Professional Documents
Culture Documents
UJI KESUKAANRANKING
A Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara V Uji Kesukaan-Ranking ini adalah
mahasiswa mampu melakukan uji kesukaan sampel dengan metode ranking.
B Tinjauan Pustaka
1 Tinjauan Teori
Pada bidang industri, perbaikan produk maupun pemilihan produk
terbaik merupakan salah satu alternatif penunjang pemasaran. Keinginan
konsumen yang selalu menghendaki produk dengan mutu yang terbaik
harus dapat dipenuhi bila perusahaan tersebut ingin menjaring keuntungan
atas penjualan produk yang dihasilkan. Dengan menggunakan uji rangking
perubahan mutu produk akibat perubahan atau perbaikan proses produksi
dapat diukur dan diketahui, apakah produk baru tersebut sama, lebih baik
atau bahkan lebih buruk dari produk yang lama. Selain itu, dapat juga
ditentukan mutu produk yang terbaik dan mana yang paling digemari oleh
konsumen, sehingga untuk selanjutnya jenis dan tingkat produk tersebut
dapat digunakan sebagai standar proses pembuatan suatu produk. Uji
rangking adalah uji yang meminta panelis untuk mengurutkan contoh yang
telah diberi kode sesuai urutannya untuk suatu atribut sensori tertentu,
contohnya atribut kekerasan, kemanisan atau intensitas aroma. Batas
maksimal yang diujikan dalam suatu waktu adalah lima sampai tujuh
contoh, dan panelis yang dilibatkan minimal sebanyak 30 orang. Uji
statistik yang dapat digunakan untuk mengolah data hasil uji ragking
diantaranya dengan Friedman rank test (Setyaningsih, 2010).
Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya
mengemukakan responnya yang berupa senang tidaknya terhadap sifat
bahan yang diuji. Penelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya
secara spontan, tanpa membandingkan dengan sampel standar atau
divalidasi
melalui
sub-segmen
sampel
masing-masing,
meninggalkan hasil dari satu penilai pada saat itu (Kermit et al, 2006).
Pada uji skoring diberikan pada penilaian terhadap mutu sensorik
dalam suatu jenjang mutu. Tujuan uji skoring adalah pemberian suatu nilai
atau skor tertentu terhadap karakteristik mutu. Pemberian skor dapat
dilakukan dengan skala yang jumlah skalanya tergantung pada tingkat
kelas yang dikehandaki. Pengujian organoleptik meliputi penampakan,
bau, rasa dan tektur dari bakasang dengan kisaran nilai :19. Hasil uji
secara organoleptik diolah dengan uji statistik nonparametrik Kruskal-
Wallis, bila hasil uji berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut Multiple
comparassion (Purwaningsih dkk, 2011).
Terdapat dua metode evaluasi sensori yang umum digunakan untuk
analisa organoleptik (warna, rasa, dan aroma) pada bubuk coklat, yaitu uji
kesukaan (preference test) ataupun uji triangle. Uji kesukaan dilakukan
dengan tujuan menentukan produk yang paling disukai dan biasanya
dilakukan oleh panelis umum, baik yang sudah maupun yang belum
terlatih. Sedangkan uji triangle dilakukan apabilaakan ditentukan
penggantian jenis produk dengan tujuan produk pengganti tidak berbeda
secara signifikan terhadap produk standar, biasanya uji triangle dilakukan
oleh panelis yang sudah terlatih (Wahyudi dkk, 2004).
Uji kesukaan dirancang untuk mengetahui peringkat kesukaan dari
sebuah produk. Sembilan orang panelis digunakan dalam percobaan ini.
Kategori ranking dimulai dari sangat suka, suka, agak suka, tidak
suka.Panelis mengevalusai masakan dan diberi kode pada masing-masing
sampel; peringkat jamur yang paling disukai. Panelis mengindikasi
peringkat kesukaan mereka dari sampel yang dipilih pada masing-masing
kategori. Kategori tidak suka 1 dan sangat suka 9 (Ukoima, 2009).
Boos (1986) dan Nair (1986) memberikan metode nonparametrik
untuk membandingkan K independen Sampel rubah kasus data
Berkatagori dan dikelompokkan masing-masing. Statistik mereka berikan
melihat efek dispersi serta lokasi yang biasa. Statistik ini untuk lokasi dan
dispersi efek dapat diperoleh melalui partisi pendekatan chi-kuadrat,
sedangkan terbaik memberikan contoh yang menunjukkan bahwa
pendekatan yang sama juga berguna untuk blok acak atau sampel K-terkait
peringkat data. Dalam catatan ini kita memperpanjang partisi Pendekatan
chi-kuadrat acak ke blok situasi di mana produk atau perawatan yang
dibandingkan
memiliki
apriori
memesan
terkait
dengan
mereka
dan disimpan pada suhu maksimum 4,4C. Susu UHT (Ultra High
Temperature) adalah produk susu yang diperoleh dengan cara mensterilkan
susu minimal pada suhu 135C selama 2 detik, dengan atau tanpa
penambahan bahan makanan dan bahan tambahan makanan yang
diijinkan, serta dikemas secara aseptik (Tim Penulis Unpad, 2002).
C Metodologi
1
Alat
a. Borang penilaian
b. Alat tulis
c. 5 buah gelas kecil
d. Nampan
e. Sendok kecil
Bahan
a. Sampel susu cair merk Indomilk
b. Sampel susu kedelai merk ABC
c. Sampel susu cair merk Calpico
d. Sampel susu cair merk Ultramilk
e. Air putih
Cara Kerja
a. Penyaji
Sampel susu
Diberi kode berbeda tiap jenisnya
Disiapkan borang pengujian
Diberikan penjelasan kepada panelis tentang cara pengujian
Diolah data yang diperoleh kemudian ditabulasi
Dibersihkan tempat yang digunakan untuk pengujian baik
sebelum dan sesdudah dilakukan pengujian
b. Panelis
Diisi nama, tanggal pengujian dan produk yang diuji dalam
borang penilaian
Dibaca instruksi yang ada pada borang penilaian
Diperiksa kelengkapan sampel
Dianalisis sampel yang diuji
Ditulis hasil penilaian dalam kolom yang tersedia
Diperiksa kembali hasil pengujian secara keseluruhan
Diserahkan borang penilaian kepada tim penyaji
382
3
4
3
3
4
3
3
2
4
3
3
2
4
4
1
3
2
1
1
2
4
58
2,762
aroma. Batas maksimal yang diujikan dalam suatu waktu adalah lima sampai
tujuh sampel (Setyaningsih, 2010). Panelis diminta untuk mengemukakan
pendapatnya secara spontan, tanpa membandingkan dengan sampel standar
atau sampel-sampel yang diuji sebelumnya. Oleh karena itu sebaiknya cara
penyajian secara berurutan, tidak disajikan bersama-sama. Pengujian ini
umumnya digunakan untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu bahan
atau memproduksi reaksi konsumen terhadap sampel yang diujikan, oleh
karena itu panelis sebaiknya diambil dalam jumlah besar, yang mewakili
populasi masyarakat tertentu (Kartika, 1998).
Pada percobaan uji kesukaan-rangking digunakan sebanyak 21 orang
panelis dan 4 buah sampel susu yang berbeda. Setiap sampel tersebut
kemudian diberi kode yang berupa 3 digit angka yang berbeda secara urut.
Berikut kode beserta sampel susu yang digunakan dalam percobaan uji
kesukaan-rangking: kode 546 dengan sampel susu merk Indomilk, kode 713
dengan sampel susu kedelai merk ABC, kode 901 dengan sampel susu merk
Calpico dan kode 382 dengan sampel susu merk Ultramilk. Keempat sampel
tersebut kemudian diujikan kepada para panelis untuk mengetahui tingkat
kesukaan panelis terhadap susu cair dengan berbagai merk yang ada
dipasaran. Skala hedonik yang digunakan dalam percobaan berkisar 1-4
dengan tingkat kesukaan 1= sangat suka, 2= suka, 3= kurang suka dan
4= tidak suka. Dengan adanya skala tersebut maka panelis lebih mudah
dalam memberikan respon mengenai urutan kesukaan dari keempat sampel.
Berdasarkan percobaan uji kesukaan-rangking setiap sampel memiliki
nilai skor yang berbeda-beda, kode sampel 546 dengan sampel susu Indomilk
memiliki nilai skor 52 dan rata-rata 2,476. Kode sampel 713 dengan sampel
susu kedelai merk ABC memiliki nilai skor 45 dan rata-rata 2,143. Kode
sampel 901 dengan sampel susu Calpico memiliki nilai skor 55 dan rata-rata
2,619 sedangakan kode 382 dengan sampel susu Ultramilk memiliki nilai
skor 58 dan rata-rata 2,762. Hasil pengujian dapat diketahui bahwa sampel
susu kedelai merk ABC dengan nilai skor 45 merupakan sampel susu yang
paling banyak disukai panelis. Hal tersebut dikarenakan pada skala hedonik
semakin besar skala maka panelis semakin tidak menyukai sampel, sehingga
jumlah nilai skor yang terkecil merupakan sampel yang paling banyak disukai
panelis.
Total
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Pada tabel Fisher & Yates skala hedonik yang diperoleh dari
pengujian kemudian ditransformasikan ke dalam skala numerik. Prosedur
Fisher & Yates digunakan untuk menentukan nilai numerik dari tiap skor
yang diberikan oleh panelis kepada setiap sampel. Sampel yang mempunyai
tingkat kesukaan pertama sangat suka menghasilkan nilai skala numerik
1,03, tingkat kesukaan kedua suka menghasilkan skala numerik 0,3, tingkat
kesukaan ketiga kurang suka menghasilkan skala numerik -0,3 dan tingkat
kesukaan keempat tidak suka menghasilkan skala numerik -1,03. Untuk
skala hedonik yang menyatakan kesukaan panelis terhadap sampel skala
numerik yang diberikan bernilai positif dan sebaliknya skala hedonik yang
menyatakan ketidak sukaan panelis terhadap sampel skala numerik yang
diberikan bernilai negatif.
Berdasarkan transformasi data dengan tabel Fisher dan Yates
diketahui jumlah nilai pada sampel dengan kode 546 sebesar 0,17 dan ratarata 0,008, sampel dengan kode 713 memiliki jumlah nilai 5,15 dan rata-rata
0,245, sampel dengan kode 901 memiliki jumlah nilai -1,76 dan rata-rata
-0,084 sedangkan sampel dengan kode 382 memiliki jumlah nilai -3,56 dan
rata-rata -0,170. Sampel dengan kode 713 yang berupa susu kedelai merk
ABC mempunyai jumlah nilai terbesar yang menunjukkan bahwa sampel
tersebut disukai oleh banyak panelis.
Tabel 5.3 Analisis Sidik Ragam Uji Kesukaan-Rangking
SK
d JK
JKR
Fhitung
FK Standa Nilai
b
r Error LSD
(SE)
Panelis
Sampel
Error
Total
2
0
3
6
0
8
3
2,015
44,021
0,672
0,734
46,036
0,187
3,74
Nilai
pembandin
g
antar
sampel
0,699
0,916
-
Least
Significant
Difference
dapat
diperoleh
dengan
perbandingan antara derajat basis (db) error dengan jumlah sampel yang
diujikan. Jumlah sampel yang diujikan sebanyak 4 buah sampel susu dan nilai
derajat bebas (db) error sebesar 60. Untuk mengetahui nilai Least Significant
Difference dapat digunakan tabel Significant studentized dengan tingkat
signifikansi 5%. Pada tabel Significant studentized sumbu x atau bagian
mendatar merupakan jumlah sampel yang diujikan dan sumbu y atau bagian
vertikal merupakan nilai derajat basis (db) error. Berdasarkan perbandingan
antara jumlah sampel dengan db error (4:60) diperoleh nilai LSD sebesar
3,74.
Tabel 5.4 Perbedaan Antar Sampel
Perbandingan Hasil
antar sampel Perbandingan
antar sampel
AB
- 0,237
AC
0,092
AD
0,178
BC
0,329
BD
0,415
CD
0,086
NPAS
Keterangan
0699
0,699
0,699
0,699
0,699
0,699
Keterangan :
>: berbeda nyata
<: tidak berbeda nyata
Nilai Perbandingan Antar Sampel (NPAS) dapat diperoleh dengan
perhitungan secara manual melalui perkalian antara nilai Least Significant
Difference dengan nilai Standard Error. Diketahui nilai LSD sebesar 3,74 dan
nilai Standard Error sebesar 0,187 diperoleh nilai perbandingan antar sampel
sebesar 0,699. Keempat sampel yang diujikan masing-masing dibandingkan
satu dengan yang lain, perbandingan dilakukan dengan pengurangan nilai
rata-rata sampel yang diperoleh dari tabel Fisher dan Yates. Perbandingan
antara sampel kode 546 (A) dengan sampel kode 713 (B) diperoleh hasil
perbandingan antar sampel sebesar -0,237, hasil tersebut lebih kecil dari pada
nilai
NPAS
sehingga
perbandingan
tersebut
tidak
berbeda
nyata.
Perbandingan antara sampel kode 546 (A) dengan sampel kode 901 (C)
diperoleh hasil perbandingan antar sampel sebesar 0,092, hasil tersebut lebih
kecil dari pada nilai NPAS sehingga perbandingan tersebut tidak berbeda
nyata. Perbandingan antara sampel kode 546 (A) dengan sampel kode 382
(D) diperoleh hasil perbandingan antar sampel sebesar 0,178, hasil tersebut
lebih kecil dari pada nilai NPAS sehingga perbandingan tersebut tidak
berbeda nyata. Perbandingan antara sampel kode 713 (B) dengan sampel kode
901 (C) diperoleh hasil perbandingan antar sampel sebesar 0,329, hasil
tersebut lebih kecil dari pada nilai NPAS sehingga perbandingan tersebut
tidak berbeda nyata. Perbandingan antara sampel kode 713 (B) dengan
sampel kode 382 (D) diperoleh hasil perbandingan antar sampel sebesar
0,415, hasil tersebut lebih kecil dari pada nilai NPAS sehingga perbandingan
tersebut tidak berbeda nyata. Dan perbandingan antara sampel kode 901 (C)
dengan sampel kode 382 (D) diperoleh hasil perbandingan antar sampel
sebesar 0,086, hasil tersebut lebih kecil dari pada nilai NPAS sehingga
perbandingan tersebut tidak berbeda nyata.
Berdasarkan keenam hasil perbandingan antar sampel, semua
perbandingan mempunyai nilai lebih kecil dari pada NPAS sehingga semua
perbandingan antar sampel tersebut tidak berbeda nyata. Sehingga dapat
diketahui bahwa keempat sampel susu cair berbagai merk yang diujikan tidak
mempunyai perbedaan yang nyata terhadap tingkat kesukaan panelis.
E Kesimpulan
Berdasarkan uji kesukaan-rangking pada beberapa sampel susu
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1
4
5
2,76 yang menunjukkan tidak ada perbedaan nyata dari keempat sampel.
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Standard Error sebesar 0,187.
Berdasarkan perhitungan diperoleh Nilai Perbandingan Antar Sampel
Afriani dkk. 2011. Karakteristik Dadih Susu Sapi Hasil Fermentasi Beberapa
Starter Bakteri Asam Laktat yang diisolasi dari Dadih Asal Kabupaten
Kerinci. Agrinak. Vol.1 (1).
Anam, Choirul dkk. 2013. Aplikasi Edible Coating Pati Ubi Kayu dalam
Pembuatan Perman Saga (Adenanthera pavoina) terhadap Karakterstik
Sensoris, Umur Simpan, dan Kimia. Jurnal Teknosains Pangan. Vol. 2
(3).
Ebook, Tim. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) dalam Industri
Pangan. ebookpangan.com.
Kartika, Bambang. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Universitas
Gadjah Mada: Yogyakarta
Kermit, Martin et al. 2006. Assessing the Performance of a Sensory PanelPanelist Monitoring and Tracking. Nedre Vollgate 8, 0158 Oslo, Norway.
Vol. 8 (1).
Nurismanto, Rudi dkk. 2002. Pembuatan Selai Lembaran Terong Belanda.
Jurnal Teknologi Pangan. Vol. 2 (1).
Penulis Unpad, Tim. 2009. Teknologi Susu. Tim Laboratorium Teknologi
Pengolahan Produk Peternakan, Fakultas Peternakan UNPAD. Bandung.
Purwaningsih, Sri dkk. 2011. Organoleptik Bekasang Jeroan (Katsuwonus
pelamis, Lilin) Sebagai Pangan Nasional Maluku Utara. Jurnal Gizi dan
Pangan. Vol. 6 (1).
Rayner, et al. 1999. Nonparametric Tests for Data in Randomised Blocks with
Oerdered Alternatives. Journal of Applied Matehematic & Decision
Sciences. Vol 3 (2): 143-153
Suryaningrum, Dwi Theressia dkk. 2010. Profil Sensori dan Nilai Gizi
Beberapa Jenis Ikan Patin dan Hibrid Nasutus. Jurnal Pasca-Panen dan
Bioteknologi Kelutan dan Perikanan. Vol. 5 (2).
Ukoima, H.N. 2009. Nutritional, Organoleptic and Palatabillity Studies of
Selected Edible Mushroom in Nigeria. World Applied Sciences Journal.
Vol. 7 (4): 1-8
Faktor Koreksi
02
21 x 4
0
= 84
(Total)2
Jumlah respon
p2
panelis x sampel
=0
JK panelis
- FK =
JK sampel
- FK
0
4
-0=0
( 0,17)
( 2+(5,15) +(1,76)2 +(3,56)2)
21
-0
0,0289+ 26,5225+3,0976+12,6736
21
-0
42,3226
21
JK Total
JK Error
db panelis
db sampel
db error
-0
= 2,015
= ((-1,03)2+(0,3)2+(1,03)2...+(-1,03)2) FK
= 46,036 0 = 46,036
= JK Total JK Panelis JK Sampel
= 46,036 0 2,015
= 44,021
= jumlah panelis 1 = 21 1 = 20
= jumlah sampel 1 = 4 1 = 3
= db panelis x db sampel
= 20 x 3 = 60
JKR Panelis
JK Panelis
= db Panelis
JKR Sampel
JK Sampel
= db Sampel
JKR Error
JK Error
= db Error
Standard Error
0
= 20
2,015
= 3
=0
44,021
= 60
= 0,672
= 0,734
JKR Error
Respon Tiap Sampel
0,734
21
JKR Sampel
= JKR Error
0,035 = 0,187
0,672
0,734
Fhitung sampel
= 0,916
perbedaan nyata, terbukti bahwa Fhitung < Ftabel (0,916 < 2,76). Jadi, pada
tingkat signifikansi 5% menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata