Professional Documents
Culture Documents
Daftar Isi
Daftar Isi .......................................................................................... 2
Daftar Lampiran ............................................................................... 4
Bab I
Pendahuluan .................................................................... 13
1.
2.
3.
4.
Tujuan .......................................................................................... 19
a.
b.
Bab II
5.
6.
Kriteria ......................................................................................... 23
2.
Tahapan Penyusunan.................................................................. 25
a.
b.
c.
d.
3.
Persiapan Penyusunan................................................................ 26
a.
b.
-2-
Bab III
2.
Analisis ........................................................................................ 33
a.
b.
c.
d.
3.
Bab IV
4.
-3-
Daftar Lampiran
Lampiran A
2.
3.
4.
-4-
d.
Lampiran C
1.
2.
3.
2.
2.
3.
4.
Lampiran E
b.
-5-
2.
3.
4.
Lampiran F
2.
Perencanaan Pengembangan
Kepariwisataan Alam......................................... Lampiran - 71
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
4.
5.
2.
3.
Pengantar.......................................................... Lampiran - 81
4.
5.
6.
b.
9.
8.
7.
-7-
2.
3.
Lampiran I
4.
5.
2.
b.
Pendekatan Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable
Development) ......................................... Lampiran - 110
Pendekatan Pasar (Market) .................... Lampiran - 110
3.
4.
5.
6.
b.
7.
8.
9.
Lampiran J
2.
-9-
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
b.
c.
d.
6.
7.
Lampiran L
8.
2.
3.
Lampiran N
1.
2.
2.
3.
c.
d.
e.
f.
g.
- 12 -
Bab I
Pendahuluan
Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk
berbagai tujuan selain untuk mencari nafkah. Kegiatan berwisata merupakan hak
asasi seseorang yang perlu dihargai sebagaimana dinyatakan dalam Universal
Declaration of Human Rights. Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang
melakukan kegiatan wisata diperiukan serangkaian upaya yang saling terkait dan
terpadu oleh dunia usaha, masyarakat dan pemerintah.
Hakekat pariwisata Indonesia bertumpu pada keunikan dan kekhasan budaya dan
alam, serta hubungan antar manusia. Melalui pengembangan pariwisata diharapkan dapat memperkukuh jati diri bangsa dan lestarinya fungsi lingkungan. Namun
demikian pengembangan kepariwisataan Indonesia tetap menempatkan kebhinekaan sebagai suatu yang hakiki dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pembangunan kepariwisataan Indonesia sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan secara berkelanjutan beitujuan untuk turut mewujudkan peningkatan kemampuan manusia dan masyarakat Indonesia berdasarkan
kemampuan nasional, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Pariwisata dikembangkan oleh banyak negara di dunia sebagai salah satu alternatif dalam pembangunan ekonominya melalui berbagai macam pendekatan dan
cara. Indonesia mengembangkan kepariwisataannya melalui suatu konsepsi pengembangan yang bertumpu kepada asas kehidupan yang berkeseimbangan.
Untuk itu diperlukan suatu konsepsi yang menjadi landasan dalam pengembangan kepariwisataan nasional. Konsepsi tersebut meliputi falsafah pengembangan
kepariwisataan nasional, sistem kepariwisataan nasional dan sistem pariwisata
nasional.
1.
- 13 -
Hankam
Benda
I deologi
Perilaku
Sosial-Budaya
Politik
Ekonomi
Ide/Gagasan
Sumber
Daya Alam
Manusia
Geografis
b.
- 15 -
c.
- 16 -
P a r iw isa ta
Masyarakat
Dunia Usaha
Pemerintah
Ipoleksosbud Hankam
R ak yat
B erm a
sy a r a k a t B e r b a n g sa B e r n e g a r a
K e ta h a n a n N a sio n a l
Kondisi yang diharapkan dari aspek-aspek yang memberikan pengaruh dan
sekaligus dipengaruhi oleh pengembangan pariwisata adalah sebagai berikut :
- 17 -
3.
a.
Ketahanan Ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandasan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan
kesatuan nasional) dan kemampuan untuk menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa.
b.
c.
d.
e.
Latar Belakang
Pariwisata dikembangkan di suatu daerah dengan berbagai alasan, namun
biasanya yang menjadi alasan utama adalah untuk menghasilkan manfaat
ekonomi dari masuknya devisa bagi daerah, negara, peningkatan
pendapatan masyarakat dan pemerintah. Pariwisata juga dapat mendorong
proses periindungan terhadap suatu lingkungan fisik maupun sosial budaya
dari masyarakat setempat, karena hal tersebut merupakan aset yang dapat
dijual kepada wisatawan dan jika ingin berianjut, maka harus dipertahankan.
Pariwisata selain dapat menghasilkan banyak manfaat bagi daerah, juga
dapat menimbulkan permasalahan, seperti distorsi terhadap masyarakat lokal, degradasi lingkungan, hilangnya identitas dan integritas bangsa, kesalahpahaman. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan manfaat dan mengurangi berbagai masalah yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan
Pedomon Penyusunan RIPPDA pariwisata, maka diperlukan perencanaan
- 18 -
yang baik dan manajemen pariwisata yans baik. Tujuan pariwisata akan dapat dicapai dengan efektif jika pembangunan dilakukan dengan
perencanaan yang baik dan termtegrasi dengan pengembangan daerah
secara kese-luruhan. Secara umum, perencanaan pariwisata diperlukan
karena berbagai alasan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Pariwisata adalah sangat kompleks, multi sektor dan melibatkan berbagai kegiatan, seperti pertanian, kehutanan, industri, perikanan, komponen rekreasi dan lain-lain. Perencanaan pariwisata mengorganisasi
komponen-komponen tersebut sehingga dalam pengembangan yang
dilakukan dapat terintegrasi dengan baik, bukan sebagai bagian yang
terpisah atau parsial.
Dengan alasan-alasan di atas, maka perlu disusun suatu pedoman di, dalam
penyusunan rencana induk pengembangan pariwisata yang akan dilakukan
di daerah yang dikenal dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Daerah (RIPPDA) sebagai suatu proses sistematis dengan tahapan-tahapan
tertentu.
4.
Tujuan
Tujuan Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Daerah untuk wilayah Kabupaten/Kota terdiri dari 2 bagian, yaitu :
a.
Tujuan Umum
Buku pedoman RIPPDA ini dapat digunakan oleh Pejabat di daerah
sebagai acuan bagi tersusunnya RIPPDA kabupaten/kota yang akan
digunakan sebagai landasan pengembangan dan pengendalian
pemba-ngunan pariwisata di Kabupaten/Kota sehingga tercipta
pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. RIPPDA diharapkan
men)adi pedoman yang mempunyai kekuatan hukum yang menjadi
acuan bagi pemberian perijinan pengembangan pariwisata.
b.
Tujuan Khusus
Berdasarkan buku Pedoman ini, pemerintah daerah dapat menyusun :
Kerangka Acuan Kerja, dan langkah-langkah/tahapan-tahapan yang
- 19 -
perlu dilakukan secara sistematis dan terstruktur untuk dapat menghasilkan suatu RIPPDA.
5.
Pendekatan Perencanaan
Di dalam pengembangan pariwisata, seluruh stakeholder yang akan
bergerak di bidang pariwisata perlu memahami isu-isu yang akan menjadi
dasar di dalam pengembangan pariwisata yang akan dilakukan. Sebaiknya
sebelum diputuskan untuk mengembangkan pariwisata, isu-isu tersebut
dapat dijawab secara objektif dan logis, sehingga usaha-usaha
pengembangan yang akan dilakukan akan membawa manfaat yang
maksimal bagi wilayah dan masyarakat, serta meminimalkan biaya dan
dampak yang akan terjadi bila dilakukan pengembangan pariwisata.
Pemahaman terhadap isu-isu akan membantu selumh pihak yang terlibat
menetapkan arah pembangunan kepariwisataan di daerah.
Konsep perencanaan pariwisata dilakukan dengan pendekatan yang berkelanjutan, inkremental, berorientasi sistem, komprehensif, terintegresi dan
memperhatikan lingkungan, dengan fokus untuk pencapaian pembangunan
berkelanjutan dan keterlibatan masyarakat. Penjelasan dari elemen pendekatan perencanaan tersebut adalah sebagai berikut :
Pendekatan kontinu, inkremental dan fleksibel - Perencanaan pariwisata merupakan proses kontinu dengan melakukan penyesuaian
berdasarkan hasil pemantauan dan umpan balik, namun tetap dalam
kerangka kerja untuk menjaga tujuan dan kebijakan dasar dari
pengembangan pariwisata
Pendekatan komprehensif - Berkaitan dengan pendekatan sistem, seluruh aspek dalam pengembangan pariwisata termasuk di dalamnya elemen kelembagaan, lingloingan dan dampak sosial ekonomi, harus direncanakan dan dianalisis secara komprehensif
- 20 -
untuk pemanfaatan di masa depan, oleh karena itu hendaknya perencanaan melakukan analisis daya dukung.
6.
Pendekatan implementasi - Kebijakan, rencana dan rekomendasi pengembangan pariwisata diformulasikan sehingga bersifat realistik dan
dapat diimplementasikan dengan memanfaatkan teknik-teknik implementasi
Pendekatan proses perencanaan sistemik - Proses perencanaan bersifat sistematis dengan tahapan yang logis dari setiap aktivitas.
- 21 -
Hirarki
Kepariwisataan
Nasional
Tata Ruang
Hirarki
Nasional
RTRW
Propinsi
Propinsi
RIPPDA Propinsi
Sub-DTW
Kawasan
Objek
dan
Daya Tarik
Wisata
Kabupaten
RIPPDA Kabupaten/Kota
Sub-DTW
RTRW
Kabupaten/Kota
Rencana Induk
Pengembangan Kawasan
RRTR
Kawasan/Kecamatan
Kawasan/Kecamatan
Lokal
Rencana Tapak
RTR
Desain Teknis
Desain Teknis
Implementasi
- 22 -
Bab II
Persiapan Penyusunan
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Daerah (RIPPDA) Kabupaten/Kota
1.
Kriteria
a.
b.
Berazaskan :
Pemberdayaan masyarakat.
2-
Bertujuan untuk :
Mewujudkan rencana pengembangan pariwisata yang berkualitas, serasi dan optimal, sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah.
Perencanaan pengembangan pariwisata daerah kabupaten/kota didasarkan kepada pendekatan kewilayahan, pendekatan pengembangan
produk wisata dan pendekatan pasar, di masa keseluruhan unsurunsur pembentuk kepariwisataan terintegrasi membentuk suatu
kesatuan di dalam suatu sistem wilayah.
Perencanaan pariwisata melalui pendekatan wilayah adalah suatu upaya perencanaan agar interaksi mahluk hidup/manusia dengan
- 23 -
Keterkaitan Fungsional
Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan
perkem-bangan antara wilayah satu dengan wilayah lainnya yang
berde-katan.
2-
Konsistensi Perencanaan
RIPPDA pada jenjang tertentu bersifat menjabarkan/merinci
RIPPDA pada jenjang di atasnya, serta memberikan
arahan/acuan kepada rencana pada jenjang dibawahnya. Di
samping itu RIPPDA tersebut harus selaras dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah pada jenjang yang sama.
d.
Aspek teknik sektoral, aspek teknik ruang dan aspek kebijakan pemanfaatan ruang perlu diperhatikan dalam penyusunan RIPPDA
1-
2-
3-
Aspek Kebijakan
Dalam perumusan kebijakan dan strategi pembangunan pengembangan pariwisata hendaknya memperhatikan kebijakan pembangunan wilayah dan kebijakan sektor lain yang terkait.
e.
- 24 -
1234-
56782.
Tahapan Penyusunan
Penyusunan RIPPDA kabupaten/kota diselenggarakan melalui tahapan
kegiatan sebagai berikut :
a.
Persiapan penyusunan.
b.
Pelaksanaan penyusunan.
c.
Pembahasan rancangan.
d.
Penetapan RIPPDA.
a.
Persiapan Penyusunan
Legiatan persiapan kegiatan penyusunan terdiri dari :
1- Persiapan penganggaran berisi perumusan mengenai :
Sumber dana,
Pemrakarsa,
Latar belakang,
Tujuan studi,
Lingkup pekerjaan,
Metodologi,
Perumusan substansi,
b.
Pelaksanaan Penyusunan
Kegiatan pelaksanaan penyusunan meliputi :
1- Pengumpulan serta pengolahan data/informasi.
2- Analisis, yang terdiri dari :
a- Analisis kondisi eksisting terhadap aspek-aspek :
Kewilayahan,
Produk pariwisata,
- 25 -
Pasar,
Daya dukung lingkungan,
Investasi,
Kelembagaan.
b- Analisis pengembangan :
Struktur ruang,
Produk,
Pasar,
Investasi,
Pengelolaan lingkungan,
SDM,
Kelembagaan.
cIndikasi program pengembangan meliputi :
34-
c.
d.
3.
Persiapan Penyusunan
Pada tahapan ini keputusan untuk melaksanakan studi penyusunan RIPPDA
kabupaten/kota sepenuhnya berada di tangan Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Keputusan untuk melakukan pengembangan dilakukan melalui
- 26 -
Tujuan Umum yang berisikan tujuan pengem-bangan pariwisata di daerah dikaitkan dengan pengembangan wilayah Kabupaten/Kota secara keseluruhan, visi dan misi daerah.
- 27 -
Tujuan Khusus berisikan apa yang ingin dicapai dengandilakukannya penyusunan RIPPDA kabupaten/kota ini.
Sasaran Kegiatan : memberikan gambaran hal-hal yang lebih rinci
mengenai apa yang ingin dicapai baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Lingkup Pekerjaan : memberikan gambaran kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan dalam rangka pelaksanaan penyusunan
RIPPDA; selanjutnya juga dijelaskan mengenai lingkup wilayah
studi dan jangka waktu perencanaan.
Keluaran Pekerjaan yang berisikan materi-materi yang harus
terdapat dan diuraikan di dalam RIPPDA.
Tenaga Ahli yang berisikan tenaga ahli minimal yang diperlukan
di dalam penyusunan RIPPDA, beserta uraian tugasnya serta
dise-suaikan dengan karakteristik wilayah perencanaan. Tenaga
ahli yang harus ada di da!am Tim Penyusunan RIPPDA kabupaten/kota ada minimal adalah :
Ahli Perencanaan Pariwisata.
Ahli Pemasaran Pariwisata.
Ahli Perencanaan Wilayah.
Ahli Sosial Budaya dan Pengembangan Masyarakat.
Ahli Ekonomi.
Ahli Lingkungan.
Ahli Arsitektur/Lansekap.
Ahli Transportasi.
Ahli Pengelolaan Sumber Daya Alam (misalnya : kelautan,
kehutanan, gua, dan lain-lain), sesuai dengan karakteristik
dan potensi daerah.
Ahli antropologi.
Dan tenaga profesional lainnya yang berpengalaman/bergerak secara langsung di bidang pengembangan produk
pariwisata.
Jadwal waktu pelaksanaan.
Sistem Pelaporan.
3-
4-
56-
78-
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan merupakan laporan yang berisikan :
Pendekatan perencanaan,
- 28 -
Laporan Kemajuan
Laporan Kemajuan secara umum berisikan temuan awal dari hasil
kunjungan lapangan, dan kajian mengenai aspek-aspek kebijakan
daerah, potensi kepariwisataan daerah, dan aspek-aspek terkait
lainnya. Di dalam Laporan Kemajuan ini telah dapat digambarkan
isu-isu, potensi dan kendala pengembangan pariwisata di daerah
perencanaan. Lebih jauh iagi dalam laporan ini telah dapat dituangkan rumusan sasaran pembangunan kepariwisataan daerah.
Laporan Kemajuan dibahas dalam Rapat Tim Pengarah (Steering
Committee) guna mendapat masukan. Hasil dari rapat tersebut
dituangkan di dalam Notulen Rapat yang kemudian ditandatangani oleh pihak Pemberi Kerja dan pihak Pelaksana Pekerjaan,
dan merupakan dokumen kesepakatan untuk melanjutkan pekerjaan.
3-
4-
Laporan Akhir
Laporan Akhir berisi rumusan rencana (kebijakan, strategi, dan
indikasi program pengembangan) sebagaimana tertuang dalam
- 29 -
- 30 -
Bab III
Tahapan dan Langkah Penyusunan
RIPPDA Kabupaten/Kota
Tahapan-tahapan dan lingkup kegiatan di dalam pelaksanaan penyusunan
RIPPDA kabupaten/kota meliputi :
1.
Pengumpulan data/survey.
2.
Analisis.
3.
Perumusan sasaran pengembangan pariwisata.
4.
Perumusan rencana pengembangan pariwisata : kebijakan pengembangan,
strategi pengembangan dan indikasi program.
1.
Pengumpulan Data/Survey
Tahapan pengumpulan data/survey dalam proses perencanaan ini meliputi
pengumpulan data, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif terhadap
aspek-aspek yang berhubungan dengan pariwisata dan wilayah. Data yang
dikumpulkan meliputi : data sekunder (instansional), primer (wawancara dan
kuesioner), serta pengamatan langsung di lapangan sebagai dasar untuk
memahami kondisi wilayah perencanaan.
Survei terhadap aspek-aspek tersebut perlu dikelola dengan baik sehingga
proses yang dilakukan dapat efektif dan efisien. Tahapan ini dilakukan
dengan melakukan survey lapangan terhadap :
Fasilitas wisata,
Pelayanan,
Transportasi,
Pola pengeluaran,
Demografi wisatawan,
Maksud kunjungan,
Sikap, serta
- 31 -
a.
Persiapan Survei
Kegiatan ini meliputi :
2-
Pelaksanaan Survei
Kegiatan pelaksanaan survei meliputi survei instansional terkait
(pemerintah dan swasta) untuk mendapatkan data tertulis atau
peta; serta survei lapangan untuk memperoleh informasi dengan
cara pengamatan, pengukuran dan wawancara dengan pihak
industri pariwisata (hotel, biro perjalanan, obyek wisata), dan
wisatawan (mancanegara/nusantara), serta masyarakat dan
tokoh-tokoh masyarakat.
3-
Kompilasi Awal
Kegiatan ini meliputi :
Seleksi dan pengelompokan data sesuai kebutuhan analisis
Mengubah bentuk data ke dalam peta, tabel, diagram, grafik,
gambar dan uraian, sesuai dengan tujuan analisis; yang
dihimpun dalam suatu dokumen kompilasi data.
b.
Kebijakan pembangunan, investasi, arah pembangunan dan pengembangan wilayah yang berkaitan dengan wilayah perencanaan dan wilayah yang lebih luas (propinsi, kebijakan untuk kawasan khusus misalnya Kapet, kawasan berikat, kawasan otorita)
- 32 -
3-
Transportasi,
Rumah sakit,
Dan lain-lain.
4-
Sisi pasar berupa kunjungan wisatawan mancanegara, dan wisatawan nusantara yang meliputi :
Dan lain-lain.
Analisis
RIPPDA membutuhkan serangkaian analisis untuk memahami karakteristik
wilayah, karakteristik sediaan produk wisata, dan karakteristik pasar dan
komponen lainnya yang mempengaruhi pengembangan pariwisata di suatu
wilayah. Untuk itu analisis dilakukan sekurang-kurangnya untuk :
a.
b.
c.
Kemampuan modal,
Lingkungan,
Kegiatan usaha,
d.
e.
b.
Pertumbuhan ekonomi.
Struktur ekonomi.
Perkembangan sektor.
Arahan pengembangan tata ruang wilayah.
Analisis Kewilayahan
Analisis wilayah termasuk di dalamnya mengenai :
Kependudukan.
Daya dukung lingkungan.
Ekonomi wilayah.
Daya dukung lingkungan.
Geografi.
Kesempatan.
Analisis ini terutama untuk mengetahui potensi wilayah untuk mendukung pengembangan pariwisata, seperti :
Kesempatan kerja.
Potensi sumber daya manusia.
Adat istiadat.
Daya dukung alam.
Kesesuaian lahan.
Kemampuan sektor-sektor dan dukungan sektor terhadap pengembangan sektor pariwisata.
c.
- 35 -
d.
3.
ngunan pariwisata yang dilakukan telah sesuai dengan rencana yang diuraikan di dalam RIPPDA. Sasaran pembangunan pariwisata daerah ditetapkan
untuk jangka waktu tertentu, yang terdiri dari :
a.
b.
2-
Sasaran Ekonomi
Sasaran ekonomi yang dimaksudkan adalah manfaat ekonomi
yang diperoleh dari pengembangan pariwisata, yang meliputi jumlah tenaga kerja yang diharapkan akan terserap di sektor pariwisata; pendapatan daerah. Kesempatan berusaha masyarakat di
bidang pariwisata (langsung dan tak langsung). Rumusan
sasaran ini bersifat kuantitatif.
3-
4.
3-
Sosial-budaya : kesiapan serta tingkat penerimaan masyarakat lokal untuk melakukan penyesuaian terhadap perkembangan pariwisata.
Pengembangan untuk menyeimbangkan pembangunan prasarana dengan tingkat permintaan yang ada akibat ketersediaan dana pemerintah yang masih terbatas.
Perencanaan sumber daya manusia, yaitu memberikan kesempatan waktu kepada tenaga kerja yang ada di daerah untuk dilatih sehingga dapat bekerja di bidang pariwisata secara
profesional.
Ekonomi dan proses integrasi berbagai sektor yang akan dikembangkan sehirigga tidak menimbulkan gangguan terhadap pembangunan yang dilakukan.
- 39 -
4-
Perumusan kebijakan pengembangan pariwisata, disusun untuk jangka panjang 10 tahun. RIPPDA harus dapat merumuskan kebijakan pengembangari pariwisata jangka panjang
sebagai landasan perumusan rencana tingkat di bawahnya.
b.
Aspek pemasaran.
Aspek investasi.
2-
Rumusan kebijakan merupakan jawaban atas isu-isu atau permasalahan strategis baik internal maupun ekstenal yang dihadapi
oleh daerah.
3-
Pengembangan sarana pariwisata memperhatikan standarstandar internasional dalam hal kualitas bangunan, keamanan, kesehatan serta sirkulasi udara.
- 40 -
4c.
- 41 -
aksesibilitas dan infrastruktur. Strategi dan arah pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata, sebagai contoh :
Pengembangan ekowisata.
Pengembangan agrowisata.
b-
2)
Skala Pengembangan
Berkaitan dengan jenis pengembangan pariwisata yang
akan diambil, seperti halnya pertimbangan sosial-ekonomi dan lingkungan, kesesuaian pengembangan yang
akan dilakukan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses penentuan kebijakan.
Pariwisata yang dikembangkan dapat merupakan pariwisata skala kecil dengan jumlah kunjungan ratusan
orang pertahun, hingga pariwisata skala besar dengan
kunjungan wisatawan ke daerah berjumlah puluhan
ribu bahkan ratusan ribu wisatawan. Hal ini bergantung
pa-da kemampuan daya dukung daerah.
Strategi l
Menjadikan Wisata Pantai sebagai Daya Tarik Utama di
Wilayah Perencanaan
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mendukung strategi
tersebut :
- 42 -
b-
Strategi 2
Pengembangan Desa Wisata untuk mendorong Pertumbuhan
Wilayah dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mendukung strategi tersebut :
Sasaran
pengembangan
dan
skala
waktu
pengembang-an.
c-
Strategi 3
Konservasi Hutan dan Kawasan Nonbudidaya untuk
Mendukung Pengembangan Ekowisata
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mendukung strategi
tersebut adalah :
2-
Asal Wisatawan :
Wisatawan Mancanegara atau Wisatawan Nusantara
Penting untuk ditetapkan arah kebijakan pariwisata
yang akan dikembangkan apakah lebih ditujukan untuk
pangsa pasar mancanegara ataukah nusantara, mengingat hal ini membawa konsekuensi di dalam pengembangan sisi sediaan. Walaupun demikian, hal ini bukan
berarti bila pangsa pasar yang akan dikembangkan
adalah wisatawan mancanegara, maka kebutuhan penyediaan fasilitas dan jenis pengembangan untuk segmen pasar wisatawan nusantara tidak diperhatikan sama sekali. Yang perlu diperhatikan adalah bila suatu
daerah ingin mengembangkan pariwisata berskala internasional, maka daerah tersebut harus mengembangkan fasilitas dan pelayanan yang memiliki standar internasional yang berlaku. Dan seringkali terjadi perkembangan pariwisata internasional yang berhasil akan
mendorong pula pertumbuhan kunjungan wisatawan
nusantara.
2)
Kelas Pendapatan :
Wisatawan Kelas Atas atau Backpackers
Penentuan kelas wisatawan juga akan sangat
berpengaruh terhadap penyediaan fasilitas, skala dan
jenis pengembangan wisata yang akan dilakukan. Bila
daerah Kabupaten/Kota menginginkan kunjungan
wisatawan yang berasat dari kelompok wisatawan
kelas atas, maka fasilitas yang harus dibangun lebih
bersifat ekslusif. Mengingat bahwa biasanya kelompok
- 44 -
Strategi Promosi
Strategi promosi menjelaskan langkah-langkah yang perlu
dilakukan daerah dalam mempromosikan daerah. Strategi
promosi ini dilakukan dengan mempertimbangkan sasaran/
target wisatawan yang akan diraih. Strategi promosi meliputi
antara lain :
sarana promosi yang akan digunakan : media cetak,
media elektronik, web-site,
bentuk promosi: fam-tour, menghadiri event-event
(dalam dan luar negeri).
Strategi pengembangan pasar dan promosi antara lain
meliputi:
1) Pemasaran Bersama dengan daerah lain yang memiliki
pasar sasaran sejenis
2) Pengembangan dan Pemantapan Sistem Informasi
Kepariwisataan
3) Peningkatan Kegiatan Promosi Daya Tarik Wisata dan
Investasi Pariwisata,
4) Penetapan dan pemantapan Event Pariwisata.
Strategi pengembangan pemasaran dan promosi ini
kemudian dijabarkan lebih rinci didalam penyusunan
Program Pemasaran dan Promosi.
3-
b-
- 45 -
1)
2)
kawasan yang terintegrasi di mana beberapa fasilitas kepariwisataan dibangun untuk mendukung
pengembangan obyek dan daya tarik wisata di
wilayah tersebut;
Kawasan tersebut hanyalah merupakan obyek wisata, di mana wisatawan yang berkunjung hanya
menikmati daya tarik yang ada, dan fasilitas kepariwisataan yang dikembangkan seminimal mungkin dan hanya yang menunjang kegiatan wisata.
Hal ini dapat terjadi bila kawasan prioritas yang
akan dikembangkan adalah di daerah taman-taman nasional, cagar alam, kawasan konservasi
atau kawasan di mana lingkungan alamnya sangat rentan terhadap kegiatan pembangunan
fisik. Kawasan tersebut biasanya dikembangkan
untuk jenis ekowisata, dan wisata altemstif lainnya
yang daya tarik utamanya adalah keaslian
lingkungan alamnya.
3)
Peningkatan kemampuan berbahasa asing di kalangan stakeholder yang bergerak di bidang pariwisata dan terkait dengan
pengembangan pariwisata, seperti : tenaga kerja di usaha pariwisata, dan pemerintah daerah.
5-
Meningkatkan iklim yang kondusif bagi penanaman modal pada usaha pariwisata.
Memberikan insentif bagi pengusaha menengah kecil dan masyarakat yang akan berusaha di bidang kepariwisataan.
d.
- 48 -
Program Jangka Pendek, dengan skala waktu 5 tahun, yang terdiri, dari program tahunan. Merupakan program 5 tahun per-tama
dari program 10 tahun; yang mengidikasikan materi program utama dan program pendukung.
- 49 -
Analisis
Perumusan Sasaran
Perumusan Rencana
Pengembangan Pariwisata
Daerah
Rumusan Kebijakan
Rumusan Strategi
Rumusan Indikasi
Program Pengembangan
Program Pokok
Program Penunjang
- 50 -
mosi, sumber daya manusia, pengelolaan lingkungan, pemantapan kelembagaan, dan pemberdayaan masyarakat
Program Pendukung, yaitu program-program yang diharapkan dilakukan oleh instansi lain untuk mendukung pengembangan
pariwisata.
Nama program.
- 51 -
Bab IV
Materi Produk-Produk RIPPDA Kabupaten/Kota
Produk-produk RIPPDA, Kabupaten/Kota adalah produk yang dihasilkan dalam
rangka penyusunan atau peninjauan kembali RIPPDA kabupaten/kota yang terdiri
dari dokumen-dokumen :
1.
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang RIPPDA Kabupaten/
Kota;
2.
Rancangan RIPPDA kabupaten/kota
3.
Analisis dan Sintesis RIPPDA kabupaten/kota
4.
Kompilasi Data RIPPDA kabupaten/kota
Dokumen-dokumeri sebagaimana dimaksud pada Butir 1 di atas berupa uraian
engkap secara kualitatif dan kuantitatif berserta peta, tabel dan diagram. Uraian
lengkap sebagaimana dimaksud pada Butir 2 untuk dokumen-dokumen
rancangan Perda meliputi :
Rencana pengembangan pariwisata yang terdiri dari : kebijakan pengembangan pariwisata daerah, strategi pengembangan kepariwisataan, dan indikasi program pengembangan kepariwisataan.
Tujuan pengembangan kepariwisataan daerah sebagaimana dimaksud dalam Butir
6 di atas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan
perekonomian daerah, serta pelestarian budaya dan lingkungan alam daerah, sebagaimana dimaksudkan di dalam GBHN serta visi misi pengembangan pariwisata.
- 52 -
Sasaran ekonomi,
Produk,
Pasar,
Pemanfaatan Ruang,
SDM,
Lingkungan,
Investasi,
Pemberdayaan Masyarakat.
Strategi pengembangan kepariwisataan merupakan langkah-langkah strategis
yang perlu dilakukan berkaitan dengan aspek-aspek pengembangan kepariwisataan, agar arahan pengembangan kepariwisataan dapat terwujud. Perumusan
strategi ini memperhatikan pendekatan :
Kelestarian lingkungan.
Strategi pengembangan kepariwisataan ini meliputi :
- 54 -