Professional Documents
Culture Documents
ibukota Kerajaan Selaparang inipun memiliki daerah bagian belakang berupa bukit-bukit
persawahan yang dibangun dan ditata rapi, bertingkat-tingkat hingga ke hutan Lemor yang
memiliki sumber mata air yang melimpah.
Berbagai sumber menyebutkan, bahwa setelah dipindahkan, Kerajaan Selaparang
mengalami kemajuan pesat. Sebuah sumber mengungkapkan, Kerajaan Selaparang dapat
mengembangkan kekuasaannya hingga ke Sumbawa Barat. Disebutkan pula bahwa seorang
raja muda bernama Sri Dadelanatha, dilantik dengan gelar Dewa Meraja di Sumbawa Barat
karena saat itu (1630 Masehi) daerah ini juga masih termasuk ke dalam wilayah kekuasaan
Kerajaan Selaparang. Kemudian dilanjutkan oleh generasi berikutnya, yaitu sekitar tanggal
30 November 1648 Masehi, putera mahkota Selaparang bernama Pangeran Pemayaman
dengan gelar Pemban Aji Komala, dilantik di Sumbawa menjadi Sulthan Selaparang yang
memerintah seluruh wilayah Pulau Lombok dan Sumbawa.
Setelah terjadinya Perjanjian Bongayana pada tanggal 18 November 1667, kerajaankerajaan yang ada di Nusa Tenggara mengalami tekanan dari VOC. Dengan keadaan tersebut,
maka pusat Kerajaan Lombok dipindahkan ke Sumbawa pada tahun 1673. Tujuan
pemindahan tersebut adalah untuk mempertahankan kedaulatan kerajaan-kerajaan Islam di
pulau tersebut dengan dukungan pengaruh kekuasaan Gowa. Alasan Kerajaan Lombok
dipindahkan ke Sumbawa adalah karena Sumbawa dipandang lebih strategis dari pada pusat
pemerintahan di Selaparang. Disamping itu juga mengingat adanya ancaman dan serangan
dari VOC yang terjadi terus menerus.
C.Kesultanan Bima
Bima merupakan kerajaan Islam yang menonjol di Nusa Tenggara.Rajanya yang
pertama masuk Islam ialah Ruma Ma Bata Wadu yang bergelar Sultan Bima I atau Sultan
Abdul Khair(1611-1640).Namun,setelah terus-menerus melakukan perlawanan terhadap
intervensi politik dan monopoli perdagangan VOC.ketika VOC mau memperbaharui
perjanjian dengan Bima pada tahun 1668,Sultan Bima,Tureli Nggampo,menolaknya.ketika
Tambora merampas Kapal VOC pada 1675,raja Tambora,Kalongkong dan para pembesarnya
diharuskan menyerahkan keris-keris pusakanya kepada Holsteijn.pada tahun 1691,ketika
permaisuri Kerajaan Dompu terbunuh,Sultan Bima ditangkap dan diasingkan ke Makassar
sampai meninggal dalam Penjara.kerajaan-kerajaan di Lombok,Sumbawa,Bima,dan lainnya
selama abad XVIII dan akhir abad itu terus melakukan pemberontakan dan peperangan
karena pihak VOC senantiasa mencampuri urusan pemerintahan kerajaan-kerajaan
tersebut,bahkan menangkapi dan mengasingkan raja-raja yang melawan.
Pembicaraan mengenai sejarah Kesultanan Bima abad XIX dapat diperkaya oleh
gambaran terperinci dalam Syair Kerajaan Bima yang menurut telaah filologi Henri
Chambert-Loir diperkirakan dikarang sebelum tahun 1833,sebelum Raja Bicara abdul Nabi
meletakan Jabatan dan digantikan oleh Putranya.Syair itu dikarang oleh Khatib
Lukman,barang kali pada tahun 1830.Syair itu ditulis dengan huruf Jawa dan berbahasa
Melayu.Syair itu menceritakan empat peristiwa yang terjadi di Bima pada awal abad
D.Kejayaan Selarapang
Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik di darat maupun di laut.
Laskar lautnya telah berhasil mengusir Belanda yang hendak memasuki wilayah mereka
sekitar tahun 1667-1668 Masehi. Namun demikian, Kerajaan Selaparang harus merelakan
salah satu wilayahnya jatuh ke tangan Belanda, yakni Pulau Sumbawa, karena lebih dahulu
direbut sebelum terjadi peperangan di laut.
Di samping itu, laskar lautnya juga pernah mematahkan serangan yang dilancarkan oleh
Kerajaan Gelgel (Bali) dari arah barat. Selaparang pernah dua kali terlibat dalam pertempuran
sengit melawan Kerajaan Gelgel, yakni sekitar tahun 1616 dan 1624 Masehi. Akan tetapi
dalam dua kesempatan pertempuran tersebut, tentara Gelgel dapat dikalahkan dan menjadi
tawanan dengan jumlah yang cukup besar.
Setelah pertempuran sengit tersebut, Kerajaan Selaparang mulai menerapkan
kebijaksanaan baru untuk membangun kerajaannya dengan memperkuat sektor agraris. Maka,
pusat pemerintahan kerajaan kemudian dipindahkan agak ke pedalaman, ke sebuah dataran
perbukitan, tepat di desa Selaparang sekarang ini. Dari wilayah kota yang baru ini, panorama
Selat Alas yang indah membiru dapat dinikmati dengan latar belakang daratan Pulau
Sumbawa; dari ujung utara ke selatan dengan sekali sapuan pandangan. Dengan demikian,
semua gerakan yang mencurigakan di tengah lautan akan segera dapat diketahui. Wilayah
ibukota Kerajaan Selaparang juga memiliki daerah bagian belakang berupa bukit-bukit
persawahan yang dibangun dan ditata rapi. Bertingkat-tingkat hingga ke hutan Lemor yang
memiliki sumber mata air yang melimpah.
Berbagai sumber menyebutkan, bahwa setelah dipindahkan, Kerajaan Selaparang
mengalami kemajuan pesat. Sebuah sumber mengungkapkan, Kerajaan Selaparang dapat
mengembangkan kekuasaannya hingga ke Sumbawa Barat. Disebutkan pula bahwa seorang
raja muda bernama Sri Dadelanatha, dilantik dengan gelar Dewa Meraja di Sumbawa Barat
karena saat itu (1630 Masehi) daerah ini juga masih termasuk ke dalam wilayah kekuasaan
Kerajaan Selaparang. Kemudian dilanjutkan oleh generasi berikutnya, yaitu sekitar tanggal
30 November 1648 Masehi, putera mahkota Selaparang bernama Pangeran Pemayaman
dengan gelar Pemban Aji Komala, dilantik di Sumbawa menjadi Sultan Selaparang yang
memerintah seluruh wilayah Pulau Lombok dan Sumbawa.
F. KESIMPULAN
Islam masuk sekitar abad ke-16 ke daerah Nusa Tenggara (Lombok). Islam di lombok
diperkenalkan oleh Sunan Perapen (putra Sunan Giri). Kerajaan Selaparang adalah salah satu
kerajaan yang pernah ada di Pulau Lombok. Selaparang merupakan pusat Kerajaan Islam di
Lombok. Selaparang di bawah Pemerintahan Prabu Rangkesari. Kerajaan Bima merupakan
kerajaan Islam yang menonjol di Nusa Tenggara. Rajanya yang pertama masuk Islam ialah
Ruma Ma Bata Wadu yang bergelar Sultan Bima I atau Sultan Abdul Khair(1611-1640).
Kerajaan Islam di Nusa Tenggara semakin runtuh karena kedatangan Belanda termasuk
tekanan dari VOC.
Nama kelompok :
1. Ariska Dwi R
2. Dyah Novita S
Sella Dewi W
3.
(05)
(11)
(34)