Professional Documents
Culture Documents
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan
: 1.
B.
terikat dengan kuat dan diperlukan radiasi berernegi tinggi atau panjang gelombang rendah
untuk eksitasinya (Underwood, 1986 : 365).
Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :
a. Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang
stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak,
ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut
terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah
panjang gelombang (l ) adalah 350 2200 nanometer (nm).
1) Prisma
c. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau
cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut :
1) Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya.
2) Permukaannya secara optis harus benar- benar sejajar.
3) Harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan- bahan kimia.
4) Tidak boleh rapuh.
5) Mempunyai bentuk (design) yang sederhana.
Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat
persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet
kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca
mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar
tampak (visible).
d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya
akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.
| Analisis Instrumen : PENETAPAN KADAR CoCl2 DENGAN MENGGUNAKAN ALAT SPEKTROFOTOMETRI
ABSORPSI SINAR TAMPAK
D.
Pipet tetes
Kuvet
Alat Spektrofotometer UV-Vis
Bahan-bahan
HCl 1%
CoCl2.6H2O 0,1M dalam HCl 0,1%
Aquades
Kertas label
Tissue
SKEMA KERJA
1. Memilih Tabung-Tabung Kuvet yang Saling Berpadan atau Matched
CoCl2.6H2O 0,1M dalam HCl
0,1%
o Dimasukkan dalam labu takar 10 mL
o Dimasukkan
masing-masing
dengan
volume 0,5; 1,0; 2,5; dan 5,0.
o Diencerkan sampai tanda batas
Hasil
o Dipilih salah satu konsentrasi
o Dimasukkan ke dalam kuvet
o Dimasukkan dalam UV-Vis dengan panjang
gelombang 510 nm.
o Dibuat absorbansi 0,000 nm
o Diukur nilai absorbansi sebanyak 4 kali
Hasil
HASIL PENGAMATAN
Memilih Tabung Kuvet yang Saling Berpadan/ matched
Larutan yang Dipakai
CoCl2.6H2O 2,5 ml
Pengukuran Ke1
2
Absorbansi
0,080
0,081
2.
3
0,082
4
0.081
Menentukan panjang gelombang maksimum (maks) CoCl2.
3.
4.
F.
1.
Absorbans
0,013
0,041
0,083
0,233
Panjang Gelombang ()
Absorbans
510
0,097
ANALISIS DATA
Menentukan kuvet yang macthed dengan nilai %T.
Karena pada alat spektrofotometer UV-Vis kuvet yang digunakan terbuat dari
kuarsa, maka hampir semua kuvet yang digunakan memiliki nilai absorbans yang
mirip.Oleh karena itu pada praktikum dilakukan pengecekan saja apakah benar kuvet
2.
0.4
0.35
0.3
0.25
Absorbans
0.2
Kurva Hubungan
Panjang Gelombang
dengan Absorbans
0.15
0.1
0.05
0
400 450 500 550 600
Panjang Gelombang (nm)
3.
M 2=
M 1x V 1
V2
Dimana : M1 = 0,1 M
V2 = 10 ml
Maka didapat nilai M2 seperti pada tabel berikut ini:
M1 (M)
0,1
V1 (mL)
0,5
1,0
2,5
5,0
V2 (mL)
10
M2 (M)
0,005
0,010
0,025
0,050
Absorbans
0,013
0,041
0,083
0,233
0.25
0.2
Kurva Hubungan
Konsentrasi (M)
dengan Absorbansi
0.15
Absorbans
0.1
Linear (Kurva
Hubungan
Konsentrasi (M)
dengan Absorbansi)
0.05
0
0
0.02
0.04
0.06
Konsentrasi
4.
0,2330,013
=0,48
5,00,5
= ax
= 0,48x
0,097
= 0,48
= 0,20 M
G.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini adalah penetapan kadar CoCl 2 dengan menggunakan alat
spektrofotometri absorbsi sinar tampak. Alat instrumen yang digunakan yaitu UV-Vis yang
merupaka alat spektrofotometer pada daerah ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi
dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang di analisis sebanding dengan jumlah sinar
| Analisis Instrumen : PENETAPAN KADAR CoCl2 DENGAN MENGGUNAKAN ALAT SPEKTROFOTOMETRI
ABSORPSI SINAR TAMPAK
yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut. Cara kerja spektrofotometer UVVis adalah Sinar dari sumber radiasi diteruskan menuju monokromator,Cahaya dari
monokromator diarahkan terpisah melalui blangko dan sampel dengan sebuah cermin
berotasi,Kedua cahaya lalu bergantian berubah arah karena pemantulan dari cermin yang
berotasi secara kontinyu,Detektor menerima cahaya dari blangko dan sampel secara
bergantian secara berulang ulang, Sinyal listrik dari detektor diproses, diubah ke digital dan
dibandingkan antara sampel dan blangko (Khopkar, 2008). Adapun prinsipnya yaitu
penyerapan cahaya oleh molekul-molekul. Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam
daerah UV-Vis (tampak) karena mereka mengandung elektron, baik berpasangan maupun
sendiri yang dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi (Underwood, 1986).
Pecobaan pertama yaitu memilih tabung-tabung kuvet yang saling berpadanan atau
matched. Sel atau kuvet adalah tempat sampel, harus terbuat dari bahan yang tembus radiasi
pada panjang gelombang yang akan digunakan untuk pengukuran absorbansi (Mudasir, dkk,
2001).Pengertian kuvet yang matched ialah kuvet tersebut harus memiliki sifat optis yang
sama, seperti harus memiliki ketebalan dinding yang sama, terbuat dari bahan yang sama dan
memiliki sifat pemantulan dan penerusan sinar yang sama (Hendayana,1994). Sebelumnya
dilakukan pengenceran terhadap larutan CoCl2 0,1 M masing masing
sebanyak 0,5 ml ; 1 ml ; 2,5 ml dan 5 ml yang dilarutkan dengan 10 ml
aquades. Dari keempat larutan ini dipilih larutan dengan volume 1,0 ml
sebagai sampel untuk mengukur Absorbansinya. Dari hasil pengamatan
yang
dilakukan
digunakan
kuvet
yang
berbeda,
ketika
diukur
2)
3) Harus tahan
(tidak bereaksi) terhadap bahan- bahan kimia; 4) Tidak boleh rapuh; dan
5) Mempunyai bentuk (design) yang sederhana.
Selanjutnya yaitu menentukan panjang gelombang maksimum (maks) larutan
CoCl2.6H2O. Mula mula dimasukkan larutan blanko yaitu HCl 1 % ke dalam
spektrofotometer uv-vis, tujuannya ialah untuk membuat absorbannya menjadi 0. Blanko ini
berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase atau intensitas cahaya awal
dari sumber cahaya. Setelah itu dilakukan pengukuran absorban terhadap sampel COCl2 0,1
M, dengan panjang gelombang yaitu dalam rentang 450-550 nm dengan interval 10 nm.
Tujuannya digunakan beberapa panjang gelombang tersebut ialah untuk mencari pada daerah
panjang gelombang mana yang dapat memberikan pengukuran absorban yang paling tinggi.
Oleh karena itu, dengan mengetahui panjang gelombang maksimum, maka dapat
meminimalisir % error dalam pengukuran absorbansi dari sampel yang akan diukur
selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan, pada panjang gelombang 510 nm memberikan
pembacaan yang paling tinggi, sehingga panjang gelombang ini digunakan untuk mengukur
sampel yang berikutnya.
Langkah berikutnya yaitu Membuat kurva kalibrasi CoCl2.6H2O. pembuatan kurva ini
bertujuan untuk memperoleh nilai a yang nantinya dengan persamaan y=ax, dapat dicari
konsentrasi sampel yang tidak diketahui. Untuk membuat kurva kalibrasi digunakan larutan
COCl2 standar dengan konsentrasi yang berbeda-beda yang diperoleh melalui pengenceran.
Dari kurva kalibrasi absorbansi versus konsentrasi larutan ini kita dapat menentukan
konsentrasi dari suatu sampel, yang telah diukur besar absorbansinya. Berdasarkan hasil
pengamatan diperoleh persamaan garis yaitu y = ax, yangmana y adalah absorbans sampel
tersebut, a adalah nilai slope dan x adalah konsentrasi yang ingin dicari. Sehingga dengan
memasukkan nilai y=0,097 dan a=0,18, maka diperoleh nilai x sebesar 0.20M. Hal tersebut
menunjukkan bahwa konsentrasi sampel yang tidak diketahui dengan absorbans 0,097 adalah
0,20M. Namun jika dilihat dari kurva kalibrasi yang didapatkan persamaan garis liniernya
sebenarnya adalah y=ax+b, dengan b adalah intersepnya, yaitu perpotongan sumbu y.
Persamaan linier y=ax digunakan jika intersep yang diperoleh adalah (0,0). Hal ini dapat
disebabkan adanya kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat praktikum sehingga intersep
yang didapatkan tidak 0.
| Analisis Instrumen : PENETAPAN KADAR CoCl2 DENGAN MENGGUNAKAN ALAT SPEKTROFOTOMETRI
ABSORPSI SINAR TAMPAK
Berdasarkan hasil pengamatan tampak bahwa semakin besar konsentrasi, maka semakin
besar pula nilai absorbansinya. Hal ini sesuai dengan hukum Lambert Beer, dimana
konsentrasi berbanding lurus dengan besar absorbansi (Underwood, 2002 ).
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (I a),
sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Ada beberapa Persyaratan
hukum Lambert Beer, antara lain (Krisnandi, 2002) :
1) Radiasi yang digunakan harus monokromatik,
2) Energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, jadi proses
yang terjadi benar-benar absorpsi,
3) Sampel (larutan) yang mengabsorpsi harus homogen,
4) Tidak terjadi fluoresensi atau phosporesensi, dan
5) Indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus
encer).
H.
KESIMPULAN
UV-Vis merupaka alat spektrofotometer pada daerah ultra violet atau sinar tampak
oleh suatu materi dalam bentuk larutan.
Adapun prinsipnya dari UV-Vis yaitu penyerapan cahaya oleh molekul-molekul
sehingga dapat tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Kuvet yang digunakan harus matched yaitu kuvet yang terbuat dari
bahan yang sama, dan memiliki sifat optis yang sama yaitu memiliki
sifat memantulkan dan meneruskan cahaya yang sama.
Konsentrasi suatu larutan berbanding lurus dengan
nilai
absorbansinya.
Panjang gelombang maksimum untuk CoCl2 sesuai dengan hasil
praktikum adalah 510 nm
Penentuan panjang gelombang bermanfaat untuk mengurangi %
error data yang didapat.
Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan menghubungkan nilai
konsentrasi dengan nilai absorbansi dan diperoleh konsentrasi
cuplikan sebesar 0,20M
DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Semarang Press.
Keenan R. 1992. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Khopkar, S. M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-press.
Krisnandi Ismail H.E. Drs. Bsc. 2002. Pengantar Analisis Instrumental. Bogor : Sekolah
Menengah Analis Kimia Bogor
Skoog, Douglas. A. 1992. Principles Of Instrumental Analys Fourth Eddition. Saunders
College Publishing : Philadelphia.
Underwood, A.L., dan Day, R. A. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Underwood, A.L., dan Day, R. A. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga