Professional Documents
Culture Documents
PEMULIAAN TANAMAN
"Persilangan Buatan pada Tanaman Jagung (Zea Mays) dan
Kedelai (Glycine max (L.) Merr)
OLEH
NOPITA SARI
D1A012072
AGRONOMI H
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Plantae
Divisio
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales
Familia
: Poaceae
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays L.
Jagung termasuk tanaman berumah satu, dimana bunga jantan dan bunga betina
terpisah tetapi terdapat pada satu tanaman. Malai merupakan rangkaian bunga jantan
yang terletak pada ujung batang. Malai bercabang-cabang, pada tiap cabang terdapat
deretan spikelet yang masing-masing terdiri dari sepasang bunga jantan. Tiap bunga
jantan mempunyai 3 kepala sari (anther), masing-masing menghasilkan tepung sari
sampai 12 juta butir. Tepung sari sangat lembut dan ringan sehingga mudah tersebar
oleh angin. Penyebaran tepung sari biasanya sejauh 6-15 m tetapi dapat mencapai 800
m. Tongkol muda yang biasanya tumbuh pada ruas batang ke-6 sampai ke-8 dari
pangkal, merupakan rangkaian bunga betina. Pada janggung muda tersusun pasanganpasangan bunga betina, tetapi hanya bunga disebelah atas dari masing-masing pasangan
yang terus hidup. Rambut jagung adalah putik yang ujungnya bercabang dan penuh
dengan bulu halus. Bulu halus jumlahnya semakin berkurang mendekati pangkal. Untuk
pembuahan, tepung sari tumbuh kedalam putik melalui bulu tersebut. Satu tongkol
hanya memerlukan paling banyak 800 - 1000 tepung sari. Bunga jantan masak lebih
dulu daripada bunga betina (protandri). Pada umumnya tepung sari mulai menyebar 1-3
hari sebelum rambut keluar dari kelobot yang menutup.
: Plantae (tumbuhan)
Divisi
Kelas
Sub kelas
: Rosidae
Ordo
: Fabales
Famili
Genus
: Glycine
Spesies
langsung melalui persaingan antar tanaman dalam memanfaatkan faktor tumbuh. Jarak
tanaman yang tepat tajuk tanaman akan segera menutup yang secara tidak langsung
akan menghambat pertumbuhan gulma sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih baik
yang akhirnya dapat memberikan hasil yang tinggi (Bunting, 1973)
2.2 Hibridisasi
Hibridisasi ialah perkawinan antara berbagai spesies, suku, ras atau varietas
tumbuhan yang bertujuan memperoleh organisme yang diinginkan. Tujuan hibridisasi
untuk menambah keragaman genetik melalui proses pengkombinasian genetik dari tetua
yang berbeda genotipnya. Dari tujuan tersebut dapat diketahui bahwa hibridisasi
memiliki peranan penting dalam pemuliaan tanaman, terutama dalam memperluas
keragaman genetic (Purnamasari, 2012)
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Sedangkan
pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. Kriteria klasifikasi
yang dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan
silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system
perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat
dikawinkan. Didalam group penyerbukan silang jumlah persilangan dari luar adalah
sangat penting karena ia memepengaruhi dalam kontaminasi stok pemuliaan. Ada
perbedaan yang besar antara jumlah persilangan dengan luar didalam species dari suatu
kelompok. Jumlah persilangan dari varietas yang diberikan juga dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan yang berubah (Allard, 1998).
Terjadinya penyerbukan silang disebabkan oleh :
a. Gangguan mekanis terhadap penyerbukan sendiri
b. Perbedaan periode matang serbuk sari dan kepala putik
c. Sterilitas dan inkompabilitas
d. Adanya bunga monocious dan diocious
Jagung adalah tipe monocious, staminate terdapat diujung batang dan pistilate
pada batang. Serbuk sari mudah diterbangkan angin sehingga penyerbukan lebih
dominan meskipun penyerbukan sendiri bisa terjadi 5% atau lebih. Ada perbedaan
besar dalam hal penyerbukan pengontrolan polinasi silang dan juga kemudahan
pengontrolan polinasi silang oleh pemulia tanaman. Beberapa spesies mempunyai
sifat tidak serasi dan dapat dikawinkan tanpa adanya kesulitan terhadap sifat yang
tidak cocok (Tjitrosoepomo,2000).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
masing-masing petakan praktikan sebagai tetua betina. Tetua jantan adalah tanaman
dari petakan lain dengan varietas yang berbeda.
Pada setiap buku sebaiknya hanya 2 bunga saja yang disilangkan, sisanya
dibuang. Kuncup bunga yang akan dikastari dipegang pangkalnya dengan ibu jari
dan telunjuk tangan kiri. Ujung daun kelopak kemudian dijepit dengan pinset yang
dipegang dengan kanan, kemudian ditarik kebawah ke arah samping, dengan cara ini
seluruh daun kelopak akan terambil dengan 2-3 kali tarikan. Setelah daun kelopak
terbuang, mahkota bunga dijepit pada sekitar bagian dari ujung atas, kemudian
dengan hati-hati dicabut sambil digoyang-goyangkan. Kepala sari dibuang dengan
menggunakan pinset yang runcing.
Serbuk sari diambil dari bunga tetua jantan yang sedang mekar dan tampak
segar, biasanya ditandai dengan warnanya yang cerah. Bunga-bunga tersebut diambil
dengan menggunakan pinset dan dikumpulkan dalam cawan petri. Mahkota bunga
dibuka dan dicabut dengan pinset, kemudian benang sari diambil dengan cara
menjepit dan mencabut tangkai sarinya.
Pada tanaman tetua betina diberikan label yang menyatakan kombinasi
persilangan. Polong hasil persilangan dipanen saat telah matang dan kering dengan
kadar air sekitar 20%. Persilangan dilakukan pada saat tanaman mulai berbunga (3050 HST), sampai bunga habis. Persilangan dilakukan setiap hari (kecuali hujan)
mulai pukul 08.00-11.00 WIB.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
No.
Gambar
Keterangan
1.
Tanaman jagung yang berumur 2 minggu
2.
Tanaman jagung yang berumur 3 minggu
3.
Penyungkupan bunga jantan varietas
Sukmaraga
4.
Penyungkupan bunga betina varietas
Sukmaraga
5.
Jagung yang sudah mulai muncul
rambutnya dimana jagung ini sudah tidak
dapat dilakukan penyilangan buatan
6.
Persilangan buatan antara varietas
Sukmaraga X Provit A
7.
Hasil selfing varietas Sukmaraga
8.
Persilangan (crossing) varietas
Provit A X Lamuru
9.
Hasil persilangan sendiri varietas
Sukmaraga X Provit A
10.
Hasil persilangan antara varietas
Sukmaraga X Provit A
11.
Hasil persilangan antara varietas
Provit A X Lamuru
No.
Gambar
Keterangan
1.
Bunga betina yang sudah dapat dilakukan
persilangan
2.
Bunga jantan digunakan dalam persilangan
3.
Proses persilangan sendiri antara varietas
Anjasmoro X Anjasmoro
4.
Hasil persilangan antara varietas Anjasmoro
X Anjasmoro
5.
Hasil persilangan antara varietas Anjasmoro
X Edamame
6.
Hasil persillangan antara varietas
Anjasmoro X Argomulyo
7.
Hasil persilngan antara varietas Anjasmoro
X Anjasmoro
4.2 Pembahasan
Persilangan Jagung
Usaha perbaikan kualitas produk dapat diarahkan pada perbaikan ukuran, warna,
kandungan bahan tertentu, pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan
simpan, atau keindahan serta keunikan. Hal ini juga yang menjadi alasan dalam
persilangan jagung. Dengan adanya persilangan, diharapkan tanaman jagung hasil
persilangan memiliki kualitas yang lebih bagus, baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
penyerbukan dilakukan pada saat kecepatan angin cukup kencang maka dimungkinkan
akan banyak serbuk sari yang hilang terbawa angin, sehingga penyerbukan tidak terjadi
secara maksimal.
Sedangkan kendala kendala yang ditemui pada saat melakukan hibridisasi
tanaman menyebuk silang adalah sedikitnya tongkol tongkol (bunga betina) yang
mempunyai rambut pendek yang akan dilakukan proses penyerbukan. Karena syarat
yang tepat dan sesuai untuk penyerbukan tanaman silang pada jagung adalah tongkol
tersebut mempunyai rambut yang masih pendek atau belum muncul rambut ketika
dilakukan penyungkupan.
Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu sampai dua
minggu setelah dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak
rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak
membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan.
Tanaman yang menyerbuk silang terjadi dengan jatuhnya tepung sari pada rambut
lebih kurang 95% dari bakal biji terjadi karena penyerbukan. Sedangkan hanya 5%
terjadi karena penyerbukan sendiri, karena jagung merupakan tanaman berumah satu.
Teknik hibridisasi atau penyerbukan silang buatan adalah teknik yang
dimaksudkan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh induk jantan
dan induk betina, dengan harapan akan diperoleh keturunan yang memiliki gabungan
dari sifat-sifat baik tersebut. Sebelum melakukan hibridisasi dilakukan langkah kastrasi
yaitu pengebirian organ kelamin jantan yang mendekati matang.
Pada percobaan ini dilakukan penyerbukan jagung yang dilakukan oleh manusia,
di alam pada umumnya dibantu oleh angin. Jagung termasuk tanaman berputik tunggal,
dimana benang sari dan putik berada dalam satu tanaman namun berbeda bunga. Faktor
utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan persilangan adalah waktu dan proses
penyerbukan yang dilakukan. Waktu yang optimal untuk melakukan proses
penyerbukan pada tanaman jagung adalah pada pagi hari yaitu antara pukul 07.00
hingga pukul 09.00 WIB. Faktor lainnya adalah proses penyerbukan, setelah serbuk sari
jagung hibrida kuning diserbukkan ke jagung manis harus segera ditutup rapat dengan
sungkup untuk melindungi jagung betina agar serbuk sari dari tanaman jagung lain tidak
dapat mengenai putik jagung betina tersebut. Selain itu untuk menghindari adanya
kemungkinan pencucian Faktor biji kerut selain disebabkan oleh faktor genetik,
kemungkinan besar bisa saja terjadi bila jagung terlalu lama dipanen.adapun beberapa
gangguan dari faktor luar seperti adanya serangga vektor penyakit, ulat yang memakan
biji jagung sehingga tongkol kosong.
Dalam praktikum ini, hasil yang didapat menunjukkan keberhasilan. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya prosentase jumlah biji jagung yang dihasilkan.
Keberhasilan ini dapat ditunjang dengan adanya cuaca yang tidak banyak hujan, walau
ditengah-tengah masa setelah penyerbukan terjadi hujan lebat, tetapi hasil yang didapat
dapat sesuai dengan harapan. Dan apabila terjadi kegagalan, hal ini dapat diakibatkan
adanya hujan yang terlalu lebat yang mengakibatkan suasana menjadi lembab dan
seringnya terserang hama dan penyakit sehingga mudah busuk. Selain itu, pada saat
penyerbukan tanpa diketahui praktikan, tongkol yang akan diserbuki sudah diserbuki
terdahulu oleh serbuk sari dari jantan lain melalui perantara angin. Dan juga adanya
kematangan yang tidak bersamaan antara malai dan tongkol pada satu pohon jagung,
sehingga waktu penyerbukan menjadi lama tertunda. Begitu pula dengan gangguan dari
hama monyet yang menyerang tongkol jagung yang masih muda sehingga jagung tidak
dapat dipanen.
Persilangan Tanaman Kedela
Persilangan kedelai (persilangan sendiri)
Dari hasil persilangan yang kami lakukan pada tanaman kedelai, ternyata
persen
keberhasilan cukup besar yaitu sekitar 25%. Hal ini didapatkan setelah
demikian besar cukup sulit dalam melakukan penyerbukan sebab tanaman kedelai
memiliki struktur bunga yang kecil. Sehingga untuk melakukan penyerbukan
sangat dibutuhkan tingkat ketelitian yang cukup tinggi.
Hasil persilangan tersebut kemungkinan tidak 100% dihasilkan dari
persilangan silang. Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan penerimaan
informasi, yaitu bunga yang kami silangkan ternyata telah hampir mekar
sehingga kemungkinan ada serbuk sari yang sudah jatuh pada stigma dan telah
terjadi pembuahan. Namun tidak semua hasil silang tersebut berasal dari bunga
yang hampir mekar, namun ada juga bunga yang disilangkan tersebut berasal dari
bunga yang disilangkan sewaktu kuncup dan hampir mekar.
Sebenarnya cukup banyak bunga yang kami silangkan namun dari
sebanyak itu hanya 9 bunga yang jadi dan sisanya tidak jadi, memang pada
awalnya bunga itu telah hampir jadi pentil/buah polong. Namun setelah
beberapa hari kemudian bakal polong tersebut tidak berhasil menjadi polong
melainkan gugur. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang
tidak mendukung misalnya pada saat persilangan ada banyak turun hujan,
akibatnya banyak pentil/polong kedelai yang gugur karena kadar air yang banyak,
kemungkinan ada juga pengaruh penyakit, sebab pada saat persilangan ada juga
miselia-miselia jamur. Namun kondisi itu tidak berlangsung lama, karena pada
saat itu kondisi cuaca mudah berubah-ubah.
Ada kegagalan yang begitu besar dari penyerbukan silang ini, mungkin
lebih disebabkan oleh pengaruh tingkat ketelitian oleh pemulia sendiri, sebab
struktur bunga yang begitu kecil dan kondisi lingkungan yang tidak stabil serta
adanya faktor dalam misalnya perbedaan tingkat persilangan antara varietas yang
berbeda.
Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam hibridisasi atau
persilangan tanaman menyerbuk silang adalah :
a) Cuaca saat penyerbukan
Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah
menyebabkan bunga rontok. Sehingga dalam hal ini akan mengakibatkan persilangan
yang kita lakukan menjadi gagal.
b) Pemulia
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa teknik persilangan
buatan pada tanaman kedelai sama dengan teknik persilangan tanaman pada umumnya.
Teknik persilangan tanaman kedelai ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu pemilihan
bunga sebagai induk betina, kastrasi, penyerbukan, pembuangan bunga dan pelabelan.
3.2 Saran
Untuk melakukan teknik persilangan buatan pada tanaman jagung dan kedelai
ini dibutuhkan ketelitian dan keseriusan agar mendapatkan hasil yang maksimal.
LAMPIRAN
Deskripsi Jagung Varietas Lamuru
Nama Varietas
: Lamuru
Kategori
SK
Tahun
: 2000
Tetua
: 5.6 t/ha
Pemulia
Golongan
: Bersari bebas
Umur
None
Batang
: Tegap
Warna batang
: Hijau
Tinggi tanaman
Malai
: Semi kompak
Rambut
Anthera
Kelobot
Tipe biji
: Mutiara (flint)
Warna biji
: Kuning
Jumlah biji
: 12-16 baris/tongkol
Baris biji
: Lurus
: 275 gram
: 5.6 t/ha
kering
Perakaran
: Baik
Kerebahan
: None
Daerah sebaran
Tanggal dilepas
: 14 Februari 2003
Asal
Umur
Batang
: Tegap
Warna batang
: Hijau
Tinggi tanaman
Daun
Warna daun
: Hijau muda
Kerebahan
: Agak tahan
Malai
: Semi kompak
Warna rambut
: Coklat keunguan
Tongkol
: Panjang silindris
Tipe biji
Warna biji
: Kuning tua
Baris biji
: + 270 g
Rata-rata hasil
Potensi hasil
Ketahanan
Daerah sebaran
Pemulia
: 23 September 2011
Asal
Umur
Masak fisiologis
Tinggi tanaman
: + 192 cm
Batang
Warna batang
Warna daun
: Hijau
: Baik
Kerebahan
: Tahan rebah
Bentuk malai
: Merah
Bentuk tongkol
Kedudukan tongkol
Kelobot
Tipe biji
Baris biji
Warna biji
: Kuning kemerahan
Jumlah baris/tongkol : 12 - 14
Bobot 1000 biji
: + 318 g
Rata-rata hasil
Potensi hasil
: + 9,34%
Kandungan lemak
: + 4,73%
Ketahanan
Anjuran tanam
Pemulia
Peneliti
Teknisi
Pengusul
: Argo Mulyo
1988
:
Asal
Tetua
Rataan Hasil
: 1,5 - 2 ton/ha
Pemulia
Warna hipokotil
: Ungu
Warna bunga
: Ungu
Warna biji
: Kuning
: Putih terang
Warna bulu
: Coklat
Tipe tumbuh
: Determinate
Tinggi tanaman
: 40 cm
Percabangan
Umur mulai
: 35 hari
berbunga
Umur saat panen
: 80 - 82 hari
Kerebahan
: Tahan rebah
Kandungan minyal
: 20,8%
biji
Kandungan protein
: 39,4%
biji
Daya hasil
: 1,5 - 2 ton/ha
Ketahanan terhadap
penyakit
Keterangan
Pemulia
Penyedia Breeder
Seed
Tahun dilepas
: 1998
Deskripsi Kedelai Varietas Anjasmoro
Dilepas tahun
: 22 Oktober 2001
SK Mentan
: 537/Kpts/TP.240/10/2001
Nomor galur
: Mansuria 395-49-4
Asal
Daya hasil
: 2,032,25 t/ha
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Ungu
Warna daun
: Hijau
Warna bulu
: Putih
Warna bunga
: Ungu
: Kuning
: Kuning kecoklatan
Bentuk daun
: Oval
Ukuran daun
: Lebar
Tipe tumbuh
: Determinit
Umur berbunga
: 35,739,4 hari
: 64 - 68 cm
Percabangan
: 2,95,6 cabang
: 14,815,3 g
Kandungan protein
: 41,842,1%
Kandungan lemak
: 17,218,6%
Kerebahan
: Tahan rebah
Pemulia
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2009.
Penyerbukan
Pada
Tanaman
Kedelai.
http://www.koranplus.com/forum/867-next-thread.html. (tanggal akses 4 Juni
2010).
Anonim, 2009. Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri. http://lamaditissueculture.blogspot.com/2009/12/pemuliaan-tanaman-menyerbuksendiri.html.
(tanggal 4 Juni 2010).
http://lamadi-
M, 2001. Pengantar
Nasional. Jakarta.
Pemuliaan
Tanaman.
Depatemen
Pendidikan
Prof. Dr. Ir. Nasir Muhammad, MP.,SH. 1990. Pengantar Pemuliaan Tanaman
Pertanian. Penerbit CV.Puga Cipta Mandiri.
Zulfikar, Ahmad. 2009. Penyerbukan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
http://www.gudangmateri.com/2009/03/penyerbukan-danpembuahanbunga.html
Diakses tanggal 26 Maret 2013.