak-kanak sampai tua ?

Menurut WHO :
-

45-59 tahun : usia pertengahan lanjut

60-74 tahun : lanjut usia

75-90 : lanjut usia tua

> 90 : usia sgt tua

Proses penuaan mnurut umur :


Fase subklinik : umur 25-35 tahun merusak sel DNA tubuh, karena
stress, paparan sinar UV
-

Fase transisi : 35-45 tahun kadar hormon menurun 25 %

Fae klinik : > 25 tahun : seseorang akan mengalami penurunan hormon


DHEA, Melatonin, GH, Testoteron, tiroid. Terjadi gangguan penyerapan nutrisi dan
mineral shg bs menyebabkan penurunan densitas dari tulang
Depkes
-

Virilitas : 45-54 tahun

Pracenium : 55-64 tahun

Senecus : > 65 tahun

2.
Mengapa pasien merasa badan mudah capek dan sudah tidak cekatan lagi
seperti dulu dan hubungannya dengan usianya sekarang?
Faktor resiko usia : semakin tua umur semakin menurun fungsi-fungsinya,
kemampuan alveoli menurun > elastisitas menurun > metabolisme jg berkurang
> ambilan O2 jg menurun shg lbh mudah capek

Homeostasis dari tubuh : manusia punya standart homeostasis sendirisendiri. Saat penuaan trjd homeostenosis diaman kemampuan homeostasis tidak
digunukan untuk homeostasis tapi lebih berusaha ke standart normalnya dulu,
misal metabolisme sel akan berkurang > sel berkurang tapi volume sel
membesar.
Vaskular dan sirkulasi darah : AGES ( advance glikation End Prouducts )
terjadi binding antara glukossa dan protein meningkat > akumulasi di beberapa
jaringan tubuh > mengurangi elastisitas jaringan.
Contohnya akumulasi pd vaskular > elastisitas vaskular akan menurun shg suplai
kejaringan lebih lambat shg mudah lelah.

3.
Mengapa pada pasien diskenario ditemukan kaki sering bengkak apabila
duduk lama dan bila kaki ditekuk ?
Kaki ditekuk tekananan vaskular meningkat pdhl proses penuan trjd
penurunan elastisitas. Shg cairan bisa pindah ke intersisial.
Dengan bertambahnya usia, trjd proses homeostenosis. Sistem tubuh hepar
juga terganggu, yang memengaruhi produksi protein dalam hepar albumin
turun cairan ke intersisial bengak
Terakumulasinya radikal bebas dpt menyebabka aterosklerosis shg
mempengaruhi elastisitas vaskular.
Radikal bebas dpt mengganggu kolagen

4.

Mengapa pasien mengeluh ketika buang air kencing harus mengejan ?

Laki-laki Diatas usia 50 tahun terjadi pembesaran prostat yang mengganggu


saluran miksi, shg harus mengeja untuk miksi, otot detrusor melemah, shg
kemampuan pengosongan VU menurun shg harus mengejan.
Proses pembesaran Prostat !
BPH : pada zona sentral
Karsinoma Prostat : pada zona perifer
5.

Mengapa sendi lutut sering sakit terutama bila bangun tidur ?

Pada waktu muda sering makan mengandung tinggi purin .> dikonsumsi berlebih
> mengumpul pada persendian > nyeri pada sendi
Bisa juga sensitif pada udara dingin.

Cairan sinovial menurun > menurunkan elastisitas sendi


Penyakit persendiaan yang berkaitan dengan USIA ?
RA : cenderung ke autoimun
OA : cenderung ke degeneratif
Yang dipengaruhi makanan ??

6.
Mengapa penglihatan sudah mulai kabur baik untuk membaca maupun
melihat jauh ?
- Lensa mata semakin menebal dan akan kehilangan daya akomodasi karena ada
denaturasi protein.
- m.siliaris terjadi perubahan, serabut otot dan jaringan ikat bertambah > atrofi
> pengerutan dan hialinisasi > penurunan akomodasi pengihatan > penglihatan
menurun
- penurunan jaringan lemak sekitar mata, penurunan elastistisitas otot dan
jaringan
Gangguan sensitivitas atau ambang peka mata thd cahaya, karena penurunan
rodopsin yang mempengaruhi sensitivitas cahaya pada mata
Pada orang tua trjd kekeruhan pada kornea, shg mengganggu penglihatan
Konjungtivitis sicca atau sindroma mata kering, shg menurunkan ketajaman
penglihatan
Atrofi pada vol otak 5-15 %. Terjd degenarasi neuron otak d lobus oksipital >
mengurangi sinap > mengurangi jalur pesyarafan ada mata

7.

Mengapa kulit pasien sudah terasa kering dan keriput ?

Terjadi penurunan jumlah fibroblas > penurunan serat elastis > elastisitas
menurun > kulit mnjdi tidak kaku atau tidak tegang
Tulang dan otot atrofi, jaringan lemak subkutan, lapisan kulit tipis, dan
kehilangan daya kenyal > shg kulit mengalami kerutan atau keriput
Keratinisasi, strtum korneum mudah lepas, sel mati melekat satu sama lain
kasar dan bersisik
Gangguan pigmen, karena proliferasi melanosit menurun> perubahan pola
distribusi pigmen melanin
8.

Mengapa pasien mudah lupa dan sulit mengingat masa lalu ?

Pikun karena ada penurunan fungsi kognitif ( kesadaran ) sperti daya ingat dan
daya pikir lainnya, penderita sulit belajar hal baru, mengingat hal yang lama.
Kemunduran fungsi kognitif ( pikiran dan ingatan )
Bisa dipengaruhi dg stress, obat obatan, gangguan sistemik ( gizi, elektorlit,
hormon )
9.

Perubahan apa saja yang terjadi saat proses penuaan ?

10.

Bagaimana teori-teori penuaan ?

Teori genetic clock


Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesiesspesies tertentu. Tiap spesies mempunyai didalam nuclei (inti sel)nya 1 jam
genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan
menghitung mitosis dan menghentikan replikasi tertentu. Jam ini akan
menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel yang tidak diputar, jadi
menurut teori ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia,
meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan ataupun penyakit akhir
yang katastrofal. Konsep teori genetic clock" didukung oleh pernyataan
bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa spesies
terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
Mutasi somatik (teori error Catastrophe)
Hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-faktor
penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yang
menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui
bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur sebaliknya
menghindari terkenenya radiasi atau tercemarnya zat kimiia yang bersifat
karsinogenik atau toksik dapat memperpanjang umur. Menurut teori ini
terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan
terjadinya penurunan kemampuan fungsional tersebut. Salah satu hipotesis
yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis "Error
Catastrophe".
Menurut hipotesis ini, menua disebabkan oleh kesalahan-kesalahan
beruntun panjang kehidupan setelah berlangsung pada waktu yang cukup
lama, terjadi kesalah transkripsi (DNA RNA). Maupun dalam proses
translansi (RNA protein/enzim). Kesalahan tersebut akan menyebabkan
terbentuknya enzim yang salah, sebagai reaksi dan kesalahan2 lain yang
berkembang secara eksponensial dan akan menyebabkan terjadinya reaksi
metabolisme yang salah sehingga akan mengurangi fungsional sel.
Walaupun dalam batas-batas tertentu kesalahan-kesalahan dalam
pembentukan RNA dapat diperbaiki, namun kemampuan memperbaiki diri
sendiri sifatnya terbatas pada kesalahan dalam proses transkiripsi
(pembentukan RNA) yang tentu akan menyababkan kesalahan sintesis
protein atau enzim, yang dapat menimbulkan metabolisme yang berbahaya.
Apalagi jika kesalahan dalam proses translasi (pembuatan protein), maka
terjadilah kesalahan yang semakin banyak, sehingga terjadilah katastrop
Rusaknya sistem imun tubuh
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pascatranslasi dapat
menyebabkan berkurangnya kemempuan sistem imun tubuh mengenali

dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan


terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel maka ini dapat
menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami
perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya. Perubahan
ini menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun. Hasilnya dapat berupa
reaksi antigen/antobodi yang luas mengenai jaringan-jaringan bereneka
ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada
banyak jaringan.
Kerusakan akibat RB (radikal bebas)
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, dan dalam tubuh jika fagosit
pecah, dan sebagai produk sampingan didalam rantai pernafasan didalam
mitokondria. Untuk organisme aerobik, RB terutama terbentuk pada waktu
respirasi (aerob) didalam mitokondria, karena 90% O2 yang diambil tubuh,
masuk ke mitokondria. Waktu terjadi proses respirais tersebut oksigen
dilibatkan dalam mengubah bahan bakar ATP, melalui enzim-enzim respirasi
di dalam mitokondria, maka RB akan dihasilkan sebagai zat antara. Yang
termasuk RB: superoksida (O2), radikal hidroksil (OH), dan juga peroksida
hidrogen (H2O2). RB bersifat merusak, karena sangat reaksif, sehingga
dapat berekasi dengan DNA, protein, asam lemak tidak jenuh, seperti dalam
membran sel dan dengan gugus -SH
Teori menua akibat metabolisme
Pada tahun 1935, McKay et al, memeprlihatkan bahwa pengurangan
"intake" kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan
memperpanjang umur. Hewan yang paling terhambat pertumbuhannya
dapat mencapai umur 2x lebih panjang umur kontrolnya. Lebih jauh
ternyata bahwa perpanjangan umur tersebut berasosiasi dengan
tertundanya proses degenerasi. Perpanjangan umur karena penurunan
jumlah kalori tersebut, antara lain karena menurunnya salah satu beberapa
proses metabolisme. Tejadi pengeluaran yang merangsang proliferasi sel,
misalnya insulin dan GH.
Pentingnya metabolisme sebagai faktor penghambat umur panjang
dikemukakan pula oleh Balin dan Alen. Menurut mereka ada hubungan
antara tingkatan metabolisme dengan panjang umur.
Dari penyebab-penyebab terjadinya proses menua tersebut ada beberapa
peluang yang memungkinkan kita dapat mengintervensi supaya proses
menua dapat diperlambat. Yang paling banyak kemungkinannhya ialah
mencegah meningkatnya RB, kedua dengan memanipulasi sistem imun
tubuh, ketiga melalui metabolisme/makanan.
(Darmojo Boedhi. 2000.Buku Ajar Geriatri:Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Edisi
2.Jakarta:FKUI)
Teori penuaan yang telah ditinggalkan dan ditolak, yaitu :
a. Teori error catastrophe yang diperkenalkan oleh Orgel
b. Teori laju kehidupan/rate of living yang diajukan oleh Pearl
c. Teori glukokortikoid
Syarat teori penuaan yang valid, yaitu :
a. Teori yang dikemukakan harus terjadi secara umum di seluruh
anggota spesies yang dimaksud.
b. Proses yang dimaksud pada teori tersebut harus terjadi secara
progresif seiring dengan waktu.
c. Proses yang terjadi harus menghasilkan perubahan yang
menyebabkan disfungsi organ dan menyebabkan kegagalan suatu
organ/system tubuh tertentu.
Teori penuaan yang dapat diterima saat ini, yaitu :
a. Teori Radikal bebas oleh Denham Harman pada tahun 1956 :

Menyatakan bahwa produk hasil metabolisme oksidatif yang sangat


reaktif (radikal bebas) dapat bereaksi dengan berbagai komponen
penting selular, termasuk protein, DNA, dan lipid serta menjadi
molekul yang tidak berfungsi namun bertahan lama dan
mengganggu fungsi sel lainnya.
b. Teori glikosilasi: Menyatakan bahwa proses glikosilasi nonenzemik
yang menghasilkan pertautan glukosa-protein yang disebut sebagai
advanced glycation end products (AGEs) dapat menyebabkan
penumpukan protein dan makromolekul lain yang termodifikasi
sehingga menyebabkan disfungsi pada hewan/manusia yang
menua.
c. Teori DNA repair oleh Hart dan Setlow :
Menyatakan bahwa adanya perubahan pola laju repair kerusakan
DNA yang diinduksi sinar UV pada berbagai fibroblast yang dikultur.
(Ari W Sudoyo, dkk. 2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi 3.Jakarta:
FKUI)
Fisiologi proses penuaan tidak dapat dilepaskan dengan pengenalan
konsep homeostenosis. Homeostenosis yang merupakan karakteristik
penuaan adalah keadaan penyempitan (berkurangnya) cadangan
homeostasis yang terjadi seiring meningkatnya usia pada setiap system
organ. Bertambahnya usia, jumlah cadangan fisiologis untuk menghadapi
berbagai perubahan (challenge) berkurang. Setiap challenge terhadap
homeostasis merupakan pergerakan menjauhi keadaan dasar (baseline)
dan semakin besar challenge yang terjadi maka semakin besar cadangan
fisiologis yang dipergunakan untuk kembali ke homeostasis. Di sisi lain
dengan semakin berkurangnya cadangan fisiologis, maka seorang usia
lanjut lebih mudah untuk mencapai suatu ambang (yang disebut sebagai
precipice),yang dapat berupa keadaan sakit atau kematian akitab
challenge tersebut.
Penerapan konsep homeostenosis ini tergambar pada system sporing
(acute physiology and cronic health evaluation) APACHE, suatu skala
penilaian beratnya penyakit. Penilaian perubahan fisiologis akut yang
terjadi dinyatakan dengan besarnya deviasi dari nilai homeostasis pada 12
variabe, anatara lain tanda vital, oksigenasi, ph, elektrolit, hematokrit,
hitung leukosit, dan kreatinin. Seorang normal pada keadaan homeostasis
mempunyai nilai nol. Semakin besar nilai penyimpangan dari homeostasis
skorenya semakin besar. Pada awal penerapannya, scoring APACHE ini
tidak memasukan variable usia sebagai salah satu faktor penilaian.
Namun ketika diterapan pada pasien-pasien yang dirawat karena kondisi
akut terdapat perbedaan nilai yang bermakna antara kelompok usia muda
dan kelompok usia tua pada satu kondisi penyakit yang sama. Skore
APACHE pada kelompo usia tua cenderung lebih rendah. Terlihat bahwa
penyimpangan yangh lebih kecil dari keadaan homeostasis, seorang usia
tua lebih rentan untuk menjadi sakit atau meninggal dibandingkan orang
muda. Oleh karena itu, penggagas system sporing APACHE kemudian
memasukan variable usia sebagai nilai bonus pada sporing itu, sehingga
skor total untuk satu keadaan sakit tidak berbada antara usia muda dan
usia tua.
Seorang usia lanjut tidak hanya memiliki cadangan fisiologis yang makin
berkurang, namun mereka juga memakai atau menggunakan cadangan
fisiologis itu hanya untuk mempertahankan homeostasis. Akibatnya akan
semakin sedikit cadangan yang tersedia untuk menghadapi challenge
(Ari W Sudoyo, dkk. 2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi 3.Jakarta:
FKUI)

You might also like