You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


ACARA I
TULANG DAN SENDI

DISUSUN OLEH :
NAMA

: SUMIATI

NIM

: E1A 012 053

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM
2015

ACARA I

TULANG DAN SENDI


A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum

:
a. Mengenal berbagai nama, jumlah, bentuk,
dan lokasi tulang.
b. Untuk memahami struktur tulang.
c. Memahami macam-macam gerakan pada
sendi.

2. Hari/tanggal praktikum : Sabtu, 11 April 2015


3. Tempat Praktikum

: Laboratorium Biologi FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori
Kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi
beberapa organ lunak, terutama tengkorak dan panggul. Kerangka berfungsi
untuk menggambarkan bentuk tubuh, penentuan tinggi seseorang,
perlindungan organ tubuh yang lunak (otak, hati dan jantung), sebagai
tempat melekatnya beberapa otot-otot, menggantikan sel-sel yang rusak,
memberikan sistem sambungan gerak pengendali (control), dan untuk
menyerap reaksi dari gaya atau force serta beban kejut (Nurmianto, 2003
dalam Heidyolivia, 2011).
Unit fungsional dari tulang disebut osteon, yang terdiri dari lamellae
dan canalis Hevers. Lempeng-lempeng trajektorik membatasi ruanganruangan yang berisi sumsum tulang, dimana dihasilkan sel-sel darah.
Sesudah patah tulang, tulang dibentuk kembali dengan persarafan dan
vaskularisasi yang baik dari periosteum (Lutjen, Eike, Drecoll dan Johanes
W. Rohen, 2001: 77).

Sendi adalah hubungan antar tulang, ujung-ujung tulang yang


membentuk persendian diselaputi atau dibungkus dengan (membran
sinovial). Selaput ini menghasilkan minyak untuk menggerakan sebagai
pelumas. Sehingga terdapat beberapa gangguan pada persendian (Arif
primadi dkk, 2010 dalam Achmad Sofwan Yusuf, 2011).

C. Alat Dan Bahan


1. Alat :
a.

Model rangka manusia

b.

Gelas benda dan gelas penutup

c.

Mikroskop

d.

Praktikan

e.

Silet

f.

Alat tulis

g.

Kamera Hp

2. Bahan :
a.

Tulang ayam

b.

Akuades

D. Langkah Kerja
a. Pengamatan Rangka Tulang
1.

Menyiapkan alat dan bahan,

2.

Mengamati model rangka manusia secara keseluruhan dengan teliti


dan seksama,

3.

Mendiskusikan bersama anggota kelompok,

4.

Membandingkan antara tulang pembentuk anggota gerak atas dan


bawah,

5.

Membandingkan tulang yang membentuk tengkorak,

6.

Membandingkan tulang yang membentuk tulang belakang,

7.

Menyajikan dalam bentuk tabel,

8.

Menyertakan gambar atau foto tu lang penyusun rangka tubuh


manusia,

b. Pengamatan struktur tulang


1. Mengamati struktur luar tulang,
2. Memotong tipis epifisis dan diafisis,
3. Meletakkan epifisis dan diafisis di atas kaca benda,
4. Mengamati di bawah mikroskop strukturnya,
5. Menggambar pada hasil pengamatan.
c. Pengamatan sendi
1. Praktikan membuat gerakan fleksi, ekstensi, aduksi, abduksi, dan
rotasi pada leher, bahu, siku, jari, lutut, pergelangan tangan,
pergelangan kaki.
2. Mencatat hasil pengamatan.
E. Hasil Pengamatan
1) Tulang Rangka Manusia
a. Gambar Rangka Manusia

1. Tengkorak
2. Selangka
3. Rusuk
4. Sternum
5. Columna Vertebra
6. Humerus
7. Radius
8. Ulna
9. Tulang Panggul
10. Femur
11. Patela
12. Tibia
13. Fibula
14. Tarsal

b. Gambar pembanding

c. Tabel penyusun rangka manusia


N

Nama Tulang Kerangka

O
1.

Nama

Tulang

Pembentuk
Anggota Gerak Atas

Tulang

Pipa

pembentukhumerus,
radius,

ulna,karpal,

metakarpal,

ruas

jaritangan.
-

buah

tulang

humerus
- 2 buah tulang hasta
(ulna)
-

buah

tulang

pengumpil(radius)
Anonim, 2013:1

buah

pergelangantangan
- 2 x 5 buah tulang
karpal
- 2 x 14 ruas jari tiap
jari 3ruas, kecuali ibu
jari 2 ruas.

2.

Anggota Gerak Bawah


Tulang

Pipa

pembentuk
tibia,

femur,

fibula,tarsal,

metatarsal.
- 2 buah tulang femur
(paha).

buah

tulang

tempurunglutut
(patela).
- 2 buah tulang kering
(tibia).
- 2 buah tulang betis
(fibula).
- 2 x 7 buah tulang
pergelangan
Anonim, 2013:1

kak(metatarsal).
- 2 x 5 buah tulang
telapak kaki (tarsal).

2 x 14 ruas-ruas jari,
tiap

jari

ruas

kecuali ibu jariyang 2


ruas.
3.

Tengkorak
a)

Membentuk

Tengkorak Otak
- 1 tulang dahi atau
frontal
- 2 tulang parietal
- 1 tulang oksipital
- 2 tulang temporal
- 2 tulang spenoid
- 1 tulang etmoid
Anonim, 2013:1
b)

Membentuk

Tengkorak Wajah
- 2 tulang maksila

- 2 tulang mandibula
-

tulang

zigomatikus
-

2 tulang

nasale

(hidung)
-

tulang

mata

(lakmiralis)

4.

Tulang Belakang

Tulang

pendek

pembentuk ruas-ruas
tulang

belakang

(columna vertebrae).
- 7 ruas tulang leher
atauservikal
-

12

ruas

punggung

tulang
atau

thoracic
-

ruas

tulang

pinggang atau lumbar


Anonim, 2013:1

ruas

tulang

kelangkang

atau sacrum 4 ruas


tulang
coccyc.

2). Struktur Tulang


a. Gambar Hasil Pengamatan
1. Epifisis

ekor

atau

kondroblast
matrik

Perbesaran: 15 x 10
2.Diafisis

osteon
Kondroblas

Perbesaran: 15 x 40
c. Gambar Pembanding
1. Diafisis

Sumber: Anonim, 2011:1

2. Epifisis

Sumber: Anonim, 2011: 1

B. Sendi

NO ORGAN

FLEK

EKSIST

ADDUKS

ABDUK

ROTA

SI

ENSI

SI

SI

1.

Leher

2.

Bahu

3.

Siku

4.

Jari

5.

Lutut

6.

Pergelangan

tangan
7.

Pergelangan
kaki

F. Pembahasan
Tujuan praktikum yang berjudul Tulang dan Sendi adalah
untuk mengenal berbagai nama, jumlah, bentuk dan lokasi tulang dan untuk
memahami macam-macam gerakan pada sendi. Tulang manusia terdiri dari
tulang pipih, tulang pipa, dan tulang tak beraturan. Tulang pipih dan tulang
tak beraturan di bagian dalamnya diisi dengan sumsum tulang merah yang
turut berfungsi dalarn pembentukan darah merah; tulang pipa di lubang
pipanya terisi sumsum tulang kuning yang mengandung banyak lemak.
Karena fungsinya membentuk sel darah, pengambilan sumsum tulang untuk
diagnosis penyakit darah sering dilakukan pada tulang panggul (crista
iliaca); dan pemeriksaan sumsum tulang untuk mendiagnosis kemungkinan
penyakit malaria pada orang dewasa dapat menggunakan sumsum dari
tulang dada (ossternum). Pada saat bayi masih di dalarn kandungan, salah
satu tulang yang paling cepat tumbuh adalah tulang tengkorak yang
membungkus otak (neuro-cranium). Tulang tungkai mulai tumbuh cepat
setelah lahir. Tulang tengkorak yang membentuk wajah tumbuh relatif
lambat dibandingkan neuro-cranium. Pada saat lahir semua bayi
mempunyai variasi ukuran dan bentuk tulang wajah ( splanchno-cranium)
yang minimal sehingga jika diperhatikan semua bayi normal mempunyai
bentuk kepala atau wajah yang kira-kira sama. Semua bayi mempunyai pipi
montok dan wajah yang bundar, termasuk yang berkulit putih, kuning, atau
hitam.
Setelah lahir, di tulang rahang atas mulai terjadi pertumbuhan gigi
yang biasanya mulai muncul atau mengalami erupsi pada usia sekitar 6
bulan. Sejalan dengan pertumbuhan bayi, wajah bayi akan mulai
memanjang karena gigi yang tumbuh akan memaksa tulang rahang atas dan
tulang rahang bawah memanjang juga. Setelah gigi susu tumbuh dan keluar
dari gusi, di dalam tulang tetap berlangsung pertumbuhan gigi tetap. Melalui
proses seperti ini, wajah bayi secara perlahan akan mengalami perubahan.
Menurut data statistik pada umumnya wajah bayi barn akan menunjukkan
kesamaan dengan ibu atau bapaknya setelah usia 18 sampai 24 bulan. Di

tulang pembungkus otak (neuro-cranium) juga terjadi pertumbuhan. Pada


saat lahir tulang dahi berjumlah 2 buah kiri kanan sehingga di puncak
kepala bagian depan dapat teraba celah lunak berbentuk segi empat yang
dinamakan ubun-ubun besar (greater fontanel) dan di kepala bagian
belakang celah berbentuk segitiga yang dinamakan ubun-ubun kecil (lesser
fontanel). Ubun-ubun kecil penting digunakan oleh dokter dalam membantu
persalinan; sedangkan ubun-ubun besar berguna untuk mendiagnosis apakah
seorang bayi kekurangan cairan. Bayi yang sering mencret sehingga
kekurangan cairan akan menunjukkan ubun-ubun besar yang melekuk ke
dalam. Ubun-ubun besar dan kecil biasanya menutup pada usia sekitar 18
bulan.
Setelah usia 6-7 tahun, gigi tetap biasanya mulai menggantikan
gigi susu. Jika hal ini teIjadi maka di tulang rahang atas akan terbentuk
rongga yang dinamakan sinus maxillaris atau sinus saja. Ini adalah sinus
yang dapat mengalami infeksi bila seseorang menderita pilek dalam waktu
lama. Karena sinusitu terbentuk setelah gigitetap mengalami erupsi, anak
kecil di bawah usia 6 tahun tidak akan mengalami sinusitis tau penyakit
pada sinus. Di rahang bawah rongga yang ditinggalkan gigi permanen akan
menutup dengan diisi jaringan tulang. Karena sinus ini berhubungan sangat
erat dengan gigi rahang atas, pencabutan salah satu gigi yang berdekatan
dapat membantu mengatasi penyakit sinus yang sulit diobati.
Pada proses pembentukan kepala, teIjadi penyatuan bakal tulang
yang berasal dari dahi turun ke bawah dan dari sekitar telinga menuju garis
tengah. Ketiga unsur itu bersatu pada bagian yang berhadapan dengan gigi
taring. Kegagalan pertemuan ini menyebabkan teIjadinya bibir sumbing,
dan proses di atas menunjukkan mengapa bibir sumbing biasa teIjadi di
dekat gigi taring. Bibir sumbing bagian tengah biasanya lebar karena bagian
yang seharusnya turun membentuk bibir atas gagal tumbuh. Kegagalan ini
dapat diakibatkan oleh obat-obatan yang dikonsumsi ibu pada trimester
pertama kehamilan, atau terkena zat yang memgikan kehamilan. Dalam
keadaan yang berat, bibir sumbing dapat disertai dengan terbentuknya celah

di rahang atas. Keadaan ini akan menyebabkan suara anak menjadi beda,
dan bila operasi untuk memperbaiki kelainan dilaksanakan sesudah usia
anak melewati 18 bulan, biasanya suara itu akan menetap demikian
(rhinolalia). Di bagian atas hidung terdapat tulang hidung (os nasale).
Tulang ini relatif kecil pada pangkal hidung dan perlu dibedakan dengan
tulang rawan yang membentuk hidung. Pada petinju, tulang rawan yang
membentuk hidung sering dipotong agar tidak mengganggu, tetapi tulang
hidung yang disebut di atas tidak diganggu. Tulang rawan hidung yang
bembah letak akibat macam-macam hal, termasuk tinju, dapat menimbulkan
gejala hidung tersumbat. Tulang belakang manusia terdiri dari 7 ruas tulang
leher, 12 ruas tulang punggung /dada, 5 ruas tulang pinggang, dan satu
tulang panggul yang terdiri dari 5 mas yang menyatu. Di ujung bawah
terdapat 4 ruas tulang ekor yang sangat kecil. Di bagian dalam tulang ini
terdapat rongga memanjang ke bawah dinamakan canalis vertebralis
(vertebral canal) yang berisi sumsum belakang atau medulla spinalis (spinal
cord). Bedakan sumsum ini dengan sumsum tulang kuning dan sumsum
tulang merah karena swnswn belakang ini adalah jaringan saraf, bagian dari
susunan saraf pusat. Pusat yang mengatur gerakan otot dan organ lain,
seperti usus, jantung, dan lain-lain terdapat di dalam sumsum belakang ini.
Pada kecelakaan atau tabrakan mobil pengendara atau penumpang dapat
terlempar kepalanya ke depan dan ke belakang dalam waktu sangat singkat
Keadaan ini menyebabkan suatu kondisi seperti lecutan pecut atau whiplash
(whiplash injury). Sebagai akibatnya, dapat terjadi patah atau putusnya
tulang belakang di daerah leher. Hal serupa dapat teIjadi bila seseorang
terjatuh dengan leher tertekuk. Sebagai akibatnya, terjadi kelumpuhan
akibat kerusakan swnswn belakang yang mengenai semua alat gerak, yaitu
kedua lengan dan tungkai. Kelainan ini dinarnakan quadriplegia atau
tetraplegia. Mengingat bahaya seperti tersebut, perlu diperhatikan oleh
semua orang yang sering dihadapkan untuk membantu korban kecelakaan.
Untuk mengurangi risiko, sebaiknya korban kecelakaan jangan diangkat

dengan punggung tertekuk, dan lebih baik jika diangkat dalarn keadaan
lurns dengan dibantu kayu atau penopang.
Ruas-ruas tulang yang membentuk tulang belakang diikat satu
sama lain oleh serabut yang dinarnakan ligamen yang sangat kuat.
Walaupun demikian, ligamen yang dibentuk oleh serat collagen ini tidak
elastis. Sebagai akibatnya, jika pada suatu saat ia teregang akibat trawna
atau kecelakaan, ligamen akan memanjang dan ikatan antartulang di temp at
itu menjadi longgar walaupun pemanjangan itu hanya sekitar 1mm saja.
Dalarn keadaan demikian, tulang yang bersangkutan menjadi lebih mudah
bergerak dan yang bersangkutan akan mengalami sakit pinggang.
Penyebab sakit lain adalah pecahnya jaringan antarruas tulang
belakang yang selanjutnya akan menjepit saraf di tempat itu. Keadaan ini
dinarnakan hernia nucleuspulposus dan hanya dapat diatasi dengan operasi
yang akan mengurangi tekanan terhadap saraf yang bersangkutan. Tulang
dan tulang rawan mempunyai struktur dasar yang sangat berbeda. Pada
tulang biasa, jika dilihat melalui mikroskop akan dijumpai struktur yang
khas berupa lamellae. Pada tulang rawan struktur demikian tidak akan
dijumpai, tetapi akan ditemukan bahan dasar tulang rawan berupa hyalin,
elastin, atau collagen. Tulang rawan dijumpai pada telinga sehingga telinga
kaku, pada hidung, ujung tulang rusuk, tenggorokan, dan bagian tubuh lain.
Rangka bayi dalarn kandungan sebagian besar terdiri dari tulang rawan.

Selain mengamati tentang jumlah dan bagian-bagian dari rangka


manusia, pada praktikum juga diamati tentang struktur dari tulang. Pada
praktikum digunakan tulang ayam bagian paha yang disusun oleh tulang
berbentuk pipa. Tulang pipa merupakan tulang yang berbentuk seperti pipa
atau silindris (diafise). Yang harus diamati pada pengamatan ini adalah
bagian epifisis dan diafisis dari tulang. Epifisis merupakan bagian ujung
tulang yang tersususn dari tulang rawan. Pada pengamatan dibawah
mikroskop diketahui bahwa pada epifisis tersusun atas kondroblas dan
matriks. Sedangkan diafisis merupakan bagian tengah tulang yang
memenjang dan ditengahnya terdapat rongga. Pada pengematan dibawah
mikroskop diketahui bahwa diafisis tersusun atas kondroblas dan osteon.

Pengamatan terakhir yang dilakukan pada praktikum adalah


pengamatan sendi. Pengamatan sendi ini dilakukan untuk mengetahui
gerakan-gerakan pada persendian. Sendi merupakan hubungan antar tulang
sehingga tulang mampu digerakkan. Hubungan antar dua tulang atau lebih
disebut persendian. Adanya persendian memungkinkan gerakan yang
bervariasi. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa gerakan pada leher dan
bahu merupakan gerak rotasi yaitu mampu bergerak bebas kesegala arah.
Siku dapat bergerak secara fleksi dan ekstensi. Fleksi merupakan gerak
menekuk atau membengkokkan, sedangkan ekstensi merupakan gerak
meluruskan. Pada jari dapat melakukan semua gerak yaitu fleksi, ekstensi,
aduksi, abduksi serta rotasi. Aduksi merupakan gerakan mendekati tubuh,
sedangkan abduksi merupakan gerakan menjauhi tubuh. Lutut dapat
melakukan gerakan fleksi dan ekstensi. Pergelangan tangan dan kaki dapat
melakukan gerakan rotasi.
Sendi adalah bagian tubuh tempat dua tulang saling berhubungan.
Sendi itu dapat merupakan suatu hubungan yang dapat bergerak atau yang
tidak dapat bergerak. Sendi tak bergerak terdapat pada tulang tengkorak.
Tengkorak dibentuk oleh banyak tulang yang masing-masing dihubungkan
satu sarna lain melalui sendi yang dinarnakan sutura. Contoh lain terdapat
pada panggul. Panggul manusia dibentuk oleh 2 buah tulang panggul (os
coxae)kiri-kanan yang dihubungkan oleh sendi. Sendi itu di bagian depan
dibentuk oleh tulang rawan yang dinarnakan symphisis pubis. Pada saat
kehamilan dan pada saat melahirkan, sendi ini mengalami pelunakan
sehingga dapat sedikit bergeser ketika persalinan. Jika bayi sangat besar dan
persalinan terlalu dipaksakan, ada risiko teIjadi pergeseran yang terlalu
banyak yang dinamakan symphisiolysis. Keadaan ini tidak membahayakan,
tetapi memaksa ibu terns berbaring selama sebulan atau lebih.
Di antara semua jenis sendi, sendi yang paling banyak bergerak
adalah sendi synovial. Pada jenis sendi ini ujung tulang yang berhadapan
dilapisi oleh tulang rawan sehingga lebih tepat dikatakan tulang rawan itu
yang saling berhadapan. Tulang rawan itu juga yang paling dulu akan

menahan berat badan pada lutut. Pada tempat persendian kedua ujung tulang
beserta tulang rawannya dibungkus oleh suatu selaput yang dinamakan
selaput synovial. Selaput ini menghasilkan cairan yang membasahi
permukaan yang berhubungan itu. Di sebelah luar, selaput itu dilindungi
oleh selaput lebih tebal dan kuat yang dibentuk oleh jaringan atau serabut
collagen.Pembungkus ini sering dinamakan capsula fibrosa (fibrous
capsule). Tidak jarang di antara selaput synovial dan capsula fibrosa ini
terdapat bantalan yang dibentuk selaput synovial dan berisi cairan synovial
pula, dinamakan bursa.
Pada orang yang berat badannya jauh di atas normal, ada risiko
tulang keringnya mengalami kernsakan pada bagian yang berhubungan
dengan tulang paha. Karena menahan berat yang luar biasa dan yang
bergerak setiap kali melangkah atau menggerakkan lutut, pinggiran ujung
atas dapat melebar seperti palu yang sudah tua. Keadaan ini dinamakan
keadaan dengan pertumbuhanosteophyte yang menimbulkan rasa nyeri.
Proses serupa dapat juga terjadi pada ruas tulang belakang yang berhadapan.
Pada lutut, tulang paha dan tulang kering diikat oleh 2 ligamen yang kuat Di
samping itu, di antara permukaan kedua tulang terdapat meniscus yang
dibentuk oleh jaringan rawan. Ligamen dan meniscus itu turut melindungi
permukaan tulang. Akan tetapi, itu juga berarti bahwa jika ada gerakan yang
salah di sendi itu, kedua jaringan inilah yang pertama kali mengalami
kerusakan. Pada pemam sepak bola, ada risiko meniscus dapat tersobek
akibat gerakan menendang bola yang kurang sempurna dilakukan.
Pada manusia biasanya tungkai tampak lurus jika dilihat dari
depan. Pada keadaan tertentu ditemukan tungkai yang membentuk huruf 'X'
dan dinamakan genu valgum, atau membentuk huruf '0' pada genu varum.
Genu valgum yang ringan pada anak kecil akan hilang menjelang anak itu
dewasa. Pada hakikatnya, hampir semua penyakit yang sehari-hari
dinamakan sebagai encok atau rematik mengenai salah satu dari sendi
synovial. Sendi ini dijumpai di bahu, siku, pergelangan tangan, pangkal jari,
antara mas jari tangan, pangkal paha, lutut, pergelangan kaki, dan sendi jari

kaki. Selain itu, dijumpai juga pada sendi antara rahang bawah dan kepala;
dan antara mas tulang belakang. Kelainan sendi ini di tulang belakang,
antara lain menyebabkan penyakit bernama spondylitis yang mungkin
memberi

gambaran

'bamboo-spine

(ankylosing

spondylitis)dengan

penderita yang tidak dapat menundukkan badannya. Penyakit tuberculosa


pada anak juga dapat menyerang tulang belakang sehingga suatu mas akan
hancur, menjadikan anak tumbuh bongkok, dinamakan gibus.
Punggung yang bongkok (kyphosis) biasanya disertai dengan
pembengkokan ke sisi (scoliosis) dapat teIjadi akibat kelainan bawaan. Pada
anak yang biasa membawa tas sekolah yang berat pada satu tangan juga
dapat timbul gambaran scoliosisyang sulit diperbaiki jika dibiarkan dalam
waktu lama. Sebagai akibatnya, anak akan tumbuh menjadi orang dewasa
dengan pundak kiri kanan tidak simetris.

G. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa,


a. Rangka tubuh manusia digolongkan menjadi skeleton aksial yang
terdiri dari tulang tengkorak (kranium), tulang belakang (kolumna
vertebra), tulang dada (sternum), tulang rusuk, dan skeleton
apendikular yang merupakan organ pelengkap yang terdiri dari
tulang anggota gerak atas dan tulang anggota gerak bawah.
b. Epifisis tersusun atas kondroblas dan matriks, sedangkan diafisis
tersusun atas kondroblas dan osteon.
c. Persendian dapat membantu pergerakan tulang.
d. Beberapa jenis gerakan sendi adalah fleksi, ekstensi, aduksi,
abduksi, dan rotasi.
b. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. www.google.com.
Anonim. 2013. www.google.com.
Achmadsofwanyusuf. Anatomi Tulang. Diakses dari:
https://achmadsofwanyusuf.files.wordpress.com/2011/01/bab-ii3.pdf

Heidyolivia, Tulang dan Sendi. Diakses dari:


https://heidyolivia.files.wordpress.com/2011/01/bab-ii5.pdf
Lutjen, Eike, dkk. 2001. Anatomi Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia.
(Terjemahan). Jakarta: EGC.

You might also like