You are on page 1of 3

Amankah Mengobati Luka Bakar Dengan odol?

Oleh Annida Falahaini


Entah karena pengetahuan masyarakat yang masih rendah atau
karena kepercayaan masyarakat Indonesia pada pengobatan non-medis,
sering kita menepuk jidad saat melihat berbagai fenomena masyarakat
tentang penanganan penyakit. Sebuah peristiwa mungkin masih terbekas
dalam ingatan, batu yang dimiliki oleh seorang anak kecil mempunyai
kekuatan menyembuhkan berbagai macam penyakit hingga banyak sekali
masyarakat yang rela antri demi mendapatkan air yang sudah dicelupkan
batu ajaib tersebut. Padahal kalau kita berpikir sejenak, air yang
diminumkan ke pasien tersebut bukanlah air yang steril dan justru
berpotensi menimbulkan penyakit yang lebih parah. Adalagi keunikan
pengobatan saat mata kemasukan benda asing dimana penanganannya
dengan menguceknya. Hal ini tentu dapat menimbulkan infeksi.
Fenomena terakhir adalah sebagian masyarakat masih percaya bahwa
luka bakar dapat diobati dengan odol, kecap, minyak, garam, air kapur,
dsb.
Luka bakar adalah gangguan kerusakan pada kulit yang biasanya
disebabkan oleh panas dari benda di luar tubuh. Suhu yang sering
menjadi penyebab timbulnya luka bakar antara lain berasal dari api,
listrik, sinar matahari, bahan kimia, dan radiasi. Selain menyebabkan
kerusakan pada kulit, luka bakar juga berkemungkinan melukai bagian
tubuh lain, seperti otot, pembuluh darah, dan saraf. Gejala yang
ditimbulkan akibat luka bakar dapat berupa kulit yang memerah,
melepuh, mengelupas, hangus, dan pembengkakan. Parah atau tidaknya
suatu luka bakar ditentukan oleh faktor ketebalan lapisan luka, ukuran
dan lokasi terjadinya luka, penyebab luka bakar, serta usia dan tingkat
kesehatan penderita luka bakar. Luka bakar menyebabkan kerusakan kulit
yang memerlukan penanganan tepat.
Biasanya, orang tua kita atau orang lain menyarankan untuk
memakaikan pasta gigi atau odol ke daerah kulit yang mengalami luka
bakar. Pasta gigi mengandung zat kimia yang justru berpotensi
memperparah luka. Komposisi pasta gigi seperti pemutih dan pewarna
dapat menimbulkan infeksi. Odol yang berbentuk seperti gel akan
menghambat interaksi luka dengan udara luar sehingga menghambat
cairan luka yang akan dikeluarkan. Luka bakar sangat rantan terjadi pada
ibu rumah tangga yang berurusan dengan memasak. Tak jarang kulit
tersiram kuah panas atau bersentuhan dengan benda panas di dapur.
Asumsi masyarakat menggunakan odol adalah karena dapat
mendinginkan luka dengan segera. Namun penanganan luka dengan odol

akan memberikan dampak buruk yang lebih besar dibandingkan


manfaatnya dalam proses penyembuhan luka.
Langkah-langkah pertolongan penanganan luka bakar adalah
sebagai berikut:
1. Mendinginkan area luka
Lakukan pendinginan pada area luka bakar dengan cara membasuh
dengan air kran selama 20-30menit. Hindari penggunaan air es,
pakailah air kran atau air ledeng.
2. Menyingkirkan asesoris atau pakaian yang menutupi area luka
Luka bakar menimbulkan lengket. Usahakan tidak ada yang
menghalangi luka dengan udara luar. Jika sudah telanjur menempel,
maka usahakan untuk tidak mengangkatnya.
3. Memastikan bahwa penderita merasa hangat
Selimuti penderita agar ia merasa hangat. Namun waspadai selimut
yang mengenai luka. Solusinya bisa dengan menutup area luka
menggunakan plastik steril atau perban.
4. Memberikan obat pereda arasa sait
Hal ini dilakukan jika memang dibutuhkan akibat rasa sakit yang tak
tertahankan. Obat yang bisa dikonsumsi antara lain parasetamol
dan ibuprofen.
Masyarakat perlu diberi pemahaman mengenai dampak
penanganan luka dengan odol agar tidak terjadi bahaya yang lebih besar
akibat luka bakar. Masyarakat juga hendaknya mengetahui pengobatan
non-medis apa saja yang terbukti dapat menangani luka atau penyakit.
Memang banyak juga pengobatan tradisional non-medis yang sudah teruji
klinis. Namun tidak ada salahnya memotong rantai kebiasaan yang jelas
terbukti ketidakvalidannya, seperti penanganan luka bakar dengan odol.

Referensi (keseluruhan diakses pada 7 Maret 2015 pukul 16.00):


Febrida, Melly. (2014). Saat Kulit Terbakar, Apa yang Harus Dilakukan?,
diakses dari m.liputan6.com/health/read/2023957/saat-kulit
terbakar-apa-yang-harus-dilakukan
Luka Bakar, diakses dari www.alodokter.com/luka-bakar/
Herman. (2013). Jangan Gunakan Odol Untuk Mengobati Luka Bakar,
diakses dari m.beritasatu.com/kesehatan/152150-jangan-gunakanodol-untuk-mengobati-luka-bakar.html
Tips Mengatasi Luka Bakar Ringan, diakses dari
www.smallcrab.com/kesehatan/1090-tips-mengatasi-luka -bakarringan
Wahyuningsih, Merry. (2013). Luka Bakar Jangan Diolesi Odol, Ini
Alasannya, diakses dari
m.detik.com/health/read/2013/11/22/163051/2421002/63/lukabakar-jangan-diolesi-odol-ini-alasannya

You might also like