Professional Documents
Culture Documents
Kata Pengantar..
i
Daftar
Isi..ii
Bab I.
Pendahuluan..1
1.1. Latar
Belakang..1
1.2. Tujuan...2
13.
Manfaat..2
Bab II. Pembahasan ..3
2.1. Kesadahan.3
2.1.1 Tipe tipe Kesadahan
3
2.1.2 Analisis
Kesadahan
..5
Air
2.1.3 Dampak
dampak
Air
Sadah
....6
2.2. Water Softening7
2.2.1. Chemical Water Softening.8
2.2.2. Mechanical Water Softening14
Bab III. Kesimpulan ......
22
Daftar Pustaka
iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat utama bagi kehidupan manusia, oleh karena itu
jika kebutuhan akan air belum terpenuhi baik secara kuantitas, maka akan menimbulkan dampak
yang besar terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Planet bumi ini hampir 70% luas
permukaannya diisi oleh air, dengan sumber utamanya adalah air laut. Laut dan sumber sumber
air lain di dalam ini merupakan suatu mata rantai yang membentuk siklus yang dikenal sebagai
daur hidrologi (hydrology cycle). Air yang jatuh ke tanah sebagian mengalir ke sungai dan
dikembalikan ke laut, sedangkan sisanya meresap ke dalam tanah. Air yang menguap dan
meninggalkan permukaan bumi dalam sikulus hidrologi, akan dikembalikan ke bumi dalam
jumlah yang sama. Air yang bergerak dalam suatu siklus hidrologi akan bersentuhan dengan
bahan atau senyawa lain, sehingga bahan bahan tersebut terlarut ke dalam air. Jadi pada
hakekatnya, tidak ada air alam yang betul betul murni.
Air sadah mengandung mineral mineral yang dapat menyebabkan kerusakan dan
kerugian dalam kehidupan sehari hari, maupun dalam dunia industri. Kesadahan air
diindikasikan dengan kesukaran pembentukan busa oleh sabun dalam air. Kesadahan air terutama
disebabkan oleh adanya ion ion kalsium dan magnesium. Kerugian yang dapat ditimbul akibat
adanya kesadahan dalam air industri diantaranya adalah pembentukan kerak dalam ketel dan
sistem pendingin, Selain itu pemakaian sabun akan meningkat bila kesadahan terdapat dalam air
pencuci. Oleh karena itu, kesadahan air harus dikurangi. Proses pengolahan air untuk mengurahi
kesadahan yang terkandung dalam air adalah proses pelunakan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui tentang kesadahan air dan dampak dampak dari air sadah terhadap
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesadahan
Kesadahan atau yang disebut juga sebagai hardness merupakan sifat air
yang disebabkan oleh ion ion (kation) logam bervalensi dua. Ion ion tersebut
mampu berinteraksi dengan sabun membentuk kerak air. Kesadahan dalam air
terutama disebabkan oleh ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk
garam karbonat, juga ion Mn2+ , Fe2+ serta ion kation lain yang bervalensi 2.Dari
tingkat kesadahannya, air dikelompokkan menjadi dua, yakni air sadah atau air
keras dan air lunak. Air sadah atau air keras (hard water) adalah air yang
mengandung kadar mineral, khususnya ion kalsium dan magnesium yang tinggi.
Pada air sadah, sabun menghasilkan busa yang sedikit atau bahkan tidak sama
sekali. Air dengan kesadahan tinggi ini biasanya terdapat pada air tanah di daerah
berkapur tinggi. Sedangkan air lunak, adalah air yang mengandung kadar mineral
yang rendah. Berikut adalah tingkat kesadahan air :
Type of water
Amount of hardness
mg/liter
gpg
Soft
0-50
0-3
Moderately Soft
50-100
3-6
Moderately Hard
100-200
6-12
Hard
200-400
12-23
Very Hard
400-600
23-35
Extremely Hard
Over 600
Over 35
Berdasarkan jenis anion yang diikat, kesadahan dibagi menjadi dua, yakni
kesadahan sementara dan kesadahan tetap.
1. Kesadahan Sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat
(HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat
(Ca(HCO3)2) atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Oleh kareana itu,
kesadahan sementara ini sering disebut sebagai kesadahan bikarbonat. Air
yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah
sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air,
sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan/atau Mg2+. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Ca(HCO3)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l) +
CO2 (g) Mg(HCO3)2 (aq) MgCO3 (s) +
H2O (l) + CO2 (g)
2. Kesadahan Tetap
Kesadahan tetap adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garamgaram klorida, sulfat, dan karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Air
sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat,
misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut
boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium
sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2),
dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa
tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan
hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari
kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air
tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan
karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat
dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+. Reaksi yang terjadi
:
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah
terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah
terbebas dari kesadahan.
2.1.2
EDTA dengan indikator EBT. Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu
jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk
suatu kompleks senyawa. Kompleks senyawa ini disebut kelat dan terjadi akibat
titran dan titrat yang saling mengkompleks. Kelat yang terbentuk melalui titrasi
terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta
titrat yang hendak diamati.Baik kalsium atau magnesium dapat bereaksi dengan
EDTA membentuk senyawakompleks. Apabila dalam suatu sampel air terdapat ionion magnesium saja kemudianditambahkan indikator EBT maka ion magnesium(II)
akan mengikat indikator EBT (H3In) menghasilkankompleks berwarna merah (MgIn), apabila larutan magnesium dititrasi dengan EDTAmaka kompleks Mg-In akan
terputus dan membentuk kompleks Mg-EDTA yang lebih stabil daripadakompleks
Mg-In, sedangkan In berada dalam keadaan bebas berwarna biru. Titrasi dihentikan
ketika warna biru jelas telah terbentuk. Reaksi yang terjadi :
Mg2+ + HIn2-(biru) MgIn-(merah) + H+
MgIn-(merah) + H2Y2- MgY2- + HIn2- + H+
kompleks
Ca-EDTA lebih
stabil
jika
dibandingkan
dengan
kalsium
dalam
air.
Asam
etilenadiaminatetraasetat
Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator yang berwarna merah muda, bila
berada dalam larutan yang mengandung ion kalsium dan ion magnesium. Pada
keadaan buffer dengan pH 10, indikator ini berwarna biru. Senyawa ini memiliki
dua gugus fenol yang dapat terionisasi, Nama lain dari
Eriochrome Black Tadalah Solochrome Black T atau EBT. Suatu kelemahan
Eriochrome Black T adalah larutannya tidak stabil, dan hanya bisa digunakan dalam
suasana basa. Bila disimpan akan terjadi penguraian secara lambat, sehingga setelah
jangka waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi. Sebagai gantinya dapat diganti
dengan indikator Calmagite. Indikator ini stabil dan dalam kebanyakan sifatnya
sama dengan Eriochrome Black T.
Struktur EBT
2.1.3
1. Terhadap
kesehatan
dapat
menyebabkan
cardiovascular
disease
penambahan kapur (lime) untuk menaikkan pH air sampai cukup tinggi untuk reaksi
yang terjadi pada senyawa kesadahan yang digunakan untuk mengendapkan dari air
tersebut. Peralatan yang digunakan juga menyerupai peralatan penanganan
kekeruhan (removal of turbidity) kapur (lime) ditambahkan pada pengadukkan
cepat (flash mixer), kemudian air diflokulasi, dan setelah itu senyawa-senyawa
kesadahan (hardness compounds) menggumpal dan mengendap secara gravitasi di
dalam bak sedimentasi. Terdapat dua jenis proses pelunakan air, yaitu internal
treatment dan eksternal treatment :
2.2.1.1 External Treatment
External Treatment merupakan salah sati contoh proses
pelunakan air dimana dalam proses tersebut terjadi diluar sistem
penggunaan, misalnya diluar boiler, di luar siklus air pendingin. External
Treatment sendiri dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan ada tidaknya proses
pemanasan ketika water softening, yaitu :
2.2.1.1.1. Cold Process
Cold Process merupakan proses pelunakan air yang terjadi
tanpa melalui proses pemanasan atau dengan menggunakan suhu rendah.
Suhu operasi yang biasa dipakai berkisar antara 4 oC 35oC. Cold Process
dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya :
Lime Softening
Lime
Endapan / produk
CO2
+ Ca(OH)2
CaCO3 + H2O
2CaCO
Ca(HCO3)2
+ Ca(OH)2
3
+ 2H2O
2CaCO + 2H2O +
Mg(HCO3)2
+ Ca(OH)2
MgCO3
+ Ca(OH)2
CaCO3+ Mg(OH)2
MgCO3
Berikut proses yang terjadi pada cold softening, dengan penambahan zat
lime atau soda :
Soda Softening
Soda Softening memiliki pengertian dan proses yang hampir sama
dengan lime softening, namun zat yang ditambahkan adalah soda ash yaitu
Na2CO3. Ada beberapa tujuan yang ingin dilakukan dengan penambahan soda,
yaitu :
Menghilangkan garam kalsium non-karbonat : Ca-bikarbonat; Mg-non
karbonat, dsb
Kebutuhan Na2CO3
hardness"
Reaksi yang terjadi yaitu :
+
CaSO4 + Na2CO3
CaCO3 Na2SO4
CaCl2 + Na2CO3
CaCO3 + 2 NaCl
Hasil dari proses pelunakan deengan soda softening ini tergantung pada kelarutan
Mg(OH)2 dan CaCO3, selain itu juga dipengaruhi oleh temperatur dan pH. Pada
proses pengendapan Mg(OH)2 dan CaCO3 tergantung pada pH air, pH optimum
untuk pengendapan CaCO3 berkisar antara 9 sampai 9,5, sedangkan untuk
pengendapan Mg(OH)2 memerlukan pH 11.
Excess Lime Softening
Excess Lime Softening adalah salah satu jenis dari cold softening yang
dilakukan untuk menghilangkan kesadahan Mg dengan cara penambahan lime
(Ca(OH)2) secara berlebih. Pada proses pengendapan Mg(OH)2 dan CaCO3
tergantung pada pH air, pH optimum untuk pengendapan CaCO3 berkisar antara 9
sampai 9,5, sedangkan untuk pengendapan Mg(OH)2 memerlukan pH 11. Oleh
karena itu, kebanyakan air memiliki pH dibawah angka tersebut, maka untuk
mengendapkan Mg(OH)2 dan CaCO3, pH air perlu dinaikkan dengan cara
penambahan lime (kapur) secara berlebih. Reaksinya adalah :
CaO + H2O Ca2+ + 2OH-
Mg(OH)2
+ CO2
chemical
water
softening
yang
prosesnya
dilakukan
dengan
Hot Process Lime Soda Softening ini efektif untuk menghilangkan silika
pada air yang hardness-nya sudah rendah
Hot Process Phosphate Softening
Pada jenis hot process ini dilakukan dengan penambahan di/tri sodium
phosfat, dan dilakukan pada suhu operasi : 100 C (212 F). Dapat dikatakan
apabila proses yang terjadi ini efektif karena penurunan hardness / tingkat
kesadahan dapat mencapai "Zero Hardness". Contoh aplikasi dari jenis Hot
Process Phosphate Softening adalah pada air yang diolah untuk boiler tekanan
tinggi.
1. Total Solid
Jumlah solid di dalam boiler perlu diperhatikan untuk menghindari hal-hal
yang tidak dikehendaki. Total dissolved solid, suspended solid, alkalinity dan
minyak harus dikontrol untuk mencegah carry over yang paling memuaskan
adalah pada konsentrasi 1500-3500 ppm total solid. Dalam penambahan bahan
bahan kimia anti foam diperkenankan sampai 30.000 ppm. Untuk mengurangi
total solid dapat dilakukan blow down sebelum terbentuk carry over atau priming.
2. Alkalinity
Alkalinity air boiler harus tinggi untuk mencegah korosi karena adanya
asam. Campuran Phosphat, Caustic soda, Soda ash sangat menolong untuk
mengatur alkalinity di dalam boiler.
3. Phosphat
Kelebihan PO4 akibat dari penambahan bahan kimia pada treatment dapat
terjadi. Oleh karena itu sebaiknya konsentrasi PO4 tidak lebih dari 30-60 ppm.
4. Hardness
Diharapkan hardness di dalam air boiler adalah nol, tetapi
hal seperti ini sangat sulit untuk dicapai.
2.2.2 Mechanical Water Softening
Mechanical Water softening ini merupakan porses pelunakan pada air
yang memiliki kesadahaan cukup tinggi. Proses ini meliputi proses pertukaran ion,
distilasi, pembekuan, osmosis balik, dan elektrodialsis.
Prinsip kerja zeolit hampir sama dengan resin pengikat ion, yakni ion Ca 2+ , Mg2+
atau Fe3+dalam air sadah akan menggantikan Na+karena ion Na+ lebih lemah
berikatan dengan zeolit daripada Ca2+ , Mg2+ atau Fe3+sehingga air terbebas dari
kesadahannya. Tidak bisa digunakan pada air keruh. Reaksi yang terjadi:. Proses
pertukaran ion
Ca2+ + Na2Z CaZ + 2 Na+
Regeneras
CaZ + 2 NaCl Na2Z + CaCl2
Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan
sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi
itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat
pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut
seperti molekul berukuran besar dan ion-ion. Osmosis adalah sebuah fenomena
alam yang terjadi dalam sel makhluk hidup dimana molekul solvent (biasanya air)
akan mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi
melalui sebuah membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini menunjuk
ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau
bagian dari membran sel. Gerakan dari solvent berlanjut sampai sebuah
konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran. Reverse osmosis
adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi
solute tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah solute rendah dengan
menggunakan sebuah tekanan melebihi
filter yang
menangkap solute dari satu sisi dan membiarkan pendapatan solvent murni dari
sisi satunya. Proses ini digunakaan untuk mengolah air laut menjadi air tawar sejak
tahun 1970an.
Pada proses pelunakan dengan osmosis balik ini, air sadah yang mengandung ion Ca 2+ dan Mg2+
diberi tekanan dari satu sisi dan kemudian melewati membrane semipermeable sehingga yang
berhasil lolos melewati membran tersebut adalah air yang telah terbebas dari kesadahaannya di
sisi yang lain.
2.2.2.3 Distilasi (Distillation)
Secara umum, distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahanbahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau dapat
dikatakan berdasarkan perbedaan titik didih.Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan
sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Air sadah yang mengandung konsentrasi mineral tinggi didihkan. Kemudian uap air tersebut
kemudian dikondensasi sehingga menjadi air kembali. Air yang terkondensasi dipisahkan
dengan air sadah yang didihkan. Air yang terkondensasi tersebut sudah terlepas dari
kesadahannya karena mineral mineral tersebut tidak ikut menguap dan tertinggal di sisi lain.
2.2.2.4 Elektrodalisis
Pelunakkan dengan cara ini air dilewatkan diantara dua plat dengan
muatan listrik. Metal-metal di dalam air ditarik ke plat dengan muatan negatif
sementara yang non metal ditarik ke plat dengan muatan positif. Kedua jenis
ion ini dapat ditangani dengan plat. Electrodialysis sering digunakan pada air
yang sangat sadah, dengan kesadahan lebih dari 500 mg/L sebagai CaCO3.
Elektrodialisis
Pelunakkan bukanlah satu-satunya yang diperlukan dalam proses pengolahan, maka
BAB III
KESIMPULAN
Dari makalah yang telah dituliskan tersebut, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
1. Proses pelunakan air atau water softening adalah suatu proses untuk menghilangkan ion Ca2+
dan Mg2+ yang menyebabkan kesadahan pada air
2. Water Softening sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu chemical softening dan mechanical
softening. Chemical softening dibagi kembali menjadi 2 jenis yaitu internal treatment,
dimana prosesnya terjadi di dalam boiler, dan external treatment yang prosesnya terjadi di
luar boiler seperti penambahan kapur untuk menghilangkan kesadahan. Sedangkan, untuk
mechanical softening adalah seperti proses ion exchange dengan menggunakan resin
penukar ion, dan elektrodialisis.
DAFTAR PUSTAKA