You are on page 1of 11

BAB II

TINJAUAN LOKASI

Desa Sukajadi merupakan desa yang terletak di Kecamatan Pamarican,


Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Desa ini terletak pada koordinat 728'7"S
10835'52"E. Desa Sukajadi ini terletak dekat dengan Kota Banjar, Kertayasa,
Cijulang, Pangandaran dan Kota Ciamis (Wikimapia, 2015).
Desa Sukajadi berada di Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis. Jarak dari
pusat Desa Sukajadi ke Ibukota Kecamatan Pamarican sejauh 13 kilometer,dengan
ibukota Kabupaten Ciamis berjarak 40 kilometer, dengan Ibukota Provinsi Jawa
Barat berjarak 190 kilometer, dan jarak dari ibukota negara berjarak 364 kilometer.
Secara administratif, Desa Sukajadi berbatasan langsung dengan Desa Sidaharja di
sebelah utara, Desa Sukasari di sebelah selatan, Desa Sukamukti di sebelah timur,
dan Desa Sindangrasa di sebelah barat. Desa Sukajadi yang merupakan pemekaran
dari Desa Kertahayu berdiri pada tahun 1982. Desa Sukajadi ini terdiri dari 3 Dusun
besar yaitu, Dusun Sukajaya, Dusun Sukasari dan Dusun Sukajadi (Aqmarina, 2015).
Area lahan di Desa Sukajadi didominasi oleh wilayah persawahan yaitu seluas
192 Ha dan wilayah perkebunan seluas 68 Ha. Wilayah persawahan dan perkebunan
tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari

dan untuk sumber penghasilan. Selain dari hasil sawah dan kebun, ada beberapa
masyarakat yang mempunyai usaha. Industri yang ada di Desa Sukajadi antara lain :
sale, tahu, es krim, telur herbal, dan sawo. Usaha yang dimiliki masyarakat tersebut
memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadikan Desa Sukajadi lebih dikenal
oleh masyarakat luas. Namun, potensi yang ada tersebut belum dijalankan secara
maksimal oleh masyarakat (Aqmarina, 2015).
Salah satu sumber daya alam yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat adalah
pisang. Pisang ini kemudian diolah menjadi sale pisang oleh masyarakat. Meskipun
secara umum sale pisang Ciamis sudah terkenal, tetapi industri sale pisang di Desa
Sukajadi belum bisa memasuki pasar yang luas (Aqmarina, 2015).
Sale pisang yang di produksi masyarakat Desa Sukajadi memiliki 2 jenis, yaitu
sale pisang yang digoreng menggunakan tepung dan sale pisang yang tidak
menggunakan tepung. Rasa sale pisang tersebut cukup enak, tetapi kerenyahan dari
sale pisang tersebut belum konsisten dan tidak memiliki varian rasa. Dari segi
pemasaran, apabila pelaku industri di desa ini dapat melakukan inovasi seperti
menambah varian rasa dari sale pisang tersebut maka bukan tidak mungkin sale
pisang Sukajadi dapat memasuki pasar internasional (Aqmarina, 2015).

Gambar. 2.1 Peta Administratif Kabupaten Ciamis

Gambar 2.2 Peta Potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Ciamis

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Tanaman Pisang
Pisang merupakan buah tropis yang sudah popular di masyarakat, dan
potensial dikembangkan di Indonesia. (Astawan, 2008 dalam Notanubun dan L.
Karuwal, 2014). Tanaman ini berdasarkan klasifikasi ilmiahnya tergolong dalam
keluarga besar Musaceae. Taksonomi tanaman pisang menurut Tjitrosoepomo (2001)
Kingdom

: Plantae

Philum

: Spermatophyta

Kelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Zingiberales

Famili

: Musaceae

Genus

: Musa

Spesies

: Musa paradisiaca L.

Gambar 1 : (A) batang semu pisang (B) tandan buah pisang (C)
Daun pisang (D) bunga pisang dan (E) sisir buah individual
(Robinson, 1999)

Pisang merupakan tanaman semak yang berbatang semu (pseudostem),


tingginya bervariasi antara 1- 4 meter, tergantung varietasnya. Daunnya melebar,
panjang, tulang daunnya besar, dan tepi daunnya tidak mempunyai ikatan yang
kompak sehingga mudah robek bila terkena tiupan angin kencang. Batangnya
mempunyai bonggol (umbi) yang besar sekali dan terdapat banyak mata yang dapat
tumbuh menjadi tunas anakan. Bunganya tunggal, keluar pada ujung batang dan
hanya sekali berbunga selama hidupnya (monokarpik) (Sunarjono, 2000).

Tanaman pisang yang ada sekarang diduga merupakan keturunan dari Musa
acuminata dan Musa balbisiana yang mempunyai jumlah kromosom 2n =2x=22.
Persilangan keduanya menghasilkan keturunan yang mempunyai tingkat ploidi yang
beragam. Pisang budidaya yang diturunkan secara murni dari spesies Musa
acuminate diberi symbol AA, yang triploid bersimbol AAA dan tetraploid AAAA.
Adapun hasil persilangan Musa acuminate dan Musa balbisiana yang triploid diberi
symbol AAB atau ABB (Simmonds and Shepherd, 1955).
Menurut Nakasone dan Paull (1998), untuk memperoleh pertumbuhan yang
baik dan produktivitas yang tinggi, pisang sebaiknya ditanam pada tanah dengan
kandungan bahan organik dan kesuburan yang tinggi. Pisang dapat ditanam pada
tanah dengan pH 4.5 7.5, dengan rekomendasi 5.8 6.5. Tekstur tanah dapat
berupa pasir hingga liat berat. Sebagian besar pisang yang diekspor ditanam di tanah
lempung aluvial. Tanah yang kaya akan humus akan baik untuk pertumbuhan dan
produksi pisang.
3.2. Kromosom
Menurut Crowder (1997), kromosom adalah benda-benda halus berbentuk
panjang atau pendek dan lurus atau bengkok. Bagian-bagian dari kromosom (Gambar
1) terdiri dari kromatid, sentromer, lengan pendek, dan lengan panjang. Kromosom
mempunyai jalinan benang-benang halus yang berpilin-pilin longgar dan diselimuti
protein (disebut kromonema) dalam inti sel yang mudah mengikat zat warna (Yatim,
1986).

Gambar 2 : Kromosom dan bagian-bagiannya (Fendi, 2010).

Kromosom adalah pembawa bahan keturunan dan mengandung gen-gen dan


merupakan sarana pemindahan gen (bahan keturunan atau materi genetik) yang
mengatur penampilan sifat-sifat keturunan dari astu generasi ke generasi berikutnya
pada organisme. Menurut Suryo (1995), pengamatan kromosom dapat dilakukan
pada saat sel membelah. Berdasarkan fase pembelahan, kromosom dapat dilihat
dengan jelas pada tahap metafase yaitu fase dimana kromosom berada di bidang
tengah sel atau prometafase (metafase awal) karena pada saat ini ukuran kromosom
jauh lebih panjang dan strukturnya tampak lebih jelas dibanding pada metafase
(Parjanto dkk., 2003).
Perbedaan kromosom secara umum menggambarkan perbedaan kandungan
genetik dan protein suatu individu. Variasi utama yang dapat diamati yaitu ukuran
atau panjang absolut, morfologi, ukuran relatif dan jumlah kromosom. Individuindividu dalam satu spesies mempunyai jumlah kromosom sama tetapi spesies yang

berbeda dalam satu genus mempunyai jumlah kromosom berbeda. Bentuk, ukuran
dan jumlah kromosom setiap spesies selalu tetap, sehingga dapat digunakan untuk
tujuan taksonomi, mengetahui keanekaragaman, hubungan kekerabatan dan evolusi
meskipun dalam keadaan tertentu pula terjadi variasi (Fendi, 2010).
3.3. Stomata
Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau
porus, jadi stomata adalah lubang - lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi
oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Kartasapoetra, 1991).
Selanjutnya Campbell, et al. (2000) mengemukakan bahwa stomata adalah pori yang
sangat kecil yang diapit oleh sel epidermal yang telah mengalami spesialisasi yang
disebut sel penjaga (guard cell). Tiap pori stomata dikelilingi oleh dua sel epidermis
khusus yang disebut sel pengawal yang berbeda dengan sel-sel lain yang terdapat
pada epidermis yang berisi kloroplas (Loveless, 1987).
Hamim (2007) menyatakan bahwa stomata merupakan modifikasi dari sel
epidermis daun berupa sepasang sel penjaga yang bisa menimbulkan sula (lubang)
sehingga uap air dan gas dapat dipertukarkan antara bagian dalam dari stomata
dengan lingkungan. Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang
berhubungan dengan udara terutama di daun, batang, dan rhizom. Pada daun yang
berfotosintesis, stomata mungkin ditemukan di kedua permukaan daun, atau hanya
dipermukaan sebelah bawah. Pada daun yang pertulangannya sejajar stomata
tersusun dalam barisan yang sejajar (Fahn, 1991).

Jumlah stomata per satuan luas daun bervariasi diantara jenis-jenis tumbuhan.
Keadaan lingkungan juga mempengaruhi frekuensi stomata. Daun yang tumbuh pada
lingkungan kering dan di bawah cahaya dengan intensitas tinggi cenderung
mempunyai stomata banyak dan kecil-kecil dibandingkan dengan yang hidup pada
lingkungan basah dan terlindung. Frekuensi stomata tidak saja bervariasi antar jenis
tetapi juga antar daun tumbuhan yang sama. Variasi juga terjadi dalam penyebaran
stomata. Ada yang hanya di permukaan epidermis atas saja atau dipermukaan bawah
saja dan ada juga yang ada pada kedua permukaan, permukaan bawah umumnya
berjumlah lebih banyak daripada di permukaan atas (Prawiranata dkk., 1995).

DAFTAR PUSTAKA

Aqmarina, D. 2015. Sale Pisang Sukajadi : Potensi Yang Terpendam.


http://kknm.unpad.ac.id (diakses 26 Mei 2015 pukul 17.04)
Campbell, N. A. jane b. reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi. Edisi 5
Jilid 3. Alih Bahasa: Wasman Manalu. Erlangga. Jakarta
Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogjakarta
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta
Fendi, F. H. 2010. Analisis Kromosom dan Stomata Tanaman Salak Bali (Salacca
zalacca var. amboinensis (Becc.) Mogea), Salak Padang Sidempuan (S.
sumatrana (Becc.)) dan Salak Jawa (S. zalacca var. zalacca (Becc) Mogea)).
Skripsi

Hamim. 2007. Materi Pokok Fisiologi Tumbuhan. Universitas Terbuka. Jakarta


Haryanti, Sri. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII,
No. 2.
Kartasapoetra, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Rineka Cipta.
Jakarta
Li, Z., L. Liu, H., and Luo, P. Production and Cytogenetics of Intergeneric hybrids
between Brassica napus and Orychophragmus violaceus. Theor Appl Genet
(1995) 91 : 131-136
Loveless A.R.1987. Prinsip-prinsip Fisiologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.
Jakarta : Gramedia
Nakasone, H. Y., and R. E. Paull. 1998. Tropical Fruits. CAB International.
London.
Parjanto, S. Moeljopawiro, W. T. Artama dan A. Purwanto. 2003. Kariotip
Kromosom Salak. Zuriat. 14 (2) : 21-28
Prawiranata, Said Harran dan Pin Tjondronegoro.199. Fisiologi Tumbuhan. Jilid
2. Institut Pertanian bogor. Bogor
Robinson, J. C. 1999. Bananas and Plantains. CABI Publishing. New York.
Simmonds, N. W and K. Shepherd. 1955. Bananas. Longmans: London
Sunarjono, 2000. Prospek Tanaman Buah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suryo. 1995. Sitogenetika. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta

Suyanti dan Murtiningsih. 1991. Pengaruh Blansir, Asam Sitrat, dan Bisulfit
terhadap

Tingkat

Kesukaan

Jam

Beberapa

Varietas

Pisang.

http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/abstrak/pisang.pdf (Diakses 16 Maret


2015 pukul 11.54 PM)
Tjitrosoepomo, G., 2001. Morfologi Tumbuhan. Cetakan 13. Gadjah Mada
University Press, Yogjakarta
Wikimapia. 2015. Kantor Desa Sukajadi Pamarican Ciamis. http://wikimapia.org
(diakses 26 Mei 2015 pukul 16.59)
Willmer, C. M. 1983. Stomata. Longman Inc., New York
Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Tarsito. Bandung

You might also like