Professional Documents
Culture Documents
lain sebagai bahan dasar pembuatan roti, cake, mie kering, mie basah, dan
biskuit (Ikhsanudin, 2010).
Ragi roti atau yeast adalah mikroorganisme hidup jenis khamir yang sering
disebut Saccharomyces cerevisiae, berkembang biak melalui cara membelah
diri atau budding. Yeast memfermentasikan adonan sehingga menghasilkan gas
karbondioksida yang akan mengembangkan adonan. Jika proses fermentasi
terkendali dengan baik, maka akan menghasilkan produk bakeri seperti roti dan
donat yang baik, dalam arti mempunyai volume dan tekstur yang baik serta cita
rasa yang enak. Selama proses fermentasi akan terbentuk CO 2 dan ethyl
alkohol. Gula-gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa digunakan sebagai
substrat penghasil CO2. Gas CO2 yang terbentuk menyebabkan adonan roti
mengembang dan alkohol berkontribusi dalam membentuk aroma roti. Kondisi
fermentasi yang ideal pada temperatur 30-38C dan kelembaban 75-80%.
Kondisi untuk ragi yang penting dalam pengembangan membelah diri adalah
tersedianya air, subtrat (glukosa), suhu 26-28C dan tersedianya oksigen. Suhu
ideal absolut fermentasi adalah 38C pada kelembaban relatif 80%
(Wahyudi, 2003).
Menurut (Iriyanti, 2012), bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
roti antara lain:
a. Ragi kering instant (instant dry yeast), dapat digunakan tanpa melalui proses
pembasahan, dapat dicampur langsung dengan tepung terigu sebelum proses
pembuatan adonan. Jika menggunakan instant dry yeast sebaiknya gunakan
air dingin atau air es. Ragi instan ini dijual di dalam kemasan plastik atau
kaleng yang kedap udara. Sekali kemasan dibuka, sebaiknya digunakan
tidak lebih dari 2 minggu dan harus disimpan dalam kaleng kedap udara di
dalam lemari es. Cara menangani ragi instan: ditambahkan ke dalam air dan
diaduk sampai larut, tidak perlu direndam. Atau tambahkan langsung ke
dalam adonan/ tepung. Dalam pembuatan produk bakery ini menggunakan
ragi/yeast instant yang langsung dicampurkan ke dalam adonan kering.
b. Peran garam didalam adonan adalah menstabilkan gluten dan
memungkinkan toleransi yang lebih baik pada proses fermentasi. Dalam
produksi roti, garam adalah bahan utama untuk mengatur rasa. Garam akan
membangkitkan
rasa
pada
bahanbahan
lainnya
dan
membantu
juga
dapat
digunakan
untuk
mempertahankan
kelembaban,
liat atau elastis dan licin permukaannya. Gluten merupakan komponen tepung
terigu yang membentuk sifat tersebut (Muchtadi dkk, 2010).
Penambahan susu susu bubuk dapat menambah penyerapan air dan
memperkuat adonan. Bahan padat bukan lemak ( BPBL) pada susu bubuk
tersebut berfungsi sebagai bahan penyegar protein tepung sehingga volume roti
bertambah. Selain itu, toleransi waktu pengadukan meningkat karena adonan
susu bubuk lebih toleran pada over mixing. Proses fermentasipun lebih lama
sehingga dapat membantu pembentukan roti yang lebih baik karena BPBL juga
akan menurunkan aktifitas enzim. Warna kerak roti pun akan lebih baik karena
laktosa, kasein, dan protein susu akan membantu menghasilkan kerak
kekuningkuningan dan mempertinggi mutu pemanggangan. Tidak hanya itu,
susu bubuk menjadikan remah roti lebih baik dan halus sehingga mudah
dipotong,
mempertinggi
volume
roti,
meningkatkan
mutu
simpan,
tekstur, keempukan dan memperbesar volume roti dan kue. Sifat-sifat bahan
pangan tersebut diatas dipengaruhi oleh jumlah mentega putih yang digunakan,
serta metode pencampuran antara lemak dan adonan. Perbedaan tipe dan sifatsifat mentega putih yang digunakan akan menghasilkan mutu bahan pangan
yang berbeda, bahkan kadang-kadang pemakaian yang tidak tepat dapat
menurunkan mutu bahan pangan yang dihasilkan (Dennis, 2009).
Prover (steamer) merupakan alat yang berfungsi untuk mengembangkan
atau memfermentasi adonan yang sudah siap untuk dipanggang. Tujuan dari
fermentasi adalah agar roti dapat lebih cepat mengembang ketika dipanggang
dan kulit roti tidak kering. Sebelum dan setelah proses fermentasi ini, roti harus
terlebih dahulu diistirahatkan (resting). Pengistirahatan adonan dilakukan
selama 10 menit agar kulit roti tidak terlalu basah dan untuk mempermudah
adonan diroll dengan roll pin dan digulung (Putra, 2009).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Loyang
b. Sendok
c. Oven
d. Baskom
e. Prover (steamer)
f. Agitator
2. Bahan
a. Tepung terigu Cakra Kembar
b. Tepung Segitiga Biru
c. Ragi instan
d. Air
e. Gula
f. Garam
g. Susu segar
h. BOS (Butter Oil Substitute)
i. Bread Improver
j. Susu bubuk skim
k. Telur
l. Keju parut
m. Cokelat
n. Shortening
3. Cara kerja
Dicampurkan bahan kering (Tepung Cakra Kembar, tepung Segitiga Biru,
ragi instan, gula, garam dan bread improver)
Bahan
1.
Terigu
Tepung
Cakra isi
1,2
cokelat
keju
Gambar
Sebelum
Sesudah
Parame
Keterangan
ter
Warna
Rasa
Aroma
Keemp
+++
+++
++
+++
-ukan
Kelembaban
Crumb
+++
+++
2.
3,4,5
Tepung
segitiga
biru isi
cokelat
Warna
Rasa
Aroma
Keemp
+
++
++
++
-ukan
Kelem-
baban
Crumb
3. Parameter aroma
- : Tidak harum
+ : Agak harum
++ : Harum
+++ : Sangat harum
4. Parameter Keempukan
- : Tidak empuk
+ : Agak empuk
++ : empuk
+++ : Sangat empuk
5. Parameter Kelembaban
- : Tidak lembab
+ : Agak lembab
++ : Lembab
+++ : Sangat lembab
6. Parameter Crumb
: Tidak crumb
+
: Agak crumb
++ : Crumb
+++ : Sangat crumb
Teknologi pembuatan roti merupakan salah satu teknologi yang paling lama
dan telah berevolusi dengan bahan baru, alat dan prosesnya diperkembangkan
serta kesan berbagai ramuan ke atas sensori serta kulaitas dari pemakanan roti
telah banyak diuji.
Pada praktikum acara III dilakukan Pembuatan roti krumpul dengan
berbagai bahan, meliputi bahan basah dan bahan kering. Bahan kering berupa
tepung dengan dua jenis tepung yang berbeda, yaitu tepung Cakra Kembar dan
tepung Segitiga Biru, ragi instan, susu bubuk skim, gula, garam dan bread
improver. Sedangkan untuk bahan basah berupa air matang, susu segar, BOS (
++
Butter oil subtitute), telur, shortening, serta bahan isi berupa keju parut dan
cokelat. Untuk cara pembuatannya adalah bahan kering meliputi tepung (untuk
kelompok 1,2 dengan tepung Cakra Kembar dan untuk kelompok 3,4 dan 5
menggunakan tepung Segitiga Biru), ragi instan, susu bubuk skim, gula, garam
dan bread improver. Setelah itu ditambahkan telur, susu segar dicampurkan
sedikit demi sedikit sampai adonan menyatu kemudian ditambahkan BOS dan
air secukupnya hingga adonan kalis. Adonan lalu didiamkan selama 10 menit,
kemudian dibentuk bulat dengan berat kira-kira 50 gram diisi dengan bahan
berupa keju untuk kelompok 1,2 dan cokelat untuk kelompok 3,4 dan 5.
Setelah itu adonan berbentuk bulat tersebut disusun di loyang yang sudah
dioles shortening putih dan permukaan adonan tersebut dioles dengan BOS dan
disteam selama 90 menit sampai mengembang. Setelah itu loyang dimasukkan
dalam oven dengan suhu kurang lebih 800C selama 20 menit.
Untuk tepung terigu, digunakan 2 jenis tepung yang berbeda, yaitu tepung
Cakra Kembar untuk kelompok 1,2 dan untuk kelompok 3,4 dan 5
menggunakan tepung Segitiga Biru. Menurut (Ikhsanudin, 2010) tepung terigu
cakra kembar merupakan tepung terigu yang terbuat dari 100% hard wheat,
sehingga kandungan proteinnya tinggi, minimal 13%. Tepung terigu ini
umumnya diproduksi dengan menggunakan campuran gandum dari Australia
dan Amerika. Tepung ini mempunyai sifat gluten yang ulet dan kuat. Tepung
ini cocok dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan roti, mie, kue, dan lainlain. Sedangkan tepung terigu segitiga biru merupakan tepung medium yang
dihasilkan dari campuran hard wheat dan soft wheat, sehingga dihasilkan
tepung terigu dengan dengan kandungan protein sebesar 10,5-11,5%. Untuk
gandum yang berasal dari Amerika dan Kanada, campurannya adalah 60% soft
wheat dan 40% hard wheat, sedangkan gandum Australia, komposisinya adalah
50% soft wheat dan 50% hard wheat. Tepung ini merupakan tepung terigu
serbaguna karena sifat glutennya yang sedang. Tepung ini banyak dijual untuk
keperluan rumah tangga. Kegunaannya antara lain sebagai bahan dasar
pembuatan roti, cake, mie kering, mie basah, dan biskuit.
garam
didalam
adonan
adalah
menstabilkan
gluten
dan
rasa
pada
bahanbahan
lainnya
dan
membantu
mempengaruhi
tekstur
roti
yang
dihasilkan.
Menurut
didiamkan
pada
adona
tersebut
adalah
sama,
yaitu
untuk
memaksimalkan proses fermentasi pda adonan yang telah diberi ragi roti/
yeast. Menurut (Putra, 2009) Prover (steamer) merupakan alat yang berfungsi
untuk mengembangkan atau memfermentasi adonan yang sudah siap untuk
dipanggang. Tujuan dari fermentasi adalah agar roti dapat lebih cepat
mengembang ketika dipanggang dan kulit roti tidak kering. Sebelum dan
setelah proses fermentasi ini, roti harus terlebih dahulu diistirahatkan (resting).
Pengistirahatan adonan dilakukan selama 10 menit agar kulit roti tidak terlalu
basah dan untuk mempermudah adonan diroll dengan roll pin dan digulung.
Pada tabel 3.1 Hasil Pembuatan Roti Krumpul menunjukkan hasil uji
organoleptik/ sensori berdasarkan beberapa parameter, yaitu warna, rasa,
aroma, keempukan, kelembaban dan crumb. Untuk kelompok 1,2 pada
parameter warna menunjukkan warna sangat cokelat, untuk parameter rasa
adalah sangat suka, untuk parameter aroma adalah harum, untuk parameter
keempukan adalah sangat empuk, untuk parameter kelembaban adalah sangat
lembab serta untuk parameter terakhir yaitu crumb adalah sangat crumb.
Sedangakan untuk hasil uji sensori pada kelompok 3,4 dan 5 dengan tepung
Segitiga Biru dengan isi cokelat adalah pada parameter warna menunjukkan
warna tidak cokelat, untuk parameter rasa adalah agak suka, untuk parameter
aroma adalah harum, untuk parameter keempukan adalah empuk, untuk
parameter kelembaban adalah agak lembab serta untuk parameter terakhir yaitu
crumb adalah crumb.
Faktor faktor yang mempengaruhi dari setiap paremeter sebenarnya
berbeda-beda, namun secara keseluruhan adalah bahan-bahan baku serta
bahan-bahan tambahan yang akan mempengaruhi bentuk, tekstur, warna dari
roti itu sendiri, selain itu perbedaan selera dari paa panelis juga mempengaruhi
pada parameter aroma dan rasa sehingga akan menimbulkan presepsi yang
berbeda-beda antar panelis satu dengan panelis yang lain.
E. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN