You are on page 1of 3

Apakah itu amalan jamai?

Jika kita membicarakan pengertian amalan jamaI, ada tiga kunci yang menjadi landasan utama pengertian dari amalan jamaI,
yaitu :
1.

Sebuah amalan yang dikerjakan secara bersama-sama

2.

Terorganisir

3.

Berlandasakan pada kesepakatan/musyawarah/syuro

Dalam sebuah amalan jamaI ada beberapa hal yang harus ada keberadaannya, yaitu :
1.

Pemimpin

2.

Yang dipimpin

3.

Manhaj/landasan

Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang mampu mengkoordinir para jundinya,
Ketika seorang jundi mendapatkan sebuah amanah yang bukan spesifkasinya, maka harus ada pembelajaran sehingga para
jundi tidak akan menolak dengan amanah yang akan diberikan.
Seorang jundi yang baik adalah yang mampu memahami tugas yang diberikan oleh pemimpinnya., namun bukan berarti hal ini
membuat sang pemimpin dapat bertindak semena-mena, karena tetap dasar dari kegiatan amalan jamaI adalah Quran dan
sunnah.
Ada sebuah hubungan timbale balik antara seorang pemimpin dengan yang dipimpin.
Sebuah amalan jamaI juga harus berlandasakan pada suatu manhaj. Ketika sebuah kelompok telah menyepakati sesuatu,
maka setiap anggota dalam syuro maupun musyawarah itu harus wajib melaksanakan hasil kesepakatan syuro.
Di zaman sekarang, banyak sekali bermunculan perbedaan pendapat di dalam sebuah kegiatan dakwah, sehingga orientasi
yang seharuasnya terfokus pada ajaran islam justru bergeser menjadi ajang perlombaan untuk menjadi ormas islam terbaik.
Oleh karena itulah, menjadi kewajiban kita adalah mempersatukan beberapa perbedaan itu dengan amalan jamai. Dengan
amalan-jamaI diharapkan maksud dan tujuan dakwah yang sebenarnya dapat dikembalikan lagi.
Bagamana bias amalan jamaimempersatukan umat islam?
Sebuah hadits :
Umat nabi Muhammad akan mengalami lima fase
1.

Fase Kenabian

2.

Fase khulafaur rosyidin

3.

Fasekerajaan-kerajaan islam (mulai goyah)

4.

Fase dikatator (syariat islam tidak ada sama sekali)

5.

Fase Kehdupan setelah mati (syariat islam akan muncul lagi)


(H.R Imam Ahmad)

Sebuah riwayat lain mengatakan bahwa di hari akhir nanti ada 7 golongan dan satu-satunya golongan yang masuk surge
adalah ahli sunnah wal jamaah. TItik utama dari beberapa hadits dan riwayat ini adalah bahwasanya orang yang masuk
golongan ahli sunnah wal jamaah berpegang teguh pada al quran, sunnah, ijma.
Cara mempesatukannya adalah kembali lagi kepada Al Quran dan as sunnah. Lalu? Ada d fase manakah kita?
Jelas, kita sedang berada di fase ke empat. Di mana syariat islam hamper dan bahkan tidak ada sama sekali.

Amal jamai bukanlah bekerja sendiri-sendiri dalam suatu kelompok. Amal jamai adalah suatu pekerjaan
oleh orang-orang yang terstruktur, satu komando, satu perintah, dan ada spesialisasi dawah.

Amal Jamai (gerakan bersama) secara bahasa berarti sekelompok manusia yang berhimpun bekerja
bersama untuk mencapai tujuan yang sama.
Al-amalul al-jamaai berarti bekerja sama berdasarkan kesepakatan dan bekerja bersama-sama sesuai
tugas yang diberikan untuk memantapkan amal. Jadi, Al-amalul al-jamaai mendistribusikan amal
(pekerjaan) kepada setiap anggota berdasarkan potensi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan.
Dalam kehidupan, amal jamai (gerakan bersama) adalah sebuah kemestian. Tidak ada satu orang pun
dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan pertolongan orang lain. Orang yang kaya membutuhkan si miskin
untuk membantu tugas-tugas sehari-harinya. Orang miskin pun membutuhkan orang kaya.
Jika dalam kehidupan saja kita tidak terlepas dari amal jamai, maka dalam sebuah perjuangan mencapai
tujuan tertentu, atau cita-cita tertentu, maka amal jamai lebih sangat dibutuhkan. Para pendahulu kita
dahulu tidak mungkin dapat mewujudkan Indonesia Merdeka tanpa adanya amal jamai (kerja sama).
Demikian juga, sehebat apapun seorang Nabi atau Rasul tidak mungkin dapat mewujudkan negara
Madinah tanpa adanya kerja sama antara kaum muslimin, terutama kaum Muhajirin dan Anshar. Oleh
karena itu kerja sama atau amal jamai mutlak dilakukan dalam mewujudkan sebuah cita-cita atau tujuan.

Dengan demikian, amal jamai ini memiliki beberapa buah ciri sebagai berikut:
1.

Aktivitas yang dijalankannya harus berdasarkan keputusan jamaah

2.

Mempunyai sistem organisasi yang lengkap dan aktivitas dijalankan secara rapi dan tersusun

3.

Tindakan dan kegiatannya sesuai dengan strategi pendekatan yang telah digariskan oleh jamaah

4.

Seluruh kegiatannya bertujuan untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan bersama

Kemudian, tujuan dari amal jamai antara lain:


1.

Distribusi pembagian tugas (Tau ziiul amal)

2.

Meringankan beban dawah (Tahfiiful abaaiddawah)

3.

Menumbuhkan potensi (tau thifuthaqqah)

Lalu, apa sebenarnya yang mengharuskan kita ber-amal jamai? Untuk tahu lebih dalam mengenai alasan
ber-amal jamai, mari kita simak ulasan berikut ini:

Pertama, Dustur Illahi. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang-orang
yang beruntung (Q.S Ali Imran: 104). Dalam ayat ini Allah telah mengisyaratkan tentang wajibnya
melaksanakan dakwah secara amal jamai.
Kedua, karena amal jamai adalah tabiat alam (natural). Tata surya adalah amal jamai. Ada yang
memimpin dan ada yang dipimpin. Amal Jamai adalah sebuah sunnatullah. Bangsa semut tidak dapat
membuat sarang atau menyimpan makanan tanpa adanya kerjasama di antara mereka. Bila kita melihat
kehidupan semut, betapa mereka ulet dan saling bergotong royong dalam bekerja. Bahkan bila seekor
semut bertemu dengan kawannya dia berhenti sejenak dan saling besalaman. Demikian juga pada
kehidupan lebah, mereka mempunyai tugas masing-masing dalam mengembangkan dirinya dan di antara
mereka tercipta kerjasama yang harmonis dalam bekerja.

Ketiga, karena manusia adalah makhluk sosial. Meskiupun nabi Adam telah disediakan segala kenikmatan
surga, namun beliau masih saja merasa kurang jika tidak ada teman dalam hidupnya. Sehingga Allah
menciptkan Hawa sebagai teman hidupnya. Demikian pula kita dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat
hidup sendiri, melainkan membutuhkan bantuan orang lain.
Keempat, Dakwah secara jamaah adalah dakwah yang paling efektif dan sangat bermanfaat bagi
Gerakan Islam. Sebaliknya dawah secara sendirian akan kurang pengaruhnya dalam usaha menanamkan
ajaran Islam pada umat manusia.
Kelima, ber-amal jamai (bergerak secara bersama) akan memperkuat orang-orang yang lemah dan
menambah kekuatan bagi orang-orang yang sudah kuat. Satu batu bata saja akan tetap lemah betapapun
matangnya batu bata tersebut. Ribuan batu bata yang berserakan tidak akan membentuk kekuatan,
kecuali jika telah menjadi dinding, yaitu antara batu bata yang satu dengan yang lain telah direkat dan
ditata secara rapi. Allah Taala berfirman, Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (Q.S Al Maaidah: 2).
Demikian uraian tentang amal jamai. Semoga kita menjadi semakin lebih paham dan lebih giat dalam
menjaga amal di dalam jamaah.

You might also like