You are on page 1of 25

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS SISTEM INFORMASI PERTANIAN

ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Oleh:
Atika Faiqoh
NIM A1H012030

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini yang semakin pesat
dan, terutama dalam bidang IT. Sebuah ponsel sudah tidak lagi sebagai barang
mewah seperti sebelumnya, sekarang ponsel sudah menjadi kebutuhan primer, dan
karena perkembangan yang luar biasa ini para vendor ponselpun semakin
memberikan fasilitas-fasilitas dengan fitur fitur yang sangat modern mulai dari
yang hanya sebagai alat komunikasi, sampai sebagai internet mobile dan lainnya.
Dikarenakan perkembangan ponsel yang begitu dratis membuat daya beli
orang semakin tinggi dengan kriteria kriteria yang ada, mulai jaringan sampai
dengan yang operating sistemnya. Dan dikarenakan banyaknya kriteria yang ada
pada handpone maka membuat pilihan yang banyak sekali.
Sistem pendukung keputusan yang saat ini berkembang dengan macam
metodenya

yang

salah

satunya adalah metode AHP (Analytical

Hierarcy

Process). Dengan mengacu kepada solusi yang diberikan oleh metode AHP
(Analytical

Hierarcy

seorang decision

Process)

dalam

maker dapat

membantu

mengambil

membuat

keputusan,

keputusan

tentang

pemilihan ponsel secara objektif berdasarkan multi kriteria yang ditetapkan.


Oleh sebab itu suatu sistem pendukung keputusan untuk pemilihan ponsel
dengan mengunakan metode AHP atau Analytic Hierarchy Process yang
menghitung

pada

kriteria

kriteria

yang

telah

dibuat

menetapkan keputusan dalam kegiatan ini sangat berguna sekali bagi user.

dan

B. Tujuan
1. Memahami konsep AHP.
2. Mampu

memodelkan

permasalahan

menyelesaikan dengan metode AHP.

pengambilan

keputusan

dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli


matematika.

Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan

dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengann menyederhanakan dan


mempercepat proses pengambilan keputusan dengann memecahkan persoalan
tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel dalam suatu
susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang
pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk
menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan
bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Menurut Saaty dalam (Sumiati, 2007) metode AHP membantu memecahkan
persoalan yang kompleks dengann menstrukturkan suatu hirarki kriteria, pihak
yang berkepentingan, hasil dan dengann menarik berbagai pertimbangan guna
mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan
dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu
mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok
dengann perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada
pertimbangan yang telah dibuat.
Menurut Sudaryono (2010), dalam menyelesaikan permasalahan dengann
AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah:

1. Membuat hierarki
Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemenelemen

pendukung,

menyusun

elemen

secara

hierarki,

dan

menggabungkannya.
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut
Saaty (1988), untuk berbagai persoalan skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik
untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari
skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel analisis seperti pada
tabel dibawah.
Tabel 1. Skala penilaian perbandingan berpasangan

3. Menentukan prioritas
Untuk setiap kriteria dan alterntif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan.
Nilai-nilai perbandingan relatif dari seuruh alternatif kriteria bisa disesuaikan
dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan

prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau


melalui penyelesaian persamaan matematika.
4. Konsistensi logis
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama objek-objek yang serupa bisa
dikelompokkan

sesuai

dengann

keseragaman

dan

relevansi.

Kedua,

menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria


tertentu.
Sudaryono (2010), Pada dasarnya prosedur atau langkah-langkah dalam
metode AHP meliputi:
1. Mengidentifikasi masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu
menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi.
2. Menentukan prioritas elemen
a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat
perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan
sesuai kriteria yang diberikan
b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk
merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen
yang lainnya.
3. Mengukur konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahuai seberapa baik
konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan
pertimbangan dengann konsistensi yang rendah. Hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah:

a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengann prioritas relatif elemen
pertama, nilai pada kolom kedua dengann prioritas relatif elemen kedua,
dan seterusnya.
b. Jumlahkan setiap baris.
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengann elemen prioritas relatif yang
bersangkutan
d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengann banyaknya elemen yang ada, hasilnya
disebut maks.
4. Hitung konsistensi index (CI) dengann rumus: CI=( maks-n)/n dimana n
banyaknya elemen.
5. Hitung rasio konsistens CR dengann rumus: CR=CI/IR
6. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian
data jugment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang
atau dama dengann 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.

III.

METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


1. Alat tulis
2. Laptop/komputer
3. Software AHP (Expert Choice)
B. Prosedur Kerja
1. Pembuatan dan penyimpanan file
a. Buka aplikasi Expert Choice, caranya klik 2 kali pada icon EC.
Selanjutnya akan muncul window atau screen selamat datang. Welcome
to Expert Choice
b. Pada window klik Create new model, direct lalu klik OK. Kemudian akan
muncul window penyimpanan untuk faile baru yang akan kita buat. Isikan
nama file sesuai dengan keinginan.
c. Setelah itu akan muncul window Goal Description. Pada window ini
sisikan scara singkat deskripsi tujuan atau goal yang ingin dicapai.
d. Setelah mengisi deskripsi selanjutnya klik OK. Lalu akan muncul window
ruang kerja dengan sebuah node yang merupakan hirarki level utama atau
goal yang ingin dicapai.
2. Penyusunan hirarki
a. Perhatikan kembali susunan hirarki KRITERIA pada analisis secara
manual, pada hirarki II kriteria yang digunakan dimasukan sebagai anak

ayau turunan hirarki I dengan klik kanan pada node hirarki I, kemudian
pilih insert Child of Current Node.
b. Masukan kriteria kerja pertama, lalu klik enter, selanjutnya masukan
kriteria kedua, kriteria ketiga dan keempat. Tekan enter lalu klik bebas
diruang kerja.
c. Selanjutnya masukan alternatif-alternatif. untuk memasukan alternatif klik
icon Add Alternatif. Selanjutnya akan muncul window alternatif name,
lalu isi. Ulangi proses no 2 dan 3 hingga semua alternative dimasukan.
3. Pembobotan kriteria
a. Pertama klik pada node utama atau goal pada kolom bagian kiri. Lalu klik
Assessment pada tool bar window, kemudian pilih pairwise.
b. Selanjutnya akan muncul window compare the relative preference with
respect to goal. Pada tombol tersebut terdapat tombol radio yang dapat
digeser ke kanan dan ke kiri sesuai peringkat bobot yang diberikan.
4. Pembobotan alternatif
Pembobotan keedua dilakukan pada masing-masing alternative terhadap
kriteria (hirarki II). Pembobotan dimaksudkan untuk memberikan penilaian
alternative berdasarkan kriteria yang ada. Pertama-tama klik pada kriteria 1,
kemudian Assesssment pada tool bar window, pilih perbandingan berpasangan
Pairwise. Selanjutnya muncul window perbandingan relative. Masukan nilainilai masing-masing bobot berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh pada
analisis secara manual.

5. Sintesis
a. Kembali ke window utama. Klik Syntesize pilih with respect to goal.
b. Klik sort by priority untuk melihat prioritas utama.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Hasil pengambilan keputusan


B. Pembahasan
Menurut Saaty (1991) Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah suatu
model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok
untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara
membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang
diinginkan darinya.
Menurut Marshall (1995), AHP adalah suatu metode yang dikembangkan
untuk menghasilkan tingkatan alternatif keputusan dengan struktur matematis.
Menurut Badiru (1995), AHP merupakan suatu pendekatan praktis
untuk memecahkan masalah keputusan kompleks yang meliputi perbandingan
alternatif.

Menurut Saaty (1991) keuntungan AHP yaitu:


1. Kesatuan
AHP memberikan suatu model tunggal yang mudah dimengerti dan luwes
untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur.
2. Kompleksitas
AHP memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasarkan sistem
dalam memecahkan persoalan kompleks.
3. Saling ketergantungan
AHP dapat saling menangani ketergantungan elemen-elemen dalam suatu
sistem dan tidak memasakan setiapa tingkat.
4. Penyusunan Hirarki
AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah
elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan
struktur yang serupa dalam setiap tingkat.
5. Pengukuran
AHP memberikan skala untuk megukur hal-hal dan terwujud suatu metode
untuk mendapatkan prioritas.
6. Konsistensi
AHP melacak konsistensi secara logis dari pertimbangan-pertimbangan yang
digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.
7. Sintesis
AHP menuntut ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap
alternatif.

8. Tawar menawar
AHP mempertimbangan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem
dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuantujuan mereka.
9. Penilaian dan konsensus
AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensistensi suatu hasil yang
representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.
10. Pengulangan proses
AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu
persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui
pengulangan.
Menurut Kadarsah (2002) kelebihan AHP dengan model lainnya adalah:
1. Struktur yang hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipelih sampai
pada subkriteria-subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi
berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitifitas
pengambil keputusan.
Kelemahan menggunakan metode AHP yaitu:
1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa
persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan

subyektifitas sang

ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan
penilaian yang keliru.

2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.
AHP digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan
metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut:
1.

Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang


dipilih,sampai pada subkriteria yang paling dalam

2.

Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi


berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan

3.

Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan


keputusan
Expert Choise adalah suatu sistem yang digunakan untuk melakukan

analisa, sistematis, dan pertimbangan (justifikasi) dari sebuah evaluasi keputusan


yang kompleks. Expert Choice adalah sebuah aplikasi yang khusus digunakan
sebagai alat bantu implementasi model-model dalam Decission Support System
(DSS) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sistem Penunjang Keputusan
(SPK) dalam sebuah perusahaan ataupun untuk keperluan akademik (PBM).
Dengan menggunakan expert choice, maka tidak ada lagi metode coba-coba
dalam proses pengambilan keputusan. Dengan didasari oleh Analitycal Hierarchy
Process (AHP), penggunaan hirarki dalam expert choice bertujuan untuk
mengorganisir perkiraan dan intuisi dalam suatu bentuk logis. Pendekatan secara
hierarki ini memungkinkan pengambil keputusan untuk menganalisa seluruh
pilihan untuk pengambilan keputusan yang efektif.

EC merupakan suatu program aplikasi yang dapat digunakan sebagai salah


satu tool untuk membantu para pengambil keputusan.dalam menentukan
keputusan. EC menawarkan beberapa fasilitas mulai dari input data-data kriteria,
dan beberapa alternatif pilihan, sampai dengan penentuan tujuan. EC mudah
dioperasionalkan dengan interface yang sederhana. Manfaat yang diperoleh adalah
mampu melakukan analisis secara kuantitatif dan kualitatif sehingga hasilnya
rasional. Didukung dengan gambar grafik dua dimensi membuat EC semakin
menarik. EC didasarkan pada metode/ proses hirarki analitik (Analytic Hierarchi
Process/AHP). Selain itu dengan menggunakan EC lebih cepat dan menghemat
waktu.
Berikut tahapan analisis dengan penggunaan program EC.11.
1. Langkah (Pembuatan dan Penuimpanan File)
Buka aplikasi Expert Choice 11, dengan klik 2 kali pada icon EC.
Selanjutnya akan muncul window atau screen selamat datang Welcome to
Expert Choice. Pada window ini, klik Create new model, direct lalu klik OK.
Kemudian akan muncul Window penyimpanan untuk faile baru yang akan
kita buat. Isikan nama file sesuai dengan keinginan, kemudian klik OK.
Setelah itu akan muncul wondow Goal Description. Pada window ini sisikan
secara singkat deskripsi tujuan atau goal yang ingin dicapai, kali ini saya
menggunakan deskripsi yang sama dengan nama file yang telah disimpan
tadi. Setelah mengisi deskripsi selanjutnya klik OK, lalu akan muncul
window ruang kerja dengan sebuah Node yang merupakan hirarki level utama
atau goal yang ingin dicapai.

2. Penyusunan Hierarki
Perhatikan kembali susunan hierarki KRITERIA pada analisis secara
manual, pada hierarki II kriteria yang digunakan dimasukkan sebagai anak
atau turunan hierarki I dengan Klik Kanan pada Node hierari I, kemudian
pilih Insert Child of Current Node. Kemudian memasukkan kriteria pertama
dan dienter, dilanjutkan untuk kriteria kedua hingga kriteria terakhir.
Selanjutnya yaitu memasukkan alternatif-alternatif yang ada. Unutk
memasukkan alternatif Klik icon Add Alternatif. Selanjutnya akan muncul
window alternative name dan diisi.

3. Pembobotan kriteria
Sebagaimana prosedur yang dilakukan pada analisis manual, tahap
pembobotan pertama dilakukan pada hierarki II terhadap hierarki I. Artinya
kita ingin memberikan bobot terhaap masing-masing kriteria untuk
mengetahui kriteria mana yang paling diunggulkan. Nilai-nilai hasil
pembobotan akan dimasukkan kedalam program EC. Pertama klik pada Node
utama atau Goal pada kolom bagian kiri. Lalu Klik Assessment pada tool bar
window, kemudian pilih pairwise.
4. Pembobotan alternatif
Pembobotan kedua dilakukan pada masing-masing alternaitf terhadap
kriteria (hierarki II). Pembobotan dimaksudkan untuk memberi penilaian
karakter masing-masing alternatif berdasarkan kriteria yang ada. Pertamatama klik pada kriteria 1, kemudian Klik Assessment pada tool bar window,
pilih perbandingan berpasngan Pairwise. Selanjutnya akan muncul window

perbandingan relatif. Masukkan nilai-nilai masing-masing bobot berdasarkan


hasil penilaian yang diperoleh pada analisis secara manual.
5. Sintesis
Setelah semua pembobotan alternatif dilakukan untuk semua kriteria,
selanjutnya perolehan hasil (sistesis) sekarang dapat dilakukan. Setelah
kembai ke window utama. Klik Synthesize, pilih with respct to goal.
Aplikasi system pengambilan keputusan (AHP) selain expert choice antara
lain:
1. Decision Support Systems (DSS)
Decision Support Systems (DSS) atau system pendukung keputusan
adalah serangkaian kelas tertentu dari system informasi terkomputerisasi yang
mendukung kegiatan pengambilan keputusan bisnis dan organisasi. Suatu
DSS yang dirancang dengan benar adalah suatu system berbasis perangkat
lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil
keputusan mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah,
dokumen,

pengetahuan

pribadi,

dan/atau

model

bisnis

untuk

mengidentifikasikan dan memecahkan berbagai masalah dan mengambil


keputusan. System pendukung keputusan atau DSS digunakan untuk
mengumpulkan data, menganalisa dan membentuk data yang dikoleksi, dan
mengambil keputusan yang benar atau membangun strategi dari analisis,
tidak pengaruh terhadap computer, basis data atau manusia penggunanya.

2. MySQL
MySQL adalah Database yang Multi Fungsi, Artinya Database ini dapat
digunakan Oleh berbagai macam bahasa pemrograman entah itu java, php,
Visual basic atau delphi. Karena kecanggihannya MySQL kerap menjadi
Pilihan Dalam Membangun Aplikasi yang menampung banyak Data.
Pada praktikum acara satu tentang AHP ini yaitu digunakan sistem aplikasi
expert choice untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Aplikasi tersebut
digunakan untuk membantu dalam mengambil keputusan dalam memilih sebuah
sepatu. Disini sepatu berarti sebagai hirarki utama atau goal yang ingin dicapai.
alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan ini yaitu Nike, Adidas, New Era
dan Carvil. Untuk mencapai goal tersebut terdapat beberapa parameter yang
mendukung dalam mengambil keputusan. Parameter parameter tersebut yaitu
merk, harga, model dan ketahanan.
Dibawah ini merupakan langkah-langkah dalam pembuatan tugas AHP.

Gambar 2. Pengisian atribut


Gambar diatas menunjukkan produk sabun mandi sebagai hirarki utama goal
yang ingin dicapai. Parameter yang digunakan adalah harga, aroma, merk dan
fungsi. Produk sabun yang digunakan adalah Dettol, Shinzui, Nuvo dan Fresh.

Gambar 3. Penilaian terhadap masing-masing parameter


Jika dilihat pada Gambar 3, dapat disimpulkan berdasarkan penilaian yang
diberikan bahwa parameter harga paling tinggi sehingga menjadi faktor utama
dalam memilih produk sabun mandi.

Gambar 4. Pembobotan produk dengan memperhatikan faktor harga


Dari faktor harga, sabun mandi Fresh yang paling tinggi nilainya
menunjukkan konsumen lebih menyukai sabun Fresh dan yang paling sedikit
adalah sabun Shinzui.

Gambar 5. Pembobotan produk dengan memperhatikan faktor aroma


Dari faktor aroma yang ditunjukkan Gambar 5 menunjukkan bahwa sabun
Fresh juga paling tinggi, berarti sabun Fresh dalam segi aroma juga paling disukai
konsumen.

Gambar 6. Pembobotan produk dengan memperhatikan faktor merk


Gambar 6 menunjukkan pembobotan produk sabun mandi terhadap merk.
Merk sabun mandi yang paling banyak disukai adalah sabun Fresh.

Gambar 7. Pembobotan produk dengan memperhatikan faktor fungsi


Gambar diatas menunjukkan sabun Nuvo dan sabun Fresh memiliki rate
yang sama dapat dilihat garis biru pada Nuvo dan Fresh yang memiliki panjang
yang sama.

Gambar 8. Hasil dari pembobotan untuk parameter dan produk


Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 8 menunjukkan bahwa
dalam pemilihan produk sabun mandi yang paling diperhatikan adalah faktor
harga sedangkan konsumen paling menyukai sabun Fresh dari tiga jenis sabun
mandi lain.

Gambar 9. Konsistensi pemilihan terhadap produk sabun mandi


Dari pemberian bobot yang telah diberikan, dapat disimpulkan bahwa
pemilihan produk sabun mandi tersebut konsisten. Nilai yang ditunjukkan Gambar
9 yaitu sebesar 21.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah suatu model yang luwes yang
memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun
gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi
mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya.
Secara umum, langkah-langkah dasar dari AHP dapat diringkas dalam
penjelasan berikut ini:
1. Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan.Bila AHP digunakan untuk
memilih alternatif atau penyusunan prioritas alternatif, maka pada tahap ini
dilakukan pengembangan alternatif.
2. Menyusun masalah dalam struktur hirarki.
3. Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki. Proses ini
menghasilkan bobot elemen terhadap pencapaian tujuan, sehingga elemen
dengan bobot tertinggi memiliki priorotas penanganan.
B. Saran
Sebaiknya sebelum pelaksanaan praktikum beberapa hari
sebelumnya sudah dipersiapkan software yang akan digunakan
dan diberikan kepada praktikan sehingga pada saat praktikum,
praktikan sudah siap.

DAFTAR PUSTAKA

Kadir, Abdul. 2004. Dasar Aplikasi Database MySQL Delphi. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Kusrini, M.Kom. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan.
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Permadi, B.S. 1992. AH. PAU-EK. UI, Jakarta.
Saaty. T., 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki
Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks,
Pustaka Binama Pressindo.

You might also like