You are on page 1of 19

SUPLEMEN

PEDOMAN E-KKP3K

Panduan Penilaian dan Pemantauan


Sarana & Prasarana
Kawasan Konservasi Perairan,
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan


Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kementerian Kelautan dan Perikanan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................

iii

Bab I. PENDAHULUAN ........................................................................................................

Bab II. URAIAN SARANA dan PRASARANA PENGELOLAAN KKP3K .........................................


A. Pengantar ...........................................................................................................
B. Deskripsi Suplemen Sarana dan Prasarana Pengelolaan KKP3K ............................
B.1. Kantor .........................................................................................................
B.2. Peralatan Kantor ..........................................................................................
B.3. Papan Informasi Kawasan .............................................................................
B.4. Sarana dan Prasarana Pendukung Pengelolaan .............................................

2
2
4
3
4
5
6

Bab III. PENUTUP ..................................................................................................................

15

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Ketersedian Peralatan Kantor Pengelola KKP ...............................................

Tabel 2. Daftar Ketersedian Papan Informasi Kawasan Pengelolaan KKP ..............................

Tabel 3. Daftar Ketersedian Sarana dan Prasarana Monitoring Pengelola KKP ......................

Tabel 4. Daftar Ketersedian Sarana dan Prasarana Komunikasi Lapangan Pengelola KKP ......

Tabel 5. Daftar Ketersedian Sarana dan Prasarana Transportasi Lapangan Pengelola KKP .....

Tabel 6. Daftar Ketersedian Sarana dan Prasarana Pengawasan Pengelola KKP ....................

Tabel 7. Daftar Ketersedian Sarana dan Prasarana Pengelolaan (Khusus) Jenis KKP ..............

12

Tabel 8. Rangkuman Pertanyaan dan Alat Verifikasi Ketersedian Sarana dan Prasarana
Pendukung Pengelolaan KKP ..................................................................................

13

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Alir Konsep Sarana dan Prasarana Pendukung Pengelolaan KKP ...........

iii

BAB I
PENDAHULUAN
Pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan penting untuk memperhatikan kaidahkaidah pemanfaatan dan menjamin ketersediaan dan kesinambungan kualitas nilai dan
keanekaragaman sumberdaya yang ada. Untuk menuju hal tersebut, upaya pengelolaan diukur
dengan menetapkan standar indikator capaian pengelolaan kawasan konservasi. Efektivitas
pengelolaan dibagi dalam 5 tingkat berdasarkan parameter; SK Pencadangan, Lembaga Pengelola,
Rencana Pengelolaan, Penguatan Kelembagaan (Kemitraan, Jejaring & SDM), Upaya Pengelolaan,
Infrastruktur dan Sarana Pengelolaan. Pedoman Teknis E-KKP3K disusun sebagai panduan dalam
rangka mengevaluasi efektivitas pengelolaan berkelanjutan kawasan konservasi di masing-masing
lokasi dengan menggunakan indikator-indikator pengelolaan yang telah ditetapkan. Pedoman Teknis
E-KKP3K ditujukan sebagai:
1) Perangkat yang bisa digunakan oleh para pengambil kebijakan di tingkat nasional untuk
mengevaluasi kinerja semua kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil di
Indonesia, dan membuat prioritas bagi pengembangan pengelolaan efektif kawasankawasan
tersebut;
2) Perangkat yang digunakan oleh para pengelola dan pemangku kepentingan terkait untuk
merencanakan kegiatan guna meningkatkan kinerja pengelolaan; dan
3) Perangkat yang digunakan oleh para pengelola dan pemangku-kepentingan terkait untuk
mengevaluasi status kinerja atau peringkat pengelolaan suatu kawasan.
Pedoman E-KKP3K sebagai perangkat upaya pengelolaan masih menghadapi persoalan dan
keterbatasan teknis dalam praktek implementasinya. Hal ini karena masih adanya parameterparameter dalam indikator capaian pengelolaan kawasan konservasi yang perlu dilengkapi
penjelasan atau uraiannya.
Penyusunan buku ini dimaksudkan sebagai suplemen Buku Pedoman E-KKP3K, dan tujuannya
dapat memberikan pengertian dan pemahaman yang lebih lengkap tentang hal-hal yang terkait
dengan upaya peningkatan aspek sarana dan prasarana dalam mendukung pengelolaan kawasan
konservasi perairan di Indonesia.
Dalam penyusunan buku ini mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan
khususnya yang terkait dengan bidang Kelautan dan Perikanan, arahan kebijakan konservasi, dan
sumber bacaan lainnya, diantaranya:

Permen KP RI Nomor PER.33/MEN/2012 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi


Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan, beserta peraturan perubahannya.
Kamus Bahasa Indonesia Tahun 2008, disusun oleh Pusat Bahasa, Kementerian Pendidikan
Nasional.

BAB II
Uraian Sarana dan Prasarana Pengelolaan KKP
A. Pengantar
Sarana dan prasarana adalah salah satu masukan (input) dalam kegiatan pengelolaan KKP yang
menentukan efektifitas penyelenggaraan pengelolaan KKP. Secara umum, dalam Kamus Bahasa
Indonesia (KBI), Sarana diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat/media
dalam mencapai sesuatu (maksud) atau tujuan, sedangkan Prasarana diartikan sebagai segala
sesuatu (perangkat) yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses
(usaha/pembangunan/proyek/kegiatan). Pengertian sarana yang dimaksud dalam pengelolaan
KKP adalah mencakup semua peralatan, perlengkapan, dan media yang dipergunakan (secara
langsung) dalam mencapai tujuan pengelolaan KKP, seperti; Kantor dan Perlengkapannya, Papan
Informasi Kawasan, Peralatan Monitoring, Peralatan Komunikasi, Kendaraan Transportasi, Kapal
Pengawasan, dan lain sebagainya. Sementara, pengertian prasarana pengelolaan KKP adalah
mencakup perangkat yang dipergunakan (secara tidak langsung) dalam menunjang proses
pengelolaan KKP, seperti; Pondok Jaga, Pos Jaga, Dermaga, Pondok Wisata, Shelter, dan lain
sebagainya.
Sarana dan Prasarana Pendukung Pengelolaan, secara umum dapat dikelompokkan menjadi;
Sarana & Prasarana Kantor, mencakup; Kantor Utama, Peralatan/Perlengkapan Kantor, dan
Fasilitas Kantor (misal: pintu gerbang, MCK)
Sarana & Prasarana kegiatan Pengelolaan
Kegiatan pengelolaan KKP secara umum meliputi; Perlindungan Ekosistem, Perikanan
Berkelanjutan, Pendidikan, Pariwisata Berkelanjutan, serta Pengawasan & Penegakan Hukum.
Sarana dan prasarana kegiatan pengelolaan diantaranya meliputi;
Sarana & Prasarana Informasi

: Papan Informasi Kawasan

Sarana & Prasarana Pengawasan : Kapal Pengawasan, Pondok Jaga, Pos Jaga,
Sarana & Prasarana Pemantauan : Pos Pemantauan, Peralatan Komunikasi Lapangan,
Sarana &Prasarana Pariwisata

: Pondok Wisata, Shelter, Multipurpose Floating Shelter


(MPS),

Sarana & Prasarana Perikanan

: Peralatan/Perlengkapan dan Fasilitas Budidaya,

Sarana &Prasarana Pendidikan

: Pusat Informasi, instalasi pemeliharaan/pengembangbiakan


biota langka,

Sarana &Prasarana Penelitian

: Mini Lab, instalasi


sumberdaya ikan,

Sarana &Prasarana Pendukung

: Dermaga, Tanda Batas, Rambu,

rehabilitasi

ekosistem

habitat

Gambaran dan penjelasan sarana dan prasarana pendukung pengelolaan KKP diuraikan melalui
diagram alur dibawah berikut ini.

Gambar 1. Diagram Alir Konsep Sarana dan Prasarana Pendukung Pengelolaan KKP

B. Deskripsi Suplemen Sarana dan Prasarana Pengelolaan KKP


Penyediaan Sarana dan Prasarana (Sarpa) pada tingkat pengelolaan kawasan konservasi diinisiasi
(Merah) belum dilakukan. Sarana dan Prasarana pendukung pengelolaan baru mulai disediakan
pada tingkat kawasan konservasi didirikan (Kuning). Pada tingkatan ini, mulai dibentuk unit
organisasi yang bisa berbentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) pusat, UPT daerah, atau bagian unit
dari satuan organisasi yang menangani bidang perikanan. Sarana dasar yang diperlukan oleh Unit
Organisasi Pengelola adalah gedung/bangunan yang berfungsi sebagai tempat bekerja atau
dikenal sebagai kantor.
B.1. Kantor
Kantor unit pengelola KKP sebaiknya berada di wilayah kawasan yang menjadi pusat kegiatan
pengelolaan kawasan konservasi. Kantor unit pengelola KKP diusahakan memiliki beberapa
bagian ruang. Besar kecilnya kebutuhan ruangan kantor menyesuaikan dengan ukuran besaran
organisasi unit pengelola KKP (terkait dengan struktur, formasi, & jumlah personil), minimal
tersedia;

Ruangan Pimpinan,
Ruangan Kepala Seksi/Bagian beserta stafnya,
Ruangan Arsip/Dokumen, dan
Ruangan Peralatan.

Penyediaan kantor unit pengelola KKP bisa dengan membangun, menyewa, atau meminjam
sebuah gedung/bangunan. Kantor unit pengelola KKP bisa juga merupakan bagian dari
gedung/bangunan dari unit kerja lain bidang perikanan. Apapun status Kantor Unit Pengelola
KKP, diharapkan fungsi kantor dapat dijalankan dengan baik. Gedung/bangunan Kantor Unit
3

Pengelola KKP setidak-tidaknya perlu dilengkapi dengan fasilitas instalasi listrik, air bersih, dan
MCK. Selain itu, untuk menunjang operasional Kantor Unit Pengelola KKP perlu tersedia
peralatan kantor.
B.2. Peralatan Kantor
Kantor sebagai tempat menjalankan aktivitas kerja perlu ditunjang dengan peralatan dasar
perkantoran. Pada tingkat kawasan konservasi didirikan (Kuning), setidak-tidaknya peralatan
yang perlu tersedia dalam Kantor Unit Pengelola KKP, antara lain;
Meubelair diantaranya terdiri dari meja & kursi kerja;
Lemari atau Rak Arsip tempat menyimpan arsip/dokumen tertulis;
Komputer beserta printer, bisa berbentuk Personal Komputer (PC) atau laptop/notebook
untuk kebutuhan pengolahan data dan menyusun laporan/dokumen tertulis;
Pesawat telpon untuk menunjang kebutuhan komunikasi dan kelancaran koordinasi kerja pada
era teknologi dan globalisasi ini;
Papan tulis untuk mencatat informasi tertentu;
ATK (seperti; Kertas, Pensil, Spidol, Clip, Steples);
Kamera untuk dokumentasi kegiatan.
Semakin meningkat tingkatan upaya pengelolaan kawasan konservasi, kebutuhan sarana
pendukung Kantor semakin bertambah. Pada tingkat pengelolaan kawasan konservasi masih
dikelola minimum (Hijau), jumlah dan kompetensi SDM Unit Organisasi Pengelola mulai
berkembang sesuai dengan tugas/fungsi yang menjadi tangungjawabnya. Organisasi pengelola
KKP membutuhkan dukungan Sarana kantor yang lebih memadai. Sarana kantor yang diperlukan
mencakup semua jenis peralatan dan perlengkapan yang menunjang proses perkantoran, seperti
untuk; koordinasi, diskusi, rapat, korespodensi, penulisan laporan, pencetakan, pengarsipan, dan
pengolahan data. Berikut adalah daftar peralatan kantor yang harus tersedia (minimal tersedia)
dan peralatan yang bisa menjadi pilihan sesuai dengan kebutuhan pada tingkatan pengelolaan
KKP.
Tabel 1. Daftar Ketersedian Peralatan Kantor Pengelola KKP
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Peralatan Kantor
Meubelair
Lemari/Rak arsip
Pesawat Telpon (atau HP)
Komputer dan Printer
Papan tulis
ATK (Kertas, Pensil, Spidol,
Clip, Stapler,map, amplop)
Kamera
Meja komputer
Lemari kabinet
Lemari kaca
Rak barang
Rak Buku
Kalkulator
Mesin ketik
Brankas
Mesin Fax
Dispenser
Scanner

Semua Tingkat Pengelolaan


(Kuning, Hijau, Biru, dan Emas)
Harus tersedia
Harus tersedia
Harus tersedia
Harus tersedia
Harus tersedia
Harus tersedia
Harus tersedia
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
4

No
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Peralatan Kantor
LCD/proyektor
Screen projector
TV
Kulkas
Genzet
Plotter
Printer A3
Server
Mesin PABX
AC
Kipas angin
Handycam
CCTV
Modem
Hardisk eksternal
Mesin fotocopy
Mesin penghancur kertas
Jaringan komputer
Jaringan internet
Peralatan kantor lainnya

Semua Tingkat Pengelolaan


(Kuning, Hijau, Biru, dan Emas)
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan
Pilihan sesuai kebutuhan

B.3. Papan Informasi Kawasan


Papan Informasi kawasan konservasi perairan (sign board), meliputi juga Papan Petunjuk/Tanda
Petunjuk yang merupakan Papan Pengumuman/Peringatan dan Tanda Zona/Batas. Papan
informasi dapat berisikan tentang informasi zonasi, informasi sumberdaya alam, informasi batas
kawasan, petunjuk jalan, dan informasi lain yang terkait dengan peraturan pendukung
pengelolaan kawasan konservasi perairan, seperti kegiatan-kegiatan yang dilarang dan/ atau
kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan. Hasil rencana pengelolaan dan zonasi dapat
diinformasikan dan disosialisasikan melalui Papan Informasi Kawasan.
Ketinggian papan informasi disesuaikan dengan ketinggian rata-rata manusia, sehingga tidak
menyulitkan dalam membacanya. Kombinasi warna dibuat menarik sehingga dapat dibaca
dengan jelas dan nyaman. Papan informasi atau sign board sebaiknya terbuat dari material kayu
dan diupayakan dari jenis bahan lokal untuk lebih memudahkan dalam perawatan, atau dapat
juga terbuat dari hasil modifikasi material lokal dengan lainnya.
Papan pengumuman/peringatan ukurannya dibuat relatif besar sesuai kebutuhan, ditulis dengan
huruf yang mudah dilihat dan dibaca secara jelas. Khusus untuk sign board Tanda Batas disetiap
zona, huruf menggunakan material jenis dan huruf berwarna merah, sedangkan sign board
khusus untuk zona inti dengan dasar berwarna gelap yang kontras. Ukuran huruf disesuaikan dan
diserasikan sehingga dapat terbaca dari jauh pada siang hari, dan dapat memancarkan sinar
apabila terkena cahaya pada malam hari.
Papan informasi ditempatkan pada kawasan konservasi yang sering dilewati pengunjung
kawasan konservasi perairan, sedangkan papan penunjuk dapat dipasang mulai dari pelabuhan
laut, bandara, pusat keramaian, terminal angkutan umum hingga ke lokasi kawasan konservasi.

Tabel 2. Daftar Ketersedian Papan Informasi Kawasan Pengelolaan KKP


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Papan Informasi Kawasan


Papan Informasi Zonasi
Papan Informasi Batas
Kawasan
Papan Pengumuman/
Peringatan
Papan nama kawasan
Tanda Batas
Tanda Zona
Papan Informasi SD Alam
Papan Petunjuk/Tanda
Petunjuk
Papan informasi lain

Kuning
v

Tingkat Pengelolaan
Hijau
Biru
Emas
v
v
v

v
v
v

v
v
v
v

v
v
v
v

B.4. Sarana & Prasarana Pendukung Pengelolaan


Selain aktivitas perkantoran, Unit Organisasi Pengelola KKP melakukan kegiatan pengelolaan di
lapangan, terutama kegiatan monitoring. Pada tingkatan pengelolaan didirikan (Kuning)
peralatan untuk kegiatan monitoring yang paling sederhana adalah tersedia alat ukur
pemantauan kualitas air (permukaan) dan alat komunikasi.
Semakin meningkat tingkat pengelolaan kawasan konservasi, kebutuhan prasarana kegiatan
pengelolaan KKP semakin bertambah. Tingkat pengelolaan kawasan konservasi minimum (Hijau),
dengan SDM organisasi pengelola semakin berkembang sesuai dengan tugas/fungsi pengelolaan
yang dijalankannya. Organisasi pengelola semakin membutuhkan dukungan sarana & prasarana
yang memadai untuk menunjang berjalannya fungsi pengelolaan seperti kegiatan; monitoring,
evaluasi, pengawasan, sosialisasi, fasilitasi, penyuluhan, serta kegiatan lainnya.
Tingkat pengelolaan kawasan konservasi secara optimum (Biru), kebutuhan penyediaan sarana
dan prasarana yang mendukung pengelolaan KKP harus semakin lengkap. Pada tingkat ini
kegiatan pengelolaan konservasi semakin berkembang pesat, mencakup; kegiatan perlindungan,
penelitian, pendidikan, kepedulian, pemanfaatan perikanan & pariwisata berkelanjutan, serta
pengawasan dan penegakan hukum. Untuk menunjang seluruh pelaksanaan kegiatan
pengelolaan tersebut perlu dukungan sarana dan prasarana yang semakin optimal/lengkap.
Sarana & prasarana kegiatan pengelolaan ini mencakup semua peralatan, perlengkapan, dan
fasilitas penunjang yang dipergunakan secara langsung dan tidak langsung untuk kegiatan
lapangan di kawasan konservasi, meliputi:
1. Sarana dan Prasarana Monitoring
Kamera, bisa berupa kamera saku atau SLR untuk mendokumentasi kawasan dalam
rangka kegiatan monitoring.
Recorder untuk merekam pernyataan sebagai bagian dari alat pengumpulan data
lapangan dalam rangka kegiatan pemantauan sosekbud.
Peralatan Survai diantaranya pengukur kualitas air laut (DO meter, PH meter,
Refraktometer, Kecerahan, kekeruhan), Global Position System (GPS), dan lain-lainnya.
Peralatan Selam untuk memantau kondisi sumberdaya perairan. Alat selam adalah
peralatan dasar yang digunakan dalam penyelaman untuk tujuan identifikasi, inventarisasi
atau pun monitoring habitat/kawasan atau biota di daerah kawasan konservasi perairan.
Peralatan selam minimal terdiri dari masker, snorkle, fin, bouyancy compensator device
(BCD), regulator, pressure gauge, octopus, wet suit, scuba tank (tabung oksigen), weight,
6

coral boot, glove (sarung tangan), dan hoods (penutup kepala). Minimal tersedia
peralatan selam skin diving (Masker, Snorkel, Fin), untuk memantau kondisi ekosistem
dari permukaan air.
Tabel 3. Daftar Ketersedian Sarana dan Prasarana Monitoring Pengelola KKP
No
1
2
3
4

Sarana & Prasarana


Monitoring
Kamera
Recorder
Peralatan Selam
Peralatan Survai

Kuning
v
v

Tingkat Pengelolaan
Hijau
Biru
Emas
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

2. Sarana dan Prasarana Komunikasi Lapangan


Alat komunikasi lapangan yang mudah dibawa yang berfungsi sebagai alat bantu komunikasi
yang digunakan untuk memberikan informasi dari satu tempat ke tempat lainnya melalui
pembicaraan dengan memanfaatkan gelombang radio atau komunikasi tanpa kabel.
Peralatan ini bisa digunakan untuk pemantauan ataupun untuk komunikasi pengawasan.
Bentuk alat komunikasi dapat berupa:
1) Handy Talky (HT)
Alat komunikasi bergerak (Handy Talky/HT) dapat dibawa dan digunakan untuk
melakukan komunikasi di berbagai tempat. Alat ini digunakan pada saat melakukan
pengawasan di lapangan atau sebagai sarana komunikasi yang diberikan kepada
Pokmaswas dalam rangka memberikan laporan tentang adanya pelanggaran dalam
pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan. Jangkauan alat ini hanya terbatas
pada suatu wilayah/kawasan tertentu sesuai dengan kapasitas alat (instrumen) serta
kondisi wilayah (datar/bergelombang).
2) Radio Komunikasi
Alat Komunikasi Tetap VHF Marine Radio dengan DSC, alat komunikasi ini terdiri dari;
Radio Komunikasi (All Band) yang dilengkapi dengan catu daya (power supply) serta
antena luar dengan menara (Tower) Galvanis beserta alat penangkal petir. Untuk
mendukung alat ini dilengkapi dengan SWR Meter dan Avometer serta Tool Kit untuk
penyetelan dan perbaikan. Jangkauan alat komunikasi ini dapat mencapai antar provinsi
sesuai dengan kondisi wilayah (datar/bergelombang) serta kapasitas alat (instrumen).
3) Hand Phone (HP)
4) Pengeras Suara
Alat ini digunakan untuk memberi peringatan atau menyampaikan informasi dari jarak
tertentu saat kegiatan pengawasan atau sosialisasi.
5) Alat komunikasi lainnya untuk mendukung operasional komunikasi.
Tabel 4. Daftar Ketersedian Sarana dan Prasarana Komunikasi Lapangan Pengelola
KKP
No
1
2
3
4
5

Sarana & Prasarana


Komunikasi Lapangan
Handy Talky (HT)
Hand Phone (HP)
Pengeras Suara
Radio Komunikasi
Alat Komunikasi lainnya

Kuning
v
v

Tingkat Pengelolaan
Hijau
Biru
Emas
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

3. Sarana Transportasi Lapangan


Alat transportasi yang digunakan oleh petugas lapangan khusus untuk mendukung kegiatan
operasional rutin kawasan konservasi, terdiri dari alat transportasi darat dan perairan. Alat
transportasi perairan berupa kapal operasional kawasan konservasi perairan. Kapal
operasional adalah kapal yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional
pengelolaan kawasan seperti monitoring sumberdaya kawasan, survey, penataan batas, dan
sebagainya.
1) Alat transportasi darat bisa berupa; kendaraan roda 2 (dua), roda 3 (tiga) atau roda 4
(empat).
2) Alat transportasi perairan berupa kapal operasional, meliputi; Kapal/Perahu Motor
Pemantauan, Kapal/Perahu Motor Pengawasan, dan Kapal/Perahu Motor Penyuluhan.
Tabel 5. Daftar Ketersedian Sarana dan Prasarana Transportasi Lapangan Pengelola
KKP
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Sarana & Prasarana


Transportasi Lapangan
Kendaraan Roda 2
Kendaraan Roda 3
Kendaraan Roda 4
Perahu Motor Operasional
Pemantauan
Perahu Motor Operasional
Pengawasan
Kapal Operasional
Pemantauan
Kapal Operasional
Pengawasan
Perahu Motor Operasional
Penyuluhan

Tingkat Pengelolaan
Kuning Hijau
Biru
Emas
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

4. Sarana dan Prasarana Pengawasan


Pondok Jaga
Pondok Jaga berfungsi sebagai tempat tinggal sementara petugas dalam rangka
melakukan pengawasan dan pengendalian kawasan. Pondok jaga memiliki ruangan
minimal terdiri dari ruang kerja merangkap ruang tamu, ruang komunikasi, kamar tidur,
dan kamar mandi/toilet. Pondok jaga dirancang dengan ukuran disesuaikan ketersediaan
lahan dengan gaya arsitektur budaya lokal, mengedepankan aspek lingkungan dan
dibangun di zona sesuai peruntukannya dan/atau di lokasi yang terbuka dengan jarak
yang relatif dekat dari pantai, sehingga dapat mengamati kegiatan yang ada di kawasan
konservasi perairan.
Pos Jaga
Pos Jaga merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai pos pengamanan kelompok
penjaga/pengawas yang terletak di dalam kawasan konservasi dan dibangun hanya untuk
tempat berlindung kelompok penjaga/pengawas untuk beberapa saat. Konstruksi
bangunan sederhana dan menyesuaikan dengan budaya lokal dengan dominasi bahan
yang alami namun cukup kuat untuk menghadapi kondisi lapangan, sehingga fungsi
pengawasan dapat optimal. Bangunan dapat berupa bangunan panggung dengan
mengedepankan aspek lingkungan serta optimalisasi fungsi sebagai tempat pengawasan,
dibangun di zona sesuai peruntukannya dan/atau di lokasi yang sensitif terhadap
8

pelanggaran, sehingga memudahkan petugas mengamati kegiatan yang ada di kawasan


konservasi tersebut.
Pos Pengawasan SDKP
Pos Pengawasan adalah bangunan yang digunakan sebagai kantor dan berfungsi sebagai
tempat untuk memfasilitasi dan melakukan aktifitas pengawasan yang dilaksanakan oleh
petugas pengawas perikanan maupun Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS).
Pos pengawasan SDKP untuk perairan laut dibangun di sekitar wilayah perairan laut
dengan model 2 lantai dan luas 60 m2, memiliki; Ruang Kerja, Ruang Komunikasi,
Dapur/Pantry, Kamar Mandi/WC.
Speed Boat Pengawasan
Kapal pengawas ukuran kecil (ukuran panjang 8 meter dan/atau 12 meter) yang dirancang
dan diberi tanda-tanda khusus sebagai kapal patroli cepat dengan olah gerak maupun
manuveurability dan stability yang prima untuk berbagai kegiatan patroli di laut yang
memerlukan kecepatan tinggi sesuai dengan ketentuan laik laut. Speed boat pengawasan
dilengkapi dengan alat navigasi sekurang-kurangnya mampu untuk menentukan arah,
posisi, serta kedalaman laut yang meliputi: kompas, GPS map, depth Sounder,
inclinometer, Peta Perairan Indonesia (sesuai wilayah pengawasan). Alat komunikasi
kelengkapan dari speed boat pengawasan terdiri dari: sirine, horn, megaphone, VHF
marine (DCS berdasar International Maritime Organization), radio (2-meteran), handy
talky, bendera Merah Putih serta bendera isyarat.
Perahu Motor Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS)
Perahu Motor POKMASWAS digunakan untuk membantu kegiatan operasional
pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. Perahu pengawasan dilengkapi dengan
alat navigasi sekurang-kurangnya mampu untuk menentukan arah, posisi, serta
kedalaman laut yang meliputi: kompas, GPS Map. Alat komunikasi standar minimal pada
Perahu Pokmaswas Portable VHF Radio/handy talky.
Steiger Speed Boat Pengawasan
Tempat labuh/parkir Speed Boat Pengawasan diperuntukkan bagi Pemerintah
Kabupaten/Kota yang telah memiliki Speed Boat Pengawasan. Steiger ini harus dilengkapi
dengan akses untuk proses docking/perawatan berupa rel menuju workshop yang berada
didarat. Selain itu apabila speed boat pengawasan tidak digunakan dalam waktu lama,
akan terhindar dari pengaruh korosi air laut.
Tabel 6. Daftar Ketersedian Sarana dan Prasarana Pengawasan Pengelola KKP
No
1
2
3
4
5
6
7

Sarana & Prasarana


Pengawasan
Pos Jaga
Pondok Jaga
Pos Pengawasan SDKP
Speed Boat Pengawasan
Steiger Speed Boat
Perahu Motor POKMASWAS
Alat pengawasan lainnya

Kuning

Tingkat Pengelolaan
Hijau
Biru
Emas
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

5. Prasarana Pendukung Lainnya


Tambat Kapal/Perahu
Tambat yang dibangun di pulau-pulau kecil yang belum ada tambatan kapal/perahu
setelah mendapat rekomendasi dari kantor pelabuhan/administrasi pelabuhan terdekat
untuk keselamatan pelayaran.
9

Dermaga
Rambu-Rambu Laut
Rambu laut merupakan penanda batas kawasan dan/atau zonasi konservasi, dan sebagai
alat bantu dalam navigasi di perairan. Rambu laut tersebut dapat berupa tali/rantai yang
ditambatkan/ditanam didasar laut sehingga menjamin rambu laut tidak akan lepas dari
tempatnya karena ombak, arus atau beban perahu. Rambu laut dibuat dari bahan yang
mempunyai berat jenis lebih kecil dari berat jenis air sehingga mengapung dan tahan
terhadap korosi. Rambu laut mempunyai warna yang jelas/mudah dilihat dari kejauhan
dan besarnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Talud
Talud merupakan lereng/dinding penyangga, berfungsi untuk memperkuat suatu saluran
di sungai maupun di pantai, sehingga bangunan saluran tersebut dapat bertahan dari
proses erosi dan atau abrasi.
Drainase
Pagar dan tembok
Bangunan yang mengelilingi suatu gedung/bangunan seperti kantor pengelola, pusat
informasi, dan instalasi pemeliharaan dan/atau pengembangbiakan biota langka. Tembok
keliling selain dimaksudkan untuk memberikan batas yang jelas tentang kepemilikan suatu
lahan, juga berfungsi untuk melindungi bangunan/gedung beserta aset yang ada di
dalamnya dari ancaman gangguan keamanan seperti pencurian dan perampokan.
Dan lain sebagainya
6. Sarana & Prasarana Pengelolaan (Khusus)
Pada tingkatan pengelolaan KKP yang lebih lanjut, dimana kawasan sudah dikelola optimal
(Biru) dan mandiri (Emas), kebutuhan sarana dan prasarana semakin khusus sesuai jenis KKP.
Jenis-jenis KKP berbeda-beda, ada yang berbentuk Taman Nasional Perairan (TNP), Taman
Wisata Perairain (TWP), Suaka Alam Perairan (SAP) dan Suaka Perikanan (SP), oleh
karenanya kebutuhan Sarana dan Prasarana juga berbeda menyesuaikan kekhususan jenis
KKP tersebut. Kebutuhan Sarana dan Prasarana khusus ini, antaranya mencakup:
1) Sarana dan Prasarana Perlindungan
Rehabilitasi Ekosistem
Fasilitas kegiatan rehabilitasi, seperti karang, mangrove, dan habitat ikan (misalnya:
habitat peneluran penyu). Sarana ini berfungsi untuk pelestarian ekosistem dan biota
di kawasan konservasi perairan. Lokasi rehabilitasi disesuaikan dengan zonasi di suatu
kawasan konservasi perairan dengan memperhatikan aspek ekologi, ekonomi dan
sosial budaya. Lokasi fasilitas kegiatan rehabilitasi ekosistem harus sesuai dengan
rencana pengelolaan kawasan dan mudah dijangkau untuk kelancaran proses
pengawasan.
Instalasi Pemeliharaan/Pengembangbiakan Biota Langka
Fasilitas ini merupakan pemeliharaan sementara dan/atau pengembangbiakan biota
langka seperti penyu, kima dan biota air lainnya yang berkatagori langka dan
dilindungi berdasarkan undang-undang dan perlu dilestarikan. Sarana ini selain
berfungsi untuk pelestarian biota air langka juga sebagai wahana wisata pendidikan.
2) Sarana dan Prasarana Pariwisata
Pos Retribusi
Pos retribusi berfungsi sebagai pos penarikan uang retribusi sebagai pemberian izin
untuk memasuki kawasan konservasi, yang diatur dengan peraturan daerah
kabupaten/kota setempat. Sarana pos retribusi terdiri atas ruang jaga dan dapat
berupa bangunan panggung yang dibangun di jalan masuk lokasi, sehingga
10

memudahkan petugas melaksanakan tugas. Pos diberi label/tulisan keterangan,


misalnya berupa papan informasi sederhana yang bertuliskan Pos Retribusi Kawasan
Konservasi ..
Shelter
Shelter berfungsi sebagai tempat berlindung, tempat beristirahat sementara serta
tempat pengunjung menikmati pemandangan yang ada di kawasan. Lokasi shelter
harus sesuai dengan peruntukan yang tertuang dalam dokumen rencana pengelolaan
dan zonasi kawasan. Shelter diberi label/tulisan keterangan, misalnya berupa papan
informasi sederhana yang sedikitnya bertuliskan Shelter Kawasan Konservasi ..
Multipurpose Floating Shelter (MPS)
MPS merupakan shelter apung dalam kawasan konservasi yang lokasinya ditempatkan
di wilayah perairan sesuai zonasi yang telah ditetapkan. MPS bisa digunakan untuk
berbagai tujuan seperti persinggahan/tempat istirahat sementara petugas monitoring
kawasan, tempat singgah sementara pengunjung, sekaligus dapat digunakan pula
untuk sarana budidaya ramah lingkungan (KJA), dan floating jetty. Penempatan dan
jumlah MPS harus mempertimbangkan fungsi, zonasi, stabilitas shelter dan
aksesabilitas.
Pondok Wisata
Pondok wisata merupakan tempat persinggahan wisatawan di pesisir. Ruang dan
desain pondok wisata ditata sedemikian rupa agar menarik, aman dan nyaman bagi
para wisatawan yang memanfaatkannya. Pondok wisata minimal ada serambi depan,
ruang/kamar tidur, kamar mandi dan ruang lainnya sesuai dengan fungsi wisata alam.
Bentuk bangunan disesuaikan dengan budaya lokal dengan menggunakan bahan
bangunan alami dan diupayakan berbentuk panggung untuk melestarikan flora/fauna
di bawahnya.
Wahana Wisata Pendidikan
Wahana wisata pendidikan diantaranya adalah fasilitas pemeliharaan dan/atau
pengembangbiakan biota langka, seperti; penyu, kima dan biota air lainnya.
3) Sarana dan Prasarana Pendidikan

Untuk mendukung kegiatan pendidikan & kepedulian konservasi, serta wisata


diperlukan keberadaan Pondok/Pusat Informasi, yang memiliki ruang dan desain
interior yang ditata sedemikian rupa agar menarik pengunjung. Ruang Pusat
Informasi disesuaikan dengan kebutuhan, setidaknya ada ruang audio visual, ruang
display/ruang informasi, dan ruang-ruang lain yang dianggap penting. Peralatan
untuk menunjang fungsi pondok/pusat informasi adalah peralatan audio visual,
antara lain; TV layar tipis, tape, pemutar cakram, wireless amplifier, LCD proyektor.

Instalasi Pemeliharaan/Pengembangbiakan Biota Langka selain berfungsi untuk


pelestarian biota air langka juga sebagai wahana wisata pendidikan.

4) Sarana dan Prasarana Penelitian


Pengelola kawasan Konservasi memerlukan sebuah Laboratorium Mini yang digunakan
untuk mendukung kepentingan pengelolaan kawasan konservasi, seperti digunakan
untuk riset mikro dalam rangka monitoring rutin sumberdaya seperti pemantauan
kualitas air, penelitian substrat dan sebagainya. Mini lab ditempatkan di lingkungan
kantor pengelola dengan mempertimbangkan aksesabilitas, kepentingan riset dan
sebagainya. Peralatan Mini Lab, berupa; akuarium, mikroskop, thermometer, pemantau
oksigen terlarut, alat pengambil substrat (Ekman grab) dan sebagainya

11

Tabel 7. Daftar Ketersedian Sarana dan Prasarana Pengelolaan (Khusus) Jenis KKP
No
1

2
3
4
5
6
7
8

Sarana & Prasarana


Pengelolaan (Khusus)
Fasilitas Pemeliharaan
dan/atau Pengembangbiakan
Biota Langka
Pondok Wisata
Pondok/Pusat Informasi
Mini Laboratorium
Fasilitas Rehabilitasi
Ekosistem
Pos Retribusi
Shelter
MPS (Multipurpose Floating
Shelter)

TNP

Jenis KKP
TWP
SAP

v
v
v

v
v

SP

v
v
v

12

Tabel 8. Rangkuman Pertanyaan dan Alat Verifikasi Ketersedian Sarana dan Prasarana Pendukung
Pengelolaan KKP
Peringkat
Kuning

Hijau

Biru

Pertanyaan
Apakah unit pengelola
telah memiliki
kantor?

AlatVerifikasi
Laporan dan cek fisik.

Apakah unit pengelola


telah memiliki
papan informasi
kawasan?
Apakah unit pengelola
telah memiliki
peralatan kantor
minimum?
Apakah unit pengelola
sudah dilengkapi
dengan prasarana
pengelolaan (alat
monitoring, alat
komunikasi)?
Apakah kantor unit
pengelola memiliki
peralatan kantor
memadai?

Laporan dan cek fisik.

Laporan dan cek fisik.

Laporan dan cek fisik.

Laporan, dan
pemeriksaan
di lapangan

Apakah unit pengelola


memiliki sarana
dan prasarana
pendukung
pengelolaan ?

Laporan dan
cek fisik (sarana
pengawasan, alat
monitoring
sumberdaya,
alat
komunikasi/sosialisasi
dan sarana
tanda batas kawasan)
.

Apakah sarana &


prasarana sudah

Laporan dan cek fisik.

PenjelasanAlatVerifikasi
Pengertian kantor pengelola KKP adalah
gedung/bangunan yang terdiri dari
beberapa ruangan yang berada di sekitar
kawasan sebagai tempat aktivitas kerja
pengelola, dan di dalamnya tersedia
peralatan kantor.
Status kantor bisa bangunan baru, sewa,
pinjam, atau bagian dari
gedung/bangunan unit kerja lain, yang
penting sesuai fungsi kantor.
Papan Informasi zonasi,
Papan Informasi Batas Kawasan
Papan Peringatan Kegiatan yang
diijinkan/dilarang
Peralatan kantor minimum; Meubelair
(meja dan kursi kerja), komputer dan
printer, telpon/HP, lemari/rak arsip, ATK,
Kamera.
Prasarana pengelolaan:
Alat Monitoring; Kamera dan Recorder
Alat Komunikasi; Handy Talky, HP

Peralatan yang memadai:


Peralatan kantor minimum tersedia,
seperti; Meubelair, komputer dan
printer, telpon/HP, lemari/rak arsip, ATK,
Kamera, ditambah dengan peralatan lain
sesuai kebutuhan yang sifatnya pilihan
pada setiap tingkat pengelolaan, antara
lain seperti; Projector/LCD beserta
screen, Mesin ketik, Ploter/Printer A3,
AC, Rak Buku, Handycam, Internet,
Kulkas, dan lainnya
Tersedia sarana dan prasarana pendukung
pengelolaan, seperti berikut:
Alat Monitoring; Kamera, Recorder, Alat
Survai, Peralatan selam;
Alat Komunikasi; Handy Talky (HT), HP,
Pengeras suara, Radio Komunikasi, dan
lainnya;
Alat Transportasi Lapangan; Kendaraan
roda 2/3/4, kapal operasional;
Sarana Pengawasan;Pos Jaga, Pondok
Jaga, Perahu POKMASWAS, Speedbooat,
dan lainnya;
Sarana Pendukung lainnya; Tanda batas
kawasan, rambu, dermaga, tambatan
perahu, dan lainnya.
Batasan lengkap sesuai kebutuhan
Sarpras Umum semua jenis KKP

13

Peringkat

Pertanyaan
lengkap
sesuai dengan
kebutuhan?

AlatVerifikasi

PenjelasanAlatVerifikasi
Tersedia Sarana & Prasarana
Pemantauan
Tersedia Sarana & Prasarana
Pengawasan
Prasarana Pendukung Lain
Jenis Khusus KKP (TNP, TWP, SAP, SP)
Tersedia Sarana & Prasarana Pariwisata
Tersedia Sarana & Prasarana Pendidikan
Tersedia Sarana & Prasarana Penelitian
Tersedia Sarana & Prasarana
Perlindungan
Tersedia Sarana & Prasarana Perikanan

14

BAB III
PENUTUP
Buku Suplemen Aspek Sarana dan Prasarana ini merupakan bagian dari upaya untuk
memberikan informasi atau penjelasan yang melengkapi Pedoman Teknis E-KKP3K dalam
pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan berdasarkan indikator capaian
pengelolaannya. Hal-hal yang terkait dengan informasi lebih lanjut terkait dengan Buku Suplemen ini
dapat menghubungi Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Direktorat Jenderal Kelautan,
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan.

15

You might also like