You are on page 1of 9

1.

PERSIAPAN LAHAN

KONDISI LAHAN IDEAL YANG DIPERLUKAN :


Tanah gembur, subur, tidak mudah tergenang air / drainase yang baik.
Memiliki cukup bahan organik.
pH netral sampai agak asam (5,5 7).
Kemiringan tanah tidak lebih dari 8%.
Ketinggian 0 700 meter dpl.
Jenis tanah liat berlempung, tanah lempung atau tanah lempung berpasir.
Areal yang memiliki persediaan air (sumber air) yang cukup
Sinar Matahari penuh (tidak ternaungi pohon atau bangunan yang tinggi)
Lakukan pengolahan lahan dengan baik, agar tanah menjadi gembur dan tanaman bisa tumbuh
dengan baik.

MANFAAT PENGOLAHAN LAHAN :


Memperbaiki Struktur Tanah.
Memperbaiki Aerasi Tanah.
Membunuh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Menghambat tumbuhnya gulma.
Melancarkan Drainase (pemasukan dan pembuangan air)

Lebih baik dibuat jalur-jalur arah barat-timur selebar 150 cm atau disesuaikan dengan discplow yang dipergunakan, agar drainase lancar.
JENIS PENGOLAHAN LAHAN :
a. Olah Tanah Konvensional / Sempurna
Merupakan sistem pengolahan yang umumnya dilakukan petani dengan cara dibajak dan digaru
secara manual maupun mekanis agar tanah menjadi lebih gembur, subur dan mudah ditanami.
b. Olah Tanah Sistem TOT (Tanpa Olah Tanah)
Merupakan sistem pengolahan tanah minimum untuk mengurangi biaya, sehingga lebih efisien
dan
tercapai tujuan konservasi lahan.

2. PERSIAPAN BENIH

BENIH BERKUALITAS :
Dalam menentukan benih berkualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :
a. FISIK
- Ukuran benih seragam.
- Bebas jamur/hama gudang.
- Daya kecambah baik.
b. MORFOLOGIS
- Sifat yang khas.
- Tanaman seragam.
- Tahan cekaman lingkungan.

c. PERTUMBUHAN
- Pertumbuhan awal/vigor kokoh.
- Tahan hama dan penyakit.
- Tanggap terhadap pemupukan.
- Tahan rebah karena memiliki perakaran yang kuat.
d. HASIL
- Kelobot tertutup rapat.
- Ukuran tongkol besar.
- Produksi tinggi.
- Rendemen tinggi.
- Biji rapat dan berat.
- Biji tertata rapi.
Dengan pemilihan benih jagung hibrida berkualitas, dapat meningkatkan produksi
sekaligus meningkatkan keuntungan petani.
3. PENANAMAN

a. MANUAL
Lakukan penanaman saat kondisi tanah lembab, setelah hujan atau setelah diairi.
Penanaman secara manual dilakukan dengan cara ditugal.
Lubangi tanah dengan tugal sedalam 3 cm, masukkan benih 1-2 biji ke lubang
lalu ditutup dengan tanah atau pupuk organik.
Pergunakan tali agar jalur tanam rapi dan sesuai dengan jarak tanam yang
diinginkan

(Jarak tanam yang dipergunakan adalah 70 cm x 20 cm)


b. MEKANIS
Penanaman secara mekanis bisa dilakukan dengan menggunakan PLANTER yang ditarik
traktor.
Dengan menggunakan Planter tidak hanya bisa dilakukan penanaman tetapi sekaligus juga
pemupukan.
4. PEMUPUKAN

Pemupukan secara manual dilakukan dengan menggunakan tugal. Buat lubang di samping
tanaman dengan jarak 5-10 cm, lalu pupuk dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup dengan
tanah.
Setelah pemupukan lakukan pengairan.
Lakukan pemupukan berimbang, yaitu pemupukan dengan melengkapi semua unsur makro
yang dibutuhkan tanaman, yaitu unsur N, unsur P, unsur K. Agar semua unsur tersebut tercukupi
dianjurkan untuk menggunakan NPK 15:15:15 dalam aplikasi pemupukan.

Aplikasi pemupukan secara manual adalah sebagai berikut (per hektar) : Pemupukan pertama
dilakukan bersamaan tanam dengan menugal 5 cm dari lubang tanam. Kebutuhan pupuk, untuk
pupuk dasar ini adalah : Urea 200 kg / Hektar, SP36 150 kg / Hektar dan Kcl 100 kg / Hektar
atau menggunakan pupuk majemuk NPK Grand S-15 200 - 250 kg / Hektar.
Saat tanaman berumur 21 - 25 hst dan 35 - 40 hari setelah tanam pemupukan kedua dan ketiga
dilakukan dengan memberikan urea 200 kg / hektar atau 2,5 - 3 gram tiap tanaman. Pemupukan
kedua dan ketiga dilakukan dengan menugal 10 cm dari tanaman dan menutup dengan tanah dan
sekaligus sebagai pembumbunan dan pendangiran.
DIFISIENSI PUPUK
Kekurangan Fospor (unsur P) ditandai dengan daun yang berwarna ungu kemerahan, terutama
pada tanaman yang masih muda.
Kekurangan Nitrogen (unsur N) ditandai dengan warna kekuningan pada ujung daun dan
berkembang sepanjang tulang daun utama.
Kekurangan magnesium (unsur micro mg) ditandai dengan timbulnya garis-garis keputihan
sepanjang tulang daun dan seringkali timbul warna ungu pada bagian bawah daun tua.
Kekurangan Kalium (unsur K) ditandai dengan pembentukan tongkol yg tidak sempurna
dimana ujung tongkol tidak berbiji penuh, dan bijinya jarang.
Tongkol jagung akibat kekurangan Nitrogen (unsur N) pada saat kritis, ditandai dengan
tongkolnya kecil, kadar protein rendah dan ujung tongkol tidak berbiji.
Akibat kekurangan Fosfor (unsur P) ditandai dengan tongkolnya kecil, kering bengkok dengan
pembentukkan biji tidak sempurna.

5. PENGENDALIAN GULMA

Pengendalian manual yang biasa dilakukan adalah :


Pengendalian gulma/rumput dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 30 hari setelah
tanam.
Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan dengan cara herbisida.
Aplikasi penyemprotan dilakukan pada sela-sela tanaman jagung dan dihindari terkena
langsung dengan tanaman jagung (dianjurkan memberi sungkup pada nozzle).
Contoh gulma yang bisa dikendalikan oleh herbisida NOXONE 297SL adalah :
- Cyperus sp.
- Digitaria adscendens
- Paspalum conjugatum
- Eleusine indica
- Panicum repens
- Mikania sp.
- Euphorbia hirta
- Imperata cylindrica
- Mimosa pudica
- Cynodon dactilon
- Ischaemum timorense
6. PENGAIRAN

Pengairan merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman jagung.


Kekurangan air berpengaruh pada produktivitas tanaman. Kelebihan air (lahan
tergenang dalam jangka waktu lama) juga menyebabkan tanaman jagung mati.
Apabila lahan yang digunakan memiliki jaringan irigasi dan persediaan air yang
cukup maka lakukan pengairan setiap 10 hari sekali dengan cara mengalirkan pada
larikan dan secepatnya dibuang dan dipastikan tidak ada yang menggenang.
Apabila lahan yang digunakan merupakan lahan tanpa irigasi atau lahan darat
yang tidak mempunyai persediaan air (sungai, danau, rawa, dll) maka pengairan
bisa dilakukan dengan sistem irigasi sumur atau disiram secara manual (pada
dasarnya jagung tidak memerlukan banyak air).
Buat sumur-sumur gali/bor di dekat lahan dan alirkan airnya dengan
menggunakan pompa.
10 hari menjelang panen sebaiknya pengairan dihentikan agar proses
pengeringan tongkol dapat dipercepat.

7. PANEN
Jagung bisa dipanen dalam kondisi masak fisiologis saat berumur 105-115 hst
pada dataran rendah (sesuai varietasnya).
Agar kadar air biji jagung panen rendah maka biarkan jagung di batangnya hingga
betul-betul kering ( 115-120 hst).Ciri-ciri jagung siap panen :
Klobot sudah berwarna coklat
Rambut berwarna hitam dan kering
Populasi klobot kering 90%
Biji jagung bila ditekan dengan kuku tidak membekas
Terdapat titik hitam pada bagian lembaga biji jagung
a. PANEN MANUAL
Dianjurkan untuk tidak dilakukan pemocokan (daun diatas tongkol dipotong) pada
saat tanaman jagung berumur 90-100 hst, karena menyebabkan turunnya produksi
jagung.
Petik jagung yang sudah siap panen dari batangnya dan masukkan ke dalam
karung. Lalu kirim jagung tersebut ke rumah atau ke gudang untuk dijemur atau
langsung dipipil.
b. PANEN MEKANIS
Pada lahan-lahan yang luas dan kekurangan tenaga kerja, panen lebih baik
dilakukan secara mekanis dengan menggunakan HARVESTER.
Dengan menggunakan alat ini, jagung yang dipetik akan langsung dipipil. Untuk
itu perlu diperhatikan kadar air jagung saat dilakukan panen.
Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak, atau
dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang diinginkan.

Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak, atau
dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang diinginkan.

gak usah ZPT2nan,


itu semprot piridaben 4 kali wis iso normal tunasnya
kita hitung..
Piridaben yang bisa diambil produk kapal terbang
harganya 27.500 / 100ml
dengan dosis rendah 1 ml/liter air
berarti 1 tank cuma 16ml/100ml X 27.500
Rp. 4.400 + tenaga 10 ribu/tank =
anggap saja 15rb / 200 = 75 repes sekali semprot x 4 = 300 rupiah
itu kalau suruh orang yang nyemprot
kalau semprot sendiri Rp 4.400 / 200 = 22 rupiah x 4 = 88 rupiah

You might also like