Professional Documents
Culture Documents
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
DALAM PENYUSUNAN ATAU PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG
Menimbang
: a.
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19, Pasal 22 ayat (2), dan
Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 penyusunan
rencana tata ruang wilayah perlu memperhatikan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup serta Pasal 15 ayat (2) UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang mewajibkan pemerintah daerah melaksanakan
kajian lingkungan hidup strategis dalam penyusunan rencana tata
ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya;
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Mengingat
No.32
Tahun
2009
tentang
Perlindungan
dan
ii
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya.
2.
3.
4.
5.
Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi
daya.
6.
7.
iii
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Bagian Kedua
Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup
Pasal 2
(1)
Peraturan
Menteri
ini
dimaksudkan
sebagai
acuan
dalam
(3)
BAB II
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN KLHS
DALAM PENYUSUNAN ATAU PENINJAUAN KEMBALI
RENCANA TATA RUANG
Pasal 3
(1)
(2)
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
f.
Pasal 4
Ketentuan
mengenai
ketentuan
umum
pelaksanaan
KLHS
dalam
BAB III
KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN KLHS
DALAM PENYUSUNAN ATAU PENINJAUAN KEMBALI
RENCANA TATA RUANG
Pasal 5
(1)
(2)
b.
c.
Pasal 6
Ketentuan
mengenai
ketentuan
teknis
pelaksanaan
KLHS
dalam
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
BAB IV
DOKUMENTASI DAN AKSES PUBLIK
Pasal 7
Ketentuan mengenai dokumentasi dan akses publik KLHS dalam
penyusunan atau peninjauan kembali rencana tata ruang secara lebih rinci
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 8
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan KLHS dalam
penyusunan atau peninjauan kembali rencana tata ruang yang telah ada
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan
vi
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal20 Desember
MENTERI PEKERJAAN UMUM,
DJOKO KIRMANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
vii
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
PEDOMAN
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
DALAM PENYUSUNAN ATAU PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG
viii
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
DAFTAR ISI
Daftar Isi....................................................................................................................
ix
xi
Daftar Lampiran........................................................................................................
xii
10
10
12
12
12
12
14
16
17
17
23
25
25
25
BAB V PENUTUP................................................................................................
26
ix
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kedudukan Pedoman terhadap Peraturan Perundangan Terkait Lainnya
Gambar 2.3 Tipologi Pendekatan Integrasi KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang
11
15
Gambar 3.2 Penjabaran Proses dan Integrasi KLHS dalam Penyusunan RTR........
18
22
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Masukan KLHS untuk Rencana Tata Ruang .............................................
18
Table 3.2 Proses Pelaksanaan KLHS untuk Beberapa Dokumen Perencanaan .......
19
xi
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1. Informasi Dasar KLHS...............................................................................
25
26
27
29
31
31
32
32
32
33
34
35
36
xii
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, tujuan
dari penataan ruang adalah untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan
nasional dengan:
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
c. terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Untuk memastikan bahwa pertimbangan lingkungan dan prinsip berkelanjutan menjadi
dasar dan terintegrasi dalam perencanaan tata ruang wilayah, maka pemerintah pusat
dan pemerintah daerah sebagai penanggungjawab penyusunan rencana tata ruang
(RTR) perlu melaksanakan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS). Hal ini dimaksudkan
agar produk RTR yang dikeluarkan telah memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan
ekonomi.
KLHS adalah serangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif, untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, program.
KLHS merupakan tindakan strategis dalam menuntun dan mengarahkan tidak terjadinya
dampak negatif dari RTR terhadap lingkungan dan keberlanjutan. Kemampuan untuk
melaksanakan KLHS dalam penyusunan RTR menjadi suatu hal yang penting dalam
meningkatkan kualitas RTR.
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, perlu adanya pedoman pelaksanaan KLHS
dalam perencanaan tata ruang baik rencana umum maupun rencana rinci. Pedoman
tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk bagi yang akan melaksanakan KLHS di
dalam penyusunan atau peninjauan kembali RTR.
1.2 Maksud dan Tujuan
a.
Maksud
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan KLHS dalam
penyusunan atau peninjauan kembali RTR oleh Pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau para pemangku kepentingan lainnya.
b.
Tujuan
Pedoman ini bertujuan mewujudkan RTR yang sudah mengintegrasikan prinsip
pembangunan berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
1
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
strategis
nasional,
kawasan
strategis
provinsi,
kawasan
strategis
Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program.
Dampak Lingkungan Hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.
j.
Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuhmenyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas,
dan produktivitas lingkungan hidup.
Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
2
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
m. Sumber Daya Alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya
hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem.
n. Pembangunan Berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan
tiga pilar yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup yang menjamin kemampuan,
kesejahteraan, serta mutu hidup generasi masa kini dan masa depan.
o. Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan adalah prinsip-prinsip yang harus
diterapkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan untuk
mencapai kondisi keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup manusia.
p. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.
q. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya sistematis dan terpadu
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
r.
nilai penting KLHS, tujuan KLHS, isu pokok, ruang lingkup KLHS, kedalaman kajian
dan kerincian penulisan dokumen, pengenalan kondisi awal, dan telaah awal kapasitas
kelembagaan. Kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan sistematis dan metodologis
yang memenuhi kaidah ilmiah dan disertai konsultasi publik.
s. Mitigasi dan Adaptasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko atau
dampak negatif atas pelaksanaan program pembangunan.
t.
Pemangku
Kepentingan
adalah
para
perencana,
pengambil keputusan,
dan
masyarakat.
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Fungsi
Fungsi pedoman ini yaitu sebagai acuan dalam pelaksanaan KLHS oleh Pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau para pemangku kepentingan lainnya.
b.
Manfaat
Manfaat pedoman ini yaitu untuk dapat melaksanakan KLHS dengan benar sehingga
dapat mewujudkan RTR yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
sesuai dengan peraturan perundangan berlaku.
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
BAB II
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN KLHS
Teknik Analisis Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang, menyebutkan bahwa analisis aspek fisik dan lingkungan adalah
analisis untuk mengenali karakteristik sumber daya alam dengan menelaah kemampuan
dan kesesuaian lahan agar pemanfaatan lahan dapat dilakukan secara optimal dengan
tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem. Sementara KLHS dalam penyusunan
RTR lebih memfokuskan pada kajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program
terhadap keberlangsungan lingkungan hidup yang tidak hanya menyangkut ketersediaan
sumber daya lahan. KLHS juga meliputi kajian pengaruh terhadap kinerja ekosistem dan
keanekaragaman hayati.
2.2 Kedudukan KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang
Sesuai dengan tujuan pelaksanaan KLHS untuk mencapai kinerja pembangunan
berkelanjutan, maka kedudukan pelaksanaan KLHS adalah:
a. Kedudukan KLHS dalam penyusunan RTR, sebagai:
1)
2)
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
3)
KLHS
Persiapan
Sebagai
masukan
pertimbangan
lingkungan
hidup pada tahap analisis.
Pengumpulan Data
Perumusan Rancangan
Peraturan Perundangundangan
2)
masukan untuk perumusan kebijakan dan strategi, apabila RTR perlu direvisi;
dan
3)
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Gambar 2.2
Kedudukan KLHS dalam Peninjauan Kembali RTR
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
menerus antara penyusun KLHS dengan tim penyusun RTR dalam setiap tahapan
pelaksanaan KLHS;
g. analisis yang dilakukan dalam KLHS memiliki masa perkiraan kajian yang sama
dengan analisis dalam RTR yaitu 20 tahun;
h. kedetilan KLHS disesuaikan dengan kedetilan RTR;
i. analisis KLHS lebih difokuskan pada isu-isu strategis lingkungan hidup dan fokus
pada agenda keberlanjutan yang bergerak dari sumber persoalan dampak
lingkungan;
j. analisis KLHS yang dilaksanakan mampu memberikan gambaran menyeluruh
mengenai dampak RTR terhadap kondisi fisik lingkungan hidup dan implikasi sosial;
k. pelaksanaan KLHS untuk peninjauan kembali RTR yang belum melakukan KLHS
sebelumnya dilakukan seperti pelaksanaan KLHS dalam penyusunan RTR;
l. pelaksanaan KLHS untuk peninjauan kembali RTR yang telah melakukan KLHS
sebelumnya dilakukan dengan memperhatikan hasil KLHS sebelumnya;
m. pelaksanaan KLHS bersifat partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya dalam penentuan isu strategis dan dalam pengambilan
keputusan rekomendasi; dan
n. konsultasi publik dilakukan minimum 2 (dua) kali pada saat tahap pelingkupan dan
setelah dirumuskan rekomendasi (seminar akhir).
2.4 Pelaksanaan KLHS
2.4.1 Mekanisme Pelaksanaan KLHS Secara Umum
Berdasarkan UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.9 Tahun 2011
tentang Pedoman Umum Pelaksanaan KLHS, mekanisme pelaksanaan KLHS meliputi:
a. Pengkajian Pengaruh Kebijakan, Rencana, dan/atau Program
Pengkajian pengaruh terhadap kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap
kondisi lingkungan hidup di wilayah perencanaan dilaksanakan melalui 4 (empat)
tahapan sebagai berikut:
1) identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya;
2) identifikasi isu pembangunan berkelanjutan;
3) identifikasi kebijakan, rencana, dan/atau program; dan
4) telaah pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah.
b. Perumusan Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program
Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program
bertujuan untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan kebijakan,
rencana, dan/atau program dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Bentuk
alternatif penyempurnaan tersebut antara lain:
9
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
1) kebutuhan pembangunan;
2) lokasi;
3) proses, metode dan teknologi; dan
4) jangka waktu dan tahapan pembangunan.
c. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan,
Rencana,
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
11
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
BAB III
KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN KLHS
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
kualitas air.
b)
struktur budaya;
Peta SIG harus cukup jelas, sederhana dan fokus untuk memastikan bahwa
data yang relevan tersajikan dengan baik. Sebagai contoh, simbol yang
menunjukkan lokasi dari spesies sensitif atau habitat, kawasan konfilik guna
lahan, atau melingkari kawasan terjadinya penurunan kualitas udara. Contoh
dari peta disajikan dalam lampiran.
2)
b)
mengidentifikasi
arahan
rencana
pengembangan
infrastruktur dan
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Keluaran dari kegiatan ini adalah data dan informasi dasar pada wilayah
yang direncanakan serta potensi konflik dan masalah yang akan menjadi
kendala terkait dengan RTR kawasan tersebut. Contoh pra-pelingkupan
terdapat dalam lampiran Tabel 3.
3.1.3 Tahap Pelingkupan
Tahap pelingkupan (scooping) bertujuan untuk memantapkan isu-isu strategis
lingkungan hidup dengan melakukan penilaian terhadap isu-isu lingkungan hidup
awal dan menetapkan isu strategis yang disepakati oleh semua pemangku
kepentingan (stakeholders).
Persyaratan untuk melakukan tahap ini adalah:
a. tahap pra-pelingkupan telah selesai dilakukan;
b. isu lingkungan hidup awal telah dirumuskan; dan
c. melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder).
Persiapan untuk melakukan pelingkupan meliputi:
a. persiapan peta-peta overlay antara peta rencana dengan kondisi eksisting;
b. pengkajian hasil pra-pelingkupan dan peta-peta overlay oleh tim KLHS; dan
c. persiapan material untuk sesi pelingkupan oleh kelompok keahlian (misal:
matriks pelingkupan).
Pada tahap perumusan isu strategis ini kegiatan yang dilakukan adalah menetapkan
isu-isu strategis yang potensial sebagai akibat dari dampak perencanaan tata ruang
yang disusun serta konflik lingkungan yang diperkirakan muncul.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelingkupan adalah:
1)
14
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
15
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
2)
untuk
c)
d)
Pembuat
keputusan,
yaitu
Kementerian,
pemerintah
provinsi,
pemerintah kabupaten/kota;
b)
c)
e)
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
17
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
KLHS akan memberikan masukan terhadap kebijakan, rencana, dan program (KRP)
pada dokumen perencanaan tata ruang. KRP yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel
3.1.
18
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Tabel 3.1
Masukan KLHS untuk Rencana Tata Ruang
KLHS
RDTR
Rencana
Program
Pelaksanaan KLHS untuk rencana rinci, khususnya untuk kawasan strategis nasional
berbasis objek dan RDTR, memiliki perbedaan dengan KLHS untuk rencana umum tata
ruang dan rencana rinci lainnya. Namun perbedaan ini tidak terlalu mendasar secara
proses maupun prosedur, hanya pada skala kedalaman informasi dasar, muatan, dan
pengintegrasian rekomendasi KLHS. Untuk lebih jelasnya dapat melihat Tabel 3.2
19
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Tabel 3.2
Proses Pelaksanaan KLHS untuk Beberapa Dokumen Perencanaan
RENCANA UMUM TATA RUANG
KLHS
RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota
Persiapan
Pra Pelingkupan
penentuan
lingkup
kegiatan
penyusunan
RTR
dan
pelaksanaan KLHS.
penyiapan rencana anggaran dan
biaya.
penyusunan Kerangka Acuan
Kerja
Informasi ekologis
sosial ekonomi
Pemetaan kelompok informasi
dasar.
Sintesis data dan informasi
lingkungan hidup yang tersedia.
Identifikasi awal isu strategis
lingkungan hidup.
Contoh isu strategis lingkungan
hidup:
a. RTRW Provinsi: Alih fungsi
kawasan suaka alam menjadi
kawasan budi daya, sehingga
mengakibatkan menurunnya
tingkat
keanekaragaman
hayati pada kawasan suaka
Informasi ekologis
sosial ekonomi
Pemetaan kelompok informasi
dasar.
Sintesis data dan informasi
lingkungan hidup yang tersedia.
Identifikasi awal isu strategis
lingkungan hidup.
Contoh isu strategis lingkungan
hidup:
a. RTR
Pulau:
tekanan
penduduk,
meluasnya
jumlah
lahan
kritis,
degradasi dan deforestasi
hutan (Studi Kasus Pulau
RDTR
Informasi ekologis
sosial ekonomi
Informasi ekologis
sosial ekonomi
20
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
alam.
b. RTRW Kabupaten: Bencana
banjir dan genangan yang
mengakibatkan
kerusakan
kawasan
pertanian
dan
penurunan produksi pangan.
c. RTRW
Kota:
Penurunan
prosentase ruang terbuka
hijau
secara
signifikan,
sehingga penyediaan ruang
terbuka hijau kota tidak
memenuhi kebutuhan untuk
fungsi ekologis dan sosial.
b.
Jawa).
RTR
KSN
berbasis
kawasan: Konflik antara
peningkatan
aktivitas
tambang di area penting
yang
mengandung
keragaman hayati berupa
sejumlah spesies endemik
(Studi
Kasus
KSN
Sorowako).
Pada
tahap
pengkajian
konsep pengembangan, perlu
mengidentifikasi
rencana
pengembangan yang tertuang
dalam RTR dan KLHS
kabupaten/kota.
Identifikasi awal isu strategis lingkungan
hidup
perlu
melihat/mengacu
materi
teknis
dan KLHS RTR
provinsi, kabupaten, dan kota.
Contoh
isu
strategis
lingkungan hidup: sanitasi
lingkungan
kurang
baik,
dicirikan
dengan
air
permukaan dan air tanah
tercemar limbah domestik
(studi
kasus:
KSN
Prambanan)
dan
potensi
gangguan suara terhadap
masyarakat sekitar dari alatalat (studi kasus: KSN
Teknologi
Tinggi
Stasiun
Pengamat
Dirgantara
di
Kotababang).
Review aspek lingkungan
hidup dalam RTR yang ada
dan kebijakan lainnya.
Review data dan informasi
lingkungan
hidup
yang
tersedia.
Pelingkupan
Penilaian
daftar
isu lingkungan hidup awal oleh
Pada
tahap
pengkajian
konsep
pengembangan,
perlu
mengidentifikasi
rencana
pengembangan
yang tertuang dalam RTR
dan KLHS kabupaten/kota.
Identifikasi awal isu strategis
perlu
melihat/mengacu
materi teknis dan KLHS RTR
provinsi, kabupaten, dan
kota.
Contoh
isu
strategis
lingkungan
hidup:
BWP
Waibakul bertujuan untuk
mewujudkan
kawasan
Perkotaan Waibakul sebagai
kota transit yang didukung
oleh perdagangan dan jasa
serta berbasis agropolitan,
akan
memunculkan
isu
strategis berupa penanganan
kota transit agar tidak
menghilangkan fungsi yang
mendukung agropolitan.
Pra
pelingkupan
dapat
dilakukan apabila:
Delineasi wilayah kajian
sudah ditentukan;
Pengenalan kondisi fisik
dan sosial ekonomi BWP
sudah dilakukan; dan
Informasi dasar sudah
tersusun
Review aspek lingkungan
hidup dalam RTR yang ada
dan kebijakan lainnya.
Review data dan informasi
lingkungan
hidup
yang
tersedia.
Penilaian
daftar
isu
lingkungan hidup awal oleh
21
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Kajian Pengaruh
Perumusan alternatif/
Rekomendasi
Identifikasi
pemangku kepentingan.
Penetapan dan penyepakatan isu strategis lingkungan hidup.
Identifikasi
pemangku
kepentingan.
Penetapan dan penyepakatan
isu strategis lingkungan hidup.
-
para ahli.
Identifikasi
pemangku kepentingan.
Penetapan dan penyepakatan isu strategis lingkungan hidup
yang dampaknya berskala
regional atau nasional.
Rekomendasi
KLHS
yang
diitegrasikan dalam RTR bersifat
spasial, dapat berupa:
alternatif skenario perencanaan
guna lahan dan infrastruktur;
atau
mitigasi
terhadap
dampak
lingkungan
yang
potensial
ditimbulkan dari suatu rencana
yang ditetapkan.
Rekomendasi
KLHS
yang
diitegrasikan dalam RTR bersifat
spasial, dapat berupa:
alternatif skenario perencanaan
guna lahan dan infrastruktur;
atau
mitigasi terhadap dampak
lingkungan
yang
potensial
ditimbulkan dari suatu rencana
yang ditetapkan.
Rekomendasi
KLHS
yang
diitegrasikan dalam RTR bersifat
spasial, dapat berupa:
alternatif
skenario
perencanaan zona, jaringan,
serta sarana dan prasarana;
atau
alternatif tema penanganan
(program
utama)
kawasan/objek
yang
diprioritaskan.
para ahli.
Identifikasi
pemangku
kepentingan.
Penetapan
dan
penyepakatan isu strategis
lingkungan
hidup
yang
dampaknya berskala regional
atau nasional.
Analisis lanjutan terhadap isu
strategis lingkungan hidup
yang telah disepakati
Kajian
pengaruh
dapat
dilakukan jika sudah terdapat
rancangan/konsep:
tujuan penataan BWP
rencana pola ruang dan
jaringan prasarana
sub
BWP
yang
diprioritaskan
penanganannya
Rekomendasi
KLHS
yang
diitegrasikan dalam RTR bersifat
spasial, dapat berupa:
alternatif
skenario
perencanaan zona, jaringan,
serta sarana dan prasarana;
atau
alternatif tema penanganan
(program utama) sub BWP
yang diprioritaskan.
22
Untuk
lebih
jelasnya,
penjabaran
proses
penijauan
kembali
dan
Pada tahap persiapan tim pelaksana KLHS perlu menyiapkan data-data dasar terkait
capaian implementasi RTR. Informasi dasar (baseline data) yang dimaksud memuat
kelompok informasi sama seperti dalam pelaksanaan KLHS dalam penyusunan RTR
namun berisi data sebelum implementasi RTR dan sesudah RTR dilaksanakan.
Pada tahap pra-pelingkupan selain menggunakan baseline data, dengan melihat
KLHS sebelumnya akan dapat diketahui hasil kajian terdahulu dan bagaimana jika
dibandingkan dengan kondisi eksisiting saat peninjauan kembali. Hasil desk study
akan menunjukkan rumusan perubahan-perubahan signifikan dari implementasi RTR
dan isu lingkungan awal yang perlu dikaji lebih lanjut dampaknya sehingga dari sini
pula dapat diketahui apakah RTR yang sudah ada perlu direvisi atau tidak.
23
Hasil keluaran tahap ini memperkuat keputusan perlunya RTR direvisi atau tidak.
Apabila RTR perlu direvisi maka proses KLHS akan berlanjut, sehingga pada saat
merumuskan KRP revisi RTR dapat menggunakan hasil KLHS ini sebagai bahan
pertimbangan.
Jika menurut kajian dan masukan KLHS menyatakan bahwa RTR tidak perlu direvisi,
maka proses KLHS untuk peninjauan kembali telah selesai. Namun apabila RTR
perlu direvisi maka proses KLHS untuk revisi RTR berlanjut dimulai pada tahap
pelingkupan.
Pada tahap pra-pelingkupan dalam rangka peninjauan kembali, telah dihasilkan
masukan perubahan penting dari implementasi RTR terhadap kondisi fisik lingkungan
dan sosial di suatu wilayah perencanaan dan wilayah sekitarnya sehingga pada tahap
pelingkupan difokuskan pada analisis lebih mendalam berbagai dampak penting
tersebut untuk disarikan menjadi isu strategis yang perlu dikaji lebih lanjut.
Tahap pelingkupan juga dilakukan dengan melihat kembali hasil KLHS sebelumnya
karena pada dokumen KLHS sebelumnya terdapat rumusan isu-isu strategis hasil
dari konsultasi publik. Jika selama 5 (lima) tahun isu yang berkembang masih sama
maka tim pelaksana hanya perlu meng-update datanya. Jika berbeda, maka dapat
melaksanakan konsultasi publik kembali untuk menyepakati isu strategis yang perlu
dianalisis.
Dalam hal revisi RTR, selain menentukan dampak potensial maka penetapan isu
strategis ini dapat didasarkan pada dampak besar yang timbul dari implementasi RTR
sehingga melalui RTR yang baru kebijakan, rencana, atau program yang dihasilkan
dapat memberikan solusi dari timbulnya dampak negatif atau lebih mengembangkan
dampak yang positif. Selanjutnya tahapan KLHS dalam proses revisi mengikuti
tahapan KLHS dalam penyusunan RTRW.
24
BAB IV
DOKUMENTASI DAN AKSES PUBLIK
Dokumentasi pelaksanaan KLHS meliputi pelaporan hasil KLHS maupun prosedur
dalam pelaksanaan KLHS. Sistematika isi laporan KLHS baik dalam penyusunan atau
peninjauan kembali RTR tidak ada standar baku, tetapi terdapat muatan minimum
sebagaimana dijabarkan pada subbab berikut.
4.1
4.2
penyelenggaraan
KLHS
memuat
seluruh
proses
dan
hasil
25
26