You are on page 1of 18

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNIK ENERGI
(MOTOR BAKAR DALAM DAN KONVERSI ENERGI)

Disusun oleh :
Nama

: Willis Ega Taruna Istisqa

No. Mahasiswa

: 13/15990/TP-STIK

Acara

: Sistem Pembakaran

Co. Ass

: Satria Aji Setiawan

Pebimbing

: Ir. Priyambada, MP

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2015

I. ACARA I
: Sistem Pembakaran
II. TANGGAL
: 26 Februari 2015
III.
TUJUAN
:
1. Mengetahui proses sistem pembakaran.
2. Mengetahui komponen komponen yang ada pada mesin diesel.
IV.
DASAR TEORI
Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan Mesin diesel (atau
mesin pemicu kompresi) adalah motor bakar pembakaran dalam yang
menggunakan panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar
bahan bakar yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Mesin ini tidak
menggunakan busi seperti mesin bensin atau mesin gas. Mesin ini
ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada
23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat
digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara.
Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle tahun 1900 dengan
menggunakan minyak kacang. Mesin ini kemudian diperbaiki dan
disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan dengan
mesin pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena
memiliki rasio kompresi yang sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan-rendah
(seperti pada mesin kapal) dapat memiliki efisiensi termal lebih dari 50%.
Mesin diesel dikembangkan dalam versi dua-tak dan empat-tak.
Mesin ini awalnya digunakan sebagai pengganti mesin uap. Sejak tahun
1910-an, mesin ini mulai digunakan untuk kapal dan kapal selam, kemudian
diikuti lokomotif, truk, pembangkit listrik, dan peralatan berat lainnya. Pada
tahun 1930-an, mesin diesel mulai digunakan untuk mobil. Sejak saat itu,
penggunaan mesin diesel terus meningkat dan menurut British Society of
Motor Manufacturing and Traders, 50% dari mobil baru yang terjual di Uni
Eropa adalah mobil bermesin diesel, bahkan di Perancis mencapai 70%.
(Anonim, 2015)
Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk
motor pembakaran dalam (internal combustion engine) di samping motor
bensin dan turbin gas. Motor diesel disebut dengan motor penyalaan

kompresi (compression ignition engine) karena penyalaan bahan bakarnya


diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar. Dilain pihak
motor bensin disebut motor penyalaan busi (spark ignition engine) karena
penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh percikan bunga api listrik dari busi.
Cara pembakaran dan pengatomisasian (atomizing) bahan bakar pada
motor diesel tidak sama dengan motor bensin. Pada motor bensin campuran
bahan bakar dan udara melelui karburator dimasukkan ke dalam silinder dan
dibakar oleh nyala listrik dari busi. Pada motor diesel yang diisap oleh torak
dan dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya udara, yang selanjutnya udara
tersebut dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan yang tinggi.
Beberapa saat sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar
solar diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Dengan suhu dan tekanan udara
dalam silinder yang cukup tinggi maka partikel-partikel bahan bakar akan
menyala dengan sendirinya sehingga membentuk proses pembakaran. Agar
bahan bakar solar dapat terbakar sendiri, maka diperlukan rasio kompresi
15-22 dan suhu udara kompresi kira-kira 600C. Meskipun untuk motor
diesel tidak diperlukan system pengapian seperti halnya pada motor bensin,
namun dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan bakar yang
berupa pompa injeksi (injection pump) dan pengabut (injector) serta
perlengkapan bantu lain. Bahan bakar yang disemprotkan harus mempunyai
sifat dapat terbakar sendiri (self ignition). (Pratama, 2013)

Dalam mesin 2 tak, 1 kali putaran kruk as/crankshaft (360 derajat)


terdapat 4 siklus, jadi setengah putaran (180 derajat) melakukan 2 siklus.
Dimana, pada mesin 2 tak tidak memakai klep/valve dan noken as/camshaft

seperti di mesin 4 tak, sebagai gantinya mesin 2 tak memakai membran


yang berada setelah karburator.
Selain itu, karena mesin 2 tak dalam 1 putaran kruk as/crankshaft
melaksanakan 4 siklus, mesin 2 tak ini lebih responsif dan akselerasinya
bagus. Akan tetapi, mesin ini mengeluarkan tenaga yang besar pada saat
putaran/RPM tinggi sehingga membuat mesin ini meminum bahan bakar
yang lumayan banyak, akan tetapi mesin ini menghasilkan tenaga yang lebih
besar dibandingkan mesin 4 tak. Minuman mesin ini tak hanya bensin, tetapi
mesin ini minta bensin tersebut dioplos dengan oli khusus yang biasa
disebut oli samping untuk sekalian melumasi bagian dalam mesin. Jadi oli
mesin hanya melumasi bagian transmisi. Itu lah kenapa mesin 2 tak fogging
atau berasap knalpotnya, karena membakar oli samping.
Mesin 2 tak cenderung lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin 4
tak, sehingga rasio berat terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin dua
tak lebih baik dibandingkan mesin empat tak. Itu sedikit tentang mesin 2
tak, mari kita buka lebih dalam bagaimana siklus 2 tak.

Langkah pertama Piston bergerak dari TMA ke TMB. Saat bergerak


dari TMA ke TMB, piston akan menekan ruang bilas yang berada di
bawahnya. Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB akan
semakin meningkat pula tekanan di ruang bilas. Pada titik tertentu, piston
(ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas dan lubang pemasukan
gas. Posisi masing-masing lubang tergantung dari desain perancang.

Umumnya ring piston akan melewati lubang pembuangan terlebih dahulu.


Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang
bakar keluar melalui lubang pembuangan. Pada saat ring piston melewati
lubang pemasukan, gas yang tertekan di dalam ruang bilas akan terpompa
masuk ke dalam ruang bakar, sekaligus mendorong keluar gas yang ada di
dalam ruang bakar menuju lubang pembuangan. Piston terus menekan ruang
bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas dalam ruang bilas menuju
ke dalam ruang bakar.
Langkah kedua Piston bergerak dari TMB ke TMA. Saat bergerak
dari TMB ke TMA, piston akan menghisap gas hasil percampuran udara,
bahan bakar dan pelumas ke dalam ruang bilas. Percampuran ini dilakukan
oleh karburator atau sistem injeksi. Saat melewati lubang pemasukan dan
lubang pembuangan, piston akan mengkompresi gas yang terjebak di dalam
ruang bakar. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai
TMA. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi akan menyala
untuk membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi tidak terjadi saat
piston sampai ke TMA, melainkan terjadi sebelumnya. Ini dimaksudkan
agar puncak tekanan akibat pembakaran dalam ruang bakar bisa terjadi saat
piston mulai bergerak dari TMA ke TMB, karena proses pembakaran
membutuhkan waktu untuk bisa membuat gas terbakar dengan sempurna
oleh nyala api busi.

Mesin 4 tak itu mesin yang melunasi 4 siklus mesin bakar dengan
melakukan 2 putaran kruk as/crankshaft. Mesin ini berputar 2 kali atau 720
derajat untuk melakukan 4 siklus, sehingga 1 putaran kruk as/crankshaft

(360 derajat) melakukan 2 siklus. Dimana, mesin ini kurang responsif


dibandingkan mesin 2 tak tetapi mesin ini lebih effisien. Mesin ini lebih
ramah lingkungan karena mesin ini hanya meminum bensin saja, tidak ada
oli samping. Mesin ini mengeluarkan tenaga relatif di putaran/RPM lebih
rendah dibandingkan mesin 2 tak, dan tenaga yang dikeluarkan lebih rendah
juga.
Mesin ini menggunakan klep/valve yang digerakan oleh noken as
yang tidak dipakai oleh mesin 2 tak, sehingga semua siklus yang harus
dilakukan lebih sempurna. Pada mesin motor, oli mesin 4 tak menjadi 1
untuk melumasi keseluruhan mesin dan transmisi pada mobil tetap terpisah
karena saluran oli mesin dan transmisi terpisah.

Langkah pertama, piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup


masuk terbuka dan katup keluar tertutup, mengakibatkan udara (mesin
diesel) atau gas (sebagian besar mesin bensin) terhisap masuk ke dalam
ruang bakar. Proses udara atau gas sebelum masuk ke ruang bakar dapat
dilihat pada sistem pemasukkan.
Langkah kedua, piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup
masuk dan keluar tertutup, mengakibatkan udara atau gas dalam ruang bakar
terkompresi. Beberapa saat sebelum piston sampai pada posisi TMA, waktu
penyalaan (timing ignition) terjadi (pada mesin bensin berupa nyala busi
sedangkan pada mesin diesel berupa semprotan (suntikan) bahan bakar).

Langkah ketiga, gas yang terbakar dalam ruang bakar akan


meningkatkan tekanan dalam ruang bakar, mengakibatkan piston terdorong
dari TMA ke TMB. Langkah ini adalah proses yang akan menghasilkan
tenaga.
Langkah keempat, piston bergerak dari TMB ke TMA, Posisi katup
masuk terutup dan katup keluar terbuka, mendorong sisa gas pembakaran
menuju ke katup keluar yang sedang terbuka untuk diteruskan ke lubang
pembuangan. (Rahadi, 2014)

IV. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Stand Diesel Engine

: 1 Unit

B. Bahan :

VI.

1. Bahan bakar
: Secukupnya
2. Pelumas
: Secukupnya
CARA KERJA
1. Mencatat bagian bagian sistem pembakaran.
2. Mengamati cara kerja sistem pembakaran.
3. Menggambar bagian sistem pembakaran

VII.

HASIL PENGAMATAN
A. Gambar dan Fungsi Bagian - Bagian pada Sistem
Pembakaran
N

Bagian

Fungsi

bagian

Tangki bahan

Sebagai tempat

bakar

menampung

Gambar

bahan bakar
sementara
sebelum di
teruskan
kesistem bahan
bakar
2

Feed pump

Menghisap
bahan bakar
dari tangki

Feed
pump

bahan bakar

Priming

Mengeluarkan

pump

udara palsu di
dalam aliran
bahan bakar

Priming
pump

Water

Berfungsi untuk

sediementer

menyaring
kotoran
kotaran yang
ada di bahan
bakar dan
menghilangkan
air di dalam
bahan bakar
jika ada

Pompa

Berfungsi untuk

injeksi

menginjeksikan
bahan bakar
dan
memberikan
tekanan untuk
mensuplai
bahan bakar ke
nozzle

Delivery line

Berfungsi
sebagai jalur
untuk
mensuplai
bahan bakar
kesetiap nozzel

10

Injection

Berfungsi untuk

nozzle

mengkabutkan
bahan bakar
keruang bakar

Intake

Untuk jalur

Manifold

penghisapan
udara yang
akar
dikompresi.

Ruang

Sebagai tempat

Pembakaran

terjadinya
pembakaran
bahan bakar.

11

Exhaust

Sebagai tempat

manifold

pembuangan
gas gas sisa
pembakaran.

Fuel Return

Untuk

line

mengembalikan
bahan bakar
yang berbih
dari nozzel
kembali ke
tangki

Saringan

Menyaring

udara

udara yang
masuk ke
sistem bahan
bakar

Idle Speed

Untuk

Adjusting

mengatur besar

Screw (ISAS)

kecilnya
putaran
stationer (idle)
secara manual.

12

Glow plug

Sebagai alat
untuk
membantu
menaikkan
suhu kompresi
udara didalam
ruang bakar.

B. Flow Chart Sistem Pembakaran

Tangki

Feed pump

Water
sedimenter

pompa injeksi

Delivery line

Injection
nozzle

Ruang bakar

Exhaust
manifold

Intake Manifold

13

C. Gambar Sistem Pembakaran

14

VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum motor bakar dalam ini yang dilaksankan pada
hari Jumat, 27 Februari 2015 ini dengan judul acara yaitu sistem
pembakaran, dimana pada praktikum ini diharapkan agar praktikan
dapat mengetahui bagaimana proses sistem pembakaran terjadi selain
itu juga harapannya praktikan dapat mengetahui komponen-komponen
dan cara kerja masing-masing komponen yang ada pada mesin diesel.
Pada praktikum ini menggunakan motor disel sebagai bahan
praktikum, hal pertama yang harus praktikan lakukan adalah mengamati
dan memahami bagaimana proses pembakaran itu terjadi mulai dari
mesin-mesin yang bekerja sampai prosesnya sendiri berjalanan dan
menjelaskannya.
Proses pembakaran ini terjadi dimulai saat, bahan bakar
bersumber dari tanki yang berfungsi sebagai tempat menampung bahan
bakar sementara sebelum diteruskan ke sistem pembakaran, selanjutnya
bahan bakar akan mengalir dari tangki menuju sebuah pompa yang
terdiri dari feed pump dan priming pump. Feed pump disini berfungsi
untuk menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar sedangkan
priming pump berfungsi untuk membuang udara yang ada di dalam
aliran bahan bakar karena jika ada udara di dalam aliran bahan bakar,
bahan bakar tersebut tidak akan bisa terhisap oleh pompa dan
menyebabkan bahan bakar tidak dapat mengalir. Pengoperasian priming
pump ini dilakukan dengan cara manual dengan menekan - nekan
tombol penekan yang ada pada pompa sambil mengeluarkan udara yang
ada pada aliran bahan bakar. Kemudian setelah dari feed pump dan
priming pump bahan bakar akan mengalir ke water sedimenter yang
berfungsi sebagai penyaring kotoran dan juga air yang ada di dalam
bahan bakar, jika air sudah penuh maka cara membersihakannya dalah
dengan membuka kran yang ada di bawah dan mengeluarkan air sampai
yang keluar nantinya adalah bensin murni.
Dari water sedimenter bahan bakar selanjutnya diteruskan ke
pompa injeksi. Disini pompa injeksi memliki peranan penting dalam

15

pensuplaian bahan bakar pada mesin diesel, Injeksi bahan bakar harus
disemprotkan secara merata, panas udara di dalam kabin kemudian akan
membuat tetesan bahan bakar ini berubah menjadi uap dan
membakarnya pada saat telah menjadi uap. Pengapian tidak akan terjadi
langsung karena proses

penguapan tersebut. Komponen yang

mengaturjumlah bahan bakar yang akan disuplai ke nozzle adalah


governor sedangkan untuk mengatur urutan penyemprotan nozzle
adalah timer yang ada di dalam pompa injeksi ini. Selanjutnya bahan
bakar dari pompa injeksi akan diteruskan ke nozzle dimana nozzle disini
berfungsi untuk mengkabutkan bahan bakar agar mudah tercampur
dengan udara yang ada di dalam ruang bakar dan selanjutnya terjadi
pembakaran.
Setelah terjadi pembakara, Suhu akan meningkat drastis diatas
piston dan mendorong piston kebawah untuk memasok tenaga ke
Crakshaft. karakteristik mesin diesel adalah suara letupan yang terjadi
ketika uap bahan bakar terbakar dan menyebabkan peningkatan
mendadak tekanan di atas piston . Setelah terjadi pembakaran, Suhu
akan meningkat drastis diatas piston dan pemuaian akan mendorong
piston kebawah untuk memasok tenaga ke Crakshaft. Tingkat kompresi
yang tinggi memungkinkan pembakaran berlangsung tanpa sistem
pengapian terpisah , rasio kompresi yang tinggi juga sangat
meningkatkan efisiensi mesin . Peningkatan rasio kompresi dalam
mesin busi mana bahan bakar dan udara dicampur sebelum masuk ke
silinder dibatasi oleh kebutuhan untuk mencegah rusaknya ruang
pencampuran. Apabila hanya udara yang dikompresikan ke dalam
mesin diesel tanpa campuran bahan bakar, maka ledakan prematur
tidak akan menjadi masalah dan rasio kompresi bisa menjadi jauh lebih
tinggi Mesin diesel diproduksi dalam versi dua - stroke(tak atau
IX.

silinder) dan empat-stroke.


KESIMPULAN
X. Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat
disimpulkan bahwa :

16

1. Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan Mesin diesel (atau mesin
pemicu kompresi) adalah motor bakar pembakaran dalam yang
menggunakan panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan
membakar bahan bakar yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
2. Pada motor diesel tidak diperlukan sistem pengapian seperti halnya pada
motor bensin, namun dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan
bakar yang berupa pompa injeksi (injection pump) dan pengabut (injector)
serta perlengkapan bantu lain. Bahan bakar yang disemprotkan harus
mempunyai sifat dapat terbakar sendiri (self ignition). Penampang mesin
diesel secara sederhana.
3. Priming pump adalah bagian manual yang berisi piston gerak lurus untuk
menghisap bahan bakar dari tangki pada saat mengeluarkan udara palsu
dari sitem bahan bakar dan biasanya dilengkapi dengan pengunci agar tidak
bekerja selama motor hidup.
4. Komponen yang ada pada sistem pembakaran ini adalah tangki bahan
bakar, feed pump, water sendimeter, pompa injeksi, delivery line, nozzle,
return line dan ruang bakar serta glow plug.
5. Injeksi bahan bakar harus disemprotkan secara merata, panas udara di
dalam kabin kemudian akan membuat tetesan bahan bakar ini berubah
menjadi uap dan membakarnya pada saat telah menjadi uap. Pengapian
tidak akan terjadi langsung karena proses penguapan tersebut.

17

XI.

DAFTAR PUSTAKA

XII.

Anonim, 2015. Motor Bakar Diesel. http://id.wikipedia.org/wiki/Motor_


bakar_diesel. Diakses pada 09 Maret 2015 pukul 08.40 WIB.
XIII. Pratama, Arga. 2013. Sistem Bahan Bakar Diesel. http://
teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.com/2013/11/sistem-bahanbakar-diesel.html. Diakses pada 09 Maret 2015 pukul 08.43 WIB.
XIV. Rahadi, Adityo. 2014. Cara Kerja Mesin 2 Tak dan 4 Tak.
http://fastnlow.net/ cara-kerja-mesin-2-tak-dan-4-tak/. Diakses pada 09
Maret 2015 pukul 09.04 WIB.
XV.
XVI.
XVII.
XVIII.
XIX.
XX.
XXI.
XXII.
XXIII.
XXIV.
XXV.
XXVI.
XXVII.
XXVIII.
XXIX.
XXX.
XXXI.
Yogyakarta, 09 Maret 2015
XXXII. Mengetahui,
XXXIV. Co. Ass
XXXVI.

XL.

XXXVII.

XLI.

XXXVIII.

XLII.

XXXIX.
XLIV.

(Satria Aji Setiawan)

XXXIII.
XXXV. Praktikan

XLIII.

(Willis Ega Taruna Istisqa)

18

You might also like