You are on page 1of 2

Coba diteliti amalan-amalan yang menjadi keyakinan orang Wahhabi sebagai berikut:

1. Tatkala umat Islam mempertanyakan mengapa orang Wahhabi dewasa ini menggunakan
mobil saat bepergian, padahal Nabi SAW dan para Shahabat tidak pernah naik mobil? Maka
untuk nge-les (menghindar) dari pertanyaan semacam ini, orang Wahhabi tiba-tiba secara
serampangan membagi Bidah itu menjadi dua, yaitu Bidah Diniyah, seperti Bidahnya naik
mobil dan Bidah Duniawiyah seperti Bidahnya shalawat Burdah, shalawat Nariyah,
shalawat Alfatih dan sebagainya. Padahal pembagian yang dilakukan oleh orang Wahhabi ini
jelas-jelas tidak berdasar satupun dari dalil secara tekstual baik dari Alquran mapun Hadits
Shahih. Artinya baik Alquran maupun Hadits tidak pernah membagi Bidah menjadi Diniyah
dan Duniawiyah.
2. Nabi SAW perintah: Khudzuu anni manaasikakum (Ambillah/contohlah dariku manasik
(tata cara haji)-mu (HR. Muslim). Saat itu Nabi SAW pergi haji dari Madinah menuju
Makkah adalah dengan naik onta. Jika saja kaum Wahhabi jujur dalam dakwah sesuai yang
diyakininya, maka sudah seharusnya mereka juga jika pergi haji adalah dengan naik onta,
karena mengikuti sunnah Nabi SAW ini, bukan naik pesawat maupun mobil. Tapi
kenyataannya tidak demikian.
3. Orang Wahhabi menyakini bahwa Tauhid itu dibagi menjadi tiga, yaitu Tauhid Rububiyah,
Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma wa shifat. Pembagian ini juga tidak bedasar dalil secara
tekstual baik dari Alquran maupun Hadits shahih manapun.
4. Kaum Wahhabi selalu mensyaratkan bahwa amalan yang sah menurut syariat itu dalam
pandangan mereka, harus didasari oleh Hadits shahih (selain Alquran). Padahal aturan
penggunaan Haditsh Shahih ini bukan berasal dari tekstual ayat Alquran maupun Hadits Nabi
SAW sendiri. Namun ketentuan itu hanyalah berdasarkan pemahaman orang Wahhabi sendiri.
5. Belum lagi pembagian derajat hadits menjadi Shahih, Hasan dan Dhaif, itu juga hakikatnya
tidak berdasarkan tekstual Alquran maupun Hadits Nabi SAW, namun hanyalah hasil ijtihad
para ulama ahli Hadits. Anehnya orang Wahhabi terpaksa menerima ijtihad para ulama ini
sekalipun bukan berdasarkan dari tekstual dalil.
6. Jika datang bulan Ramadhan, orang Wahhabi Suadi Arabiah mengadakan Shalat Tahajjud
berjamaah sebulan suntuk, dengan memilih waktu khusus di bulan Ramadhan (dari awwal
hingga akhir bulan Ramadhan) seperti yang dilakukan di Masjidil Haram Makkah dan Masjid
Nabawi Madinah dan diimami oleh tokoh-tokoh Wahhabi. Tradisi tata cara amalan berjamaah
Tahajjud sebulan suntuk yang dikhususkan pada bulan Ramadhan ini jelas-jelas tidak pernah
dicontohkan oleh Nabi SAW.
7. Bilal Shalat Tahajjudnya juga orang Wahhabi dan mengucapkan: Shalaatul Qiyaami
atsaabakumullah, sebelum shalat tahajjud di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, bacaan ini
termasuk bid`ah karena tidak pernah dilakukan oleh Nabi maupun para Shahabat.
8. Orang Wahhabi dewasa ini juga berdakwah menggunakan media radio, kaset, CD, TV
Rodja, internet dan media cetak, ini termasuk amalan bid`ah yang tidak pernah diajarkan oleh
Nabi SAW maupun para Shahabat.
9. Orang Wahhabi Indonesia juga mendirikan perkumpulan yang sering diberi nama Salafi
Indonesia. Ini juga tidak ada tuntunannya baik dari Alquran maupun Hadits shahih.

10. Orang Wahhabi juga mendirikan sekolah formal dengan sistem klasikal, ini termasuk
bid`ah yang tanpa ada dasar tekstual dalil Alquran mupun Hadits.
- See more at:
http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=662#sthash.pAlEfBSI.d
puf

You might also like