Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Rafika Ratik Srimurni
NIM A1H010035
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawetan makanan/minuman dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara yaitu pendinginan/pembekuan, pengeringan, pengasapan, penggaraman,
pemanasan (pasteurisasi, sterilisasi) dan penambahan bahan pengawet kimia.
Semua cara tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk menghancurkan
atau menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk.
Sterilisasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan
dan membinasakan semua alat dan media dari gangguan organisme mikroba,
termasuk virus, bakteria, spora dan fungi beserta sporanya. Sterilisasi merupakan
suatu metode atau cara yang digunakan untuk mengeliminasi semua
mikroorganisme. Sterilisasi dilakukan menggunakan autoklaf untuk yang
menggunakan panas bertekanan, pemanas kering (oven), sterilisasi kimiawi
(seperti glutaraldehid atau formaldehid) dan secara fisik.
Sterilisasi merupakan suatu proses membebaskan suatu peralatan atau
bahan dari mikroorganisme yang tidak dikehendaki (Ramona et al, 2007). Proses
ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme (Pratiwi, 2008). Praktikum kali
ini mencoba sterilisasi jus buah dan susu dengan alat autoklaf untuk membunuh
mikroorganisme yang ada pada produk tersebut.
B. Tujuan
Tujuan praktikum sterilisasi ini yaitu:
1. Mengetahui prinsip-prinsip sterilisasi bahan pangan.
2. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada produk/bahan akibat
sterilisasi.
pada suhu 100 oC dan diulang sebanyak 3 kali juga dapat dilakukan dengan
autoklaf.
Menurut Fardiaz (1992), sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh
semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium
tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasai adalah tahap
awal yang penting dari proses pengujian mikrobiologi. Ada 5 metode umum
sterilisasi yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
pengujian mikrobiologi adalah metode sterilisasi uap (panas lembap) dan metode
sterilisasi panas kering.
1. Sterilisasi Uap
Sterilisasi uap dilakukan dengan autoklaf menggunakan uap air dalam
tekanan sebagai pensterilnya. Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan
terkoagulasi dan dirusak pada temperature yang lebih rendah dibandingkan
bila tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air
panas adalah karena terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein
esensial dari organism tersebut.
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121 0C. Cara kerja
autoklaf yaitu suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media
yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel
dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan
suhu 1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan
digunakan suhu 1210C atau 249,8 0F adalah karena air mendidih pada suhu
tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian
di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk
autoklaf yang diletakkan diketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi
maka air akan memdididh pada suhu 1210C.
III. METODOLOGI
B. Prosedur Kerja
1. Masukkan jus mangga yang akan dilakukan proses sterilisasi yang
sebelumnya sudah dilakukan blansing dengan cara mengukus mangga yang
akan di jus selama 10 menit dengan suhu 75-95 oC agar tekstur dan aroma
mangga lebih kuat lalu di blander, kemudian masukkan jus mangga ke dalam
botol (jar gelas).
2. Setiap praktikan mengamati parameter-parameter yang ada pada jus buah,
seperti: warna, larutan, aroma, tekstur, dan rasa. Hasil yang diperoleh dicari
rata-rata tiap parameternya.
3. Menutup jar gelas dengan fiber putih kemudian ditutup lagi dengan tutup jar
gelas, lalu ditutup/dilapisi kembali dengan plastik yang dikencangkan dengan
karet sehingga tutup jar gelas benar-benar rapat.
4. Mengisi air kedalam autoklaf yang dilengkapi dengan katup pengaman.
5. Masukkan jar gelas yang sudah diisi jus mangga dan di tutup tadi kedalam
autoklaf.
6. Memanaskan bahan sampai mendidih sehingga katup pengaman autoklaf
mengeluarkan uap air dengan lancar, kemudian menutup autoklaf.
7. Suhu yang digunakan untuk proses sterilisasi tersebut yaitu 121 oC dan
dibiarkan selama 15 menit.
8. Biarkan dingin sampai tekanan normal dan klep pengaman dibuka. Dengan
cara ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi panas ke dalam
sel/spora sehingga lebih cepat.
A. Hasil
Grade Parameter-Paramater Penilaian
A. Warna
Nilai
1
2
3
4
Keterangan Parameter
Tidak cerah
Agak cerah
Cerah
Sangat cerah
B. Larutan
Nilai
1
2
3
4
Keterangan Parameter
Tidak jernih
Agak jernih
Jernih
Sangat jernih
C. Aroma
Nilai
1
2
3
4
Keterangan Parameter
Tidak kuat
Agak kuat
Kuat
Sangat kuat
D. Tekstur
Nilai
1
2
3
4
Keterangan Parameter
Tidak lunak
Agak lunak
Lunak
Sangat lunak
E. Rasa
Nilai
1
2
3
4
Keterangan Parameter
Tidak enak
Agak enak
Enak
Sangat enak
Panelis
1.
Twinda
2.
Sultan
3.
Venny
4.
Melli
5.
Arif S.
6.
Aditya
7.
Rafika
Rata-Rata
Warna
1
1
1
1
1
1
1
1
Parameter
Larutan
Aroma
1
2
1
4
1
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
3
Tekstur
3
3
3
3
3
3
3
3
Rasa
2
2
2
2
2
2
2
2
Parameter
Aroma
3
2
3
3
3
3
2
2,71
Tekstur
3
3
3
3
3
3
3
3
Rasa
3
1
3
3
2
2
1
2,14
Panelis
1.
Twinda
2.
Sultan
3.
Venny
4.
Melli
5.
Arif S.
6.
Aditya
7.
Rafika
Rata-Rata
Warna
2
1
2
1
2
2
2
1,71
Larutan
2
2
2
1
2
1
2
1,71
B. Pembahasan
Pengawetan makanan/minuman dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara yaitu pendinginan/pembekuan, pengeringan, pengasapan, penggaraman,
pemanasan (pasteurisasi, sterilisasi) dan penambahan bahan pengawet kimia.
Semua cara tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk menghancurkan
atau menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk. Sterilisasi adalah suatu proses
untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di
dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.
Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora
bakteri. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan
bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi
berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten
dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan (Lay dan Hastowo, 1992).
Alat yang digunakan dalam sterilisasi adalah autoclave yang berfungsi
untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoclave digunakan untuk
mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastik, larutan dan medium yang tidak tahan
terhadap suhu tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untk melisiskan mikroba.
Adapun bagian-bagian dari autoclave adalah panic luar, panic dalam untuk
meletakkan alat dan saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan
saluran uap, terdapat katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan
panas basah selama 15 menit pada suhu 121oC.
Ketika ingin menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas
rang atau dasar yang berlubang-lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang
ingin disterilkan harus terlebih dahulu dibungkus dengan alumunium foil dan
bagian mulutnya ditutup dengan kapas. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat
yang ingin dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam autoclave, selanjutnya
tutup dipasang hingga pas. Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka
sampai uap air saja dan semu udara terdesak keluar dengan demikian didalam
bejana hanya terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang digunakan
tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.
Alat lain yang digunakan untuk sterilisasi yaitu Oven (Hot Air Sterilizer),
digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan
terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara yang didalamnya
mandapat udara yang panas melalui panas daya listrik. Sebelum dimasukkan alatalat seperti erlenmeyer, cawan petri, labu ukur, batang pengaduk, pipet tetes, gelas
ukur, tabung reaksi atau alat yang terbuat dari kaca dibungkus dengan kertas
terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan dan kontaminasi pada saat
alat dikeluarkan dari dalam oven.
Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang
mempunyai mulut ditutup dengan kapas seperti labu ukur pipet tetes, tabung
reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri dan labu ukur setelah ditutup dengan
kapas, dibungkus lagi dengan kertas sedangkan untuk batang pengaduk dibungkus
seperti biasa. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi
dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari
karca. Alat-alat yang sudah dibungkus dimasukkan kedalam oven dengan
temperature 170-180 oC selama 1-2 jam. Setelah pemanasan selesai oven
dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini bertujuan untuk menghindari
keretakan alat atau masuknya udara yang mengandung partikel debu. Setelah
dilakukan sterilisasi alat siap digunakan untuk melakukan percobaan. Suhu yang
digunakan 170 oC-180 oC Karena panas kering kurang efektif untuk membunuh
mikroba dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini memerlukan
temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang.
Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi
sesuai dengan literatur yang menyatakan pemanasan kering sering dilakukan
dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven
dengan suhu 160-180oC selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz,
1992). Suhu yang digunakan pada autoklaf 121 oC hal ini sesuai dengan literatur
yang menyatakan Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan
bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam
autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air
jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit (Hadioetomo, 1985).
Selain oven dan autoklaf, sterilisasi juga dapat dilakukan dengan metode
kimia dan metode mekanik sebagai berikut:
1. Metode Kimia
a) Menggunakan bahan kimia
Senyawa kimia yang digunakan sebagai desinfektan antara
lain adalah CuSO4, AgNO3, HgCl2, ZnO, alkohol 50-75% (dapat
menyebabkan koagulasi protein) dan beberapa larutan garam seperti
NaCl (9%), KCl (11%) dan KNO2 (10%) dapat digunakan untuk
membunuh mikroba karena tekanan osmotiknya, yaitu dengan jalan
dehidrasi protein pada substrat. Sedangkan asam kuat atau basa kuat
dapat pula digunakan karena bersifat menghidrolisis isi sel mikroba.
Larutan KmnO4 (1%) dan HCL (1,1%) ternyata merupakan
desinfektan yang kuat karena dapat mengoksidasi substrat. Sedang yang
paling banyak digunakan adalah larutan HgCl 2 (0,1%) namun senyawa
tersebut sangat beracun dan bersifat korosif , serta dapat merusak
jaringan inang dan dapat mengendapkan protein. Juga larutan garam Cu
(dari CuSo4) merupakan senyawa yang paling banyak digunakan sebagai
algasida. Larutan formalin/formaldehida merupakan senyawa yang
mudah larut di dalam air tetapi sangat efektif sebagai desinfektan dengan
kadar 4-20%. Selain itu alkohol dengan kadar 50-70% digunakan sebagai
desinfektan karena cepat menyebabkan koagulasi (penggumpalan)
protein.
b) Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk
membunuh mikroorganisme dan sporanya. Dalam pensterilan digunakan
bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida,
formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton,
metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang
termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik dan antibiotik.
2. Metode mekanik
a) Sterilisasi dengan Penyaringan (filtrasi)
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil (mudah rusak
jika terkena panas atau mudah menguap), penyaringan ini menggunakan
filter bakteri. Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan
(ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori
dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Metode ini
tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh poripori filter dan terpisah dari filtratnya. Filter biasanya terbuat dari asbes,
porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus. Cara
kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini
menghilangkan
mikroorganisme
melalui
penyaringan
dan
tidak
Panas kering
Panelis
Warna
Parameter
Larutan
Aroma
Tekstur
Rasa
1.
Twinda
2.
Sultan
3.
Venny
4.
Melli
5.
Arif S.
6.
Aditya
7.
Rafika
Rata-Rata
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
Panelis
1.
Twinda
2.
Sultan
3.
Venny
4.
Melli
5.
Arif S.
6.
Aditya
7.
Rafika
Rata-Rata
Warna
2
1
2
1
2
2
2
1,71
Parameter
Larutan
Aroma
2
3
2
2
2
3
1
3
2
3
1
3
2
2
1,71
2,71
Tekstur
3
3
3
3
3
3
3
3
Rasa
3
1
3
3
2
2
1
2,14
panas maka sterilisasi tidak akan efektif karena suhu sterilisasi tidak bisa
tinggi.
2. Kondisi alat/bahan.
Apabila suatu alat/bahahn digunakan untuk interaksi langsung dengan
mikroorganisme pengotor, maka diperlukan waktu sterilisasi ekstra agar
semua jasad-jasad renik yang ada pada alat/bahan yang ada pada alat/bahan
mati.
3. Ukuran wadah pensterilan.
Semakin besar wadah pensterilan maka akan semakin sulit menjamin
semua permukaan terkena panas, sehingga kesterilan pun tidak bisa di jamin.
4. Ketahanan tubuh mikroba.
Semakin tahan tubuh mikroba maka diperlukan perlakuan tambahan
untuk mensterilkannya, misalnya peningkatan suhu, pengendalian pH, dan
lain sebagainya.
A. Simpulan
1. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik
yang dapat berkembang biak.
2. Pada prinsipnya, terdapat 2 (dua) jenis sterilisasi, yaitu sterilisasi total dan
sterilisasi komersial.
3. Setelah sterilisasi terjadi perubahan warna, larutan, aroma, tekstur, dan rasa
pada jus mangga.
B. Saran
Sebaiknya praktikan lebih dibimbing lagi dalam pelaksanaan praktikum.
Asisten juga harus paham dan tidak main-main dalam praktikum agar tidak terjadi
kegagalan dalam proes sterilisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sterilisasi.
(On
Line).