Professional Documents
Culture Documents
optimum enzim amilase sama seperti perlakuan pada uji aktivitas enzim amilase, namun
diberikan variasi suhu pada saat inkubasi selama 30 menit. Variasi suhu yang digunakan
adalah 30 0C, 40 0C, 50 0C, dan 60 0C.Peningkatan suhu hingga dicapai suhu optimum
dapat meningkatkan aktivitas enzim karena semakin banyak tumbukan antara enzim
dengan substrat membentuk kompleks enzimsubstrat (ES). Suhu yang melebihi suhu
optimum akan menyebabkan molekul protein enzim mengalami denaturasi sehingga
struktur tiga dimensi enzim berubah-ubah secara bertahap (Rastuti,2012).
Pada penelitian ini, pengaruh lamapenyimpanan bengkuang terhadap aktivitas
enzim amilase diperoleh berdasarkan jumlah maltosa yang terbentuk per menit. Maltosa
yang terbentuk berasal dari hasil hidrolisis pati yang diketahui hasil konsentrasinya dari
hasil reaksi dengan reagen DNS. Penentuan gula reduksi dilakukan metode DNS, dimana
prinsip dasarnya adalah reaksi reagen DNS dan maltosa dalam suasana basa
menghasilkan warna merah bata. Tujuan penambahan DNS membentuk NO2 tereduksi
dan menghasilkan warna merah bata, yang dapat diukur dengan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 520 nm. Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa
absorbansi yang akan dikonversikan menjadi konsentrasi maltosa, kemudian dihitung
aktivitas enzim amilase (Khairina,2015).
Produksi bioetanol dari berbagai bahan tepung telah menerima banyak perhatian
dalam beberapa tahun terakhir. -Amilase merupakan enzim kunci dalam proses
biokonversi biomassa tepung untuk bahan bakar nabati, makanan atau produk lainnya.
Sifat-sifat
termostabilitas,
pengembangan
tersebut
stabilitas
Proses
pH,
dan
fermentasi.
Ca-independensi
Sebuah
novel
penting
dalam
Flavobacteriaceae
Sinomicrobium -amilase (FSA) telah diidentifikasi dan ditandai dari genom\ analisis
novel spesies Flavobacteriaceae. Hal ini erat kaitannya dengan archaea -amilase
dalamsubfamili GH13_7, tetapi evolusi jauh dengan bakteri -amilase lainnya.
Berdasarkan urutan keselarasan dilestarikan dan homologi modeling, dengan variasi
kecil, Zn2 + - dan Ca2 + situs -binding dari FSA yang berpredikat sebagai sama seperti
orang-orang dari archaea termofilik -amilase. Rekombinan -amilase sangat disajikan
dan biokimia ditandai. Ini menunjukkan aktivitas optimum pada pH 6,0, stabilitas enzim
yang tinggi pada pH 6,0-11,0, tapi lemah thermostability. Ikatan disulfida diperkenalkan
oleh situs-diarahkan mutagenesis di domain C dan mengakibatkan perbaikan nyata dari
aktivitas enzim pada suhu tinggi dan kisaran pH yang luas. Selain itu, sekitar 50% dari
aktivitas enzim terdeteksi di bawah 100 C kondisi, sedangkan tidak ada aktivitas yang
diamati untuk jenis enzim liar (Li,2014).
d. Labu Takar 10 mL
e. Penangas Air
f. Penjepit kayu
g. Pipet Tetes
h. Pipet Volum 5 mL
i.
j.
Stopwatch
k. Tabung Reaksi
l.
Rubber bulb
2. Bahan Praktikum
a. Air seni
b. Akuades
c. Amilum 0,1 %
d. Larutan iod
e. Tisu
f. Kertas Label
D. SKEMA KERJA
Air seni
Diencerkan (1 :10)
Tbg 1
Tbg 2
10 tetes 12 tetes
Tbg 3
Tbg 4
tidak diencerkan
Tbg 5
Tbg 6 Tbg 7
4 tetes
Tbg 8
6 tetes
Tbg 9
Tbg 10
8 tetes 10 tetes
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
LANGKAH KERJA
HASIL PENGAMATAN
Warna campuran:
- Tabung 1-5: bening sedikit kuning
- Tabung 6-10: bening kekuningan
Warna campuran:
- Tabung 1-8: bening
- Tabung
9-10:
bening
sedikit
kekuningan
Warna campuran:
- Tabung 6-10: bening kekuningan
Hasil pengamatan untuk penambahan larutan iod pada masing-masing tabung reaksi
Urin
Diencerkan
Tidak
Diencerkan
Hasil pengamatan
18 tetes
6 tetes
Larutan
16 tetes
5 tetes
ungu pekat
Larutan
berwarna
14 tetes
3 tetes
jingga
Larutan
berwarna
4 tetes
jingga
Larutan
Berwarna
3 tetes
ungu bening
Larutan
berwarna
2 tetes
3 tetes
ungu kebiruan
Larutan
berwarna
4 tetes
7 tetes
ungu
Larutan
7tetes
bening kekuningan
Larutan
berwarna
12 tetes
10 tetes
6 tetes
berwarna
berwarna
8 tetes
10 tetes
7 tetes
kuning bening
Larutan
berwarna
12 tetes
kuning bening
Larutan
berwarna
kuning bening
F. ANALISA DATA
1. Persamaan Reaksi
a. Reaksi Kimia
Amilum + H2O(l) Amilum(aq) (putih keruh)
Amilum + Iodin Amilodestrin (biru tua)
Amilodestrin + Amilase Eritrodestrin(aq) (merah)
Amilodekstrin (aq) + H2O Eritodekstrin (aq) (merah)
Eritodekstrin (aq) + H2O Akrodekstrin (aq) ( kuning bening samapai tidak berwarna)
Akrodekstrin (aq) + H2O Maltosa (aq) (tidak berwarna)
CH2OH
1. Proses HidrolisisCH2OH
amilum
amilodekstrin
O
O
OH
OH
OH
CH2OH
eritrodekstrin
O
OH
O
OH
akrodekstrin
tidak
berwarna
H
maltosa
OH
CH2OH
OH
OH
O
OH
amilum
2. Reaksi Hidrolisis
CH2OH
CH2OH
O
O
H
OH
OH
CH2OH
Dekstrin
O
O
OH
CH2OH
O
OH
G. PEMBAHASAN
Kata enzim berarti dalam ragi. Suatu enzim adalah suatu katalis biologis.
Hewan tingkat tinggi memiliki ribuan enzim. Hampir semua reaksi kimia dikatalis oleh
enzim. Bahkan kesetimbangan CO2 + H2O H2CO3 dikatalisa oleh enzim karena laju
reaksi penyetimbangan tanpa katalis tidak menghasilkan asam karbonat yang cukup cepat
untuk keperluan hewan. Enzim merupakan katalis yang lebih efisien daripada
kebanyakan katalis laboratorium atau industri (seperti Pd pada eaksi dehidrogenasi).
Enzim adalah biomolekul berupa protein
berfungsi
yang
mempercepat proses reaksi tanpa ikut bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Molekul awal yaitu substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi atau
zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan
oleh hormon sebagai promoter.
Enzim merupakan suatu protein yang disintesis oleh sel hidup yang berfungsi
mengkatalis jenis reaksi kimia tertentu yang terjadi di dalam dan di luar sel yang
menghasilkannya. Berdasarkan hal itu maka enzim juga dapat dinamakan sebagai
biokatalisator. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang
dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja
secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam
senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang
bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim -amilase hanya dapat digunakan pada proses
perombakan pati menjadi glukosa.
Enzim merupakan protein berbentuk bundar yang diperlukan untuk semua reaksi
kimia yang berlangsung di dalam tubuh. Sebagian kecil enzim diproduksi di kelenjar liur
di bagian mulut. Namun kebanyakan enzim pencernaan diproduksi oleh kelenjar pankreas.
Ada dua golongan enzim, yaitu enzim pencernaan yang berfungsi sebagai katalisator, dan
enzim metabolisme yang bertanggung jawab untuk menyusun, memperbaiki dan
membentuk kembali sel-sel dalam tubuh. Enzim pencernaan yang utama terdiri dari enzim
protease (merombak protein), enzim lipase (merombak lemak) dan enzim amilase
(merombak hidrat arang).
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar amylase dalam urine. Amilase
merupakan enzyme yang termasuk dalam kelas hidrolase, yang menghidrolisis amilum
menjadi monosakaridanya. Enzime amilum memecah ikatan-ikatan amilum hingga
membentuk maltosa. Ada 3 macam enzim amilase yaitu -amilase, -amilase, dan
-amilase. -amilase terdapat pada saliva dan pancreas. Enzyme ini memecah ikatan 1-4
yang terdapat pada amilum dan disebut endoamilase sebab enzim ini memecah bagian
dalam atau bagian tengah molekul amilum. -amilase teutama terdapat pada tumbuhan
dan dinamakan ekso-amilase sebab memecah dua unit glukosa yang terdapat pada ujung
molekul amilum secara berurutan sehingga terbentuk maltosa. -amilase telah diketahui
terdapat dalam hati. Enzim ini dapat memecah ikatan 1-4 dan 1-6 pada glikogen dan
menghasilkan glokosa (Poedjadi, 1994: 155).
Selain dalam air liur atau saliva, amilase juga terdapat dalam urine yang
dikeluarkan oleh tubuh. Telah diketahui sebelumnya bahwa di dalam urine terdapat
adanya enzim amylase. Enzim amylase menghidrolisis amilum menjadi maltosa secara
bertahap. Tahapan hidrolisis amilum adalah sebagai berikut. Amilum-amilum
terlarutamilodekstrin- eritodekstrin-akrodekstrin-maltosa. Masing-masing tahap ini akan
menghasilkan warna yang berbeda jika larutan ditambahkan larutan iod, yang awalnya
biru Karena terbentuknya kompleks antara amilosa dengan iod, dan semakin keci seperti
eritodekstrin akan memberikan warna merah dengan larutan iod (Poedjiadi,1994). Enzim
amylase sendiri hanya memecah ikatan (1-4) glikosida bukan memecah ikatan (1-6)
glikosida, jadi untuk memecahkanya di perlukan suatu Enzim lain yang disebut
glokusidase. Dekstrin sendiri yang dapat di identifikasi dalam praktikum ini adalah
berupa campuran oligosakarida yang memiliki ikatan (1-4) dan (1-6) glikosida
(Fessenden, 1989).
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urin
yang kita keluarkan terdiri dari berbagai unsur seperti : air, protein, amoniak, glukosa,
sedimen, bakteri, epitel dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut sangat bervariasi
perbandingannya pada orang yang berbeda dan juga pada waktu yang berbeda dan
dipengaruhi oleh makanan yang kita konsumsi. Kandungan urin inilah yang menentukan
tampilan fisik air urin seperti kekentalannya, warna, kejernihan, bau, busa, dan
sebagainya.
Untuk mengetahui adanya amylase dan kadarnya dalam urine, maka urine dapat
direaksikan dengan larutan amilum. Amilum disini berfungsin sebagai substrat. Amilum
sering dikenal dengansebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan karbohidrat atau
sakaridayang memiliki molekul kompleks. Dalam reaksiyang terjadi enzim amilase
berperan aktif sebagai katalis yang mempercepat laju reaksi penguraian larutan amilum
menjadi amilosa dan amilopektin. Enzim amilase memecah molekul amilumini menjadi
sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu maltosa Apabila enzim amilase
yang terkandung dalam urine tersebut direaksikan dengan amilum maka, enzim amilase
akan membantu proses hidrolisis amilum menjadi molekul yang lebuh kecil yaitu maltosa
yang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna dengan bantuan larutan iod yang
membentuk kompleks dengan golongan sakarida.larutan iod dalam praktikium ini
berperan sebagai indikator untuk menandai aktivitas enzim amilase pada larutan amilum.
Pada percobaan ini digunakan 10 tabung reaksi dimana pada tabung reaksi 1-5
diisi dengan urin yang diencerkan ( 1:10 ) sedangkan pada tabung reaksi 6-10 masingmasing diisi dengan urin yang tak diencerkan dengan kuantitas yang berbeda-beda sesuai
dengan tabel. Selanjutnya seluruh tabung tersebut ditambahkan dengan aquades sampai
total volumenya 20 tetes. Kemudian masingmasing tabung tersebut ditambahkan dengan
larutan amilum 1% sebanyak 40 tetes. Selanjutnya dipanaskan pada suhu 37C untuk
mengaktivasi enzim. Hal ini dilakukan karena kerja enzim dipengaruhi oleh suhunya,
dipilih suhu 37oC yang sesuai dengan suhu dalam tubuh manusia dan pada suhu 37 oC
juga merupakan suhu optimum pada enzim amilase.selain suhu, enzim juga dipengaruhi
oleh pH, konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pada suhu rendah aktifitas enzim
rendah tetapi kemantapannya tinggi, sedangkan pada suhu tinggi aktifitas tinggi
sedangkan kematangannya rendah. Jika suhunya terlalu tinggi, maka amilase yang
merupakan enzim yang sangat peka atau dipengaruhi oleh suhu bisa menjadi rusak karena
terurai oleh suhu tinggi tersebut.karena enzim merupakan protein. Setelah dipanaskan,
kemudian larutan didinginkan dan ditambahkan larutan iod encer setetes demi setetes
hingga perubahan warna yang terjadi konstan.
Pada tabung 1 urin yang diencerkan ditambahkan larutan iodium 3 tetes hingga
diperoleh warna ungu kebiruan yang tetap , munculnya warna ini mengindikasikan adanya
amilum yang membentuk kompleks biru keunguan dengan iod, hal ini berarti amilum
yang di tambahkan diawal tidak terhidrolisis dengan baik sehingga masih memunculkan
perubahan warna dengan cepat. Dengan demikian dapat dikatakan mungkin masih
terdapat enzim amilase, walaupun konsentrasi enzim amilase pada urin yang telah
diencerkan ini sangat kecil sehingga laju hidrolisis amilumnya sulit berjalan sehingga
masih tersisa cukup amilum dalam larutan. Pada tabung 2 dengan 12 tetes urin yang telah
diencerkan kemudian ditambahkan larutan iodium , pada saat 4 tetes warna larutan
menjadi ungu kemerahan yang mengindikasikan bahwa terbentuk kompleks antara
eritrodekstrin dengan iodium yang membentuk warna merah, pada saat ditambahkan
dengan iodium kembali 3 tetes warnanya menjadi ungu bening ini menunjukkan bahwa
amilum dihidrolisis kembali menjadi molekul yangn lebih sederhana.sedanga pada tabung
3 dan 4 setelah ditambahkan larutan iodium warna larutan menjadi jinggga dengan jumlah
tetes iodium masing-masing 3 tetes dan 5 tetes ini mengindikasikan bahwa terbentuk
kompleks antara amilodekstrin dengan iodium dengan memeberikan warna jingga sampai
lemayung. Sedangkan pada tabung 5 ditambahkan 5 tetes idium warnanya menjadi ungu
tua mengindikasikan bahwa telah terbentuk kompleks antar amilum dengan iodium
diperoleh warna ungu hal ini berarti amilum yang di tambahkan diawal tidak terhidrolisis
dengan baik sehingga masih memunculkan perubahan warna dengan cepat. Dengan
demikian dapat dikatakan mungkin masih terdapat enzim amilase, walaupun konsentrasi
enzim amilase pada urin yang telah diencerkan ini sangat kecil sehingga laju hidrolisis
amilumnya sulit berjalan sehingga masih tersisa cukup amilum dalam larutan.
Pada tabung 6, urin yang tidak diencerkan ditambahkan dengan 3 tetes iodium
terbentuk warna ungu tetap , munculnya warna ini mengindikasikan adanya amilum yang
membentuk kompleks biru keunguan dengan iod, hal ini berarti amilum yang di
tambahkan diawal tidak terhidrolisis dengan baik sehingga masih memunculkan
perubahan warna dengan cepat. Dengan demikian dapat dikatakan mungkin masih
terdapat enzim amilase, walaupun konsentrasi enzim amilase pada urin yang telah
diencerkan ini sangat kecil sehingga laju hidrolisis amilumnya sulit berjalan sehingga
masih tersisa cukup amilum dalam larutan. Sedangkan pada tabung 7-10 pada saat
ditambahkan larutan iodium memberikan warna kuning bening mengindikasikan bahwa
telah terjadi hidrolisis amilum menjadi molekul yang paling sederhana yaitu akrodekstrin
yang apa bila ditambahkan larutan iodium tidak akan membentuk warna.selain itu juga
telah terbentuk titik akromatik ,enzim amilase tidak mengalami denaturasi pada ph netral
dan mampu menghidrolisis amilum menjadi molekul yang lebih sederhana.
Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi molekul yang lebih kecil
yang disebut dengan dekstrin, jadi dekstrin adalah produk antara sebelum terbentuknya
maltosa. Tahap dalam hidrolisis amilum serta warna yang terjadi dengan penambahan
iodium sebagai berikut : (Poedjadi, 2007)
Tahap hidrolisis
Amilum
Amilum terlarut
Amilodekstrin
Eritrodekstrin
Akrodekstrin
H. KESIMPULAN
Enzim amilase yang terdapat pada urine dapat dideteksi dengan menambahkan
sejumlah amilum pada urine tersebut kemudian mendeteksi adanya amilum dengan
menambahkan Iod ke dalam larutan tersebut setelah diberi perlakuan. Kadar amilase
urine yang tidak diencerkan lebih banyak dibandingkan dengan kadar amilase dalam
urine yang telah mengalami pengenceran.kadar amilum didalam urin tersebut dapat
dilihat dengan melihat perubahan warna yang terjadi stelah dilakukan penambahan
iodium.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1989. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Khairina, Anggi dan Leny Yuanita. 2012. The Effects Of Storage Time Variaton Of Jicamas
Tuber(Pachirhyzus Erozus) On Rattus Norvegicus Blood Glucose. Surabaya :
University Of Surabaya.
Li,Chunfang,Dkk.2014. Close Relationship Of A Novel Flavobacteriaceae -Amylase With
Archaeal -Amylases And Good Potentials For Industrial Applications.China:
Biotechnology For Biofuels 2014.
Novalia. 2011. Ekskresi. Jakarta: Erlangga.
Poejadi, Anna dan F. M Tatin Supriyanti.1994. Dasar-Dasar Biokimia, Jakarta : UI Press.
Rastuti,
Undri,dkk.2012.
Karakterisasi
Enzim
Amilase
Dari
Bakteribacillus