Professional Documents
Culture Documents
STEP 1
Waham
o Suatu keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak bisa diubah oleh orang lain.
Halusinasi akustik
o Halusinasi : gangguan persepsi tanpa ada rangsangan dari luar,
persepsi indera tanpa diberi rangsangan.
o Akustik melalui indera pendengaran, sering ada 2 bentuk
akoasma(suara tidak jelas/kacau dan sulit dibedakan) dan
phonema(suara jelas sehingga dapat didengar oleh penderita)
Fungsi okupasi dan psikososial
o Fungsi okupasi adalah fungsi dari tubuhnya bagaimana mengatur
pergerakan secara normal. Lebih ke fisiologis tubuh, bagaimana
mengatur tubuh secara sadar.
o Psikososial adalah interaksi terhadap lingkungan, dapat
menyesuaikan terhadap lingkungan.
Bagaimana beradaptasi, berinteraksi terhadap lingkungan.
Fungsi global
o Untuk memeriksa fungsi global ada GAF(Global Assesment
Functional), sistem penilaian kejiwaan dilakukan 3x(masuk rumah
sakit, diterapi dan keluar rumah sakit) untuk menentukan
tingkatan dari gangguan mentalnya.
o Contoh fungsi global : peran seseorang dalam pekerjaan,
masyarakat,sosial dan pribadi.
STEP 2
1. Macam-macam fungsi global yang dapat dinilai?
2. Manifestasi dari fungsi okupasi?
3. Mengapa pasien sering marah-marah tanpa sebab dan bicara kacau
kurang lebih 1,5 bulan?
4. Macam-macam waham?
5. Definisi gangguan jiwa?
6. Macam-macam gangguan jwa?
7. Macam-macam halusinasi?
8. Apa hubungan penggunaan zat psikoaktif terhadap gejala pada pasien?
9. Jenis-jenis obat anti psikoaktif dan interaksinya?
10.Bagaimana proses terjadinya waham?
11.Jenis-jenis terapi psikososial?
12.Apa beda antara halusinasi,ilusi dan waham?
13.Bagaimana cara mendiagnosis pasien tsb?
14.Cara penilaian GAF?
STEP 3
1. Definisi dan fungsi jiwa dan bagaimana ciri-ciri sehat jiwa?
- Ciri sehat jiwa :
o Bisa menjalankan fungsi secara fisik dan mental
o Merasa senang terhadap dirinya
o Mampu mengatasi masalah2 dirinya
o Puas dengan dirinya
o Menilai secara realistis
o Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain
o Mampu merancang masa depan
- Fungsi jiwa :
o Berkaitan dengan proses berpikir normal dengan jalan mengkahyal
sehingga bisa menarik kesimpulan sehingga terjelma pikiran yang
baru
o Kesehatan jiwa : kondisi memungkinan untuk berkembang dengan
baik dari intelektual,emosional berjalan selarasnya
o Persepsi
o Proses berpikir
o Afektif dan emosional
o Tingkah laku dan sikap
2. Mengapa pasien sering marah-marah tanpa sebab dan bicara kacau
kurang lebih 1,5 bulan?
- Marah-marah tanpa sebab
o Tidak ada stimulus, peningkatan stimulasi dari berbgai zat yang
memberi efek membuat ketidaknyamanan tubuh dan respon salah
satu bisa marah,diam
o Tidak seimbang dari zat karena neurotransmitter slaah satunya
dopamin yang meningkat. Menyebabkan hiperaktif pada tubuh
kemudian diungkapkan secara emosional
o Waham bizzare, merasa orang lain mengetahui tentang yang
pasien pikirkan tidak nyaman marah-marah
o tidak ada pemicu dari luar dan stressor dari dalam
- berbicara kacau hubungan dengan fungsi okupasi dan tidak bisa
mengontrol cara bicaranya dengan baik
- tubuh memiliki mekanisme pertahanan jiwa, ada stressor
mekanisme pertahanan jiwanya dapat dikompensasi/tidak tidak
dapat beradaptasi dengan stressor marah-marah dan bicara kacau
- setiap orang memiliki kepekaan terhadap sesuatu, zat yang bisa
mengkontrol emosi adalah serotonin tidak seimbang
mengganggu komunikasi di limbic khususnya amigdala dan lobus
frontalis
- menurun serotonin mengganggu sistem komunikasi
- triptopan meningkatkan serotonin(5 THP)
3. Definisi gangguan jiwa?
- Gangguan isi pikir : keyakinannya terhadap orang lain
terganggu contohnya berupa waham,obsesi,phobia,dll
4.
5.
6.
7.
8.
9. Macam-macam waham?
10.Macam-macam halusinasi?
11.Apa beda antara halusinasi,ilusi dan waham?
12.Apa hubungan penggunaan zat psikoaktif terhadap gejala pada pasien?
13.Bagaimana cara mendiagnosis pasien tsb?
14.Cara penilaian GAF?
15.Macam-macam stressor?
16.DD?
-Skizofrenia
- Klasifikasi : katatonia, paranoid
-Gangguan jiwa berat
Gangguan jiwa ada 2 : ringan dan berat
- Ringan gejala ringan, kecemasan, Neurosis nonpsikotik,
secara kronis dan rekuren, ditandai rasa kecemasan berlebihan,
seperti obsesi,phobia
- Berat adanya hendaya berat dari fungsi mental dan
kehidupan sehari-hari, misal : halusinasi,waham
Hendaya(ketidakmampuan) dilihat dari stressor(pekerjaannya).
Di skenario hendaya sosial, tidak bisa mengurus dirinya sendiri
-psikotik
-neurotik
STEP 4
Gangguan jiwa
Gangguan jiwa
ringanSTEP 7
(neurosis)
Gangguan jiwa
berat( psikotik)
Gangguan jiwa
organik
Delerium
Dementia
Sindroma Amnestik dan
halusinosis organic
Sindroma waham organic
Sindroma afektif organic
Sindroma Kepribadian
organik Intoksikasi dan Sindroma
Putus Zat
Gangguan jiwa
fungsional
Skizofrenia
Gangguan afektif berat
Gangguan Paranoid
Psikosis Non Organik
lainnya
STEP 5
1. Definisi dan fungsi jiwa dan bagaimana ciri-ciri sehat jiwa?
2. Mengapa pasien sering marah-marah tanpa sebab dan bicara kacau
kurang lebih 1,5 bulan?
3. Definisi gangguan jiwa?
4. Penyebab gangguan jiwa?
5. Macam-macam gangguan jiwa?
6. Macam-macam fungsi global yang dapat dinilai?
7. Manifestasi dari fungsi okupasi dan psikososial?
8. Bagaimana proses terjadinya waham?
9. Macam-macam waham?
10.Macam-macam halusinasi?
11.Apa beda antara halusinasi,ilusi dan waham?
12.Apa hubungan penggunaan zat psikoaktif terhadap gejala pada pasien?
13.Bagaimana cara mendiagnosis pasien tsb?
14.Cara penilaian GAF?
15.Macam-macam stressor?
16.DD?
-Skizofrenia
-Gangguan jiwa berat
-psikotik
-neurotik
1. Persepsi
Memiliki arti pengertian, pemahaman, dan tafsiran tentang suatu hal
tertentu. Merupakan hasil interaksi dua pihak yaitu satu pihak :
rangsang sensoris yang tertuju kepadanya dan di pihak lain : faktorfaktor pengaruh (biologi, sosial, psikologi) yang mengatur atau
mengolah rangsang itu secara intrapsikik
2. Proses Berpikir
Suatu proses intra psikik yang meliputi pengolahan dari berbagai
fikiran dan faham dengan jalan membayangkan. Mengkhayalkan,
memahami, membandingkan dan menarik kesimpulan sehingga terjadi
fikiran dan faham baru.
Yang diperhatikan :
Bentuk Pikiran
Progresi / kelancaran / arus pikiran
Isi pikiran
3. Keadaan afektif dan reaksi emosional
a. Keadaan afektif atau suasana perasaan
Suatu corak perasaan yang sifatnya agak menetap (konstan) dan
biasanya berlangsung untuk waktu yang lama. Dalam keadaan
afektif yang normal, suatu corak perasaan orang selalu sesuai
dengan suasana lingkungan
b. Reaksi emosionil
Suatu corak perasaan yang sifatnya dapat berkembang dan surut
serta dapat terjadi dalam waktu yang relatif pendek. Tak jarang
corak perasaan ini dilahirkan dengan keras dan mengandung segi
fisik disamping bersifat psikik
Komponen fisik :
Kenaikan tek.darah
Keluar keringat berlebihan
Bergeraknya otot-otot mimik dan otot-otot yang lain
Peristaltik usus dan lambung meningkat
Dilatasi pembuluh darah pada muka kepala (muka merah)
Konstriksin pembuluh darah muka kepala (muka pucat)
4. Sikap dan tingkah laku
Sikap (attitude) : suatu keadaan yang statisjadi non dinamis, dalam
arti kata bahwa gerakan-gerakan badan pada umumnya agak terbatas
Tingkah laku (behavior) : bercorak gerak gerik motorik dan aktivitas,
terutama kaki dan tangan pemcerita
dan
hippocampus
berfungsi
mengatur
emosi
kondisi
internal
tubuh
seperti
suhu
tubuh,
pengaturannya
dengan
perilaku.
Bagaimana
kerja
rasa
marah
yang
hebat
dan
keinginan
berkelahi.
2. Perasangan nukleus ventromedial dan area sekelilingnya
bila
dirangsang
menimbulkan
rasa
kenyang
dan
dari
bagian
hipotalamus
biasanya
bagian
Hipotalamus,
limbik,
anterior
daerah
berhubungan
dan
posterion
pengatur
utama
dengan
semua
hipotalamus.
untuk
sistem
tingkat
limbik.
hipotalamus.
Perangsangan
efek
penurunan
frekuensi
denyut
jantung.
Pada
binatang
tersebut
jadi
rakus,
dan
terjadi
Sistem
respons
norepinefrin
dan
respon
terhadap
ancaman
meliputi
penyesuaian
perpaduan
banyak
organ-
proses
kompleks
dalam
organ
vital
seperti
otak,
sistem kardiovaskular, otot, hati dan terlihat sedikit pada organ kulit,
gastrointestinal dan jaringan limfoid. (Martin, David, 1987:625)
Sistem norepinefrn dan sistem serotonin normalnya menimbulkan
dorongan bagi sistem limbik untuk meningkatkan perasaan seseorang
terhadap rasa nyaman, menciptakan rasa bahagia, rasa puas, nafsu
makan yang baik, dorongan seksual yang
sesuai, dan keseimbangan psikomotor, tapi bila terlalu banyak akan
menyebabkan serangan mania. Yang mendukung konsep ini adalah
kenyataan bahwa pusat-pusat reward dan punishment di otak pada
hipotalamus dan daerah sekitarnya menerima sejumlah besar ujungujung saraf dari sistem norepinefrin dan serotonin (Guyton 1997:954)
Pada pasien penyakit jiwa seperti skizofrenia terdapat berbagai
keadaan yang diyakini disebabkan oleh salah satu atau lebih dari tiga
kemungkinan berikut:(1) terjadi hambatan terhadap sinyal-sinyal saraf
sistem respons fisiologik pada stress akut dan kronik, terdapat respon
fight and
flight dimana berperan hormon epinefrin, norepinefrin dan dopamin,
respon terhadap
ancaman meliputi penyesuaian perpaduan banyak proses kompleks
dalam organ-organ
vital seperti otak, sistem kardiovaskular, otot, hati dan terlihat sedikit
pada organ kulit,
gastrointestinal dan jaringan limfoid. (Martin, David, 1987:625)
Sistem norepinefrn dan sistem serotonin normalnya menimbulkan
dorongan bagi
sistem limbik untuk meningkatkan perasaan seseorang terhadap rasa
nyaman,
menciptakan rasa bahagia, rasa puas, nafsu makan yang baik, dorongan
seksual yang
sesuai, dan keseimbangan psikomotor, tapi bila terlalu banyak akan
menyebabkan
serangan mania. Yang mendukung konsep ini adalah kenyataan bahwa
pusat-pusat reward dan punishment di otak pada hipotalamus dan
daerah sekitarnya menerima sejumlah besar ujung-ujung saraf dari
sistem norepinefrin dan serotonin (Guyton 1997:954) Pada pasien
penyakit jiwa seperti skizofrenia terdapat berbagai keadaan yang
diyakini disebabkan oleh salah satu atau lebih dari tiga kemungkinan
berikut:
(1) terjadi hambatan terhadap sinyal-sinyal saraf di berbagai area pada
lobus
prefrontalis atau disfungsi pada pengolahan sinyal-sinyal;
(2) perangsangan yang berlebihan terhadap sekelompok neuron yang
mensekresi dopamin dipusat-pusat perilaku otak, termasuk di lobus
frontalis, dan atau;
(3) abnormalitas fungsi dari bagian-bagian penting pada pusat-pusat
sistem pengatur tingkah laku limbik di sekeliling hipokampus otak
(Guyton,1997:954)
Otak manusia, adalah organ yang unik dan dasyat, tempat diaturnya
proses
berfikir, berbahasa, kesadaran, emosi dan kepribadian, secara garis
besar, otak terbagi
dalam 3 bagian besar, yaitu neokortek atau kortex serebri, system
limbik dan batang
otak, yang berkerja secara simbiosis. Bila neokortex berfungsi untuk
berfikir, berhitung,
memori, bahasa, maka sistem limbik berfugsi dalam mengatur emosi
dan memori
emosional, dan batang otak mengatur fungsi vegetasi tubuh antara lain
denyut jantung,
aliran darah, kemampuan gerak atau motorik, Ketiganya bekerja
bersama saling
mendukung dalam waktu yang bersamaan, tapi juga dapat bekerja
secara terpisah.
Otak manusia mengatur dan mengkordinir, gerakan, perilaku dan fungsi
tubuh,
homeostasis seperti tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh,
keseimbangan cairan,
keseimbangan hormonal, mengatur emosi, ingatan, aktivitas motorik dan
lain-lain. Otak
terbentuk dari dua jenis sel: yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk
menunjang dan
melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam
bentuk pulsa listrik
yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan
neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai
macam bahan kimia yang disebut
neurotransmitter. Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di
kenal sebagai
sinapsis. Neurotransmiter paling mempengaruhi sikap, emosi, dan
perilaku seseorang
yang ada antara lain Asetil kolin, dopamin, serotonin, epinefrin,
norepinefrin. Fungsi
masing masing neurotransmiter dapat dilihat dibawah ini:
IMPLIKASI PADA
PENY.JIWA
Kolinergik:
Asetil kolin
Meningkatkan
derajat depresi
Monoamin
Norepinefrin
Sistem syaraf otonom
Menurunkan
derajat penyakit
alzeimer, korea
hutington, penyakit
parkinson.
Menurunkan
derajat depresi
Dopamin
Serotonin
Histamin
Asam amino
GABA (gamma
Amino butyric
Acid
Glisin
Hipotalamus,
hipocampus, korteks,
serebelum,
basal ganglia, medula
spinalis, retina
Fungsi kemunduran
Meningkatkan
derajat mania,
keadaan
kecemasan,
skizofrenia.
Menurunkan
derajat penyakit
parkinson dan
depresi. Meningkatkan
derajat mania dan
skizofrenia
Menurunkan
derajat depresi
Meningkatkan
derajat kecemasan
Menurunkan
derajat depresi
Menurunkan
derajat korea
huntington, gangguan
ansietas,
skizofrenia, dan
berbagai jenis
epilepsy
Derajat
toksik/keracunan
glycine
Glutamat dan
Aspartat
Neuropeptida
Endorfin dan
Enkefalin
aktivitas tubuh
encephalopaty
Medula spinalis,
batang otak
Fungsi: menghambat
motor neuron berulang
Menurunkan
tingkat derajat yang
berhubungan
dengan gerakan
motor spastic
Sel-sel piramid/kerucut
dari korteks,
serebelum
dan sistem sensori
aferen primer,
hipocampus,
talamus, hipotalamus,
medula spinalis
Fungsi: menilai
informasi sensori,
mengatur
berbagai motor dan
reflek spinal
Modulasi aktivitas
dopamin oleh opiod
peptida dapat
menumpukkan
berbagai ikatan
terhadap gejala
skizofrenia
Substansi P
Hipotalamus , talamus,
struktur limbik dan
batang otak, enkedalin
juga ditemukan pada
traktus gastrointestinal
Fungsi modulasi
(mengatur) nyeri dan
mengurangi peristaltik
(enkefalin
Somatostatin
Hipotalamus struktur
limbik otak tengah,
batang
otak, talamus, basal
ganglia, dan medula
spinalis, juga
ditemukan pada
traktus
gastrointestinal dan
kelenjar saliva
Menurunkan
derajat korea
hutington
Menurunkan
derajat penyakit
alzeimer
Meningkatkan
derajat korea
Fungsi: pengaturan
nyeri
Hutington
Korteks serebral,
hipokampus, talamus,
basal
ganglia, batang otak,
medula spinalis
Fungsi: menghambat
pelepasan
norepinefrin,
merangsang
pelepasan serotonin,
dopamin dan
asetil kolin
Jika emosi timbul, hal ini akan terjadi umpan balik dimana
rangsangan ini akan terjadi ppeningkatan keresahan sehingga
situasi panic yang akhirnya akan timbul. Karena rangsangan ini
terjadi pengembalian melalui hipotalamus ke system limbik
kemudian ke korteks prefrontal. Di korteks prefrontal akan terjadi
peningkatan kadar katekolamin ( sekelompok hormone yang
orang
tua
dan
anak-anak.
Anak
harus
meninggalkan
ketergantungan diri kepada orang tua dan masuk kepada masa dewasa,
dimana di masa ini anak tidak akan mampu memenuhi tugas
perkembangan dewasanya.
b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis
akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan
kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan
penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya
tehadap orang lain.
c.
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 310) factor presipitasi dari perubahan isi
pikir : waham kebesaran yaitu :
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptive
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur
terhadap
3.
Fase control internal external.
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah
kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi
kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui,
kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena
kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan
secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya
menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan
klien tidak merugikan orang lain.
4.
Fase environment support.
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa
didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu
kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan
tidak berfungsinya norma ( Super Ego ) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat
berbohong.
5.
Fase comforting.
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua
orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada
saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar
interaksi sosial ( Isolasi sosial ).
6.
Fase improving.
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada
klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit
untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk
mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
9.Macam-macam waham?
10.
Macam-macam halusinasi?
Halusinasi pendengaran
Akoasma: suara2 yang kacau balau yang tak dapat dibedakan secara tegas
Phonema: suara2 yang berbentuk suara jelas seperti yang berasal dari manusia,
sehingga penderita menndengar kata2 atau kalimat2 tertentu.
Halusinasi Pengelihatan
Halusinasi visual yg tak jelas: dijumpai pada kelainan cortex cerebra
Halusinasi visual dgn bentuk jelas: dijumpai pada kelainan cortex temporo
parietal.
Halusinasi olfaktorik
Didapatkan pada keadaan skizofrenia dan keadaan lesi dari lobus
temporalis.
Halusinasi Gustatorik
Halusinasi Taktil
Sering dijumpai pada keadaan toksik misalnya delirium tremens dan
adiksi kokain.
Halusinasi Haptik
Seolah2 tubuh sendiri bersentuhan/bersinggungan secara fisik dengan
manusia lain atau benda lain(seringkali bercorak seksual).
Halusinasi Kinestetik
Halusinasi
Persepsi panca- indera tanpa rangsang pada reseptor-reseptor
panca-indera
Ilusi
Suatu persepsi panca-indera disebabkan adanya rangsang pancaindera yang ditafsirkan salah
Waham
Suatu usaha untuk memberikan suatu gambaran ( pernyataan )
dari berbagai problem pribadi ( kesukaran-kesukaran ) atau
tekanan-tekanan yang ada dalam kepribadian penderita
Objek
halusinasi
Tanpa objek
ilusi
Ada objek
waham
Tanpa objek
Panca indera
Keyakinan
dapat
dirubah
Bisa terjadi pada
tidak
terkait
indra
ya
indra
ya
panca indra
tidak
ya
ya
tidak
dgn
orang normal
Psikiatri II Simtomatologi, FK UNDIP
Zat psikoaktif ialah zat atau bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh
manusia akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat,
sehingga menyebabkan perubahan aktivitas mental-emosional dan
perilaku. Apabila digunakan terus menerus akan menimbulkan
ketergantungan (oleh karena itu disebut juga sebagai zat adiktif).
Walaupun zat psikoaktif tertentu bermanfaat bagi pengobatan, tetapi
apabila disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai dengan standar
pengobatan, akan sangat merugikan yang menggunakan.
Tiga golongan zat yang termasuk kategori ini ialah opioda,tanaman ganja,
dan kokain.
Dalam Ilmu Kedokteran Forensik, narkotika dan obat pada umumnya
digolongkan sebagai racun, sebab bila zat tersebut masuk ke dalam tubuh
untuk obat mati rasa, bisa menyebabkan koma, gejala pernapasan atau
kematian.
Opioids, contohnya: Heroin, morfin, oxycodone, kodein dan obat bius
lainnya, nah bahan campuran obat ini untuk penghilang rasa sakit, dan
berbahaya bila disalahgunakan, karena akan menyebabkan kecanduan
dan rusaknya otak dan tubuh kita.
Berikut yang tergolong Zat Adiktif yang Ilegal :
Cannabis, contohnya : Mariyuana, ganja. Pengaruhnya dapat membuat
si pemakai relaks dan jika penggunaan lebih maka akan menimbulan
perasaan bahagia rohani dan jasmani, dan halusinasi, pengunaan jangka
panjang dapat membuat kecanduan dan merusak saraf.
Cocain, contohnya : kokain, crack-cocain, membuat si pemakai merasa
bahagia jasmani, rohani, meningkatkan kinerja tubuh, sebelum menuju
gejolak depresi dan paranoia, penggunaan bisa dengan dihisap, dihirup,
dibakar dan disuntik. Zat ini bisa menyebabkan kerusakan otak, tubuh dan
kecanduan.
Hallucinogens, contohnya, LSD, Ecstasy, zat ini bisa mengubah
perasaan, perubahaan waktu, warna, suara dan pikiran mereka sendiri,
dan pemakai tetap akan menyebabkan kerusakan pada otak, sistem saraf,
dan prilaku emosi yang tidak terkontrol.
Phencyclidine ( PCP), contohnya : Angel dust, ketamin , zat ini
menyebabkan mati rasa, dan penggunaan hanya untuk hewan, pemakai
zat ini bisa mengubah sifat seseorang menjadi keras, pemarah, bunuh diri
dan kontraksi otot dan retak tulang.
http://chemistry35..com/2012/07/zat-psikoaktif-zat-adiktif.html Susilo Tri
Atmojo,S.Si
90-81
mudah
dan
menangkap
dan
sistematik
sehingga
mengkomunikasikan
kompleksitas
situasi
membantu
informasi
klinis,
klinis,
dan
diagnosis
gangguan
jiwa,
4. Terapi
Farmakoterapi
Psikoterapi
Terapi sosial
Terapi okupasi
Lain-lain
5. Tindak-lanjut
Evaluasi terapi
Evaluasi diagnosis
Lain-lain
(Buku saku
PPDGJ-III)
diagnosis
gangguan
jiwa,
14.
Penilaian Multiaksial
DSM-IV adalah suatu system multiaksial yang menilai pasien dalam beberapa variable dan
mempunyai 5 aksis.
Aksis I mengandung gangguan klinis dan kondisi lain yang mungkin merupakan
pusat perhatian klinis.
Aksis III menuliskan tiap gangguan fisik atau kondisi medis umum yang
ditemukan di samping gangguan mental. Kondisi fisik mungkin merupakan kausatif
dari gangguan mental, akibat dari gangguan mental, atau gangguan medis yang tidak
berhubungan. Jika suatu gangguan medis adalah sebagai penyebab atau secara
penyebab berhubungan dengan suatu gangguan mental, gangguan mental karena
kondisi umum dituliskan pada Aksis I dan kondisi mental umum dituliskan pada Aksis
I maupun Aksis III.
tak tertanggulangi
90-81 : gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
15.
Macam-macam stressor?
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FIKESS1KEPERAWATAN/10107120
04/BAB%20II.pdf
ranki
ng
Peristiwa hidup
Skor
rata
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Kematian pasangan
Perceraian
Kertakan dalam perkawinan
Masuk penjara
Kematian anggota keluarga dekat
Kecelakaan pribadi atau jatuh sakit
Menikah
Dipecat dari pekerjaan
Rukun kembali dalam perkawinan
Pension
Perubahan
kesehatan
anggota
keluarga
Kehamilan
Kesikaran dalam hal sex
Mendapat anggota keluarga baru
Penyesuaian dalam perusahaan
Perubahan dalam keadaan keuangan
Kematian teman akrab
Pindah jenis pekerjaan lain
Perubahan
dalam
banyaknya
pertengkaran
dengan
pasanagn
hidup
Hipotik lebih 10,000 dolatr
Tutup hipotik
Perubahan tanggung jawab dalam
bekerjaan
Anak meninggalkan rumah
Kesukaran dalam keluarga
Presatasi prbbadi yang tinggi
Pasangan hidup mulai atau berhebti
kerja
Mulai atau mengakhiri study
Perubahan keadaan tempat tinggal
Perbaikan kebiasaan pribadi
Kesukaran dengan bos
Perubahan waktu atau keadaan kerja
Pindah tempat tinggal
Pindah sekolah
Perubahan dalam berekreasi
Perubahan dalam kegiatan untuk
100
65
65
63
63
53
50
47
45
45
44
40
39
39
39
38
37
36
35
31
30
29
29
29
28
26
26
25
24
23
20
20
20
19
19
gereja
Perubahan dalam kegiatan social
Hipotik
Perubahan kebiasaan tidur
Perubahan dalam jumlah pertemuan
keluarga
Perubahan kebiasaan makan
Liburan atau cuti
Hari raya
Pelanggaran hokum yang ringan
total
36
37
38
39
40
41
42
43
18
17
16
15
15
13
13
11
Jika total lebih dari 300 90% jatuh sakit berat 6 bulan
mendatang
Jika kuran 300 gangguan kesehatan serius
16.
DD?
-Skizofrenia
SKIZOFRENIA
1
Definisi
a Terminology
Istilah Skizoprenia diciptakan oleh Bleuler dari bahasa Yunani, skhizo atau
split yang berarti terbelah, dan phrenmind yang berarti pikiran. Dengan kata
lain skizofren adalah gangguan jiwa dengan gambaran terbelahnya atau
terpisahnya emosi dan pikiran atau intelektual. (people with schizophrenia are
split off from reality and cant distinguish what is real from what is not real)
b Berdasar PPDGJ III
Suatu deskripsi sindrom dg variasi penyebab dan perjalanan penyakit yg luas
serta sejumlah akibat yang tergantung pd perimbangan pengaruh genetik, fisik
dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yg
fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi serta oleh afek yg
tidak wajar atau tumpul, kesadaran yg jernih dan kemampuan intelektual
biasanya terpelihara, kemunduran kognitif tertentu dpt berkembang
kemudian.
Epidemiologi
Prevalensi penderita skizoprenia di dunia sekitar 0,2 2 % populasi
Mula terjadinya biasanya pada masa akhir remaja atau awal dewasa, jarang terjadi
pada sebelum remaja atau setelah umur 40 tahun
Angka kejadian pada wanita sama dengan pria, tetapi onset pada pria umumnya
lebih awal (: 15-24 th; : 25-35 th) lebih banyak gangguan kognitif dan
outcome yang lebih jelek daripada wanita
Prevalensinya 8 x lebih besar pada tingkat sosial ekonomi rendah daripada tinggi
Etiologi : faktor genetik (abnormalitas fungsi otak) dan lingkungan
Risiko kejadian pada populasi = 1 %, resiko pada keluarga dekat (firstdegree
relatives) = 10 %
Etiologi
Secara umum belum jelas penyebab pastinya, tetapi beberapa teori telah dikeluarkan
untuk menjelaskan etiologi.
a Benhard rudyanto sinaga, FKUI
1 Model diathesis stress
Terjadi intregasi dari faktor biologis, psikososial dan lingkungan
Faktor biologis : terkait kromosom 1, 3,5,11 dan kromosom X
2 Model neurobiologist
Bergantung pada perkembangan saraf masa kehamilan. Pada pasien
ditemukan beberapa penurunan fungsi otak sehingga muncul beberapa
gejala, seperti
Gejala negative
: akibat penurunan fungsi lobus frontal
Gejala positif
: peningkatan aliran darah di temporo medial
Penurunan atensi
: hipoaktivitas di korteks singulat anterior
Retardasi motorik
: hipoaktivitas ganglia basalis
Gg. Bicara
: rendahnya metabolisme glukosa di area
broca
Disorganisasi
: peningkatan aliran darah di singulat dan
striatum
Halusinasi
: perubahan aliran darah di hipokampus,
parahipokampus, dan amigdala.
Waham
: peningkatan aliran darah di temporo medial
kiri
b Kaplan
Genetic
Biokimia
Psikososial
Teori infeksius
Faktor risiko
Kode
Istilah
Tidak ditentukan
Tidak ada
Sedikit
Ringan
Sedang
Berat
Sangat berat
Mala petaka
Contoh pada
anak/remaja
Tidak ada data, atau tak dapat
diterapkan
Tidak ada stresor psikososial
yang berarti
Berlibur dengan keluarga,
ulangan rutin di sekolah
Pengawasan orang tua yang
kurang
efektif,
ulangan
umum,
memasuki
tahun
ajaran barn
Pindah
rumah,
pindah
sekolah, pertengkaran orang
tua, saudara sakit orang tua
menikah lagi mencari nafkah
tambahan
Perceraian
orang
tua,
perawatan di RS, kematian
kawan dekat, disiplin terlalu
ketat, anggota keluarga sakit
berat, putus sekolah
Kematian orang tua
saudara, perkosaan,
atau
Kematian
beberapa
anggota keluarga
Klasifikasi
Berdasar PPDGJ III
F20.0 Skizofrenia Paranoid
memenuhi kriteria umum dx skizofrenia
tdpt halusinasi dan/waham menonjol
a halusinasi auditorik (fonema/akoasma)
b halusinasi pembauan, pengecapan, haptik, taktil,dan visual tdk
menonjol
c semua
jenis
waham.Khas:
waham
pengendalian(dikendalikan,dipengaruhi,takberdaya),
wahamkejar/persekutorik (ditipu,diancam,disiksa),dan waham curiga.
ggn afektif, dorongan kehendak, pembicaraan, gejala kataton tdk menonjol.
Disorder
atau
gangguan
perkembangan
pervasive
lainnya,
gejala
katatonik
sering
mencerminkan
gangguan
Kut
Schneider,
seseorang
bisa
didiagnosa
penderita
skizofrenia bila ada gejala dari kelompok A dan Kelompok B, dengan syarat
kesadaran penderita tidak menurun.
Gejala lain yang diungkap adalah:
1.
Delusi.
Delusi adalah keyakinan yang oleh kebanyakan orang dianggap
misinterpretasi
terhadap
realitas.
Delusi
memiliki
bermacam-
Halusinasi
Gejala-gejala psikotik dari gangguan perseptual dimana berbagai
hal dilihat didengar, atau diindera meskipun hal-hal itu tidak real
(benar-benar ada).
2.
meliputi:
a.
Avolisi
Yaitu
apati
atau
ketidakmampuan
untuk
memulai
atau
Alogia
Yaitu pengurangan dalam jumlah atau isi pembicaraan.
c. Anhedonia
Yaitu ketidakmampuan untuk mengalami kesenangan yang terkaitu
dengan beberapa gangguan suasana perasaan dan gangguan
skizofrenik.
d. Afek Datar
Yaitu tingkah laku yang tampak tanpa emosi.
3.
b.
disorganisasi
Afek yang tidak pas merupakan ekspresi emosi yang tidak sesuai
dengan aslinya. Perilaku yang disorganisasi adalah perilaku yang tidak
lazim
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a
khas
bagi
dirinya,
biasnya
Halusinasi auditorik:
jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian
tubuh.
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
a
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi
(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (selfabsorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
SKIZOFRENIA
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang kompleks dan banyak aspek
tentang skizofrenia sampai saat ini belum dapat dipahami sepenuhnya.
Sebagai suatu sindrom, pendekatan skizofrenia harus dilakukan secara
holistik dengan melibatkan aspek psikososiai, psikodinamik, genetik,
farmakologi, dan lain-lain.
Mengingat kompleksnya gangguan skizofrenia, untuk mendapatkan hasil
terapi yang optimal, klinikus perlu memperhatikan beberapa fase simptom
gangguan skizofrenia, yaitu : fase prodromal, fase aktif dan fase residual.
Hasil akhir yang ingin dicapai adalah penderita skizofrenia dapat kembali
berfungsi dalam bidang pekerjaan, sosial dan keluarga.
Skizofrenia
Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis dengan variasi psikopatologi, biasanya
berat, berlangsung lama dan ditandai oleh penyimpangan dari pikiran,
persepsi
serta
emosi
Epidemioiogi
Prevalensi skizofrenia di Amerika Serikat dilaporkan bervariasi terentang dari
1 sampai 1,5 persen dengan angka insidens 1 per 10.000 orang per tahun.
Berdasarkan jenis kelamin prevalensi skizofrenia adalah sama, perbedaannya
terlihat dalam onset dan perjalanan penyakit. Onset untuk laki laki 15 sampai
25 tahun sedangkan wanita 25-35 tahun. Prognosisnya adalah lebih buruk
pada laki laki dibandingkan wanita.
Beberapa penelitian menemukan bahwa 80% semua pasien skizofrenia
menderita penyakit fisik dan 50% nya tidak terdiagnosis. Bunuh diri adalah
penyebab umum kematian diantara penderita skizofrenia, 50% penderita
skizofrenia pernah mencoba bunuh diri 1 kali seumur hidupnya dan 10%
berhasil melakukannya. Faktor risiko bunuh diri adalah adanya gejala
depresif, usia muda dan tingkat fungsi premorbid yang tinggi.
a Faktor Biologi
1
Komplikasi kelahiran
Bayi laki laki yang mengalami komplikasi saat dilahirkan sering
mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal akan meningkatkan
kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.
Infeksi
Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeksi virus
pernah dilaporkan pada orang orang dengan skizofrenia. Penelitian
mengatakan bahwa terpapar infeksi virus pada trimester kedua
kehamilan akan meningkatkan seseorang menjadi skizofrenia.
b Hipotesis Dopamin
Dopamin merupakan neurotransmiter pertama yang berkontribusi terhadap
gejala skizofrenia. Hampir semua obat antipsikotik baik tipikal maupun
antipikal menyekat reseptor dopamin D2, dengan terhalangnya transmisi
sinyal di sistem dopaminergik maka gejala psikotik diredakan. Berdasarkan
pengamatan diatas dikemukakan bahwa gejala gejala skizofrenia
disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopaminergik.
Hipotesis Serotonin
Gaddum, wooley dan show tahun 1954 mengobservasi efek lysergic acid
diethylamide
(LSD)
yaitu
suatu
zat
yang
bersifat
campuran
agonis/antagonis reseptor 5-HT. Temyata zatini menyebabkan keadaan
psikosis berat pada orang normal. Kemungkinan serotonin berperan pada
skizofrenia kembali mengemuka karena penetitian obat antipsikotik atipikal
clozapine yang temyata mempunyai afinitas terhadap reseptor serotonin 5HT~ lebih tinggi dibandingkan reseptordopamin D2.
d Struktur Otak
Daerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah sistem limbik
dan ganglia basalis. Otak pada pendenta skizofrenia terlihat sedikit
berbeda dengan orang normal, ventrikel teilihat melebar, penurunan
massa abu abu dan beberapa area terjadi peningkatan maupun penurunan
aktifitas metabolik. Pemenksaaninikroskopis dan jaringan otak ditemukan
sedikit perubahan dalam distnbusi sel otak yang timbul pada masa
prenatal karena tidak ditemukannya sel glia, biasa timbul pada trauma
otak setelah lahir.
e Genetika
Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia diturunkan, 1%
dari populasi umum tetapi 10% pada masyarakat yang mempunyai
hubungan derajat pertama seperti orang tua, kakak laki laki ataupun
perempuan dengan skizofrenia. Masyarakat yang mempunyai hubungan
derajat ke dua seperti paman, bibi, kakek / nenek dan sepupu dikatakan
lebih sering dibandingkan populasi umum. Kembar identik 40% sampai
65% berpeluang menderita skizofrenia sedangkan kembar dizigotik 12%.
Anak dan kedua orang tua yang skizofrenia berpeluang 40%, satu orang
tua 12%.
Faktor resiko penyakit ini termasuk :
1. Riwayat skizofrenia dalam keluarga
2. Perilaku premorbid yang ditandai dengan kecurigaan, eksentrik, penarikan
diri, dan/atau impulsivitas.
3. Stress lingkungan
4. Kelahiran pada musim dingin. Faktor ini hanya memiliki nilai prediktif yang
sangat kecil.
5. Status sosial ekonomi yang rendah sekurang-kurangnya sebagian adalah
karena dideritanya gangguan ini
Gambaran klinis
Diagnosis:
Dikenal sebagai gangguan psikologis sejak awal 1800-an.
Kraepelin menyatakan skizofrenia sebagai gangguan akibat kemunduran
fungsi otak lebih awal yang disebut dementia precox (precocious dementia).
Eugen Bleuler: schizophrenia berasal dari bahasa Yunani, Schizein = terbelah
dan phren = pikiran. Maka skizofrenia adalah gangguan berupa terbelahnya
fungsi psikis dari asosiasi mental, pikiran, dan emosi. Sekarang diagnosa
berdasar kriteria dari DSM-IV, yaitu: adanya gejala yang parah paling tidak
selama 1 bulan dan munculnya beberapa gejala paling tidak selama 6 bulan
terakhir.
A Gejala dasar: 2 atau lebih gejala berikut paling tidak selama 1 bulan.
a
Delusi
Halusinasi
Bicara kacau
Gejala negative
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a
Halusinasi auditorik:
jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian
tubuh.
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
a
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi
(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (selfabsorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
Prognosis
Walaupun remisi penuh atau sembuh pada skizofrenia itu ada, kebanyakan
orang mempunyai gejala sisa dengan keparahan yang bervariasi. Secara
umum 25% individu sembuh sempurna, 40% mengalami kekambuhan dan
35% mengalami perburukan. Sampai saat ini belum ada metode yang dapat
memprediksi siapa yang akan menjadi sembuh siapa yang tidak, tetapi ada
negatif. Obat yang tersedia untuk golongan ini adalah clozapine, olanzapine,
quetiapine dan rispendon.
Pengaturan Dosis
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:
o
Dosis pagi dan malam dapat berbeda (pagi kecil, malam besar)
sehingga tidak mengganggu kualitas hidup penderita.
Cara / Lama pemberian Mulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis
anjuran dinaikkan setiap 2-3 hr sampai mencapai dosis efektif (sindrom
psikosis reda), dievaluasi setiap 2ininggu bila pertu dinaikkan sampai dosis
optimal kemudian dipertahankan 8-12ininggu. (stabilisasi). Diturunkan
setiap 2ininggu (dosis maintenance) lalu dipertahankan 6 bulan sampai 2
tahun ( diselingi drug holiday 1-2/hari/minggu) setelah itu tapering off
(dosis
diturunkan
2-4ininggu)
lalu
stop.
Untuk pasien dengan serangan sindrom psikosis multiepisode, terapi
pemeliharaan paling sedikit 5 tahun (ini dapat menurunkan derajat
kekambuhan 2,5 sampai 5 kali). Pada umumnya pemberian obat
antipsikosis sebaiknya dipertahankan selama 3 bulan sampai 1 tahun
setelah semua gejala psikosis reda sama sekali. Pada penghentian
mendadak dapat timbul gejala cholinergic rebound gangguan lambung,
mual, muntah, diare, pusing dan gemetar. Keadaan ini dapat diatasi
dengan pemberian anticholmnergic agent seperti injeksi sulfas atropin
0,25 mg IM, tablet trhexyphenidyl 3x2 mg/hari.
Psikoterapi individual
o
Terapi suportif
Terapi okupasi
Psikoterapi kelompok
Psikoterapi keluarga
Manajemen kasus
Klasifikasi Skizofrenia
Perjalanan Gangguan Skizofrenik dapat diklasifikasi dengan menggunakan
kode lima karakter berikut: F20.X0 Berkelanjutan, F20.X1 Episodik dengan
kemunduran progresif, F20 X2 episodik dengan kemunduran stabil, F20.X3
Episode berulang , F20. X4 remisi tak sempurna, F20.X5 remisi sempurna,
F20.X8. lainnya, F20.X9. Periode pengamatan kurang dari satu tahun.
F.20.0 Skizofrenia Paranoid
Pedoman diagnostik
-
Sebagai tambahan :
Halusinasi dan/ waham arus menonjol;
a
Diagnosa Banding :
-
Paranoid (F22.0)
lainnya,
makin
Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran
klinis:
Pedoman diagnostik :
-
Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau
yang memenuhi kriteria untuk diagnosa skizofrenia
gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual (lihat F20.5 diatas)
tanpa didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain
dari episode psikotik, dan
Gangguan ini kurang jelas gejala psokotiknya dibanding dengan sub tipe
skisofrenia lainnya.
Simtom positif
Waham
Kekacauan proses pikir
Perilaku halusinasi
Gaduh gelisah
Waham/ide kebesaran
Kecurigaan/kejaran
Permusuhan
Simtom negatif
Afek tumpul
Penarikan emosional
Kemiskinan rapport
Subtipe skizofrenia
Diagnostic and Statistical manual of Mental Disorders Fourth Edition Text
Revised (DSM-IV-TR) membagi skizofrenia atas subtipe secara klinik,
berdasarkan kumpulan simtom yang paling menonjol.
Pembagian subtipe skizofrenia:
1. Tipe katatonik
Yang menonjol simtom katatonik.
2. Tipe disorganized
Adanya kekacauan dalam bicara dan perilaku, dan afek yang tidak sesuai
atau datar.
3. Tipe paranoid
Simtom yang menonjol merupakan adanya preokupasi dengan waham atau
halusinasi yang sering.
4. Tipe tak terinci (undifferentiated)
Adanya gambaran simtom fase aktif, tetapi tidak sesuai dengan criteria untuk
skizofrenia katatonik, disorganized, atau paranoid. Atau semua kriteria untuk
skizofrenia katatonik, disorganized, dan paranoid terpenuhi.
5. Tipe residual
Merupakan kelanjutan dari skizofrenia, akan tetapi simtom fase aktif tidak lagi
dijumpai.
PERJALANAN SKIZOFRENIA
Skizofrenia dapat dilihat sebagai suatu gangguan yang berkembang melalui
fase-fase:
1. Fase premorbid
Pada fase ini, fungsi-fungsi individu masih dalam keadaan normatif.
2. Fase prodromal
Adanya perubahan dari fungsi-fungsi pada fase premorbid menuju saat
muncul simtom psikotik yang nyata. Fase ini dapat berlangsung dalam
beberapa minggu atau bulan, akan tetapi lamanya fase prodromal ini rerata
antara 2 sampai 5 tahun.
Pada fase ini, individu mengalami kemunduran dalam fungsi-fungsi yang
mendasar (pekerjaan sosial dan rekreasi) dan muncul simtom yang
nonspesifik, misal gangguan tidur, ansietas, iritabilitas, mood depresi,
konsentrasi berkurang, mudah lelah, dan adanya defisit perilaku
misalnya kemunduran fungsi peran dan penarikan sosial. Simtom positif
seperti curiga mulai berkembang di akhir fase prodromal dan berarti sudah
mendekati mulai menjadi psikosis.
3. Fase psikotik
Berlangsung mulai dengan fase akut, lalu adanya perbaikan memasuki fase
stabilisasi dan kemudian fase stabil.
PEMAKAIAN ANTIPSIKOTIK
Skizofrenia adalah suatu gangguan yang berlangsung lama dan fase
psikotiknya memiliki:
Fase akut
Fase stabilisasi
Fase stabil
Penanggulangan memakai antipsikotik diindikasikan terhadap semua fase
tersebut.
Antipsikotik dibedakan atas:
1
Adanya perbedaan efek samping yang nyata antara antipsikotik atipikal dan
antipsikotik tipikal. Antipsikotik atipikal:
Menimbulkan lebih sedikit efek samping neurologis.
Lebih besar kemungkinan dalam menimbulkan efek samping metabolik,
misalnya pertambahan berat badan, diabetes mellitus, atau sindroma
metabolik.
Penanggulangan memakai antipsikotik diusahakan sesegera mungkin, bila
memungkinkan secara klinik, karena eksaserbasi psikotik akut melibatkan distres
emosional, perilaku individu membahayakan diri sendiri, orang lain, dan merusak
sekitar.
Individu terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kondisi fisik, vital signs, dan
pemeriksaan laboratorium dasar, sebelum memperoleh antipsikotik.
MACAM-MACAM STRESSOR
a Penilaian stressor
Didasarkan pada penilaian dokter terhadap stres yang akan dialami oleh
orang rata-rata dengan nilai sosiokultural dan situasi dan situasi yang mirip
saat mengalami stresor psikososial dengan mempertimbangkan jumlah
perubahan kehidupan seseorang karena stresor, derajat mana peristiwa
diharapkan dan dalam kontrol seseorang dan jumlah stresor.
b Macam stresor
i Positif, misalnya kenaikan jabatan
ii Negatif, misalnya kehilangan orang yang dicintai
Sinopsis psikiatri, Kaplan dan Sadock