Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PERKEBUNAN HILIR
ENKAPSULASI
Disusun Oleh :
Utiya Listy Biyumna
121710101119
Firdiyan Septianta
121710101113
121710101118
121710101120
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rempah-rempah telah dikenal luas sebagai pemberi cita rasa atau bumbu
dan jamu tradisional. Sifat tersebut disebabkan adanya kandungan zat aktif
aromatis didalamnya. Jika zat atau komponen aktif tersebut dipisahkan dengan
cara diekstrak, baik dengan pelarut tertentu (misalnya etanol) mupun penyulingan
(destilasi) hasilnya masing-masing dikenal dengan nama oleoresin atau minyak
atsiri. Dalam penggunaan oleoresin dan minyak astsiri masih dijumpai adanya
kekurangan atau kerugian. Hal ini mendorong para ahli untuk mengolah lebih
lanjut dengan teknologi enkapsulasi (Koswara, 2001).
Enkapsulasi adalah proses penangkapan partikel padat, butiran cairan dan
gas dalam lapisan tipis. Partikel yang dienkapsulasi merupakan mikro- atau
makro-kapsul dan memiliki diameter rata-rata antara sepersepuluh milimikron
sampai beberapa ribu mikron, contohnya dari 0,1-1000 mikron, lebih disukai 0.5500, lebih disukai lagi bila 1-300, tapi lebih disukai lagi dari 10-200 dan 20-150
mikron (Anonim, 2013). Teknik enkapsulasi pada oleoresin akan menyebabkan
flavor terperangkap dalam suatu pelapis polimer membentuk mikrokapsul bulat
dengan ukuran antara puluhan mikron sampai beberapa milimeter. Oleoresin yang
dienkapsulasi sangat efektif digunakan dalam makanan olahan, proses pengisian,
pencampuran kering, permen, makanan formula, bumbu-bumbuan, makanan
penutup, produk-produk susu dll.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
Mengetahui efisiensi enkapsulasi dari kayu manis, temuireng, lempuyang, lada hitam,
kunir, jahe, temulawak dan laos.
Mengetahui analisa kelarutan hasil enkapsulasi dari kayu manis, temuireng, lempuyang,
lada hitam, kunir, jahe, temulawak dan laos.
melindungi
mikroba
dari
pengaruh
lingkungan
yang
tidak
Penggunaan
alginat
sebagai
bahan
enkapsulasi
sering
penambahan busa pada industri bir. Sifat kekentalan alginat dapat digunakan
dalam pembuatan saus dan sirup serta sebagai penstabil dalam pembuatan es krim.
Dalam bidang bioteknologi, alginat digunakan sebagai algin-immobilisasi sel dari
yeats pada proses produksi alkohol. Dalam bidang farmasi, alginat dapat
digunakan sebagai pembalut luka yang dapat menyembuhkan luka karena dapat
mengabsorpsi cairan dari luka, dimana kalsium alginat dalam serat diubah oleh
cairan tubuh menjadi natrium alginat yang larut (McHugh, 2003).
2.2.3 Sampel bubuk
2.2.3.1 Kayu manis
Kayu manis yang telah digiling diekstraksi beberapa kali dengan pelarut
organik yang sesuai, dengan cara perkolasi. Kemudian pelarut diuapkan,
sebaiknya dalam kondisi vakum. Ekstrak yang tertinggal merupakan oleoresin
yang biasanya bercampur dengan minyak, lemak, pigmen dan komponen flavor
yang terekstrak dari bahan asal. Oleoresin yang diperoleh merupakan cairan yang
kental atau semi padat yang mempunyai karakteristik rasa dan aroma sama dengan
bahan asalnya. Oleoresin dalam industri pangan banyak digunakan sebagai
pemberi cita rasa dalam produk-produk olahan daging (misalnya sosis, burger,
kornet), ikan dan hasil laut lainnya, roti, kue, puding, sirup, saus dan lain-lain
(Anonim, 2009).
2.2.3.2 Temuireng
Temuireng masih dalam keluarga zingiberaceae,dikenal dengan nama daerah
temu erang (Melayu), koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa), temo ereng
(Madura), temu ireng (Bali). Kandungan bahan aktif yang terdapat dalm
temuireng antara lain minyak airis, tanin, kurkumol, kurdion, kurkumalakton,
germakron, kurkumin, zat pati, damar, dan zat warna biru.
Khasiat yang terdapat dalam temuireng antara lain yaitu : untuk meningkatkna
nafsu makan, melancarkan keluarnya darah kotor setelah melahirkan, mengobati
penyakit kulit, memperbaiki pencernaan, sariawan batuk, sesak napas, cacingan,
dan menstimulasi kerja lambung (Sukmadjaja, 2012).
2.2.3.3 Lempuyang
Lempuyang dikenal dikenal dengan nama daerah Lempuyang gajah (jawa dan
Lempoyang paek (Madura).
Kandungan bahan aktif yang terdapat pada lempuyang antara lain : Minyak astiri
(terdiri dari zerumbon, pinen, alfa kariofilen, kamfen, sineol dan limonen).
Flavonoid dan saponin. Khasiat dari bahan aktif yang terdapat dalam
lempuyang tersebut antara lain : Zerumbon adalah senyawa yang berkhasiat
sebagai anti kejang, dapat digunakan juga sebagai obat bisul, kaki bengkak,
peluruh angin, peluruh batu ginjal dan empedu, kencing batu, diare berlendir dan
menambah nafsu makan (Sukmadjaja, 2012)..
2.2.3.7 Temulawak
Temulawak termasuk dalam keluarga Jahe (zingiberaceae), Temulawak ini
sebagai tanaman obat asli Indonesia, dengan berbagai nama daerah yaitu :
Temulawak (Jawa), Koneng gede (Sunda) dan Temulabak (Madura).
Temulawak sudah lama digunakan secara turun temurun oleh nenek moyang kita
untuk mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung dan pegal-pegal.
Terakhir juga bisa dimanfaatkan untuk menurunkan lemak darah, mencegah
2.2.3.8 Laos
Laos atau lengkuas, dikenal dengan nama daerah Langkueneh (Aceh),
Langkuweh (Padang), Laja (Sunda), Laos (Jawa, Bali), dan Lingkawas (Manado).
Kandungan bahan aktif yang terdapat pada lengkuas antara lain : Minyak astiri,
minyak alpinen, methyl cinnamate, kamfer, eugenol (pemberi cita rasa pedas).
Manfaat laos selain sebagai penyedap masakan, banyak khasiat yang digunakan
sebagai obat antara lain : Anti bakteri sebagai obat penyakit kulit seperti kodis
koreng dan borok, obat gosok penghangat badan, pelancar kemih, penguat
empedu, obat tetes telinga, memperbaiki pencernaan, mengeluarkan lendir dari
saluran napas, sakit kepala, nyeri dada, meningkatkan nafsu makan, meredakan
kolik atau perut mulas, diari dan obat anti mual (Sukmadjaja, 2012).
2.2.4 Kasein
Kasein berasal dari bahasa latin yaitu caseine yang berasal dari kata caesus
yaitu keju. Kasein adalah zat yang digunakan sebagai stabilisator emulsi air susu.
Kasein merupakan proteida fosfor yang dijumpai dalam endapan koloida air susu,
sedangkan dalam enkapsulasi coacervation, kasein berfungsi sebagai penstabil
kapsul yang terbentuk oleh ikatan antara muatan negative alginate dengan muatan
positif dari kalsium (dari larutan CaCl2) agar terbentuk kapsul yang kompak.
Kasein merupakan komponen protein yang terbesar dalam susu dan sisanya
berupa protein whey. Kadar kasein pada protein suu mencapai 80% dari jumlah
total protein yang terdapatdalam susu sapi, sedangkan protein whey sebanyak
20%. Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino
yang dibutuhkan tubuh. Kasein dapat digunakan dalam proses enkapsulasi. Fungsi
kasein dalam proses enkapsulasi adalah untuk menstabilkan ikatan antara alginat
dan CaCl2 karena ikatan alginat mempunyaiion negatif sedangkan CaCl2 sebagai
ion positif larutannya stabil (Marshall, 2003).
dari unsure kalsium (logam alkali tanah) dan klorin. Ia tidak berbau,
tidak berwarna, solusi tidak beracun, yang digunakan secara ekstensif
di berbagai industri dan aplikasi di seluruh dunia. Berlaku sebagai ion
khalida yang khas dan padat pada suhu kamar.
Anonym. 2011. Kalsium Klorida.
http://blogkimia.wordpress.com/2011/01/22/kalsium-klorida/. [Diakses
tanggal 24 April 2014].
Fungsi CaCl2, antara lain sebagai pelebur es di jalan raya pada musim dingin, untuk
menurunkan titik beku pada mesin pendingin, sebagai pengenyal dan pengawet
makanan
Kalsium klorida anhidrat adalah contoh yang mempunyai kemampuan menyerap air
yang kuat sehingga digunakan sebagai pengering.
Anonym. 2009. Kegunaan dari Calcium Chloride.
https://id.answers.yahoo.com/question/index?
qid=20090209220827AAQTNqk.
Syringe
Batang stirrer
Labu ukur
Vortex
Botol semprot
Spatula
Almunium foil
Kertas saring
Oven
3.1.2 Bahan
20 mL aquades
0,6 gram alginat
0,2 gram bubuk kayu manis
0,2 gram bubuk temuireng
0,2 gram bubuk lempuyang
0,2 gram bubuk lada hitam
0,2 gram bubuk kunir
0,2 gram bubuk jahe
0,2 gram bubuk temulawak
0,2 gram bubuk laos
0,2 gram kasein
100 mL larutan CaCl2 O,1 M
Alginat 0,6
g
Larutan
CaCl2
Beads
Pengovenan 30C, 20 jam
Sampel terenkapsulasi
Timbang
Kel 5
: Bubuk kunir
Kel 2
: Bubuk temuireng
Kel 6
: Bubuk jahe
Kel 3
: Bubuk lempuyang
Kel 7
: Bubuk temulawak
Kel 4
Kel 8
: Bubuk laos
Sampel
Kayu manis
Temuireng
Lempuyang
Lada hitam
Kunir
Jahe
Temulawak
Laos
W1 ()
0,696g
0,739
0,713
0,622
0,708
0,704
0,693
0,628
W2 (g)
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
Sampel
Kayu manis
Temuireng
Lempuyang
Lada hitam
Kunir
Jahe
Temulawak
Laos
Absorbansi
0,007
0,003
0,004
0,011
0,008
0,004
0,003
0,004
W (g)
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
4.1.2 Sampel %
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
Sampel
Kayu manis
Temuireng
Lempuyang
Lada hitam
Kunir
Jahe
Temulawak
Laos
Efisiensi %
71,2
72,9
71,9
67,8
71,7
71,5
71,1
68,1
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
Sampel
Kayu manis
Temuireng
Lempuyang
Lada hitam
Kunir
Jahe
Temulawak
Laos
% Bahan
0,35
0,15
0,2
0,55
0,4
0,2
0,15
0,2
4.2.2 Sampel %
BAB 5. PEMBAHASAN
5.1 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
Masing-masing sampel bubuk sebanyak 0,2 g, alginat 0,6 g dan kasein
0,2 g dicampurkan dengan larutan dalam 20 ml aquades
5.2 Analisa data (Bahas penyimpangan bila ada)
Cara pembuatan yg msh kurang brsh,
DAFTAR PUSTAKA
2013.
Enkapsulasi
(Biologi).
Deasy, P.B. (1984). Microencapsulation and Related Drug Process. New York:
Marcel Dekker Inc. 21-37.
Genaro, A.R. 2000. Remingtons Pharmaceutical Sciences, 20 th edition.
Pennsylvania: Mark Publishing Company.
George M & Abraham TE. 2006. Polyionic Hydrocolloids for The Intestinal
Delivery of Protein Drug: Alginate and Chitosan-A Review. Journal of
Controlled Release. 2006.
Ghosh, S.K. 2006. Functional Coatings by Polymer Microencapsulation. Jerman:
Wiley-Vch Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim. 12-25.
Kissel, T., et al. 2006. Microencapsulation Techniques for Parenteral Depot
Systems and Their Application in the Pharmaceutical Industry dalam
Benita, S. Microencapsulation Methods and Industrial Applications.
(2nd.ed). New York: Taylor & Francis Group. 113-166.
Koswara,
S.
2001.
Teknologi
Enkapsulasi
Flavor
Rempah-Rempah.
A.
2012.
10
Jenis
Tanaman
Rimpang
Berkhasiat
Obat.