Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Persalinan Normal Konvensional
a. Definisi
Partus biasa atau partus normal atau partus spontan adalah bila
bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat
pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2002).
Menurut Winkjosastro (2002), partus dibagi menjadi 4 kala.
Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. kala I
dinamakan pula kala pembukaan. Kala II disebut pula kala
pengeluaran oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan
janin didorong ke luar sampai lahir. Dalam kala III atau kala uri
plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai
dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam. Dalam kala-kala itu diamatamati, apakah tidak terjadi perdarahan postpartum. Berikut ini
penjabaran kala-kala persalinan menurut Winkjosastro (2002):
1) Kala I
Kala I dimulai ketika timbul his dan seorang wanita
mengeluarkan lender yang bersemu darah (bloody show). Lendir
yang ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai
12
membukanya
serviks
berbeda
antara
13
2) Kala II
Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira
2 sampai 3 menit sekali, kepala janin sudah masuk ke dalam ruang
panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Pada
kala ini, seorang wanita merasakan tekanan pada rektum seperti
hendak buang air besar.
14
b. Mekanisme persalinan
Bentuk dan diameter panggul wanita berbeda pada ketinggian
yang berbeda dan bagian presentasi janin menempati jalan lahir dalam
proporsi yang besar supaya dapat dilahirkan, janin harus beradaptasi
dengan jalan lahir selama proses penurunan. Putaran dan penyesuaian
lain yang terjadi pada proses kelahiran manusia disebut mekanisme
persalinan (Bobak, et al, 2005).
Menurut Bobak, et al (2005), tujuh gerakan cardinal presentasi
puncak kepala pada mekanisme persalinan ialah engagement,
penurunan, fleksi, putaran paksi dalam, ekstensi, restitusi, putaran
paksi luar dan akhirnya kelahiran melalui ekspulsi. Meskipun fasefase ini dibahas secara terpisah, tetapi kombinasi gerakan-gerakan ini
terjadi bersamaan. Contohnya, engagement meliputi penurunan dan
fleksi. Berikut ini penjelasan mengenai mekanisme persalinan
menurut Bobak, et al (2005):
1) Engagement
Apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas
panggul, kepala dikatakan telah menancap (engaged) pada pintu
atas panggul. Pada kebanyakan wanita multipara, hal ini terjadi
sebelum persalinan aktif dimulai karena otot-otot abdomen masih
tegang, sehingga bagian presentasi terdorong ke dalam panggul.
Pada wanita multipara yang otot-otot abdomennya lebih kendur
15
pertama,
penurunan
berlangsung
lambat,
tetapi
16
17
18
19
Defekasi, akan menjadi biasa setelah sehari, kecuali ibu takut pada
luka episiotomi. Bayi yang lahir secara normal memiliki daya
tahan terhadap alergi yang lebih tinggi dan risiko asma rendah.
Secara biologi, persalinan ini memicu kelenjar susu memproduksi
kolostrum untuk dihasilkannya air susu (Chandranita, 2000).
2) Kelemahan
a) Mollamahmutoglu,
et
al
(2011),
dalam
penelitiannya
20
metode persalinan yang sederhana. Beberapa penelitian telah menunjukan manfaat dan juga beberapa efek yang menguntungkan. Efek
yang menguntungkan pada water birth adalah ibu melahirkan
mengalami relaksasi, kontraksi kurang menyakitkan, lama persalinan
lebih pendek, tidak memerlukan analgesik farmakologi dan sedikit
kejadian episiotomi.
Menurut Chapman (2007), asuhan persalinan pada water birth
ada 3 kala, yaitu :
1) Kala pertama persalinan
Kala pertama persalinan yang dilakukan diantaranya,
memeriksa air pada kolam setiap 1 jam, mengukur temperatur air
pada kolam dan mencatat pada pattogram maupun catatan ibu, suhu
diantara 35o C dan 37o C. Pada kala ini ibu dianjurkan untuk minum
air lebih banyak dengan tujuan menghindari dehidrasi karena
dieresis meningkat sebagai akibat berada di air.
2) Kala kedua persalinan
Kala ini, seorang tenaga kesehatan memantau kesehatan ibu
dan janin seperti pada persalinan normal. Beberapa hal yang
dilakukan pada kala ini diantaranya, mengatur temperatur air pada
suhu 37o C, memasukan cermin kecil untuk melihat kemajuan
selama kala kedua persalinan, melakukan pendekatan lepas
tangan untuk melahirkan (diperkirakan bahwa menyentuh kepala
21
pusat
kontraksi
tidak
terjadi,
seorang
tenaga
kesehatan
mencoba
22
harus
diisi
dengan
kedalaman
yang
cukup
23
2) Pembersihan
Kebijaksanaan pengontrolan infeksi lokal harus memenuhi
kelahiran di air. Setelah dipakai, bak harus dibilas dari debris dan
dicuci dengan bahan yang mengeluarkan klorin yang efektif
terhadap HIV, hepatitis B, dan Hepatitis C.
3) Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah :
a) Kolam air berupa bak berdiameter 2 meter, terbuat dari plastik
dengan benjolan-benjolan pada alasnya agar posisi ibu tidak
merosot.
b) Termometer untuk memeriksa temperatur air.
c) Pompa pengatur, agar air tetap bersirkulasi.
d) Water heater untuk menjaga air tetap hangat.
e) Sonicaid tahan air untuk memantau jantung janin.
f) Sarung tangan untuk bidan.
g) Cermin kecil yang mudah dibawa untuk melihat kemajuan
selama kala kedua persalinan.
h) Stool rendah atau jejakan kaki untuk membantu ibu masuk dan
keluar dengan mudah.
i)
24
harus
disterilisasi
lebih
dulu
dengan
menggunakan
25
4) Kelahiran bayi
Pembukaan jalan lahir biasanya sudah lengkap setelah kurang
lebih 1-1,5 jam berendam dalam air, sehingga bayi siap lahir.
Proses kelahiran bayi ini lebih mudah karena air mempunyai sifat
mendorong. Setelah bayi lahir, ia tidak akan tenggelam karena pada
saat dalam rahim pun bayi hidup dalam air ketuban selama 9 bulan.
5) Pengangkatan bayi
Setelah bayi keluar, bayi diangkat dan langsung diberikan
pada ibunya untuk mendapat pelukan hangat serta ciuman pertama
dari ibunya. Kemudian setelah itu pusar bayi dipotong dan
dibersihkan, dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatannya.
c. Syarat water birth
Tidak semua ibu dapat melakukan persalinan dalam air,
walaupun persalinan ini dikategorikan sebagai persalinan normal. Ibu
yang melahirkan dengan menggunakan metode ini harus benar-benar
dalam keadaan sehat. Menurut Garland (2002), penggunaan media air
sebagai tempat bersalin dilakukan pada ibu dengan syarat tertentu,
yaitu:
1) Ibu hamil risiko rendah
2) Ibu hamil tidak mengalami infeksi vagina, saluran kencing dan
kulit.
3) Tanda vital ibu dalam batas normal.
4) Kehamilan tunggal, presentasi kepala.
26
relaksasi,
kontraksi
kurang
menyakitkan,
lama
27
28
29
Pucat
Badan
merah,ekstremitas biru
Kurang dari
100
Seluruh tubuh
kemerahmerahan
Lebih dari 100
Pulsa rate
(frekuensi
nadi)
Grimace
(reaksi
rangsangan)
Tidak
ada
Activity
(tonus otot)
Tidak
ada
Tidak
ada
Respiratorion Tidak
(pernapasan) ada
Nilai Apgar
(NA)
Sedikit
Batuk/bersin
gerakan
mimik
(grimace)
Ekstremitas
Gerakan aktif
dalam sedikit
fleksi
Lemah/tidak Baik/menangis
teratur
Jumlah
Keterangan:
NA 1 menit lebih/sama dengan 7 tidak perlu resusitasi
NA 1 menit 4-6 bag and mask ventilation
NA 1 menit 0-3 lakukan intubasi
(Sumber: Wiknjosastro, 2002)
30
b.
penilaian,
misalnya
pengkajian
warna
dapat
31
32
33
34
B. Kerangka teori
Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk menggambarkan dari
sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Berdasarkan tinjauan
pustaka menurut Aprillia (2002), Bobak, et al (2005), Garland (2002), Sartika
(2011) dan Wiknjosastro (2002), dirumuskan kerangka teori penelitian
berjudul perbandingan nilai apgar score bayi baru lahir dengan metode
persalinan normal konvensional dan metode water birth sebagai berikut:
Water Birth
Syarat persalinan :
1. Ibu hamil risiko rendah.
2. Tidak
mengalami
infeksi
Apgar score
Yang dinilai :
kulit.
1. Warna kulit
2. Frekuensi
kepala.
Metode
Persalinan
nadi
Mekanisme
Persalinan
3. Reaksi
rangsangan
4. Tonus otot
5. Pernapasan
35
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan fokus penelitian yang akan diteliti,
kerangka konsep ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan
variabel terikat (dependent variable). Adapun kerangka konsep dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Independent variable
Dependent variable
Persalinan normal
konvensional
Menit 1
Apgar score
Water Birth
Menit 5
Confounding variable
1.
2.
3.
4.
Pencahayaan
Pigmentasi kulit
Jumlah hemoglobin
Tingkat perfusi
perifer
diteliti
tidak diteliti
36
D. Hipotesis Penelitian
Saryono (2011) mengartikan hipotesis adalah prediksi dari hasil
penelitian. Hipotesis merupakan hubungan yang diharapkan antar variabel
yang dipelajari. Ada dua hipotesis yaitu hipotesis statistik atau disebut juga
hipotesis nol (Ho) dan hipotesis kerja (Ha) disebut juga dengan hipotesis
alternatif. Menurut Notoatmodjo (2005), hipotesis penelitian adalah jawaban
sementara penelitian atau dalil sementara yang sebenarnya akan dibuktikan
dalam penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ha : Ada perbedaan nilai apgar score bayi baru lahir pada menit ke-1 dan
menit ke-5 dengan metode persalinan normal konvensional dan metode
water birth.