You are on page 1of 12

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL

Acara : Alterasi dan Mineralisasi I

Nama : Azmiuddin

M.
Hari/tgl: Rabu/02/04/2014

Nim

No. Sampel

: 01

No. Peraga

:-

Warna Segar

: Abu-abu

Warna Lapuk

: Kecokelatan

Jenis Endapan

: Hidrothermal

: D6 1111 258

Jenis Batuan

Wall Rock
Source Rock

: Batuan Beku
:-

Komposisi Mineral

Mineral Primer
Mineral Alterasi
Mineralisasi

Tekstur Khusus Mineral

: Kuarsa
: Kuarsa
: Kuarsa
: Ghost Bladed, Zone Crystal

Keterangan :
Sampel endapan mineral bernomor 01, memiliki warna segar abu-abu dan
warna lapuk kecokelatan. Batuan ini merupakan batuan hasil proses hidrothermal.
Hidrothermal adalah proses terbentuknya mineral-mineral ekonomis yang berasal
dari cairan panas sisa diferensiasi magma yang menerobos celah-celah batuan. Dari
pengamatan tersebut, diinterpretasikan wall rocknya adalah jenis batuan beku. Wall

Rock adalah batuan samping yang diterobos oleh magma atau fluida panas sisa
magma. Pada sampel ini hanya dijumpai mineral kuarsa sebagai mineral primer dan
terlihat mineral kuarsa yang berbeda warna agak pekat. Mineral ini menampakkan
tekstur Ghost Bladed dan Zone Crystal. Ghost Bladed adalah tekstur yang
menampakkan kesan yang bergelombang dan terlihat teratur.
Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang sangat kompleks yang
melibatkan perubahan mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan oleh
interaksi fluida panas dengan batuan yang dilaluinya, di bawah kondisi evolusi
fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk metasomatisme, yaitu
pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan batuan dinding (Pirajno,
1992). Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan yang dilewatinya (batuan
dinding), akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral primer menjadi mineral
ubahan (mineral alterasi), maupun fluida itu sendiri (Pirajno, 1992 dalam Sutarto,
2004).
Proses pembentukannya adalah dimulai ketika terjadi diferensiasi magma
sehingga menyisakan fluida panas yang kemudian terjadi asimilasi, dimana fluida
panas sisa magma tadi kemudian menerobos batuan samping. Ketika terjadi
penerobosan, kemudian mempengaruhi komposisi dan tekstur mineral pada batuan
samping yang dilewatinya. Proses ini pada umumnya tejadi pada batuan intrusi
dimana dimana sisa cairan magma yang mengandung kuarsa mengintrusi batuan
samping yaitu batuan beku.
Mineral Kuarsa biasanya berasosiasi dengan mineral-mineral seperti Olivin,
Piroksin, Hornblende, Biotit, Plagioklas, Ortoklas dan lai-lain. Kuarsa biasa di
gunakan sebagai bahan pembuatan kaca, gelas, dan keramik rumah tangga lainnya.
Biasa juga digunakan untuk perhiasan dan tegel.
Referensi :
1. Rocks and Minerals.
2. http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/07/pembentukan-mineralyang-berasal-dari.html

Asisten

Praktikan

(Herwin Kamaruddin)

(Azmiuddin

Mantika)
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
Acara : Alterasi dan Mineralisasi I

Nama : Azmiuddin

M.
Hari/tgl: Rabu/02/04/2014

Nim

No Sampel

: 02

No Peraga

:-

Warna Lapuk

: Coklat kehitaan

Warna Segar

: Abu-abu kehitaman

Jenis Endapan

: Hidrotermal

: D6 1111 258

Jenis Batuan

Wall rock
Source rock

: Batuan beku
:-

Komposisi mineral

Mineral primer
Mineral alterasi
Mineralisasi

: Kuarsa
:: Pirit

Tekstur khusus mineral

: Vein dan veinlet

Nama batuan

: Granodiorite

Keterangan

Batuan ini memiliki warna lapuk coklat kehitaman, warna segar abu-abu
kehitaman dengan jenis endapan berupa endapan magmatig. Jenis batuan

sampingnya berupa batuan beku, dengan komposisi mineral primer yaitu kuarsa,
dan mineralisasi berupa pirit. Pada batuan ini terdapat mineral dengan tekstur
khusus vein yaitu tekstur yang membentuk urat-urat dan veinlet yaitu tekstur
seperti vein tetapi bentuknya lebih halus. Berdasarkan sifat fisik di atas, dapat
disimpulkan nama batuan ini adalah Granodiorit.
Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang sangat kompleks yang
melibatkan perubahan mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan oleh
interaksi fluida panas dengan batuan yang dilaluinya, di bawah kondisi evolusi
fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk metasomatisme, yaitu
pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan batuan dinding (Pirajno,
1992).
Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan yang dilewatinya (batuan
dinding), akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral primer menjadi mineral
ubahan (mineral alterasi), maupun fluida itu sendiri (Pirajno, 1992 dalam Sutarto,
2004).
Mineral ini terbentuk dari proses hidrotermal yaitu proses pembentukan
mineral yang berasal dari sisa cairan magma yang masuk ke celah-celah batuan
membentuk vein atau stockwork.Proses ini pada umumnya tejadi pada batuan
intrusi dimana dimana sisa cairan magma yang mengandung kuarsa mengintrusi
batuan samping yaitu granodiorit.
Referensi :
1. http://penakampoeng.blogspot.com/2013/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
2. http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/07/pembentukan-mineralyang-berasal-dari.html

Asisten

Praktikan

(Herwin Kamaruddin)

(Azmiuddin

Mantika)
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
Acara : Alterasi dan Mineralisasi I

Nama : Azmiuddin

M.
Hari/tgl: Rabu/02/04/2014

Nim

No Sampel

: 03

No Peraga

:-

Warna Lapuk

: Abu-abu kecoklatan

Warna Segar

: Abu-abu kehijauan

Jenis Endapan

: Hidrotermal

Jenis Batuan

Wall rock
Source rock

: Batuan beku
:-

Komposisi mineral

Mineral primer
Mineral alterasi
Mineralisasi

: Biotit, piroksin, kuarsa, plagioklas


: Klorit
: Pirit

Tekstur khusus mineral

: Vein dan veinlet

Nama batuan

: Batuan beku

Keterangan

: D6 1111 258

Batuan ini memiliki warna lapuk abu-abu kecoklatan, warna segar abu-abu
kehijauan dengan jenis endapan berupa endapan hidrotermal. Jenis batuan
sampingnya berupa batuan beku, dengan komposisi mineral primer yaitu biotit,
piroksin, kuarsa, plagioklas, mineral alterasi yaitu klorit dan mineralisasi berupa
pirit. Pada batuan ini terdapat mineral dengan tekstur khusus vein yaitu tekstur
yang membentuk urat-urat dan veinlet yaitu tekstur seperti vein tetapi bentuknya
lebih halus. Berdasarkan sifat fisik di atas, dapat disimpulkan nama batuan ini
adalah Batuan beku.
Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang sangat kompleks yang
melibatkan perubahan mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan oleh
interaksi fluida panas dengan batuan yang dilaluinya, di bawah kondisi evolusi
fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk metasomatisme, yaitu
pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan batuan dinding (Pirajno,
1992).
Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan yang dilewatinya (batuan
dinding), akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral primer menjadi mineral
ubahan (mineral alterasi), maupun fluida itu sendiri (Pirajno, 1992 dalam Sutarto,
2004).
Alterasi hidrotermal akan bergantung pada karakter batuan dinding, fluida
(Eh, pH), kondisi tekanan dan temperatur pada saat reaksi berlangsung (Guilbert
dan Park, 1986, dalam Sutarto, 2004), konsentrasi, dan lama aktivitas hidrotermal
(Browne, 1991, dalam Sutarto, 2004).

Mineralisasi adalah suatu proses

pengendapan mineral bijih (metal) dari media yang membawanya akibat perubahan
lingkungan kimia dan fisik sekitarnya.
Mineral ini terbentuk dari proses hidrotermal yaitu proses pembentukan
mineral yang berasal dari sisa cairan magma yang masuk ke celah-celah batuan
membentuk vein atau stockwork. Proses ini diawali dengan sisa cairan magma
yang menerobos celah-celah batuan beku membentuk vein-vein pyrite (FeS2) dan
kuarsa (SiO2).
Referensi :
1. http://penakampoeng.blogspot.com/2013/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
2. http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/07/pembentukan-mineralyang-berasal-dari.html

Asisten

Praktikan

(Herwin Kamaruddin)

(Azmiuddin

Mantika)
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
Acara : Alterasi dan Mineralisasi I

Nama : Azmiuddin

M.
Hari/tgl: Rabu/02/04/2014

Nim

No Sampel

: 04

No Peraga

:-

Warna Lapuk

: Coklat

Warna Segar

: Hijau kehitaman

Jenis Endapan

: Hidrotermal

Jenis Batuan

Wall rock
Source rock

: Batuan beku
:-

Komposisi mineral

Mineral primer
Mineral alterasi
Mineralisasi

:: Kuarsa
: Kalkopirit

: D6 1111 258

Tekstur khusus mineral

: Vein

Zona

: Philik, Propilitik

Jenis batuan

: Batuan beku ultrabasa

Keterangan

Batuan ini memiliki warna lapuk coklat, warna segar, hijau kehitaman, jenis
endapan hidrotermal yaitu dimana cairan sisa magma menerobos pada celah-celah
batuan membentuk endapan mineral ekonomis, Jenis batuan pembawa dari mineral
ini adalah batuan beku, komposisi mineral alterasi pada batuan ini adalah Kuarsa,
mineral yang terbentuk dari proses mineralisasi adalah kalkopirit. Tekstur khusus
dari mineral pada batuan ini adalah vein yaitu urat-urat hidrotermal, terbentuk pada
zona philik dan propilitik dengan jenis batuan batuan beku ultrabasa.
Alterasi hidrotermal akan bergantung pada karakter batuan dinding, fluida
(Eh, pH), kondisi tekanan dan temperatur pada saat reaksi berlangsung (Guilbert
dan Park, 1986, dalam Sutarto, 2004), konsentrasi, dan lama aktivitas hidrotermal
(Browne, 1991, dalam Sutarto, 2004).
Zona alterasi philik biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik.
Batas zona alterasi ini berbentuk circular yang mengelilingi zona potasik yang
berkembang pada intrusi. Zona ini dicirikan oleh kumpulan mineral serisit dan
kuarsa sebagai mineral utama dengan mineral pyrite yang melimpah serta sejumlah
anhidrit. Mineral serisit terbentuk pada proses hidrogen metasomatis yang
merupakan dasar dari alterasi serisit yang menyebabkan mineral feldspar yang
stabil menjadi rusak dan teralterasi menjadi serisit dengan penambahan unsur H+,
menjadi mineral phylosilikat atau kuarsa. Zona ini tersusun oleh himpunan mineral
kuarsa-serisit-pirit, yang umumnya tidak mengandung mineral-mineral lempung
atau alkali feldspar. Kadang mengandung sedikit anhidrit, klorit, kalsit, dan rutil.
Terbentuk pada temperatur sedang-tinggi (230-400C), fluida asam-netral,
salinitas beragam, pada zona permeabel, dan pada batas dengan urat.
Menurut Hedenquist dan Linndqvist, zona alterasi propilitik pada sistem
epitermal sulfidasi rendah (fluida kaya klorida, pH mendekati netral) ummnya
menunjukkan zona alterasi seperti pada sistem porfir, tetapi menambahkan istilah
inner propylitic untuk zona pada bagian yang bertemperatur tinggi (>300C), yang
dicirikan oleh kehadiran epidot, aktinolit, klorit, dan ilit.

Referensi :

1. http://penakampoeng.blogspot.com/2013/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
2. http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/07/pembentukan-mineralyang-berasal-dari.html
Asisten

Praktikan

(Herwin Kamaruddin)

(Azmiuddin

Mantika)
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
Acara : Alterasi dan Mineralisasi I

Nama : Azmiuddin

M.
Hari/tgl: Rabu/02/04/2014

Nim

No Sampel

: 05

No Peraga

:-

Warna Lapuk

: Coklat kehitaman

Warna Segar

: Hitam

Jenis Endapan

: Hidrotermal

Jenis Batuan

Wall rock
Source rock

: Batuan beku
:-

Komposisi mineral

Mineral primer
Mineral alterasi

::-

: D6 1111 258

Mineralisasi

: Kalkopirit

Tekstur khusus mineral

: Veinlet

Zona

: Philik, Propilitik

Nama batuan

: Batuan beku basa

Keterangan

Pada sampel ketiga, batuan ini memiliki warna lapuk coklat kehitaman dan warna
segar hitam dengan jenis endapan berupa endapan hidrotermal. Jenis batuan
sampingnya yaitu batuan beku. adapun komposisi mineral pada batuan ini yaitu
mineralisasi berupa kalkopirit. Mineral pada batuan ini memiliki tekstur berupa
veinlet yang menyerupai urat-urat halus. Berdasarkan kandungan mineralnya,
batuan ini terbentuk pada zona philik kemudian berlanjut ke zona propilitik.
Berdasarkan hal di atas, dapat diinterpretasikan bahwa jenis batuan ini adalah
batuan beku basa.
Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang sangat kompleks yang
melibatkan perubahan mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan oleh
interaksi fluida panas dengan batuan yang dilaluinya, di bawah kondisi evolusi
fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk metasomatisme, yaitu
pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan batuan dinding (Pirajno,
1992). Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan yang dilewatinya (batuan
dinding), akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral primer menjadi mineral
ubahan (mineral alterasi), maupun fluida itu sendiri (Pirajno, 1992 dalam Sutarto,
2004).
Walaupun faktor-faktor di atas saling terkait, tetapi temperatur dan kimia
fluida kemungkinan merupakan faktor yang paling berpengaruh pada proses
alterasi hidrotermal (Corbett dan Leach, 1996, dalam Sutarto, 2004). Henley dan
Ellis (1983, dalam Sutarto, 2004), mempercayai bahwa alterasi hidrotermal pada
sistem epitermal tidak banyak bergantung pada komposisi batuan dinding, akan
tetapi lebih dikontrol oleh kelulusan batuan, tempertatur, dan komposisi fluida.
Batuan dinding (wall rock/country rock) adalah batuan di sekitar intrusi
yang melingkupi urat, umumnya mengalami alterasi hidrotermal. Derajat dan
lamanya proses alterasi akan menyebabkan perbedaan intensitas alterasi dan derajat
alterasi (terkait dengan stabilitas pembentukan). Stabilitas mineral primer yang
mengalami alterasi sering membentuk pola alterasi (style of alteration) pada batuan
(Pirajno, 1992, dalam Sutarto, 2004). Pada kesetimbangan tertentu, proses

hidrotermal akan menghasilkan kumpulan mineral tertentu yang dikenal sebagai


himpunan mineral (mineral assemblage) (Guilbert dan Park, 1986, dalam Sutarto,
2004). Setiap himpunan mineral akan mencerminkan tipe alterasi (type of
alteration). Satu mineral dengan mineral tertentu seringkali dijumpai bersama
(asosiasi mineral), walaupun mempunyai tingkat stabilitas pembentukan yang
berbeda, sebagai contoh klorit sering berasosiasi dengan piroksen atau biotit. Area
yang memperlihatkan penyebaran kesamaan himpunan mineral yang hadir dapat
disatukan sebagai satu zona alterasi. Host rock adalah batuan yang mengandung
endapan bijih atau suatu batuan yang dapat dilewati larutan, di mana suatu endapan
bijih terbentuk. Intrusi maupun batuan dinding dapat bertindak sebagai host rock.
Zona alterasi philik biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik.
Batas zona alterasi ini berbentuk circular yang mengelilingi zona potasik yang
berkembang pada intrusi. Zona ini dicirikan oleh kumpulan mineral serisit dan
kuarsa sebagai mineral utama dengan mineral pyrite yang melimpah serta sejumlah
anhidrit. Mineral serisit terbentuk pada proses hidrogen metasomatis yang
merupakan dasar dari alterasi serisit yang menyebabkan mineral feldspar yang
stabil menjadi rusak dan teralterasi menjadi serisit dengan penambahan unsur H+,
menjadi mineral phylosilikat atau kuarsa. Zona ini tersusun oleh himpunan mineral
kuarsa-serisit-pirit, yang umumnya tidak mengandung mineral-mineral lempung
atau alkali feldspar. Kadang mengandung sedikit anhidrit, klorit, kalsit, dan rutil.
Terbentuk pada temperatur sedang-tinggi (230-400C), fluida asam-netral,
salinitas beragam, pada zona permeabel, dan pada batas dengan urat. Dominasi
endapan dalam bentuk veinlet dibandingkan dengan endapan yang berbentuk
hamburan kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya pengaruh metasomatik
yang lebih mengarah ke proses hidrotermal. Hal ini disebabkan karena zona ini
semakin menjauh dari pusat intrusi serta berkurangnya kedalaman sehingga
interaksi membesar dan juga diakibatkan oleh banyaknya rekahan pada batuan
sehingga larutan dengan mudah mengisinya dan mengkristal pada rekahan tersebut,
mineralisasi yang intensif dijumpai pada vein kuarsa adalah logam sulfida berupa
pirit, kalkopirit dan galena. Berikut ini ciri ciri salah satu contoh mineral ubahan
pada zona potasik yaitu Serisit.
Menurut Hedenquist dan Linndqvist, zona alterasi propilitik pada sistem
epitermal sulfidasi rendah (fluida kaya klorida, pH mendekati netral) ummnya
menunjukkan zona alterasi seperti pada sistem porfir, tetapi menambahkan istilah

inner propylitic untuk zona pada bagian yang bertemperatur tinggi (>300C), yang
dicirikan oleh kehadiran epidot, aktinolit, klorit, dan ilit.

Referensi :
1. http://penakampoeng.blogspot.com/2013/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
2. http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/07/pembentukan-mineralyang-berasal-dari.html
Asisten

(Herwin Kamaruddin)
Mantika)

Praktikan

(Azmiuddin

You might also like