You are on page 1of 5

Ambiguitas Kemagnetan

Penggunaan metoda magnetik didalam prospek geofisika adalah berdasarkan atas


adanya anomali medan magnet bumi akibat sifat kemagnetan batuan yang berbeda satu
terhadap lainnya. Alat untuk mengukur perbedaan kemagnetan tersebut adalah magnetometer.
Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan sebagai medan magnet
yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang terletak didalam inti bumi, namun tidak
berimpit dengan pusat bumi. Medan magnet ini dinyatakan dalam besar dan arah (vektor)
dimana arahnya dinyatakan dalam deklinasi (penyimpangan terhadap arah utara-selatan
geografis) dan inklinasi (penyimpangan terhadap arah horizontal). Kuat medan magnet yang
terukur dipermukaan sebagian besar berasal dari dalam bumi (internal field) mencapai lebih
dari 90%, sedangkan sisanya adalah medan magnet dari kerak bumi, yang merupakan target
didalam eksplorasi geofisika, dan medan dari luar bumi (external field). Karena medan
magnet dari dalam bumi merupakan bagian yang terbesar, maka medan ini sering juga
disebut sebagai medan utama yang dihasilkan oleh adanya aktivitas di dalam inti bumi bagian
luar (salah satu konsep adanya medan utama ini adalah dari teori dinamo).
Kerentanan magnetik merupakan parameter yang menyebabkan timbulnya anomali
magnetik dan karena sifatnya yang khas untuk setiap jenis mineral, khususnya logam, maka
parameter ini merupakan salah satu subjek didalam prospek geofisika. Telah diketahui bahwa
adanya medan magnet bumi menyebabkan terjadinya induksi magnetik yang besarnya adalah
penjumlahan dari medan magnet bumi dan magnet batuan dengan kerentanan magnetik yang
cukup tinggi. Besaran ini adalah total medan magnet yang terukur oleh magnetometer apabila
remanan magnetiknya dapat diabaikan. Setiap jenis batuan mempunyai sifat dan karakteristik
tertentu dalam medan magnet yang dimanifestasikan dalam parameter kerentanan magnetik
batuan atau mineralnya (k). Dengan adanya perbedaan dan sifat khusus dari tiap jenis batuan
atau mineral inilah yang melandasi digunakannya metoda magnetik untuk kegiatan eksplorasi
maupun kepentingan geodinamika.
Berdasarkan sifat magnetik yang ditunjukkan oleh kerentanan magnetiknya, batuan
dan mineral dapat diklasifikasikan dalam :
1.Diamagnetik, mempunyai kerentanan magnetik (k) negatif dan kecil artinya bahwa
orientasi elektron orbital substansi ini selalu berlawanan arah dengan medan magnet luar
contohnya : grapit, marble, dan salt.
2.Paramagnetik,

mempunyai

harga

kerentanan

magnetik

(k)

positif

dan

kecil

3.Ferromagnetik, mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan besar yaitu sekitar
106 kali dari diamagnetik/paramagnetik. Sifat kemagnetan substansi ini dipengaruhi oleh

keadaan suhu, yaitu pada suhu diatas suhu Curie, sifat kemagnetannya hilang. Efek medan
magnet dari substansi diamagnetit dan hampir sebagian besar paramagnetik adalah lemah.
Ambiguitas adalah salah satu masalah yang dihadapi saat interpretasi anomali
magnetik. Sebagai contoh dari grafik di bawah ini. ada dua jenis anomali yang meiliki
densitas tetapi bentuknya berbeda. Dari kedua bentuk anomaly tersebut memiliki bentuk
grafik magnetik yang sama. Tabel Penampang Induced Magnetik dan Remannent Magnetic 1
Model.

Model Table
Body Susceptibility (cgs)

Remanence (emu/cc) Declination

Inclination

59.21027

39.13043

vertex X (m) Z (m)


1

0.001 0.0001 0

19.68326

48.41629

45.1087

53.01659

72.46377

19.68326

72.46377

Gambar 1. Magnetic Data

Gambar 2. Grafik magnetik menggunakan 1 model


Tabel penampang Induced Magnet dan Remanent Magnet 2 Model
Model Table
Body Susceptibility (cgs)
Remanence (emu/cc) Declination
Inclination
(m)
Z (m)
1
0.001 0.0001 0
59.21027
1
20.58824
35.86957
2
41.17647
30.97826
3
45.77677
57.78986
4
12.44344
57.78986

Gambar 3. Magnetik Data 2 Model

vertex X

Gambar 4. Grafik Menggunakan 2 model

IGRF singkatan dati The International Geomagnetic Reference Field. Merupakan


medan acuan geomagnetik intenasional. Pada dasarnya nilai IGRF merupakan nilai kuat
medan magnetik utama bumi (H0). Nilai IGRF termasuk nilai yang ikut terukur pada saat kita
melakukan pengukuran medan magnetik di permukaan bumi, yang merupakan komponen
paling besar dalam survei geomagnetik, sehingga perlu dilakukan koreksi untuk
menghilangkannya. Koreksi nilai IGRF terhadap data medan magnetik hasil pengukuran
dilakukan karena nilai yang menjadi terget survei magnetik adalan anomali medan magnetik
(Hr0).
Nilai IGRF yang diperoleh dikoreksikan terhadap data kuat medan magnetik total dari hasil
pengukuran di setiap stasiun atau titik lokasi pengukuran. Meskipun nilai IGRF tidak menjadi
target survei, namun nilai ini bersama-sama dengan nilai sudut inklinasi dan sudut deklinasi
sangat diperlukan pada saat memasukkan pemodelan dan interpretasi.
Nilai koordinat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam kampus ITS Surabaya adalah
-7174.04LU 1124740.41BT. Drai nilai koordinat yang kita dapatkan selanjutkan kita inputkan
ke Model Field a point by IGRF pada situs http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/igrf/point/ , sebagai berikut :

Gambar 5. Model field a point by IGRF

Setelah kita klik submit akan kita dapatkan hasil sebagia berikut :

Gambar 6. Geomagnetic Element

You might also like