You are on page 1of 7

ACARA III

Editing dan Pelabelan

A. Pustaka
Agar data-data spasial (peta, foto udara, citra radar, dan citra
satelit) benarbenar dapat bermanfaat dalam suatu pekerjaan SIG
diperlukan teknik pembacaan dan penggalian data secara profesional
melalui teknik interpretasi. Interpretasi adalah teknik kajian data spasial
secara sistematis untuk mendapatkan arti penting dari kenampakan obyek
yang tergambar dari suatu data spasial. Ada dua cara interpretasi yang
umum dilakukan, yaitu : interpretasi visual atau manual, dan interpretasi
numerik atau digital.
Pada waktu pembuatan peta tematik digital menggunakan metode
digitasi on screen Umumnya terdapat beberapa kesalahan,diantaranya
adalah:1. Garis yang lebih;2.garis yang kurang atau polygon belum
tertutup;3.polygon yang belum diberi label atau kelebihan label;dan
4.kesalahan memberikan user-id pada setiap arc yang dibuat. Pemberian
label pada setiap poligon yang tepat isi poligon yang sebenarnya sesuai
hasil interpretasi,serta menampilkannya dalam warna yang sama.poligonpoligon dengan label yang sama akan ditampilkan dengan warna yang
sama,sehingga

apabila

terjadi

kesalahan

dalam

pelabelan

akan

berpengaruh terhadap kualitas peta yang dihasilkan (Doendoro, 1997).

23

Adanya kesalahan pada waktu digitasi dan untuk memberikan label


yang sesuia,maka diperlukan perbaikan (editing).Editing bisa dilakukan
langsung menggunakan ArcView seperti pada waktu digitasi, maupun
menggunakan ArcInfo (Dulbahri, 1997).
Editing menggunakan ArcInfo dilaksanakan setelah semua proses
digitasi dinyatakan selesai dengan baik.Hasil digitasi menggunakan
ArcView disimpan dalam format *.shp dan agar bisa ditampilkan
menggunakan ArcInfo,maka file data harus dikonversi keformat data
ArcInfo dengan jalan mengetik perintah:shapearc datainput dataoutput;dan
ArcInfo akan menampilkan dataoutputnya untuk diedit.Hasil editan dari
ArcInfo tersebut dapat dibuka/ditampilkan langsung pada jendela ArcView
(Kainz, 1995).
B. Tujuan
1. Melakukan perbaikan arc terhadap hasil digitasi yang mengandung
kesalahan.
2. Memberi, menambah dan memperbaiki label pada setiap poligon.
C. Alat dan Bahan
1. Seperangkat komputer yang dilengkapi dengan CD room dan USB
Mass Storage Device Manager, dan software GIS.
2. Foto udara dan Citra satelit daerah Cilacap yang sudah didigitasi on
screen.
D. Cara Kerja
1. Dibuka aplikasi Arc View.
2. Dibuka file TIF, checklist kotak sebelah gambar, kemudian klik view>properties, diubah map units: meters dan distance units: kilometers

24

3. Diklik view->new theme, dipilih polygon, save as di dalam folder


polygon dengan nama, kemudian diubah outline dan warnanya, setelah
itu dilakukan digitasi.
4. Setelah didigitasi, dipilih open theme table, klik windows->tile.
Kemudian diklik kotak dialog atribut, diklik edit->add field diberi
nama: keterangan, type: string, width: 22, diklik ok.
5. Diisi data atribut sesuai daerah foto yang didigitasi, kemudian diklik
view, edit/show legend, diklik ok, setelah selesai disave project as,
disimpan di folder apr, diklik ok, diclose semuanya.
E. Hasil dan Pembahasan

25

Dalam SIG, data atribut atau data deskripsi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari data spasial dan merupakan bagian penting dari data
geografi. Data atribut dapat dikaegorikan dalam 4 macam, yaitu : (1) data
nominal, menyangkut macam atau jenis data geografis, seperti sawah,
tegalan, pinus, lapangan, sungai, jalan, dan sebagainya; (2) data ordinal,
menyangkut urut-urutan atau ranking dari data geografis seperti jalan
negara, jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan/ desa, jalan
setapak; (3) data interval, menyangkut tingkatan obyek dalam kaitannya
dengan sifat-sifat alam, seperti lereng 0-3%, 3-8%, 8-15%, 15-25%, 2540% dan >40%; dan (4) data rasio, yaitu perbandingan obyek dengan
obyek lain yang sejenis dalam hal luas, besar, tinggi, kedalaman,
kelembaban, warna, maupun kandungan mineral.
Secara umum setiap program SIG memiliki fasilitas pemasukan
data deskriptip atau data atribut secara otomatis pada setiap pekerjaan
pengolahan data spasial. Pada program Arc View data atribut dapat
ditampilkan secara otomatis dan diedit dengan mudah berdasarkan datadata atribut terbaru untuk berbagai tujuan penggunaan.
Pemasukan (capture) data atribut pada program SIG meliputi
pemberian label dan skor, pemberian dan atau perbaikan koordinat citra
(koreksi geometris), perbaikan tampilan citra menggunakan formula
khusus (misalnya pemfilteran, analisis NDVI, TVI, dan clay ratio),
penambahan

dan

perbaikan

(pembaruan)

data

berdasarkan

hasil

pengukuran lapang, penghitungan dan analisis spasial sesuai formula yang


digunakan, dan beberapa eksekusi matematis berkaitan dengan analisis dan

26

manipulasi data spasial. Sebagaimana umumnya, data deskripsi berupa


tabel dan teks dimasukkan ke dalam SIG melalui papan ketik (keyboard)
dan mouse, dan berupa gambar menggunakan kamera.
Saat ini pengoperasian SIG telah banyak dilakukan dengan
menggunakan bantuan komputer melalui program tertentu, misalnya
ArcInfo atau MapInfo. Tetapi secara konvensional dilakukan dengan
menggunakan teknik kartografis

atau

pemetaan

pada umumnya.

Pemasukan data dilakukan dengan menggambar peta selembar kertas


dengan menggunakan peralatan kartografis, seperti rapido, lettering set,
pensil dan alat gambar lainnya. Sumber datanya sama dengan sumber data
yang digunakan dalam SIG yang telah menggunakan perangkat komputer ,
yaitu dari data hasil penginderaan jauh, survei lapangan, dan data tematik
lainnya. Data yang dimasukkan dan disimpan dalam bentuk simbol, titik,
garis, dan area (poligon). Masing-masing objek pada peta tersebut diberi
keterangan dalam peta legenda ( Kainz, 1995).
Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis dalam kajian Geografi
SIG sebenarnya tidak hanya dimanfaatkan untuk kajian geografi, tetapi
dimanfaatkan pula oleh bidang ilmu pengetahuan lainnya, seperti geologi,
hidrologi, perencanaan wilayah atau kota (planologi), dan kehutanan.
Beberapa pemanfaatan SIG dalam kajian geografi berkaitan dengan
kemampuan SIG itu sendiri, yaitu sebagai berikut ( Doendoro, 1997):
a. Menunjukkan lokasi suatu fenomena dan menganalisis karakteristik
fenomena tersebut.
b.

Mencari lokasi yang memenuhi persyaratan tertentu.

27

c. Menyajikan kecenderungan perkembangan atau perubahan pada suatu


daerah.
d. Menganalisis pola dari suatu fenomena.
e. Membuat model-model pengembangan dan pengelolaan, misalnya
model pengelolaan hutan.

F. Simpulan
1. Adanya kesalahan (errors) pada waktu digitasi dan untuk memberikan
label yang sesuai, maka diperlukan perbaikan (editing). Editing bias
dilakukan langsung menggunakan ArcView seperti pada waktu
digitasi, maupun menggunakan ArcInfo.
2. Pada waktu pembuatan peta tematik digital menggunakan metode
digitasi on screen umumnya terdapat beberapa kesalahan, diantaranya
adalah: garis yang lebih (overshoot); garis yang kurang atau poligon
belum tertutup (undershoot); polygon yang belum diberi label atau
kelebihan label; dan kesalahan memberikan user_id pada setiap arc
yang dibuat.

G. Daftar Pustaka
Attenuci, John C. 1998. GIS a Guide to Technology. John Wiley and Sons, New
York.

28

Danoedoro, Projo. 1997. Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya


dalam Bidang Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi UGM
Yogyakarta.
Dulbahri. 1997. Sistem Informasi Geografis. PUSPICS Fakultas Geografi
UGM Yogyakarta-Bakosurtanal.
Kainz, Wolfgang. 1995. Making Better Tools: Spatial Information Theory
and Applied Computer Science as Basic for GIS. ITC Journal No. 3.
Enschede Netherland.

29

You might also like