Professional Documents
Culture Documents
A. TUJUAN
Tujuan praktikum acara II, yaitu:
1. Mengetahui suhu udara di atas (kedalaman 0,05m, ketinggian 1,2 m dan 2
m) lahan sawah, tagalan, dan kebun campur setiap jam selama 3 hari.
2. Mengetahui besarnya dan saat (waktu) suhu udara maksimum dan
minimum di atas (kedalaman 0,05 m, ketinggi 1,2 dan 2,0 m) lahan sawah,
tagalan, kebun campur dan kebun rumput.
C. CARA KERJA
Cara kerja pada praktikum ini adalah
1. Disiapkan semacam sangkar cuaca pada masing-masing penggunaan
lahan.
penurunan
ataupun
kenaikan
suhu
udara
yang
Jendral Soedirman pada lahan sawah, tegalan, kebun campur dan rumput gajah.
Hasil pengamatan pada masing-masing lahan menunjukkan suhu udara setiap jam
selama 3 hari. Berdasarkan pengamatan suhu udara lahan sawah menunjukkan,
suhu udara maksimum pada ketinggian 120cm terjadi pada hari pertama pukul
11.00 WIB di lahan tegalan yaitu 370 C dan suhu minimumnya terjadi pada hari
pertama pukul 04.00 WIB di lahan tegalan yaitu 210 C. Kaemudian pada
ketinggian 200cm diperoleh hasil suhu maksimum terjadi pada pukul 11.00 di
lahan rumput gajah yaitu 390 C dan suhu minimumnya terjadi pada pukul 22.00
WIB di kebun campur yaitu 210 C. Data tersebut berarti pengaruh ketinggian
sangat berpengaruh dimana pada ketinggian yang lebih tinggi yaitu 200cm suhu
maksimumnya mencapai 390 C jika dibandingkan dengan ketinggian 120cm yang
hanya mencapai suhu 370 C sedangkan suhu minimumnya 210 C terukur pada
ketinggian 120cm pada lahan kebun campur dan 200cm pada lahan tegalan. Suhu
minimum yang terjadi pada kedua ketinggian relatif sama hal ini menurut
Daljoeni (1986) disebabkan oleh ketinggian tempat pengukuran dari permukaan
laut yang relatif sama yang menyebkan batas bawah suhu yang konstan karena
suhu terendah tidak dipengaruhi oleh radiasi matahari, faktor lain yang mungkin
berpengaruh adalah bentuk vegetasi dan panas laten yang pengaruhnya sangat
sedikit. Kondisi suhu maksimum pada lahan tegalan
kering dan terbuka serta minim vegetasi menurut Santoso (1999) suhu tinggi
diakibatkan oleh penerimaan fluks radiasi matahari yang tinggi yang masuk ke
lantai lahan sehingga suhu cenderung tinggi. Adanya perbedaan ini juga
disebutkan oleh Chambers (1978) bahwa rata-rata siklus harian suhu udara atau
irama antara siang dan malam mengikuti suhu permukaan daratan dan
menggambarkan neraca radiasi matahari datang dan neraca radiasi bumi yang
keluar.
Walaupun suhu udara rata-rata harian bervariasi mengikuti suhu
permukaan bumi, kisaran paling besar terdapat didekat permukaan bumi dan
kisaran mengecil bila menjauhi permukaan bumi. Kisaran harian besar pada hari
yang cerah daripada hari-hari yang tertutup awan. Pada hari yang cerah, radiasi
cepat sekali memanaskan bumi yang padat, dan kemudian memanaskan udara
diatasnya. Pada malam yang cerah pula radiasi keluar dengan cepat dari bumi
mengakibatkan pendinginan yang besar. Langit yang tertutup awan mengurangi
radiasi matahari yang diterima, kemudian pemanasan pada siang hari dan
pendinginan pada malam hari terhalang. Pendinginan yang berkurang pada malam
hari mengakibatkan kurva harian agak mendatar. Dari penjelasan diatas telah
diperoleh, mengapa pada cuaca cerah suhu udara lebih tinggi daripada cuaca
mendung atau hujan, selain itu perubahan suhu pada cuaca yang berlainan karena
intensitas radiasi matahari saat cuaca mendung dan tertutup awan terhalang
sehingga
mempengaruhi
panas
bumi
dan
mempengaruhi
radiasi
bumi
mengakibatkan berubahnya suhu udara. Sedangkan pada saat cuaca cerah dan
tidak berawan radiasi sinar matahari ke bumi tidak terhalang (Bourke, 1968).
Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi atau fluktuasi suhu menurut
Daljoeni, (1986) antara lain:
a.Intensitas cahaya atau jumlah radiasi yang diterima bumi,
b. Sudut datang reaksi,
c.Jenis permukaan,
d. Warna permukaan,
e.Struktur permukaan serta bentuk vegetasi,
f. Pengaruh ketinggian tempat,
g. Angin, dan
h. Panas laten.
E. SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Bourke,
P.M.A.
1968.
Introductoin
the
Aims
of
Agrometeorologi
in