You are on page 1of 8

ARIESTIANI 24021009

0047
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8

V. HASIL PENGAMATAN
Ulangan

1
2
3
4
5
6
Rata-

Waktu penetrasi (detik)


Kertas roti
Kertas
Halus
Kasar
kraft
1200
900
50
1080
960
48
1080
960
48
1200
900
48
1140
960
48
1140
900
50
1140
930
49

Kertas minyak
24
37
20
20
37
37
29.2

rata
Hasil
(mm/s)
Tabel 1. Uji Terpentine test
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan pengujian ketahanan kertas terhadap
minyak yang disebut juga sebagai terpentine test. Pengujian terpentine test ini
untuk membedakan daya penetrasi minyak dari masing-masing bahan pengemas
untuk mengemas dan menentukan kertas mana yang lebih tahan terhadap minyak
dan lemak. Daya penetrasi lemak pada kertas adalah kemampuan minyak untuk
dapat melewati dan mengisi bagian pori-pori kertas. Pengertian penetrasi adalah
besaran yang menyatakan sifat penyerapan kertas dan karton terhadap zat cair
standar, dihitung berdasarkan kebalikan panjang hasil jalur cetakan pada
pengujian, dinyatakan dalam satuan 1000/nm, yang diukur menggunakan alat uji
cetak IGT pada kondisi standar. (Anonim, 2007).
Pada uji terpentine test tersebut, digunakan kertas stensil atau kertas
buram. Tujuan penggunaan kertas stensil ini yaitu sebagai indicator untuk melihat
tembusnya minyak pada kertas agar terlihat jelas. Jika tidak menggunakan kertas
stensil, minyak akan langsung tembus pada gelas kaca dan kemungkinan hal ini
tidak akan terlihat jelas. Oleh karena itulah, digunakan kertas stensil agar
tembusnya minyak pada kertas terlihat jelas.

Ketahanan Kertas Terhadap Minyak


(TERPENTINE TEST)

ARIESTIANI 24021009
0047
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8

Selain menggunakan kertas stensil, pada uji ini juga menggunakan pasir
kuarsa. Pasir kuarsa bersifat halus dan tidak menyerap minyak. Berdasarkan sifatsifat itulah, maka pada uji terpentine test ini digunakan pasir kuarsa yang dapat
dicuci ulang setelah selesai pemakaian. Tujuan penggunaan pasir kuarsa ini yaitu
sebagai penghambat agar minyak tidak langsung menyerap pada kertas, tetapi
minyak tersebut harus melewati butiran-butiran pasir kuarsa terlebih dahulu
sehingga dapat dihitung waktu penetrasinya.
Prosedur yang dilakukan yaitu kita menyiapkan kaca, dimana lapisan
pertamanya disimpan kertas stensil yang berguna untuk mengetahui apakah
minyak terpentinenya sudah tambus atau belum dan dilapisi dengan kertas sample
(dalam hal ini kertas roti, kertas kraft dan kertas minyak). Lalu pasir dituangkan
kedalam pipa yang berada di atas sampel kertas, setelah itu dituangkan minyak
terpentine 1,1 ml yaitu 22 tetes pada pasir tersebut dan waktu dihitung dari
penuangan minyak semua (1,1 ml) sampai terbentuknya noda/merebesnya minyak
pada kertas sampel disebut waktu penetrasi minyak. Penggunaan minyak
terpentine dimaksudkan agar dalam pengukuran ketahanan kertas terhadap
minyak dapat lebih akurat dan penggunaan pasir sebagai media untuk
menghambat penyerapan minyak terpentine di kertas minyak dan roti sehingga
waktu penyerapannya dapat ditentukan. Semakin rapat pasirnya maka semakin
lambat penyerapan yang terjadi. Pengamatan dilakukan sebanyak 6 kali
perulangan tiap-tiap bahan yang digunakan.
Bahan pengemas yang diuji yaitu kertas minyak, kertas kraft, kertas roti
yang halus dan yang kasar.
Kertas Minyak
Kertas Minyak atau glasin mempunyai permukaan kertas seperti gelas,
transparan, tahan terhadap penetrasi lemak dan minyak, tetapi tidak kedap air.
Kertas galsin biasanya digunakan juga untuk mengemas ikan, permen, mentega,
keju dan produk-produk makanan yang berlemak. Kertas minyak bisa tahan
terhadap minyak karena dibuat dengan proses sulfat sehingga tahan terhadap
minyak. Selain proses sulfat, ada pembuatan kertas minyak ini terdapat proses

Ketahanan Kertas Terhadap Minyak


(TERPENTINE TEST)

ARIESTIANI 24021009
0047
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8

sizing, yaitu penambahan sizer yang merupakan bahan yang memberikan


resistensi terhadap air.. Proses ini memberikan ketahanan terhadap air pada kertas
ini. Pemberian sizer dalam embuatan kertas ini dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Internal sizer merupakan proses untuk memberikan ketahanan penetrasi cairan
pada kertas dengan memberikan bahan tambahan internal yang basah.
2. Surface sizer umumnya merupakan penggunaan bahan berselaput tipis seperti
tepung, getah dan polimer sintetis.
Sizer akan mengubah sifat hidrofilik selulosa yang terkandung di dalam
kertas menjadi bersifat hidrofobik. Seperti kita ketahui bahwa selulosa dalam
kertas terdiri dari serat selulosa yang bersifat hidrofilik. Hal ini selanjutnya
mengurangi kemampuan menyerap air pada kertas. Berdasarkan tabel pengamatan
di atas, kertas minyak memiliki ketahanan kertas minyak terhadap minyak tidak
terlalu tinggi dan kemampuan menyerap airnya rendah dari enam kali perulangan
yaitu memerlukan waktu 24 detik, 37 detik, 20 detik, 20 detik, 37 detik, 37 detik,
nilai waktu rata-rata selama 29,2 detik dan memiliki kecepatan 0,33 mm/s.
Kertas Kraft
Kertas kraft ini mempunyai sifat sangat kuat dan keras sehingga sering
digunakan sebagai kemasan sekunder, pembuatannya dengan proses sulfat dan
dilakukan bleaching atau pemucatan sehingga menghasilkan warna kecoklatan
tetapi dapat juga berwarna putih. Sifat lain dari jenis ini adalah harganya murah,
diproduksi dalam bentuk satu lapis atau berlapis-lapis dan berkerut (corrugated).
Pada umumnya, kegunaan kertas kraft dalam industri pengemasan adalah
untuk mengemas bahan-bahan yang berat jenisnya besar yaitu dalam bentuk
kantung, sak, pembungkus, amplop, tabung, kaleng komposit, untuk dibuat
karung dan pelapis untuk papan bergelombang. Berdasarkan hasil pengamatan.
ketahanan kertas kraft terhadap minyak lebih tinggi dibanding dengan kertas
minyak (kraft > minyak) dari enam kali perulangan yaitu memerlukan waktu 50
detik, 48 detik, 48 detik, 48 detik, 48 detik, 50 detik, nilai waktu rata-rata selama
49 detik dan memiliki kecepatan 0,18 mm/s.

Ketahanan Kertas Terhadap Minyak


(TERPENTINE TEST)

ARIESTIANI 24021009
0047
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8

Kertas Roti
Kertas roti mempunyai permukaan lebih kasar, agak berongga dan sedikit
berserat

dibandingkan

kertas

minyak,

disebabkan

karena

bahan

baku

pembuatannya yang berbeda. Kertas ini sangat mudah sekali menyerap minyak
dan lemak. Biasanya digunakan untuk proses pengolahan dalam pembuatan kue
ataupun roti, atau dalam pengolahan pangan yang lainnya. Hal yang diamati
permukaan halus dan kasarnya.
Pada kertas roti, dilakukan dua pengujian, yaitu pengujian terhadap
permukaan kasar dan permukaan halus. Ternyata kertas roti lebih tahan terhadap
minyak dibandingkan kertas minyak. Hal ini jelas terlihat pada waktu perembesan
minyak yang lebih lama pada kertas roti yang permukaan halus lebih besar
dibanding kertas roti yang permukaannya kasar (kertas roti yang permukaan halus
> kertas roti permukaan kasar. Pengamatan kertas roti kasar dari enam kali
perulangan yaitu memerlukan waktu 15 menit, 16 menit, 16 menit, 15 menit, 16
menit, 15 menit, nilai waktu rata-rata selama 15,5 menit dan memiliki kecepatan
0,0096 mm/s. Pengamatan kertas roti halus dari enam kali perulangan yaitu
memerlukan waktu 20 menit, 18 menit, 18 menit, 20 menit, 19 menit, 19 menit,
nilai waktu rata-rata selama 19 menit dan memiliki kecepatan 0,0078 mm/s.
Sehingga kita dapat mengurutkan waktu penetrasi terpentin ( ketahanan
kertas terhadap minyak ) dari yang paling cepat sampai yang paling lama yaitu
kertas minyak > kertas krfat > kertas roti kasar > kertas roti halus.
Dari data diatas didapat bahwa kertas roti halus paling lama menyerap
minyak terpentine, sedangkan kertas minyak paling cepat. Perbedaan yang jauh
ini karena perbedaan kertas yang signifikan walaupun terlihat serupa. Kertas roti
halus lebih tebal daripada kertas minyak dan seratnya pun lebih kasar
dibandingkan dengan kertas minyak sehingga penyerapannya pun lebih lambat
dibandingkan kertas minyak. Pada kertas minyak yang lebih tipis dan pori-porinya
lebih kecil sehingga menyebabkan minyak mudah menyerap. Hal ini
kemungkinan terjadi karena pada kertas roti tersebut, permukaannya kasar dan
agak tebal sehingga dapat menghambat tembusnya minyak pada kertas stensil.

Ketahanan Kertas Terhadap Minyak


(TERPENTINE TEST)

ARIESTIANI 24021009
0047
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8

Selain itu, mungkin juga hal ini terjadi karena kesalahan pada saat menuangkan
pasir ke dalam tube, misalnya terlalu padat (dipadatkan) sehingga dapat
menghambat tembusnya minyak pada kertas roti tersebut.
Menurut teori, adanya perbedaan ini mungkin disebabkan karena ada
perbedaan metode sizing (sizer). Sizing umumnya digunakan untuk memberikan
ketahanan resistensi air (Saltman, 1991). Menurut Casey (1981) sizer adalah
bahan penolong yang ditambahkan sebelum atau sesudah pembentukan lembaran
kertas yang ditujukan terutama untuk meningkatkan ketahanan kertas terhadap
cairan. Menurut Casey (1981) berdasarkan pemberian sizer dapat dibedakan dua
macam, yaitu internal sizer dan surface sizer. Internal sizer merupakan proses
untuk memberikan ketahanan penetrasi cairan pada kertas dengan memberikan
bahan tambahan internal yang basah. Surface sizer umumnya merupakan
penggunaan bahan berselaput tipis seperti tepung, getah dan polimer sintetis
Sifat daya serap air dipengaruhi oleh sizer dan filler. Sizer akan mengubah
sifat hidrofilik selulosa menjadi hidrofobik sehingga kemampuan penyerapan
airnya akan berkurang. Untuk melindungi kepentingan konsumen juga untuk
pengawasan proses dan pengendalian mutu bagi produsen kertas maka diperlukan
batas maksimum berat air yang terserap selama 45 detik untuk kertas yang
bergramatur 45 g/m2 standart pabrik sebesar 25 g/m2 dengan toleransi maksimum
hingga 27 g/m2 (Andriana, 1998).
Surface sizer merupakan proses untuk memberikan ketahanan penetrasi
cairan pada kertas dengan penggunaan bahan berselaput tipis seperti tepung, getah
dan polimer sintetis. Oleh karena itu, kertas minyak dan roti memiliki daya tahan
minyak yang lebih baik dibanding kertas lainnya.

Ketahanan Kertas Terhadap Minyak


(TERPENTINE TEST)

ARIESTIANI 24021009
0047
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8

KESIMPULAN

1. Uji ketahanan kertas terhadap minyak dilakukan dengan tujuan untuk


membedakan daya penetrasi minyak dari masing-masing bahan pengemas
untuk mengemas bahan pangan berminyak.
2. Daya penetrasi minyak dipengaruhi oleh tebal kertas, bahan pembentuk kertas,
kerapatan pasir, dan kecepatan aliran minyak.
3. Hasil pengamatan kertas minyak, rata-rata waktu penetrasi selama 29,2 detik
dengan kecepatan 0,30 mm/s.
4. Hasil pengamatan kertas kraft, rata-rata waktu penetrasi selama 49 detik
dengan kecepatan 0,18 mm/s.
5. Hasil pengamatan kertas roti yang permukaannya kasar, rata-rata waktu
penetrasi selama 15,5 menit dengan kecepatan 0,0096 mm/s.
6. Hasil pengamatan kertas roti yang permukaannya halus, rata-rata waktu
penetrasi selama 19 menit dengan kecepatan 0,0078 mm/s.
7. Urutan ketahanan kertas terhadap minyak sesuai dengan hasil pengamatan dari
yang cepat hingga paling lama yaitu kertas minyak > kertas roti kasar > kertas
roti halus.
8. Waktu yang dibutuhkan minyak untuk penetrasi terhadap kertas roti lebih
lama dibandingkan dengan penetrasi pada kertas minyak.

Ketahanan Kertas Terhadap Minyak


(TERPENTINE TEST)

ARIESTIANI 24021009
0047
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2007. Kertas. Available at: http://id.wikipedia.org/wiki/kertas [diakses


pada tanggal 4 maret 2011]
Buckle, K.A., dkk. 1987. Ilmu Pangan. UI-Press, Jakarta
Herudiyanto,M.S. 2008. Teknologi Pengemasan Pangan. Widya Padjajaran.
UNPAD, Bandung.
Nurminah, Mimi. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan
Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan yang Dikemas. Jurusan
Teknologi Pertanian. Faperta USU.

Ketahanan Kertas Terhadap Minyak


(TERPENTINE TEST)

ARIESTIANI 24021009
0047
Praktikum Pengemasan Pangan
Kelompok 8

PERTANYAAN
1. Proses apakah yang membuat kertas menjadi resistan terhadap minyak?
Jawab :
Proses yang membuat kertas menjadi resistan terhadap minyak yaitu
karena proses pembuburan, filler, pelapisan lilin, dan perlakuan akhir atau
calendering yang dilakukan berbeda-beda pada setiap kertas.
Pada kertas minyak, dibuat dengan proses sulfat dan mempunyai
permukaan licin karena proses pengecetan (calendering). Oleh karena itulah,
kertas minyak resistan terhadap minyak atau lemak.
2. Berikan contoh-contoh grease proof paper atau kertas tahan minyak!
Jawab :
Contoh kertas tahan minyak yaitu : kertas minyak, kertas glasin, kertas
pouch, kertas tissue, kertas lilin dan kertas perkament.

Ketahanan Kertas Terhadap Minyak


(TERPENTINE TEST)

You might also like