You are on page 1of 16

Makalah Bab XI

Audit Sektor Publik

Oleh :
Rara Dzikrina Istiqomah
041211331080
Nurswandari Komala Dewi
041211332020
Khairanis Yulita
041211332034
Dita Lourenza
041211332104
Vidya Putri Hardiyanti
041211333133

Kelas M
Kelompok Blameworthiness

BAB XI

AUDIT SEKTOR PUBLIK


11.1 TEORI AUDIT SEKTOR PUBLIK
11.1.1

Definisi Audit Sektor Publik

Mekanisme audit merupakan suatu mekanisme yang dapat


menggerakkan
makna
akuntabilitas
dalam
pengelolaan
sektor
pemerintahan, BUMN, atau instansi pengelola aset Negara, serta
organisasi sektor publik lainnya. Auditing adalah suatu proses sistematik
yang secara obyektif terkait evaluasi bukti-bukti berkenaan dengan asersi
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau
tingkat hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria yang ada, serta
mengomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Dari definisi
perhatian :

tersebut,

beberapa

bagian

yang

perlu

mendapat

(1) Proses Sistematik Audit merupakan aktivitas terstruktur yang


mengikuti suatu urutan yang logis.
(2) Objektivitas berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan
serta kualitas orang yang melakukan audit atau bebas dari prasangka
(freedom from bias).
(3) Penyediaan dan Evaluasi Bukti berkaitan dengan pengujian yang
mendasari dukungan terhadap asersi ataupun representasi.
(4) Asersi tentang Kegiatan dan Kejadian Ekonomi merupakan deskripsi
yang luas tentang subjek permasalahan yang diaudit. Asersi
merupakan proporsi yang secara esensial dapat dibuktikan atau tidak
dapat dibuktikan.
(5) Derajat Hubungan Kriteria yang Ada suatu audit memberikan
kecocokan antara asersi dan kriteria yang ada.
(6) Mengomunikasikan Hasil agar bermanfaat hasil audit perlu
dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik secara
lisan maupun tertulis.
Proses
Sistemati
k

Mengomu
nikasikan
hasil

Evaluasi
buktibukti

AUD
IT
Derajat
hubungan
kriteria
yang ada

Asersi

Objektivit
as

11.1.2

Regulasi dalam Audit Sektor Publik

Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan organisasi sektor


publik, keuangan organisasi harus dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta
kepatuhan. Untuk mewujudkan itu semua, Undang-Undang No. 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara ditetapkan.

11.1.3

Audit Sektor Publik dan Audit Sektor Bisnis

Keterangan
Subjek

Jenis
Audit

11.1.4

Audit Sektor Publik


Audit Sektor Bisnis
Organisasi pemerintahan yang Perusahaan milik swasta
bersifat nirlaba seperti sektor yang berorientasi laba
pemerintahan daerah (pemda),
BUMN, BUMD, dan instansi lain
yang
berkaitan
dengan
pengelolaan
aset
kekayaan
negara.
Jenis
Audit Keuangan (Financial Audit)
Audit Kinerja (Performance Audit)
Audit untuk Tujuan Tertentu (Special Audit)

Jenis-jenis Audit Sektor Publik

Audit dapat mempunyai gabungan tujuan dari audit keuangan dan


audit kinerja, atau dapat juga mempunyai tujuan yang terbatas pada
beberapa aspek dari masing-masing jenis audit. Audit dengan gabungan
tujuan tersebut umumnya disebut audit kontrak atau audit bantuan,
baik itu berupa audit terhadap pelaksanaan sistem pengendalian internal
atas masalah yang berkaitan dengan ketaatan pada peraturan perundangundangan, atau atas sistem berbasis komputer.
Audit Investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup
tertentu yang tidak dibatasi periodenya, dan lebih spesifik pada area
pertanggungjawaban yang diduga mengandung inefisiensi atau indikasi
penyalahgunaan wewenang dengan hasil audit berupa rekomendasi untuk
ditindaklanjuti, tergantung pada derajat penyimpangan wewenang yang
ditemukan.

11.1.5

Audit Keuangan Sektor Publik

Tujuan pengujian atas laporan keuangan oleh auditor independen


adalah ekspresi suatu opini secara jujur tentang posisi keuangan, hasil
operasi, dan arus kas yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang diterim aumum. Laporan auditor merupakan media yang
mengekspresikan opini auditor atau dalam kondisi tertentu menyangkal
suatu opini.
Aspek esensial audit keuangan sebagai berikut :

(1)

Proses sistematik secara obyektif atas penyediaan dan evaluasi


bukti merupakan suatu audit laporan keuangan menurut standar audit
berterima umum.
(2) Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan
representasi laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen,
yang melaporkan tentang posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas.
(3)Derajat atau tingkat hubungan yang berkaitan dengan kriteria yang
ada dinilai dengan cara apakah laporan keuangan diungkapkan secara
jujur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
(4)Hasil audit atas laporan keuangan dikomunikasikan dalam suatu
pelaporan audit.
Audit keuangan meliputi audit atas laporan keuangan dan audit atas
hal yang berkaitan dengan keuangan. Audit atas laporan keuangan
bertujuan untuk memberikan keyakinan apakah laporan keuangan entitas
yang diaudit telah menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil operasi
atau usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Audit atas laporan keuangan disusun berdasarkan standar
audit yang dikeluarkan IAI.
Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan meliputi unsur-unsur
berikut :
a. Segmen laporan keuangan, dokumen permintaan anggaran, dan
perbedaan antara realisasi kinerja keuangan serta yang diperkirakan.
b. Pengendalian internal atas ketaatan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku.
c. Pengendalian atau pengawasan internal atas penyusunan laporan
keuangan, pengamanan aktiva, serta penggunaan sistem berbasis
komputer.
d. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
dugaan kecurangan.

11.2 SISTEM AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


a. Pemeriksaan Siklus Pendapatan
Tujuan dari audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan
ada tidaknya salah saji yang material dalam pos Pendapatan
Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain-lain yang
sah.
Risiko bawaan siklus pendapatan pada banyak organisasi sektor
publik sangatlah tinggi. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya
risiko bawaan siklus pendapatan yaitu (a) Volume transaksi yang selalu
tinggi, (b) Masalah akuntansi yang berkembang.
Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan
adalah sebagai berikut:
1
2

Kesalahan Pembukuan dan/atau Penyajian Saldo Awal Tahun


Anggaran/Sisa Perhitungan Anggaran Tahun Lalu
Kesalahan Pembukuan dan/atau Penyajian Pendapatan Daerah

3
4
5

Kesalahan Pembukuan dan/atau Penyajian Saldo Akhir Tahun


Anggaran Sisa Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Perhitungan
Kesalahan Penyajian dalam Daftar Lampiran Perhitungan Anggaran
Tahun Anggaran Perhitungan
Kesalahan yang Wajib Dikoreksi oleh Auditor, yang terdiri atas:
- Kesalahan Pembukuan (kekeliruan pencatatan)
- Kesalahan Pembebanan
- Kesalahan Penjumlahan dan Pengurangan Angka (aritmatika)

b. Pemeriksaan Siklus Belanja


Audit terhadap siklus belanja organisasi sektor publik terdiri dari
audit terhadap belanja aparat/pegawai/SDM dan belanja pelayanan
publik.
Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti
mengenai masing-masing asersi yang signifikan, yang berkaitan
dengan transaksi dan saldo siklus belanja. Tujuan audit ditentukan
berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan berikut:
1

3
4

Transaksi-transaksi dalam siklus belanja organisasi sktor publik


sangat berpengaruh terhadap lapran keuangan sektor publik.
Kesalahan membedakan pengeluaran/belanja untuk belanja
aparat/pegawai dan pengeluaran/belanja untuk pelayanan publik
akan menyebabkan laporan keuangan mengandung salah saji.
Auditor akan berusaha mencari cara untuk mencapai tingkat resiko
yang lebih rendah. Transaksi dalam pos belanja merupakan
sumber salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak
organisasi sangatlah tinggi. Ada berbagai faktor yang
menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus belanja ini, yaitu:
- Volume transaksi yang selalu tinggi
- Pembelanjaan dan pengeluaran tanpat otorisasi yang dapat
terjadi
- Pembelian aset yang tidak perlu
- Masalah akuntansi yang berkembang
Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan
terjainya salah saji.
Strategi audit yang sering dipakai adalah pendekatan tingkat
resiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah. Auditor akan
menguji efektivitas struktur pengendalian internal.
Auditor harus membandingkan biaya melakukan pengujian
pengendalian internal dengan penghematan yang diperoleh akibat
berkurangnya pengujian substantif

c. Pemeriksaan Aktiva Tetap


Audit atas aktiva tetap ini sangat penting karena aktiva tetap
memiliki porsi terbesar sebagai aset/harta yang dimiliki oleh organisasi
sektor publik. Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh
bukti tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi

dan saldo aktiva tetap. Tujuan audit ditentukan berdasarkan kelima


kategori asersi laporan keuangan.

d. Pemeriksaan Jasa Personalia


Siklus jasa personalia sangat penting karena merupakan
komponen biaya utama di hampir semua entitas. Siklus jasa personalia
meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan
kompensasi (penggajian). Kompensasi ini meliputi gaji, insentif lembur,
komisi, dan berbagai bentuk tunjangan lainnya. Transaksi utama dlam
siklus ini adalah transaksi gaji.

e. Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembiayaan)


Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi
jangka panjang suatu organisasi sektor publik. Investasi dalam surat
berharga sebagai aktiva lancar merupakan investasi sementara yang
bertujuan memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan dalam jangka
pendek untuk memperoleh laba seperti keuntungan modal.
Surat berharga yang dipegang sebagai investasi jangka pendek
biasanya material bagi neraca, tetapi tidak material bagi laporan
surplus defisit organisasi sektor publik. Sedangkan, surat berharga
yang dipegang sebagai investasi jangk panjang bisa bersifat material
bagi neraca maupun laporan surplus defisit. Investasi surat berharga
jangka panjang umumnya dilakukan dalam nilai nilai rupiah yang besar
shingga sangat berpengaruh terhadap neraca. Risiko salah saji pada
transaksi investasi organisasi sektor publik umumnya rendah karena
jarangnya transaksi yang terjadi.
Strategi audit sangat tergantung frekuensi transaksi invetasi. Bila
frekuensinya rendah, auditor akan menghemat biaya bila memakai
pendekatan mengutamakan pengujian substantif. Bila frekuensinya
tinggi, auditor akan menghemat biaya kalau melakukan pengujian
pengendalian untuk menghimpun bukti yang mendukung.
Tujuan

Jangka Pendek
Objek Pemeriksan

Pengujian pengendalian

Investasi

Jangka Panjang
Gambar : Pemeriksaan Siklus Akuntansi

f.

Pemeriksaan Siklus Saldo Kas

Bukti asersi transaksi dan saldo siklus inv

Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus


investasi, dan siklus jasa personalia. Saldo kas meliputi kas di tangan
atau yang disimpan dalam entitas, kas di bank, dan dana tertentu
yang disisihkan (seperti dana kas kecil).
Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang
masing masing asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan
transaksi dan saldo kas. Tujuan audit ditentukan berdasarkan kelima
kategori asersi laporan keuangan :
a Asersi Keberadaan dan Keterjadian : saldo kas tercatat, benar
benar pada tanggal neraca.
b Asersi Kelengkapan : saldo kas tercatat meliputi pengaruh semua
transaksi kas yang telah terjadi.
c Asersi Hak dan Kewajiban : hal legal atas semua saldo kas yang
tersaji pada tanggal neraca.
d Asersi Penilaian dan Pengalokasian : saldo kas tercatat dapat
direalisasi pada jumlah yang dinyatakan dalam neraca dan sesuai
skedul pendukungnya.
Kas di :tangan
e Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
saldo kas telahTujuan
diidentifikasi
dan dikelompokkan secara tepat dalam neraca.
Objek Pemeriksan

Saldo Kas

Kas yang disimpan dalam entitas

Bukti asersi transaksi dan saldo kas

Kas di Bank

Gambar : Pemeriksaan Siklus Saldo Kas


Kas yang disisihkan (kas kecil)

11.3 SIKLUS AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
11
.
12
.

Perencanaan audit keuangan


Penetapan peraturan audit keuangan
Penyusunan perencanaan audit tahunan oleh lembaga
auditor
Temu rencana audit tahunan
Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan
Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit
Survei awal karakter industri / organisasi yang akan diaudit
Pembuatan program audit
Penerbitan surat tugas audit
Pelaksanaan audit keuangan
Pembuatan daftar temuan
Pembicaraan awal tentang daftar temuan

13
.
14
.
15
.
16
.
17
.

11.3.1

Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan


Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan
organisasi yang diaudit
Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan

dengan

Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan


Penerbitan laporan hasil pemeriksaan

Perencanaan Audit Keuangan

Tahap perencanaan audit keuangan terdiri dari langkah langkah :


1 Pemahaman atas Sistem Akuntansi Keuangan Sektor Publik
Audit sektor publik tidak lagi fokus pada laporan realisasi anggaran
saja tapi juga laporan keuangan lainnya seperti neraca, laporan
surplus/defisit, dan laporan arus kas. Jadi, auditor harus memahami
sistem akuntansi keuangan sektor publik.
2 Penentuan Tujuan dan Lingkup Audit
Tujuan dan lingkup audit sektor publik sangat tergantung pada
mandat dan wewenang lembaga audit dan pengawas yang
bersangkutan. Audit laporan keuangan oleh auditor eksternal untuk
menilai kewajaran laporan keuangan organisasi sektor publik,
sedangkan audit penyusunan laporan keuangan oleh pengawas untuk
memberikan rekomendasi perbaikan sistem pengendalian internal dan
koreksi kesalahan penyusunan laporan keuangan.
3 Penilaian Risiko
Penilaian risiko pengendalian, risiko bawaan, dan risiko deteksi
dilakukan karena kegiatan audit melalui pengujian mengandung risiko
kesalahan. Jadi, kesimpulan dan opini dari auditor memiliki jaminan
yang memadai.
4 Penyusunan Rencana Audit
Rencana audit berisi uraian mengenai area yang akan diaudit,
jangka waktu pelaksanaan audit, personel yang dibutuhkan, dan
sumber daya lain yang diperlukan untuk pelaksanaan audit.

11.3.2

Penetapan Peraturan Audit Keuangan

Dibutuhkan untuk memberikan aturan yang jelas dan kontrol agar


pelaksanaan audit laporan keuangan bisa memberikan opini yang tepat.

11.3.3
Auditor

Penyusunan Perencanaan Audit Tahunan Oleh Lembaga

Perencanaan audit adalah tahap vital dalam audit karenan


menentukan kesuksesan audit dan memperoleh bukti audit yang cukup
dan kompeten sebagai pendukung isi laporan audit.

11.3.4

Temu Rencana Audit Tahunan

Pertemuan dengan kepala atau pimpinan organisasi sektor publik


untuk membicarakan perencanaan audit yang sudah disusun.

11.3.5
Tahunan

Penerbitan Regulasi Tentang Tim Dan Kebijakan Audit

Regulasi menyangkut tim atau personel yang akan melakukan audit


terhadap organisasi sektor publik maupun regulasi dalam menjalankan
proses audit.

11.3.6

Penerimaan Regulasi Organisasi Yang Akan Diaudit

Regulasi akan diterima oleh lembaga pemeriksa sehingga bisa


melakukan proses audit di lembaga atau organisasi sektor publik terkait.

11.3.7
Diaudit

Survei Awal Karakter Industri / Organisasi Yang Akan


Tahap selanjutnya survei awal karakter industri / organisasi yang akan

diaudit.

11.3.8

Pembuatan Program Audit

Untuk setiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah


langkah audit yang tertuang dalam program audit :
-

11.3.9

Tujuan audit setiap area


Prosedur audit yang akan dilakukan
Sumber bukti audit
Deskripsi mengenai kesalahan

Penerbitan Surat Tugas Audit

Pihak organisasi sektor publik segera mengeluarkan surat tugas


kepada lembaga pemeriksa (auditor) untuk melaksanakan audit.
11.3.10

Pelaksanaan Audit Keuangan


Dalam pelaksanaan audit keuangan, auditor melakukan :

1 Menilai pengendalian internal


Pengendalian internal adalah sistem yang dirancang oleh
organisasi sektor publik untuk menjaga aset yang dimiliki agar
terbebas dari kecurangan dan penyalahgunaan.
Jenis jenis pengendalian internal :
a Organisasi
Penyerahan wewenang dan tanggung jawab, termasuk jalur
pelaporan untuk semua aspek operasi dan pengendaliannya, harus
disebutkan rinci dan jelas.
b Pemisahan tugas

Pemisahan tugas dapat mengurangi risiko terjadinya manipulasi


maupun kesalahan yang disengaja.
c

Fisik
Pengendalian ini berhubungan dengan supervisi aset. Prosedur
dan keamanan yang memadai harus dirancang untuk memberi
keyakinan bahwa akses langsung maupun tidak langsung melalui
dokumentasi aset terbatas pada personel yang berwenang.

d Persetujuan dan otorisasi


Seluruh transaksi harus diotorisasi atau disetujui orang yang
tepat. Batas wewenang harus dijelaskan.
e Akuntansi
Pengecekan atas keakuratan catatan, penghitungan jumlah
total, rekonsiliasi, pemakaian nomor rekening, jurnal, dan akuntansi
untuk dokumen.
f

Personalia
Keberadaan prosedur menjamin penempatan personel yang
sesuai kemampuan dan tanggung jawabnya.

g Supervisi
Setiap sistem pengendalian internal harus mencakup supervisi
oleh atasan yang bertanggung jawab terhadap transaksi dan
pencatatannya tiap hari.
h Manajemen
Pengendalian dilakukan manakemen di luar tugas rutinnya,
meliputi
pengendalian
secara
keseluruhan
oleh
fungsi
pengendalian internal dan prosedur review khusus lainnya.
2 Melakukan prosedur analitis
Prosedur analitis adalah pengevaluasian informasi keuangan
dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan
dan data nonkeuangan.
Prosedur analitis akan membantu auditor dengan mendukung dan
meningkatkan pemahamannya tentang operasi organisasi yang diaudit
dan membantu mengidentifikasi hubungan yang tidak sewajarnya dan
fluktiasi data yang tidak diharapkan. Ada 6 langkah auditor melakukan
prosedur analiis :
a
b
c
d
e
f
11.3.11

Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat


Mengembangkan ekspektasi
Melakukan perhitungan dan perbandingan
Menganalisis data
Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan
yang signifikan
Menentuan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap
perencanaan audit
Pembuatan Daftar Temuan

Setelah pelaksanaan audit, auditor biasanya mendapatkan temuan


temuan terkait keuangan klien. Temuan itu didaftar sebagai bukti
penyampaian pendapat nantinya.
11.3.12

Pembicaraan Awal Tentang Daftar Temuan

Berdasarkan temuan di lapangan, auditor melakukan pembicaraan


dengan pimpinan organisasi sektor publik terkait temuan temuan
tersebut. Auditor akan melakukan cross-check atas hasil temuan dengan
fakta yang terjadi di lapangan.
11.3.13

Penyusunan Dreaft Laporan Hasil Pemeriksaan

Setelah hasil temuan auditor dibicarakan atau melakukan cross-check


dengan pejabat organisasi sektor publik, auditor kemudian menyusun draft
laporan hasil pemeriksaan.
11.3.14 Pembahasan Draft
Organisasi yang Diaudit

Laporan

Hail

Pemeriksaan

dengan

Dari draft laporan hasil pemeriksaan yang telah disusun, auditor lalu
membicarakan atau membahasnya dengan pimpinan organisasi sektor
publik. Dalam tahapan ini, auditor memastikan apa yang telah disusun di
dalam draft laporan hasil pemeriksaan sudah sesuai dengan fakta yang
terjadi di lapangan. Selain itu, auditor juga memastikan kelengkapan halhal yang perlu dicantumkan dalam laporan hasil pemeriksaan.
11.3.15 Penyelesaian Laporan Hasil Pemeriksaan
Setelah melakukan pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dan
dipastikan kelengkapan serta kesepakatan mengenai draft tersebut sudah
tercapai, kemudian akan dilakukan penyelesaian atau finalisasi draft
tersebut menjadi laporan hasil pemeriksaan akhir.
11.3.16 Tindak Lanjut Temuan Laporan Hasil Pemeriksaan
Berdasarkan temuan- temuan yang ada di lapangan, auditor
melakukan tindak lanjut atau dengan kata lain, memberikan rekomendasi
perbaikan kepada organisasi sektor publik.

11.3.17 Penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan


Tahapan terakhir dari siklus auditor keuangan adalah penerbitan
laporan hasil pemeriksaan kepada pihak- pihak yang memiliki kepentingan
terhadap organisasi yang telah diaudit tersebut.

11.4 TEKNIK AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


1 Prosedur Analitis (Analytical Procedurs)

Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di


antara data. Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasiorasio sederhana, analisis vertikal, atau laporan persentase,
perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau
anggaran, serta penggunaan model matematis dan statistik, seperti
analisa regresi.
Contoh: membandingkan item belanja menurut anggaran dan item
realisasi belanja.
2 Inspeksi (Inspecting)
Inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan
catatan serta pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini
digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi seringkali digunakan
dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, baik bottom up
maupun top-down.
Contoh: pemeriksaan terhadap bukti- bukti transaksi seperti rekening
bank, kwitansi, atau tanda terima lainnya untuk mengevaluasi apakah
transaksi yang dilakukan telah sesuai atau menyimpang dari rencana
dan anggaran yang telah ditetapkan.
3 Konfirmasi (Confirming)
Kegiatan konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari
sumber independen di luar organisasi sektor publik yang diaudit.
Contoh: meminta keterangan kepada Bendahara Pengeluaran terkait
bukti- bukti transaksi pembelian atau pengalokasian anggaran yang
telah dilakukannya. Kegiatan ini akan menunjukkan apakah bukti
transaksi tersebut fiktif atau benar adanya, selain keteranganketerangan lainnya terkait bukti tersebut.
4 Permintaan Keterangan (Inquiring)
Kegiatan ini meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis
oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan
kepada manajemen atau karyawan organisasi sektor publik, yang
umumnya berupa pertanyaan- pertanyaan yang timbul setelah
dilaksanakannya prosedur analitis.
Contoh: auditor meminta keterangan Bendahara Pengeluaran atas
ketidaksesuaian jumlah pengeluaran (berdasarkan bukti transaksi
yang ada) dengan jumlah anggaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.

5 Penghitungan (Counting)
Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan (counting) adalah
(1)perhitungan fisik sumber daya berwujud, seperti jumlah kas dan
persediaan yang ada, dan (2) akuntansi seluruh dokumen, dengan
nomor urut yang telah dicetak (prenumbered).

Contoh: auditor menghitung aset yang telah dibeli Bagian Pengadaan


berdasarkan bukti transaksi yang ada.
6 Penelusuran (Tracing
Dalam penelusuran (tracing), yang sering kali disebut sebagai
penelusuran ulang, auditor (1) memilih dokumen yang dibuat pada
saat transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa informasi
yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar
dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar).
Contoh: auditor membandingkan antara angka uang tetera dalam
kwitansi transaksi yang telah dilakukan dan jumlah angka yang tertera
dalam jurnal. Hal ini akan menunjukkan apakah ada kesesuaian
penyajian, yaitu penyajian yang lebih rendah atau lebih tinggi.
7 Pemeriksaan Bukti Pendukung (Vouching)
Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) meliputi (1) pemilihan ayat
jurnal dalam catatan akuntansi, dan (2) mendapatkan serta memeriksa
dokumen yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk
menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.
Contoh:bukti pendukung adalah auditor memilih ayat jurnal
pembelian ATK di jurnal, kemudian membandingkannya dengan
kwitansi pembelian ATK tersebut atau tanda terima lainnya.
8 Pengamatan (Observing)
Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan
menyaksikan
pelaksanaan
beberapa
kegiatan
atau
proses.
Kegiatannya dapat berupa pemrosesan rutin atau jenis transaksi
tertentu, seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja
sedang melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan
dan prosedur organisasi sektor publik.
Contoh:auditor mengamati kegiatan Bendahara Gaji dalam menjurnal
ketika mengeluarkan gaji kepada para pegawai.
9 Pelaksanaan Ulang (Reperforming)
Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang
(reperforming) perhitungan dan rekonsiliasi yang dilakukan oleh
organisasi sektor publik yang diaudit.
Contoh: auditor menghitung ulang penyusutan kendaraan milik
organisasi berdasarkan umur ekonomis yang sebenarnya, kemudian
dibandingkan dengan pencatatan beban penyusutan kendaraan yang
telah dilakukan.

(10) Teknik Audit Berbantuan


Audit Technique)

Komputer

(Computer-Assisted

Apabila catatan akuntansi organisasi sektor publik dilaksanakan


melalui media elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik

audit berbantuan komputer untuk membantu melaksanakan beberapa


prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.
Contoh: auditor dengan bantuan komputer memeriksa angka- angka
dalam file jurnal bendahara dan membendingkannya dengan kwitansi
pembelian, kwitansi pendapatan, dan bukti- bukti transaksi lainnya.
(11) Pengujian Pengendalian
Terdapat dua jenis pengujian pengendalian, yaitu:
1

Pengujian pengendalian yang berkaitan langsung dengan


keefektifan desain kebijakan atau prosedur dan apakah benarbenar digunakan dalam kegiatan organisasi.
Pengujian pengendalian yang berkaitan dengan keefektifan
kebijakan dan prosedur serta bagaimana pengaplikasiannya,
konsistensinya dengan aplikasi terdahulu, dan oleh siapa tersebut
dilakukan selama periode audit.

Contoh: auditor membandingkan dokumen SOP atau petunjuk teknis


pegawai, dan mengamati pelaksanaannya di lapangan. Pengendalian
akan dianggap baik jika SOP atau petunjuk teknis mampu memberikan
pedoman bagi pelaksanaan tugas- tugas pegawai, pegawai mudah
memahaminya dan mengaplikasikan pada setiap pekerjaannya secara
konsisten.
(12) Pengujian Substantif
Dua kategori umum pengujian substansif adalah:
1

Prosedur analitis, yang merupakan prosedur dalam menyediakan


bukti- bukti tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi
dan
neraca,
atau
sebaliknya,
tentang
kesalahan
atau
ketidakberesan yang terjadi;
Pengujian yang terinci atas transaksi atau neraca merupakan
pengujian untuk menyediakan bukti- bukti tentang validitas
perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca, atau sebaliknya,
tentang kesalahan atau ketidakberesan yang terjadi.

Contoh: auditor memeriksa secara rinci angka dan jumlah transaksi


yang telah terjadi, dimulai dari pemeriksaan seluruh bukti transaksi,
catatan dalam jurnal, posting dalam buku besar, hingga laporan yang
telah jadi. Dengan demikian, dapat ditemukan apakah ada kesalahan
atau ketidakberesan.

11.5CONTOH PRAKTEK AUDIT SEKTOR PUBLIK DI


ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
A Pemerintah Pusat
Audit adalah proses sistematis yang secara objektif menyediakan
dan mengevaluasi bukti-bukti berkenaan dengan aserasi kegiatan dan
kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau tingkat hubungan
antara aserasi tersebut dengan criteria yang ada, serta
mengomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak yang

berkepentingan. Jadi, audit atas pemerintahan pusat ditujukan pada


perolehan bukti audit yang cukup dan tepat, apakah laporan keuangan
menyadikan secara benar dan wajar posisi keuangan pemerintah
pusat yang berasal dari operasi dan perubahannya sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
Audit terhadap siklus belanja pemerintah pusat yang terdiri audit
terhadap belanja aparat dan belanja pelayanan publik.

B Pemerintah Daerah
Audit yang diselenggarakan atas kegiatan pemerintah daerah
dapat dibagi menjadi audit keuangan dan audit kinerja. Pada setiap
audit, penetapan tujuan untuk menentukan jenis audit yang
dilaksanakan serta standar audit yang harus diikuti oleh auditor
merupakan langkah awal.
Audit mempunyai gabungan tujuan audit keuangan dan audit
kinerja atau dapat juga mempunyai tujuan terbatas pada beberapa
aspek dari masing-masing jenis audit tersebut.
Gambaran pelaksanaan audit di pemerintahan daerah, berikut ini
diberikan petunjuk pemeriksaan atas pos pendapatan asli daerah:
1 Pengujian untuk menentukan nilai realisasi pos PAD dan pos
retribusi daerah
2 Melakukan verifikasi atas bukti-bukti penerimaan yang berupa Surat
Tanda Setoran
3 Melakukan konfirmasi kepada instansi yang terkait dengan
pemungutan Pajak Daerah
4 Dari hasil konfirmasi tersebut, kesalahan penyetoran atas
pendapatan PPJU oleh PT PLN dapat diketahui
5 Berdasarkan kejadian pada (butir 4) apabila salah setor yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah
6 Melakukan pengujian untuk menentukan pengembalian Pajak
Daerah kepada Wajib Pajak

C LSM
Jenis LSM:
LSM melakukan fungsi control masyarakat sehingga LSM ini
mengambil jarak dengan penguasa ataupun lembaga yang
dikontrolnya
LSM yang melaksanakan program entitas
Dalam organisasi LSM dilakukan 2 jenis audit :
Audit kinerja keuangan
Pada audit keuangan atau juga disebut audit laporan keuangan,
pemakai informasi tidak hanya organisasi, tetapi juga pihak luar
organisasi . audit kinerja keuangan mengacu pada kebiasaan
akuntan menguji bukti transaksi dan menghubungkan dengan jurnal
akuntansi dan menanadinya. Penulusuran ini bertujuan memberikan
jaminan bukti dokumentasi, informasi dan penjelasan memperkuat
adanya transaksi di organisasi tersebut

Audit kinerja nonkeuangan


Aktifitas audit dilakukan berkaitan dengan keefisiensian dan
keefektifan organisasi dalam mencapai tujuan organisai, system
pengendalian anggaran, kinerja fungsi keuangan, akuntansi
,pelayanan dan hasil program. Audit kinerja nonkeuangan dilakukan
oleh audit internal organisasi. Criteria pengukuran yang penting
yaitu ekonomis, efisien dan efektif. Tugas auditor kinerja
nonkeuangan yaitu menguji bahwa aktivitas yang dilakukan oleh
organisasi tidak merugikan masyarakat secara keseluruhan, tetapi
justru bermanfaat bagi masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi

D YAYASAN

Audit yang diselenggarakan atas semua kegiatan yang dilakukan


yayasan dapat dibagi menjadi audit keuangan dan audit kinerja.
Dalam audit, penetapan tujuan harus dilakukan untuk menetukan jenis
audit yang akan dilaksanakan serta standar audit yang harus diikuti
oleh auditor . audit dapat mempunyai gabungan tujuan audit
keuangan dan audit kinerja atau dapat juga mempunyai tujuan yang
terbatas pada beberapaaspek masing-masing jenis audit.

E PARTAI POLITIK
Audit dalam organisasi partai politik dibedakan menjadi 2
yaitu audit kinerja keuangan dan audit kinerja non keuangan.
Contoh audit atas pemilu partai politik tahun 1999
No 11 : PDI Perjuangan
o Terdapat 304 sumbangan tanpa nama dimana 3
diantaranya melebihi ketentuan 15 juta, salah satunya
Laksamana Sukardi yang menyumbang sampai 400 juta
o Pengeluaran mencapai Rp 3 miliyar untuk propaganda
dan Rp 139 juta untuk membantu Ambon/Maluku
No 15 : Partai Amanat Indonesia
o Terdapat penerimaan dari 1 orang yang melebihi
ketentuan Rp 15 juta diakui sebagai pinjaman
o Pada tanggal 21 Mei, PAN telah mengembalikan dana
pinjaman.

You might also like