You are on page 1of 53

AMANDA

Bagian 1 : Hari Yang Berat Untuk


Amanda
Amanda baru beberapa bulan lulus
dari SMAnya, namun gadis yang baru
genap 18 tahun beberapa bulan yang lalu
juga itu, sudah harus merasakan pahitnya
hidup sebagai manusia dewasa lebih awal
dari
teman-temannya
yang
lain.
Bagaimana tidak, ketika kebanyakan teman
yang lain meneruskan ke perguruan tinggi,
Amanda justru tidak bisa melakukannya.
Lantaran kecelakaan mobil yang membuat
Ibunya meninggal dan Ayahnya terluka
parah
sebulan
yang
lalu,Amanda
melewatkan
kesempatan
mengikuti
penerimaan mahasiswa baru.
Gadis berparas cantik dan bermata
coklat indah itu begitu gigih untuk
mencoba tegar di hadapan Ayahnya.
Kehilangan Ibunya adalah hal yang tersulit
yang tidak ingin terbayangkan sekalipun di
benak Amanda. Namun, tetap memberikan
semangat hidup untuk Ayahnya adalah hal
besar baginya. Karena saat ini, hanya lakilaki itulah yang dimilikinya.
Entah benar atau tidak, tiba-tiba Ayah
Amanda diperbolehkan pulang dari rumah
sakit, Setelah sempat koma beberapa
minggu. Saat Amanda mengkonfirmasinya,
dokter mengiyakan. Dia senang sekali,
segera dia mengurusi kepulangan Ayahnya
itu ke bagian administrasi Rumah Sakit.
Namun Amanda bingung, ternyata telah
ada orang yang melunasi biaya rumah sakit
Ayahnya itu. saat ditanyakan siapa
orangnya, petugas hanya mengatakan
seorang pemuda.
Amanda mencoba
menerka-nerka siapa. Tapi dia masih belum
dapat mengetahuinya. Meskipun demikian,

Amanda sangat berterima kasih pada


orang tersebut. Karena dia sempat takut
kalau uang tabungannya tidak cukup untuk
melunasi tagihan rumah sakit. Uang itu
sudah
digunakan
untuk
keperluan
mengurus jenazah ibunya. Sementara
Amanda sama sekali tidak mengusik
rekening Ayahnya.
Ayah, Amanda akan pulang dulu.
Besok Ayah kan pulang, jadi Amanda mau
beres-beres rumah duluUcap Amanda
pada Ayahnya. Lelaki itu hanya tersenyum
pada anak perempuannya itu. Ayah tidak
apa kan Amanda tinggal dulu. Nanti malam
Amanda datang lagiLanjutnya.
Tidak apa, Nak. Dan Ayah pikir kau
tak perlu kemari lagi nanti malam. Kau
istirahat saja di rumah Tutur Ayah Amanda
masih lemas. Amanda terheran.
Benar, Ayah? Ayah baik-baik saja?
Tanyanya sekali lagi seolah masih ragu
untuk meninggalkan Ayahnya, Lelaki itu
hanya mengangguk. Amanda pun berlalu
meninggalkan Ayahnya di dalam kamar
sendiri. Sebenarnya tidak berapa lama
seorang laki-laki muda masuk kedalam
kamar Ayah Amanda.
Hari ini Amanda sudah cantik dan rapi.
Dia bersiap-siap ke rumah sakit lagi untuk
membereskan barang-barang Ayahnya. Dia
tampak senang, karena hari ini Ayahnya
sudah
diperbolehkan
pulang.
sedikit
tergesa-gesa
dia
mengambil
tasnya,
Amanda hanya ingin cepat sampai di
rumah sakit. Semalam dia sudah tidak
menunggui
Ayahnya.
Pasti
sekarang
Ayahnya sedang kesepian dan menunggu
Amanda di sana. Namun, baru saja hendak
beranjak bel berbunyi. Amanda bergegas
membuka pintu, dan mengira itu tetangga

sebelah
yang
hendak
kepulangan Ayahnya.

menanyakan

Tapi itu salah, karena ketika Amanda


membuka pintu, yang dilihatnya adalah
seorang pemuda tinggi tegap dengan
wajah indonya. Sepertinya Amanda tidak
asing dengannya. Untuk beberapa saat
mereka saling memperhatikan.
Selamat pagi, Amanda? Sapanya
terlebih dulu.
Pagi,
eng jawab Amanda dan
sepertinya hendak menanyakan siapa dan
apa maksud kedatangannya. Namun tidak
berapa lama kemudian mobil Ambulan
memasuki halaman rumah Amanda. Lelaki
itu berlari menghampiri mobil ambulan,
tidak berapa lama kemudian dia kembali
bersama dua perawat mengusung Ayah
Amanda.
Ya Allah, Ayah! Pekik Amanda
girang
bercampur
haru.
Berlari
menghampiri lelaki pesakitan itu dan
memeluknya. Kok Ayah sudah pulang,
kan dokter bilang nanti sore setelah ayah
menjalani pemeriksaan terakhir? Amanda
masih merasa tidak percaya.
Sudah, Ayah sudah boleh pulang
Ucapnya meski suaranya masih berat dan
lirih.
Amanda, sebaiknya kita bawa dulu
ayahmu ke dalam Sahut lelaki itu, yang
bahkan Amanda belum tahu siapa dia.
Mereka masuk ke dalam rumah bersama.
Setelah memasang peralatan kesehatan
Ayah Amanda, perawat itu pun berlalu.
Saat ini tinggal Amanda, Ayahnya dan
lelaki itu.

Amanda, ini Wisnu, kamu masih ingat


dia? Tanya ayahnya setelah dibaringkan di
kamarnya.
Amanda memandang lelaki itu, begitu
juga sebaliknya. Mereka saling melempar
pandang.
Mas Wisnu? Tukasnya antara ingat
dan lupa. Yang keluarganya dulu pernah
berlibur bersama kita di Bali, Ayah?
Amanda memastikan.
Iya, Amanda. Saat itu kamu baru 6
tahun, dan aku menggendongmu saat
kakimu berdarah menginjak karang Tegas
lelaki itu yang namanya disebut Wsnu.
Amanda tersenyum mengingatnya.
Dia akan tinggal beberapa waktu
bersama kita Ucap Ayah Amanda.
Kalau begitu, akan aku siapkan kamar
depan untuk Mas Wisnu Amanda bangkit
beranjak hendak membersihkan kamar
depan, namun Wisnu menggapai lenganya.
Akan
tetapi
cepat-cepat
dia
melepaskannya.
Tidak perlu Amanda, nanti biar aku
yang melakukannya. Lagi pula kau
seharusnya menemani
Om Dirja Ujar
Wisnu.
Hari mulai beranjak malam, Amanda
sepanjang
hari
menemani
Ayahnya.
Bercerita banyak hal pada Ayahnya.
Tentang rencananya mengadakan syukuran
untuk kesembuhan Ayahnya dan 40 hari
ibunya. Dan terutama tentang janji
Amanda yang akan selalu merawat
Ayahnya sampai sembuh dan sampai
kapanpun. Namun lelaki yang tampak
belum sembuh benar itu sepertinya tidak
merasa bahagia. Ada hal yang bahkan
terlihat disembunyikannya dari Amanda.

Amanda Ucap Ayah Amanda Putri


Ayah, trimakasih atas semuanya, Nak.
Lelaki itu mencoba tersenyum meski hanya
sebentar
saja.Kau
sudah
banyak
menderita,Nak. Ayah minta maaf ya, Nak
Ayah, jangan begitu dong Yah Tukas
Amanda,
Kenapa
Ayah
mesti
berterimakasih dan meminta maaf seperti
itu? Perasaan Amanda menjadi tidak
enak,Yah. Sudah lebih 18 tahun ayah dan
ibu yang merawat Amanda, memberikan
semua yang Amanda butuhkan. Kalian
hidup untuk Amanda, tapi Amanda baru
beberapa hari saja merawat Ayah, kenapa
Ayah mengucapkan semua itu? Ini belum
cukup Yah untuk membalas apa yang Ayah
lakukan untuk Amanda Air mata Amanda
mengucur deras. Air mata yang kini telah
menjadi teman barunya. Namun Amanda
cepat-cepat menghapusnya dan menahan
dirinya
agar
tidak
terlarut
dalam
kesedihan.terlebih di depan ayahnya.
Kau
Amanda?

bisa

menerima

semua

ini

Iya, Ayah kalau Tuhan memang


ingin ini kita bisa apa,Yah?
Butir airmata menetes dari pipi Ayah
Amanda. Mulutnya bergetar entah haru
entah sedih. Ditatapnya lekat-lekat wajah
anak gadisnya itu. Anak gadisnya yang
dulu selalu merajuk bila ingin sesuatu,
marah dan mengunci pintu kamarnya bila
keingginanya tidak
diiyakan, saat ini
dipaksa dewasa seketika dengan semua
keadaan ini.
Ayah senang,Nak. Ternyata kau anak
yang tegar. Kau bisa melewati semua ini
Sementara hati Amanda memberontak
keras
mendengar
semua
itu.
Dia
sebenarnya ingin sekali protes dan

mengatakan bahwa dia tidak ingin semua


ini terjadi. Hanya saja Amanda sadar,
semua itu tak akan bisa merubah
kenyataan.
Ayah
Sayang?

boleh

minta

satu

hal

lagi,

Amanda menatap Ayahnya dalamdalam, matanya yang masih basah itu


rupanya bertanya-tanya apa yang hendak
ayahnya katakan. Apa ayah?
Berjanjilah pada Ayah,
melakukannya, Amanda

kau

akan

Maksud Ayah apa?


Berjanjilah saja,Nak. Ayah ingin kau
berjanji pada Ayah. Dan ayah tidak akan
minta apapun lagi dari mu
Amanda terdiam, dibuat berpikir apa
yang diinginkan ayahnya untuk Amanda
lakukan. Tapi apapun itu, Amanda yakin ini
pasti demi Amanda juga. Ayahnya tak
pernah meminta apapun selama ini,
Amanda tak sampai hati mempertanyakan
dulu apa maksud ayahnya. Baiklah Ayah,
Amanda janji akan penuhi keinginan Ayah
Matahari masih kemerahan di ufuk
timur. Amanda menyibak tirai jendela
kamarnya dan berharap hari ini Ayahnya
akan lebih baik lagi. Amanda tidak sabar
mengajak
Ayahnya
jalan-jalan
keluar
rumah. Pasti banyak hal yang dirindukan
Ayahnya diluar. Tetangga-tetangga dekat
mereka, Lapangan tenis yang setiap sore
didatangi Ayahnya, dan banyak lagi yang
ingin
dilakukan
Amanda
bersamanya.Namun jujur, hingga detik ini
Amanda masih merasa sedih dan khawatir
pada kondisi ayahnya. Seringkali perasaan
Amanda tiba-tiba saja tidak enak. Sama

seperti perasaan tepat sebelum kedua


orangtuanya kecelakaan.
Amanda tiba-tiba teringat ayahnya,
segera dia bergegas menuju kamar
ayahnya. Karena terlalu tergesa-gesa
Amanda tidak melihat ada Wisnu yang
berjalan dari balik dinding. Mereka saling
bertabrakan. Amanda hampir terjerembab,
untung
Wisnu
mendekapnya.Hati-hati
Amanda Wisnu berujar. Kedua mata itu
saling memandang dalam jarak yang dekat
untuk beberapa saat. Amanda tersadar dia
masih dalam dekapan Wisnu, begitupun
Wisnu. Segera dia melepaskan Amanda.
Maaf Mas, Amanda tidak melihat Mas
Wisnu
Tidak apa Amanda Ujar Wisnu Oh,
Yah. Biar aku yang melihat keadaan Om
Dirja kamu sarapan dulu saja. Aku sudah
buat nasi goreng untukmu
Tidak Mas, terimakasih, aku mau lihat
ayah dulu Wisnu pun mempersilahkan
Amanda masuk ke dalam kamar ayahnya.
Amanda masuk ke kamar ayahnya,
tirai jendelanya telah tersibak. Tidak
mungkin ayahnya menyibaknya. Ada
bantal, kemeja pria dan HP di sofa. Pasti
semalam Mas Wisnu menemani ayah di
sini. Batin Amanda dalam hatinya.
Kenapa Amanda? Wisnu memang
semalam tidur di sini, Ayah yang
memintanya Tuturnya seperti mengerti
apa yang sedang dipertanyakan Amanda.
Wajahnya pun terlihat lebih berseri.
Sepertinya dia sudah lebih baik. Amanda
senang melihatnya. Dia duduk di tempat
tidur Ayahnya sambil memperbaiki letak
infuse di tangan Ayahnya.

Tapi semalam ayah memintaku tidur


di kamar, mengapa ayah malah meminta
Mas Wisnu yang menemani ayah?
Ayah hanya ingin berbicara banyak
dengannya, sudah lama ayah tidak
bertemu denganya. Dia anak yang baik.
Dia juga laki-laki yang matang dan mapan.
Persis seperti ayahnya
Tapi, bukankah ayah pernah bercerita
Om hendra bercerai dengan Tante Paula
yang orang Italia itu?
Itu kan masalah rumah tangga,
Amanda.
Setiap
orang
pasti
akan
mempunyai masalah dalam hidupnya. Dan
aku merasa itu tidak berpengaruh pada
Wisnu. Dia tetap tumbuh jauh lebih baik
tanpa kedua orangtuanya
Ayah sayang sama Mas Wisnu?
Tanya Amanda menatap Ayahnya. Sejenak
lelaki itu terdiam.
Ayah sudah menganggapnya sebagai
Anakku sendiri, Amanda. Aku dan Ibumu
dulu yang merawat Wisnu waktu ditinggal
Ibunya pergi. Kamu baru lahir ketika
usianya hamper 8 tahun. Dan saat itu
Hendra
mengajaknya
pindah
ke
SingapurAyah
Amanda
mengisahkan
kedekatan emosinya dengan Wisnu. Dan
Ayah tahu persis Amanda, Wisnu laki-laki
yang
baik

Sekali
lagi
Ayah
Amandamenyinggung tentang hal tersebut
pada Amanda. Amanda tidak tahu apa
maksud Ayahnya. Sebenarnya Pak Dirja
ingin mengatakan sesuatu, tapi belum juga
bisa mengatakannya. Tiba-tiba diapun
teringat Wisnu Amanda, apa kau sudah
membuatkan Wisnu sarapan. Mungkin saja
dia lapar dan tidak tahu apa yang harus dia
makan

Amanda baru ingat, tadi Wisnu bilang


dia
sudah
membuatkan
sarapan
untuknya .Tapi mas wisnu udah masak
kok,Yah. Malah tadi dia yang menyuruh
Amanda sarapan sebelum kesini
Kamu ini Amanda, dia kan tamu di
rumah kita, masak dia yang melayani
kita?
Iya Ayah, nanti biar aku yang
melayani Mas Wisnu Tutur Amanda
tersenyum. Lelaki itu menatap anaknya
sejurus. Seolah hendak mengamini ucapan
Amanda dalam hatinya.
Ya sudah,
sarapan

kamu

temani

Wisnu

Amanda bergegas ke dapur. Di meja


makan,
Wisnu
belum
menyentuh
makanannya. Dia masih sibuk dengan
Laptopnya.
Mas Wisnu belum sarapan? Tanya
Amanda, dia duduk di depan Wisnu.
Ya aku ingin nunggu kamu, lagi pula
tadi ada sedikit kerjaan yang mesti aku
emailkan.
Wisnu
menutup
LaptopnyaBagaimana keadaan Om Dirja,
apa dia sudah minum obat?
Iya sudah
Ya udah, sepetinya kamu juga harus
sarapan
Terima kasih ya Mas, semalam sudah
menemani ayah
Kau jangan memikirkan itu, Om Dirja
sudah aku anggap sebagai ayahku sendiri
Keduanya kemudian sarapan. Tidak
banyak yang mereka bicarakan. Amanda
juga tidak tahu apa yang mesti ditanyakan

pada Wisnu.kedekatan mereka waktu kecil


dulu sama sekali tidak membuat suasana
lebih cair. Entah, Amanda seolah sedikit
sungkan pada laki-laki dihadapannya itu.
Bahkan beberapa kali dia tertunduk malu
dan kemerahan bila mengetahui Wisnu
menatapnya dalam.
Sementara Wisnu terlihat beberapa
kali memperhatikan Amanda yang sedang
makan. Sesekali dipalingkan muka ke arah
lain saat Amanda memandang ke arahnya.
Bila teringat apa yang sedang dialami
Amanda
dan
yang
mungkin
akan
dialaminya nanti, dada Wisnu menjadi
sesak. Wisnu menghentikan sarapannya
dan menyudahinya dengan meneguk air
putih. Dia ingin sekali berlalu dari hadapan
Amanda. dia tidak ingin terlihat sedih di
depan gadis itu.
Kok gak di habisin mas? Nasi goreng
mas Wisnu enak lho
Kamu terusin saja Amanda, aku harus
menghubungi seseorang, aku permisi dulu
Wisnu beranjak pergi.
Amanda seperti merasa aneh dengan
sikap Wisnu yang tiba-tiba berubah. Tetapi
dia tidak ambil pusing memikirkannya.
Baru beberapa saat sejak Wisnu beranjak,
terdengar suara sesuatu terjatuh dari
kamar Ayah Amanda. Amanda terkejut dan
berlari kekamar Ayahnya. Disana dia telah
melihat ayahnya terjerembab dilantai dan
mulutnya
berlumur
darah.
Amanda
berteriak keras sekali. Dan saat itu pula
Wisnu berlari menghampiri.
Ya Ampun, Om?, apa yang terjadi
Amanda? Wisnu mencoba mengangkat
tubuh Ayah Amanda ke tempat tidurnya
lagi. Kamu lekas telpon dokter, Amanda

Gugup dan shock bercampur jadi satu


pada diri Amanda. Dia bahkan tidak tahu
nomor mana yang harus dihubunginya.
Melihat itu Wisnu segera merebut telphon
dari
tangan
Amanda
kemudian
menghubungi dokter.
Dokter
sedang
menangani
Ayah
Amanda, tidak tanggung-tanggung, ada
tiga dokter di dalam sana. Amanda masih
sangat terpukul. Perasaan khawatir yang
berlebihan menjangkiti dirinya. Sementara
Wisnu memperhatikan Amanda dan terlihat
kebingungan sendiri. Meski dia terlihat
begitu tenang, Ada sesuatu yang sedang
dipikirkannya. Sesuatu yang semalam telah
dia sepakati dengan Ayah Amanda.
Seorang Dokter keluar dari kamar,
Dengan siapa saya bisa bicara? tanyan
dokter itu. Wisnu berdiri dan mengajak
dokter menjauh dari Amanda. Amanda
tidak tahu apa yang sedang mereka
bicarakan.
Kami sudah berulangkali meminta
Tn.Dirja agar tidak meninggalkan rumah
sakit terlebh dahulu, tapi beliau memaksa.
Beginilah akhirnya.beliau juga tidak mau di
rawat di rumah sakit lagi
Lalu, apa yang harus kami lakukan
dokter?
Kami benar-benar tidak sanggup, kita
berdoa saja. Mudah-mudahan ada mukjizat
dari Allah
Dokter, tolong usahakan dokter, kami
mohon Pinta Wisnu. Mukanya begitu
tegang mendengar ucapan dokter.
Pak Wisnu, Lebih baik anda dan
keluarga menyerahkan semuanya pada
Allah.
Dan
alangkah
baiknya
anda

laksanakan wasiat pak Dirja


sebelum semuanya terlambat

segera,

Dokter itu menepuk pundak Wisnu.


Dokter yang merawat Ayah Amanda sejak
koma itu tahu tentang wasiat yang diingini
pasiennya. Untuk itulah dia megijinkan
Ayah Amanda keluar dari rumah sakit.
Disamping memang secara medis, kondsi
paru-paru Ayah Amanda yang terkena
benturan keras itu tidak bisa bertahan lebih
lama lagi.
Wisnu tertunduk lemas. Sementara
Amanda
menghampirinya
dengan
ketidakpastian
mencoba
mengetahui
sesuatu. Ada apa ini? Ayah kenapa lagi?
Kenapa dokter datang membawa peralatan
rumah sakit itu, bukankah Ayah sudah
sembuh? Katakan Mas. Ayah kenapa?
Amanda mengguncang bahu Wisnu sambil
meratap.
Wisnu mencoba tegar. dipeluknya
Amanda. Namun Amanda memberontak.
Mas, Ayah kenapa? Suara gadis itu
semakin
parau,
sebentar
kemudian
tubuhnya sempoyongan dan tiba-tiba dia
terhuyung. Wisnu menangkapnya.
Amanda melihat Ayahnya berpakaian
putih bersih mendekatinya, mengusap
keningnya dan memakaikan kerudung putih
menutupi rambutnya
yang berjuntaian.
Ibunya juga datang menggunakan kebaya
putih bercahaya. Amanda memeluk Ibunya,
sepertinya dia rindu sekali. Perempuan itu
membenahi
pakaian
Amanda
dan
mendandaninya.
Kau Cantik Amanda, Cantik sekali.
Kau akan jadi pengantin yang paling cantik
di dunia, Ibu senang sekali, sebentar lagi
kau menikah Tukas Ibunya sambil terus
mendandaninya.

Ibu, memangnya Amanda menikah


dengan siapa?
Dia itu cinta sejatimu,Nak. Dia yang
terbaik bagimu. Dan hanya dia yang akan
bisa membahagiakanmu
Tapi siapa, Ibu? Amanda penasaran
Ingat Amanda, Kau berjanji untuk
memenuhinya.
Ini
semua
demi
kebaikanmu, Nak. Suara Ayahnya
terdengar.

Ayah Ucap Amanda lirih.


Anakku,
Anakku
Amanda,
Ayah
sayang kamu Nak. Untuk itu ayah lakukan
semua ini Ucap Ayah Amanda terbata-bata
disela nafasnya yang berat.
Ayah
Amanda
tak
mampu
mengucapkan apapun. Dia hanya terisak
memeluk
Ayahnya.Jangan
pergi,Yah.
Amanda cuma punya Ayah. Jangan
tinggalin Amanda,Yah

Janji? Apa yang harus Manda penuhi


Ayah?

Semua orang keluar dari kamar itu.


Kecuali Amanda, Wisnu, dan Ayahnya yang
terbaring sekarat itu.

Kau akan menikah ,Nak. Ini takdirmu.


Kami hanya bisa mendoakanmu dari sini
Ayah
dan
ibu
Amanda
bersahutan.
Kemudian lamat-lamat bayangan mereka
menghilang.

Wisnu sekarang suamimu,Nak. Dia


yang akan bertanggung jawab atas dirimu.
Kau harus menerimanya. Itu pinta ayah,
dan kau sudah berjanji menepatinya

Samar-samar terdengar suara ijab


qobul tidak jauh dari tempatnya. Amanda
terbangun dan butuh beberapa saat untuk
meyakinkan
ini
semua
mimpi
atau
kenyataan. Hingga suara itu terdengar jelas
ditelinga Amanda.

Tangan
Ayah
Amanda
mencoba
menggapai Wisnu, wisnu mendekatinya
dan menangkap tangan itu. Tolong aku
Wisnu,
sekarang
Amanda
tanggung
jawabmu, ku serahkan dia padamu. Buatlah
dia bahagia,Nak. Semoga Allah memberkati
kalian. Suara itu begitu berat dan lemah.

Saya
terima
nikahnya
Amanda
Rachela Binti Dirja Wiyatmoko dengan mas
kawin seperangkat alat sholat dibayar
tunai.
Sah
Sah
Dan bayangan itu tampak sangat
jelas. Seorang Penghulu, Ayahnya dan
Wisnu yang sedang berjabat tangan,
dokter, dan beberapa tetangga. Ketika
Amanda benar-benar sadar. Semua telah
terjadi. Tertatih tatih dia berjalan
menghampiri Ayahnya. Semua hanya
terdiam beku.

Wisnu hanya mengangguk, terlihat dia


juga begitu merasa sedih. Di hari
seharusnya dia bahagia, tetapi harus
menghadapi semua ini. Ayah Amanda
terlihat semakin pucat, beberapa kali dia
berhenti
bernafas,
Wisnu
berusaha
memperdengarkan
Kalimat
Syahadat
ditelinganya. Dan beberapa saat kemudian
terdengarlah nafas panjang itu untuk
keterakhir kalinya. Nafas yang tak lagi
terdengar untuk selamanya.
AyaahAyah, Jangan pergi Ayah,
Jangan tinggalin Amanda. Ayaah pekik
Amanda meronta menggoyang-goyangkan
tubuh ayahnya yang mulai kaku

Sudah
Amanda,
sudah
Wisnu
memeganginya dan memeluknya erat
sekali karena Amanda mencoba berontak.
Sebentar kemudian tubuh gadis itu lemas
dan tak sadarkan diri lagi.

Bagian 2 : KELUARGA BARU AMANDA

Matahari

tidak terbit pagi ini. Mendung

masih menyelimuti kota. Musim hujan tak


lagi bisa di prediksi. Seharusnya memasuki
pertengahan tahun, merupakan puncak
musim kemarau. namun sepanjang tahun
ini musim hujan rata turun setiap hari.
Di dalam kamarnya, Amanda mengurung
diri. Duduk terpekur di depan jendela
kamarnya yang bahkan tirainya masih
tertutup. Tirai itu berkelebatan tertiup
angin dari luar yang menyusup dari selasela jendela. Duka itu masih terasa sesak di
dada Amanda, bahkan hingga dua hari ini
dia telah mengurung diri, duka itu tetap
belum berkurang. Amanda sangat tidak
siap menerima semua ini. Kehilangan Ibu,
Ayah, dan terakhir dia kini berstatus
sebagai istri orang. Di usianya yang baru
18 tahun.
Di balik dinding kamar Amanda, Wisnu
berada di kamar Pak Dirja. Mengambil
sebuah Album di atas meja. Sebentar
kemudian Wisnu telah duduk dan melihatlihat foto-foto dalam album itu. Foto-foto
Amanda sejak kecil hingga seusia sekarang
terpampang di sana. Wajah Amanda
terlihat selalu ceria bahkan banyak
diantaranya yang lucu. Dia juga gadis yang
manis sejak kecil. Wisnu tersenyum sendiri
melihatnya. Namun sebentar kemudian
senyum itu berubah sedih teringat apa
yang dialami Amanda.

Di halaman depan yang terlewati, Wisnu


membukanya lagi. Dia terkejut karena Pak
Dirja ternyata juga menempelkan foto-foto
kecilnya
dulu.
Beberapa
diantaranya
bersama Amanda ketika berlibur di Bali. Dia
masih ingat ketika masih berumur 5
tahunan, Pak Dirja selalu membawanya
dari rumah tanpa sepengetahuan Papa
mamanya. Saat itu Pak Dirja belum
memiliki Anak. Oleh sebab itu Wisnu lebih
sering berada di rumah Pak Dirja, sampai
akhirnya Wisnu harus ikut pindah ke
Singapura karena pekerjaan Papanya. Baru
dua tahun kemudian Amanda lahir.
Terdengar bel berbunyi. Sepertinya masih
ada tetangga atau teman Pak Dirja yang
hendak melayat. Wisnu segera bangkit dan
membukakan
pintu
depan.
Alangkah
terkejutnya dia saat tahu siapa yang
datang. Papanya, Om Syamsul dan Tante
Marini istri Om
Syamsul yang masih
saudara dengan ibu Amanda.
Bagaimana
keadaan
keponakanku,
Wisnu? Tante Marini bergegas mencari-cari
Amanda.
Itulah Tante, sudah sejak kemarin dia
mengurung diri di kamar. Mungkin Tante
bisa menghiburnya
Tapi bagaimana? Bahkan dia tidak tahu
kalau aku ini Tantenya. Dirja tak pernah
ijinkan aku untuk menghubungi Istri dan
anaknya. Padahal aku sangat merindukan
mereka Ujar Tante Marini dengan suara
serak. Sepertinya sambil menangis.
Tan, sudahlah. Om Dirja juga menyesal
atas semua ini. Hanya saja dia tak punya
waktu untuk bertemu kalian. Sekarang
lebih baik aku antar Tante ke kamar
Amanda, biar aku jelaskan padanya Wisnu
menenangkan Tante Marini. Wanita itu

mengusap hidungnya dengan sapu tangan


dan menuruti apa kata Wisnu.
Wisnu mengetuk pintu dan memanggilmanggil Amanda. awalnya tak ada sahutan,
namun saat Wisnu mengatakan ada tamu
untuknya, Amanda pun mempersilahkan
Wisnu masuk.
Amanda, lihat siapa yang datang? Wisnu
mendekati Amanda Aku pastikan kau
akan terkejut melihatnya
Wisnu berhasil, Amanda menatapnya
penuh penasaran. Hingga masuklah Tante
Marini ke dalam. Wanita itu berkaca-kaca
menatap keponakannya yang telah tumbuh
dewasa. Keponakannya yang kini juga telah
menjadi yatim piatu itu. Amanda berdiri
terkejut, wajah itu tidak asing baginya.
Karena di wajah wanita yang sedang di
hadapinya itu ada wajah Ibunya.
Amanda, itu Tante Marini, Saudara Ibumu
Jelas Wisnu memperkenalkan. Dan setelah
sedikit memberi pengertian pada Amanda,
Wisnu pun meninggalkan mereka berdua
agar bisa leluasa bercerita dan melepas
rindu.
Di ruang depan, Papanya dan Om Sunu
sudah menunggu Wisnu. Mereka hendak
menanyakan banyak hal yang selama ini
hanya di dengar melalui kabar setengahtengah Wisnu dari telpon. Mereka, dua
sahabat Pak Dirja yang sudah bertahuntahun tinggal di kota yang terpisah dengan
jarak ribuan mil. Hubungan mereka pun
telah renggang karena satu atau dua sebab
yang Wisnu juga tidak tahu.
Aku kebetulan ada proyek di sini, aku ingat
Om Dirja. Tapi saat ku datangi rumahnya
tetangga bilang Om Dirja sedang dirawat di
Rumah Sakit karena kecelakaan, aku shock
saat mendengar ternyata Tante Marina

telah meninggal dua minggu sebelumnya.


Aku pun ke Rumah Sakit mencari Om Dirja,
ketika aku bertemu denganya dia baru saja
terbangun dari komanya.
Oh, Dirja. Kenapa semua ini terjadi
padamu Sobat Papa Wisnu terlihat sedih.
Dan bagaimana ceritanya sampai kau
menikah dengan Amanda? Om Syamsul
ikut berbicara, dia tak kalah penasarannya.
Dalam beberapa hari saja semua bisa
terjadi begitu saja.
Itu, itu juga terjadi begitu saja Wisnu
seperti disadarkan oleh pertanyaan Om
Syamsul, dia bahkan lupa kalau dirinya
telah
menikahi
Amanda.Dokter
menyampaikan kalau Om Dirja bisa
terbangun dari komanya adalah sebuah
mukjizat, dokter itu juga bilang sepertinya
ada hal yang membebani Om Dirja selama
koma. Aku bahkan tidak tahu bahwa aku
datang disaat Om Dirja terbangun dari
komanya.
Dan
pembicaraan
itu
berlangsung begitu saja
Om Syamsul memperhatikan Wisnu. Wajah
Wisnu memang tampak letih. Pasti
beberapa hari belakangan ini dia yang
mengurusi semuanya. Lelaki yang belum
begitu tua namun telah beruban itu pun
menjadi
penasaran,
bagaimana
rupa
keponakannya itu yang membuat Wisnu
tidak berfikir dua kali untuk mengiyakan
pernikahannya. Om Syamsul tahu banyak
hal tentang Wisnu. Terlebih bagaimana
pemuda itu menilai seorang perempuan.
Setelah sholat dhuhur berjamaah yang di
pimpin Papa Wisnu, mereka semua pergi ke
pemakaman. Mereka berangkat dengan
mobil Wisnu. Di makam itu Amanda masih
tampak terpukul dengan kepergian kedua
orangtuanya. Tante Marini memeluknya.

Rina, Dirja, kami datang. Kami datang


untuk menunjukan kepada kalian bahwa
kami sebenarnya sangat menyayangi
kalian Suara Om Syamsul
bergetar.
Kami telah lupakan pertikaian kita. Dan
kami berjanji akan menjaga putrimu
dengan baik. Maaf kan kami baru dapat
mengunjungi makam kalian. Semoga kalian
tenang di sana. Amin dan semuanya
menyahuti Amin
Selepas dari makam, mereka berkumpul di
meja makan layaknya keluarga. Amanda
masih membantu Tante Marini menyiapkan
makan siang untuk semuanya. Meski
matanya masih terlihat sembab, paling
tidak kehadiran tante Marini dan semuanya
membuat Amanda merasa masih memiliki
keluarga. Beban Amanda terasa lebih
ringan saat ini.
Amanda, sini nak Panggil Om Syamsul
meminta Amanda duduk di sampingnya.
Gadis itu menurut saja. Apa kau sudah
tahu kalau aku ini Om mu, Nak?
Iya, Om. Tadi tante yang menceritakan
semuanya Tutur Amanda
Dan laki-laki yang berkacamata itu, apa
kau juga sudah tahu siapa? Tanya Om
Syamsul lagi. Amanda memperhatikannya.
Om Hendra, Papanya mas Wisnu kan
Om?
Benar Amanda, kau masih mengingat Om
ini.
Tapi
seharusnya
kau
tak
lagi
memanggilku Om kan? Karena kau ini
sekarang adalah menantuku Ujar Papa
Wisnu menuturkan sambil tersenyum
mengajak Amanda dan yang lainnya
bercanda. Namun Wisnu merasa situasinya
belum tepat untuk mencandai Amanda soal
itu. Terlihat Amanda tidak tahu apa yang

harus dilakukan. Wisnu pun memberi kode


pada papanya.
Beruntung Tante Marini datang dan
pembicaraan itu teralihkan. Mereka semua
makan bersama. Om Syamsul yang
memang suka berkelakar sering kali
menyegarkan suasana. Sesekali Amanda
tersenyum menanggapinya. Wisnu merasa
senang melihat Amanda tersenyum lagi.
Sejenak lupa dengan kesedihannya.
Tidak terasa ya, anak-anak yang dulu
masih dalam gendongan kita sekarang
sudah tumbuh dewasa Om Hendra
memperhatikan
Wisnu
dan
Amanda
bergantian.
Kami sangat bahagia Amanda melihat
kamu tumbuh menjadi gadis yang cantik
dan dewasa. Dan kami juga bahagia
ternyata takdir menyatukan kamu dengan
Wisnu Tante Marini menuturkan.
Dulu Wisnu tinggal bersama kami sejak
Om Hendra dan istrinya bercerai Om
Syamsul ikut bercerita. Dia menyindir Om
Hendra yang asyik makan di depannya.Ya,
dia juga sih. Sok menikahi perempuan Bule,
tapi baru beberapa tahun berumah tangga,
cerai deh
Ada saja, si Syamsul ini. Padahal dulu itu
yang bercita-cita menikah dengan Bule itu
ya dia. Eh, malah sewot keduluan saya
Balas Om Hendra.
Tante Marini melotot ke arah Om Syamsul
meminta klarifikasi. Ramailah suasana
meja makan. Wisnu hanya berbisik ke
Amanda yang sejak tadi hanya menjadi
pendengar setia. Lebih baik kita teruskan
makannya, Amanda. biarkan saja mereka
memang seperti itu.

Setelah acara makan itu, Om Syamsul


sekedar berbincang-bincang dengan Wisnu
di halaman samping rumah. Lelaki itu
sepertinya
masih
ingin
menyelidiki
perasaan Wisnu pada Amanda.
Wisnu, jujur pada Om.
perasaanmu pada Amanda?

Bagaimana

Perasaan apa Om?


Om Syamsul menatap Wisnu seolah
meminta
Wisnu
untuk
memahami
pertanyaanya dan menjawabnya langsung.
Om, aku hanya ingin membantu Om
Dirja
Apa
itu
artinya
melakukannya?

kau

terpaksa

Wisnu terdiam. Dia takut salah bicara.


Karena yang dihadapinya itu Om Syamsul
yang bukan lagi teman curhatnya. Tetapi
Paman dari Amanda.
Aku melakukannya secara sadar kok Om,
aku tahu konsekuensi apa yang akan aku
jalani setelah ini.
Dan apa kamu juga tahu bagaimana
perasaan
Amanda
saat
ini,
diluar
memenuhi permintaan Ayahnya, apa
Amanda bisa menerima semua ini? Om
Syamsul terus mengejar pertanyaan.

itu pula yang membuat Om Syamsul


menepuk pundak Wisnu untuk memujinya.
Kau benar, Lelaki seperti itu yang
seharusnya pantas untuk Amanda. dia
butuh lelaki sepertimu. Yang tidak hanya
menjadi suaminya saja, tetapi juga bisa
menjadi teman, kakak, bahkan ayah
baginya.
Om Syamsul beranjak pergi. Namun
sebelum itu dia sempat sedikit menggoda
Amanda itu Cantik, ya?. Dan aku jadi ragu
apa kau bisa menunggu sampai dia siap
menerimamu
kemudian
berlalu
meninggalkan Wisnu yang mendesah kesal.
Sementara itu, ditempat yang berbeda
Amanda membantu Tante Marini menata
barang-barangnya di kamar Ayah Amanda.
kamar ini sementara akan dipakai Tante
Marini
dan
Om
Syamsul.
Amanda
merapikan kamar yang sedikit berantakan.
Tante Marini melihat-lihat barang-barang
saudaranya, Marina. Sama seperti Amanda
dia masih tidak percaya dengan kepergian
saudaranya yang secepat ini.
Tante, bagaimana hubungan Tante
dengan Ibu ? Amanda merasa masih
banyak yang belum dia tahu tentang
Tantenya itu.

Dan Kau akan menunggu sampai dia bisa


membuka hatinya untukmu?

Kami baik-baik saja, dia sangat


menyayangi Tante. Hanya Tantemu ini yang
sedikit egois dan kelewatan, Amanda
Tante Marini memulai ceritanya. Orang
selalu mengatakan Tante dan Ibumu itu
seperti saudara kembar, padahal umur
Tante 2 tahun lebih tua dari Ibumu.
Orangtua kami sangat menyayangi ibumu,
tapi tidak untuk Tante yang egois.

Wisnu mengangguk. Om Syamsul lega


mendengar
jawaban
Wisnu.
Jawaban
seorang pria yang telah dewasa. Jawaban

Amanda memperhatikan raut muka Tante


Marini. Memang sangat jelas kemiripan
wajah itu dengan wajah Ibunya. Wanita itu

Wisnu terdiam sesaat. Aku tidak akan


memaksanya untuk menerimaku sebagai
suaminya saat ini, Om. Aku bisa mengerti
posisinya.

masih meneruskan ceritanya, meskipun


dengan mata berkaca-kaca dan penuh
penyesalan.
Hingga suatu hari, Marina jatuh cinta pada
teman satu sekolah Tante, dia itu Ayahmu.
Dirja.sebaliknya Dirja pun sama. Dan Tante
tidak terima itu, karena sejak dulu Tantelah
yang lebih dulu dekat dengan Dirja. Tante
melakukan segala cara untuk memisahkan
mereka, tetapi mereka akhirnya menikah
juga. Tante sakit hati, karena orangtua
Tante juga sangat mendukung mereka.
Mereka bahkan tidak mempertimbangkan
bagaimana perasaan Tante
Tante, tante tidak perlu menceritakannya
kalau tante mau Potong Amanda karena
melihat wanita itu sedih.
Tidak,
Amanda.
kamu
harus
tahu
bagaimana jahatnya Tantemu ini pada
Ibumu. Tante Marini melanjutkan ceritanya
tiga bulan setelah menikah sebenarnya
Ibumu sudah hamil, Tante masih belum
terima
semua
itu.
Tante
sengaja
mendorong Ibumu dari tangga dan dia
keguguran.
Parahnya
lagi
karena
mendengar itu Kakek kamu terkena jantung
dan meninggal seketika. Sejak kejadian itu
Dirja
sangat
membenci
Tante,
dia
membawa Marina pergi dari kami. Dan
beberapa tahun kemudian kami baru
bertemu kembali saat Ibu meninggal
Amanda
mengernyitkan
jidatnya.
Sepertinya dia terbawa cerita Tante Marini
dan seketika merasa benci dengan Tante
Marini.
Saat itu Tante sudah sadar, Tante akan
segera menikah dengan Om Syamsul.
Ibumu senang mendengar semua itu, tapi
tidak ayahmu. Dia masih sangat membenci
Tante. Dan Tante benar-benar tidak tahu

Amanda, kalau saat itu Ibumu hamil yang


kedua. Kami baru saja selesai memasak di
dapur, tiba-tiba tante datang dari luar dan
menubruk tubuh ibumu hingga terjatuh.
Dan Ibumu keguguran lagi. Tapi Tante
benar-benar tidak bermaksud mencelakai
Ibumu.
Ayahmu
tidak
terima
dan
memperkarakan ini ke polisi. Terjadilah
pertikaian
antara
Ayahmu
dan
Om
Syamsul, sampai selama ini Amanda.
Tante
Marini
sesenggukan.
Amanda
membiarkannya saja. Dia merasa sakit hati
dengan cerita Tante marini. Tapi kemudian,
dia mulai tersadar. Wanita itu sangat
terpukul dan tertekan saat menceritakan
semua ini. Amanda jadi tidak tega, diapun
memeluk Tante Marini.
Hari mulai beranjak petang. Tante Marini
dan Om Syamsul telah pergi ke kamarnya.
Sementara Pak Hendra sudah dari tadi
terlelap di kamar depan yang ditempati
Wisnu. Maklumlah, dari semua tamu
Amanda, Om Hendra besok pagi-pagi sekali
sudah harus kembali. Pekerjaannya sudah
menunggu di Singapur. Sementara Tante
Marini dan Om Syamsul masih punya waktu
barang sehari lagi untuk menemani
Amanda, sebelum akhirnya merekapun
kembali ke aktifitasnya masing-masing.
Sekarang pertanyaanya, Wisnu harus tidur
di mana?. Semua kamar sudah terisi. Tidak
mungkin dia tidur sekamar dengan
Amanda. meskipun status Amanda saat ini
adalah istrinya. Tapi Wisnu masih sangat
menjaga persaan Amanda. tidak mudah
bagi seorang Amanda menerima semua ini
dalam waktu yang singkat. Dan Wisnu
faham itu.
Semua telah terlelap. Wisnu tidak tahu apa
Amanda juga sudah terlelap. Dia duduk
menyadarkan dirinya di sofa ruang tengah

sambil
menyalakan
televise.
Udara
semakin malam semakin dingin. Wisnu
sudah mulai mengantuk. Tapi tiba-tiba
Amanda
menghampirinya,
duduk
di
samping Wisnu sambil membawa selimut
hangat.

Amanda Panggil Wisnu lagi. Sepetinya


Wisnu
merasa
Amanda
hendak
mengatakan sesuatu tadi, tapi masih
terganjal. Wisnu mencoba menerkanya.
Amanda
berhenti.
Wisnu
berdiri
menghampirinya.

Amanda?! Wisnu terkejut, tanganya


mengecilkan volume TV Sudah hampir
tengah malam, kau belum tidur?

Kau tidak perlu memikirkan tentang status


kita. Aku tahu semua ini terjadi terlalu
singkat. Dan pasti butuh waktu yang tidak
sebentar bagimu untuk bisa menerima
semua ini

Aku lupa harus mengatakan sesuatu pada


Mas Wisnu Amanda terhenti, Wajah Wisnu
seperti mempersilahkan Amanda untuk
melanjutkan
bicaranya.
Terimakasih
banyak Mas atas semuanya. Aku tidak tahu
bagaimana jadinya semua ini tanpa Mas
Wisnu
Wisnu tersenyum. Amanda memang gadis
manis. Iya Amanda, aku cuma melakukan
apa yang seharusnya aku lakukan.
Dan
aku
Amanda
tidak
dapat
melanjutkan kata-katanya, dia menatap
Wisnu tapi entah apa yang ingin
dikatakannya. Wisnu bangkit dan mencoba
memperbaiki posisi duduknya berhadapan
dengan Amanda.
Ada apa Amanda? Tanya Wisnu menerkanerka.
Aku juga minta maaf, kalau mas Wisnu
harus tidur di sini
Tidak apa, sekarang lebih baik kau masuk
ke kamar dan tidur. Karena ini sudah larut
malam suara Wisnu terdengar mulai
serak. Mungkin karena pengaruh lelah dan
kurang tidurnya.

Ini
selimutnya,
Mas.
Amanda
menyerahkan selimut itu dan berdiri dari
duduknya untuk melangkah ke kamarnya.

Amanda menatap Wisnu. Mereka saling


bertatapan. Dan hanya keduanya yang
tahu apa makna tatapan masing-masing
itu.
Terima kasih Mas
Sama-sama Amanda, Selamat Malam
Amanda masuk kedalam kamarnya. Wisnu
memperhatikanya hingga hilang dari balik
daun pintu. Wisnu senang karena merasa
dari pandangan Amanda tadi, sepertinya
dia telah memberikan celah hatinya untuk
di buka dan di tempati. Senyum Wisnu
terkembang
di wajahnya yang sedikit
kusut itu. Seolah rasa lelahnya beberapa
hari ini terbayar sudah. Namun, matanya
mulai lelah dan akhirnyapun dia terlelap
juga di sofa tengah. Dengan selimut yang
diberikan Amanda untuknya.

Bagian 3 : SATU PER SATU


BERPISAH
Amanda, Om minta maaf kalau tidak bisa
berlama-lama di sini. Om banyak kerjaan di
Singapur. Om Hendra nampak sudah siap
dengan kopernya. Tidak terlalu banyak
barang bawaannya.
Iya,
Om.
Terimakasih
Om
sudah
menyempatkan mengunjungi Amanda.

Ucap Amanda. koper yang di dorong Om


Hendra di ambil Amanda untuk di
bawakannya.
Apa kau juga mengantar Om sampai ke
bandara bersama Wisnu?
Amanda berfikir sejenak. Tante Marini
menghampiri keduanya. Iya, Amanda.
Kalau sudah berpisah dengan Om Hendra
belum tentu setahun lagi bisa bertemu dia.
Dia orangnya Workholic. Lagi pula sejak
orangtuamu sakit sampai meninggal, kamu
pasti belum pernah jalan-jalan.
Siapa yang mau jalan-jalan Tante? Wisnu
datang ikut bergabung. Dia tampak segar
dan rapi. Pasti karena rasa lelahnya sudah
hilang karena tidur semalam.
Ya kalian lah, Wisnu. Kamu bisa kan ajak
Amanda jalan-jalan selesai antar Papamu
ke bandara?
Boleh itu, aku juga belum bisa jalan-jalan
sejak datang kesini. Bisa kan Amanda?
Wisnu tanya pada Amanda. gadis itu hanya
tersenyum mengiyakan.
Mereka bertiga masuk ke dalam mobil.
Wisnu dan Amanda duduk di depan
sementara Pak Hendra duduk di belakang.
Bandara tidak begitu jauh dari rumah
Amanda. perjalanan pun tidak begitu lama
juga.
Sembari menunggu pesawat, Pak Hendra
menyempatkan waktu berbicara pada
Amanda. Handphone Wisnu dari tadi
berdering. Sesampainya di Bandara, Wisnu
mencari
tempat
untuk
menerima
telephone. Mungkin urusan pekerjaannya.
Om ini bukan ayah yang baik seperti
ayahmu, Amanda Om Hendra memulai
pembicaraan. Amanda memperhatikannya.

Dirja selalu mengutamakan keluarganya di


atas segalanya. Tapi, Om tidak pernah bisa
melakukan itu pada keluarga Om. Pak
Hendra berhenti sesaat, diperhatikannya
Wisnu yang masih berkomunikasi dengan
Handponnya dari kejauhan.
Wisnu bahkan mendapatkan kasih sayang
bukan dari orangtuanya sendiri, tapi dari
ayah ibu kamu, dari Om dan tante kamu.
Jadi Wisnu lebih dekat dengan mereka dari
pada dengan papanya sendiri. Wisnu
seolah tidak membutuhkan Om lagi.
Kenapa Om bicara seperti itu? Sela
Amanda melihat raut muka Pak Hendra
yang berubah sedih.
Om senang melihat Wisnu berhasil dengan
usahanya sendiri, Om bangga padanya
karena dia bisa buktiin sama Om bahwa dia
memang anak yang tangguh. Tapi Om
sedih, Om tidak pernah bisa menepuk dada
Om untuk menunjukan pada dunia bahwa
Wisnu adalah putra Om. Bahkan dia lebih
senang meminta Marini dan Syamsul untuk
hadir dalam sidang Wisudanya. Om tahu
diri lah, karena Om tidak memiliki andil
apapun atas apa yang dimilikinya.
Padahal Ayah pernah bilang, Mas Wisnu itu
mirip Om Hendra. Dan Mas Wisnu juga
mengatakan pada Amanda saat sedang
terpukul dengan kepergian Ayah, kalau dia
juga akan sepertiku kalau kehilangan Om
Hendra.
Pak Hendra memandang Amanda dengan
lekat. Ucapan Amanda seperti sebuah
Oasis yang menyenangkan hatinya yang
gersang.
Pak
Hendra
tidak
pernah
membuka diri pada siapapun tentang
perasaannya,
bahkan
kepada
Wisnu
sendiri. Tapi dia begitu saja menceritakan
perasaannya pada Amanda. dan Amanda

ternyata teman bicara yang baik, dia tidak


seperti yang lainnya yang terlalu banyak
menghakimi atas apa yang bahkan belum
di ungkapkannya.
Aku berharap apa yang kamu katakan tadi
benar, Amanda. Pak Hendra melihat jam
tangannya, sepertinya orangtua itu tidak
ingin terbawa suasana hatinya. Sebentar
lagi pesawat Om berangkat, Om masuk
dulu
Lho, Om tidak menunggu Mas Wisnu?
Atau Amanda panggilkan sebentar?
Tidak usah Amanda, Om titip dia saja
padamu. Aku boleh minta satu hal sama
kamu sebelum pergi?
Amanda mengangguk.
Maukah
kamu
memanggilku
bukannya Om Amanda?

Papa,

Amanda terdiam. Dilihatnya lelaki yang


mulai
berkeriput
itu
menunggu
permintaannya di turuti Amanda. bukankah
memang
seharusnya
Amanda
memanggilnya papa, secara Amanda telah
menjadi istri dari anak Pak Hendra.
iya, Papa Tukas Amanda perlahan. Pak
Hendra tersenyum senang mendengarnya.
Amanda mencium tangan Pak Hendra,
Kemudian diapun berlalu meninggalkan
Amanda.
Wisnu datang berlari-lari ke arah Amanda
yang terlihat duduk sendirian. Dia sedang
mencari-cari sesuatu. Papa mana?
Tanyanya.
Udah berangkat, Mas. Baru saja Ucap
Amanda.
Oh, ya udah, kita keluar yuk

Amanda memperhatikan
Wisnu
yang
sedang menyetir mobil. Dia biasa-biasa
saja bertemu untuk berpisah lagi dengan
Papanya. Sikapnya juga tampak acuh tadi
sewaktu di bandara. Tapi Amanda masih
sungkan untuk berbicara banyak tentang
hubungan ayah dan anak itu. merasa di
perhatikan, Wisnu pun menoleh pada
Amanda.
Hei, apa ada yang aneh ya? Kok sejak tadi
aku seperti diperhatikan ya? Wisnu
berseloroh.
Memang Amanda perhatiin mas Wisnu kok
Tukas Amanda.
Kenapa? Apa hari ini aku terlihat lebih
ganteng dari kemarin? Wisnu mulai
menunjukan sisi humornya pada Amanda.
gadis itu cuma tersenyum-senyum saja.
Sepertinya suasana lebih cair saat ini.
Bukan itu, Mas. Tapi tadi mas Wisnu biasa
saja waktu Papa berangkat. Acuh banget.
Kok bisa ya?
Lha terus aku mesti gimana? Teriak-teriak?
nangis-nangis? geto maksudnya? Wisnu
tiba-tiba
memotong
pembicaraannya
sendiri karena sempat teringat ucapan
Amanda barusan Eh, tadi kamu panggil
apa sama Papaku? Panggil Papa ya?
Amanda terkejut. Tapi memang iya dia tadi
mengucapkan Papa untuk memanggil Om
Hendra. Dan bukankah itu yang di minta
Om Hendra sebelum pergi. Oh, tadi itu
Om Hendra yang meminta. Dia bilang dia
udah anggap aku sebagai putrinya sendiri.
Jadi Om hendra minta aku panggil dia Papa
mulai sekarang Jawab Amanda Polos.
Sambil membuang muka, Wisnu melenguh
kecewa. Baru saja dia merasakan seolah
terbuai ketika Amanda memanggil papa

pada papanya. Wisnu mengira bahwa


Amanda telah menyadari bahwa saat ini
dia adalah istrinya. Tapi ternyata bukan itu.
Kita mau kemana ,Mas? Tanya Amanda
karena sudah sejam lebih tetapi belum
jelas hendak kemana.
Ya, ndak tau. Kan yang punya daerah sini
kamu Tukas Wisnu tak acuh, terus
memacu mobilnya.
Tapi ini udah kejauhan lho mas Amanda
memperhatikan jalan, dia sedikit bingung.
Tapi
Wisnu
seolah
tidak
memperhatikannya. Mas, kok jalan terus?

Ya terus mau belok di mana? Ini jalan satu


arah,Non
Amanda sedikit jengkel karena Wisnu
tampak tidak memperlambat laju mobilnya,
dia juga terlihat santai saja, dan yang pasti
Amanda belum tahu ke mana Wisnu akan
membawanya.
Akhirnya tak berapa lama mobil itupun
mulai memperlambat kecepatannya. Wisnu
membelok pada jalan yang mengarah pada
sebuah pusat perbelanjaan baru. Amanda
heran, dia bahkan tidak tahu kalau ada
tempat sebesar ini di dekat kotanya.
Terakhir kali dia melewati tempat itu,
tempat itu masih berupa bangunan yang
belum jadi dan masih berantakan.
Lho, kok ada lokasi perbelanjaan sebesar
ini di sini? Amanda masih terheran. Dia
menoleh kesana kemari memperhatikan
situasi yang sangat berbeda itu.
Dari mana saja,Non. Habis dari Gua ya?
Ledek Wisnu sambil merangkul bahu
Amanda mengajaknya masuk.

Di tepi-tepi bangunan terdapat beberapa


rangkaian bunga bertuliskan selamat atas
dibukanya pusat perbelanjaan tersebut.
Banyak sekali atraksi-atraksi yang sengaja
di pertontonkan untuk menambah meriah
tempat itu. ada juga pertunjukan sirkus,
Debus, dan tidak ketinggalan Band-Band
negri ternama. Amanda masih belum
terhenti kekagumannya dengan tempat
baru itu. dia jadi teringat teman-teman
SMA nya dulu yang suka jalan-jalan ketika
pulang sekolah atau hari libur. Kalau ada
tempat semegah ini saat itu, mereka pasti
akan sering kemari.
Ini baru di buka dua minggu yang lalu,
Amanda. Wisnu memberitahu Amanda
yang masih tampak heran.
Oh, Ya? Amanda ingat dua minggu yang
lalu mana sempat dia tahu informasi
dibukanya tempat ini. Bukankah dua
minggu yang lalu dia masih harus
menunggui dan merawat Ayahnya yang
masih kritis. Wisnu memperhatikan raut
wajah itu. kemudian dia menarik Amanda
ke tempat permainan di lantai atas.
Wisnu dan Amanda menjajal semua
permainan yang menarik dan menantang.
Mereka pergi dari tempat satu ke tempat
lain. Mereka juga sempat menonton konser
Band. Disana banyak juga anak-anak muda
yang sedang asik berjoget. Beberapa
diantaranya hendak mengganggu Amanda.
Wisnu segera mendorongnya dan menarik
Amanda keluar dari tempat itu. Anak muda
itu tampak tidak terima, tapi melihat
penampilan dan perawakan Wisnu yang
lebih tegap darinya, dia pun mengangkat
dua jarinya pertanda damai.
Mas, aku boleh belanja nggak? Pinta
Amanda. Wisnu baru melihat sisi manja

Amanda yang sering diceritakan Om Dirja.


Dan dia senang melihatnya.

menyempatkan waktu untuk makan malam


di rumah kami.

Oke
Ujar
Wisnu
enteng
seraya
mempersilahkan Amanda menuju tempat
yang dia ingini.

Saya sangat tersanjung sekali, Bu. Akan


saya pertimbangkan itu. Wisnu lupa
sesuatu dan sepertinya dia baru ingat.
Oh, Ya. Ini Amanda. Amanda ini Bu Erika,
salah satu pemilik tempat ini

Sementara Amanda asyik memilih-milih


barang-barang yang diperlukannya, Wisnu
mencuri waktu pergi ke suatu tempat. Tapi
tidak begitu lama kemudian dia telah
kembali. Dan Amanda belum selesai juga.
Selesai bersenang-senang, berbelanja, dan
melihat-lihat,
merekapun
mencari
restaurant untuk mengisi perut. Tidak lama
kemudian mereka hendak keluar dan
menuju mobil. Saat itu seorang perempuan
cantik
yang
seumuran
Wisnu
dan
berpakaian kantoran mendekati mereka
yang asyik ngobrol.
Pak Wisnu? Sapa perempuan itu, namun
Wisnu tidak menyadarinya sampai Amanda
memberitahunya.
Selamat siang Pak Wisnu Sapanya lagi.
Oh, Bu Erika. Selamat siang juga
Mereka berjabat tangan. Perempuan itu
tampak sumringah dan menatap Wisnu
sambil
berbinar-binar.Amanda
memperhatikannya.
Saya pikir anda sudah meninggalkan kota
ini, tapi saya senang ternyata anda masih
di sini. Karena sebenarnya masih banyak
hal yang hendak kita bicarakan.
Oh, Yah? Terima kasih banyak Bu Erika.
Berkat pak Wisnu, tempat ini jadi semegah
ini. Dan semua orang memuji perancangan
dan penataan tempat ini. Saya akan
senang sekali jika pak Wisnu mau

Amanda mengulurkan tangannya dan


tersenyum
memberi
salam
pada
perempuan itu. perempuan itu pun
membalas
uluran
tangan
Amanda
kemudian sekilas memperhatikan Amanda.
Dia saudara Pak Wisnu yang ada di kota
ini? Tanyanya lagi, karena sepanjang
pengetahuannya Wisnu sering meminta
waktu untuk mengunjungi kerabat sewaktu
masih bekerjasama dengannya.
Benar, dan Amanda ini adalah istri saya
Perlahan tapi pasti Wisnu mengatakan hal
itu. tampak jelas perubahan raut muka
perempuan
itu.
Wisnu
tidak
memperhatikannya, tapi Amanda masih
memperhatikannya.
Dia
pun
sedikit
terkejut
Wisnu
begitu
cepat
memperkenalkan dirinya sebagai istri di
depan rekan kerjanya.
Istri? Erika
terkejut, dipandanginya
Amanda sekali lagi Oh, Maaf, saya benarbenar tidak tahu kalau Pak Wisnu sudah
beristri
Wisnu tersenyum kemudian mengundurkan
diri. Dia pun menggandeng tangan Amanda
menjauhi perempuan itu. Sepertinya Wisnu
punya alasan sendiri mengapa melakukan
itu.
Saat ini dia bingung sendiri, takut kalaukalau Amanda menjadi marah karena
ucapannya tadi. Padahal hubungan antara
mereka sudah lebih baik. Leganya hati

Wisnu, karena sampai di rumah, Amanda


tidak menyinggung perihal ucapannya tadi.
Tentang
dia
yang
memperkenalkan
Amanda sebagi istrinya.

Malam ini adalah malam perpisahan Om


Syamsul dan Tante Marini. Esok mereka
akan kembali ke Kalimantan. Mereka
makan malam bersama.

Di
dalam
kamar,
Amanda
masih
memikirkan kejadian tadi. Sebenarnya dia
ingin protes pada Wisnu. Tapi tidak jadi,
karena bagimanapun Amanda protes toh
kenyataannya Amanda adalah istri Wisnu.
Dan tidak ada yang salah dengan ucapan
Wisnu.

Amanda, sebenarnya Tante ingin selalu


menemani kamu, tapi maaf ya Amanda.
besok Tante sudah harus kembali

Amanda, Apa kau di dalam? terdengar


Wisnu yang memangil Amanda dari depan
pintu kamarnya. Amanda segera berjingkat
dan membukakannya.

Tante Marini memegang tangan Amanda.


Tante juga sebaliknya, Sayang. Aku harap
kita akan punya hari-hari dimana kita bisa
berkumpul mejadi satu. Dan Tante juga
mohon padamu Wisnu, jaga Amanda dan
antar dia mengunjungi kami sekali waktu

Ini barang-barang kamu, masih ada yang


ketinggalan di mobil Wisnu menyodorkan
beberapa tas bungkus berisi barang-barang
Amanda. Amanda mengambilnya.
Oh, Yah. Aku minta maaf ya kalau tadi
sempat buat kamu tidak nyaman Lagi
ucap Wisnu karena sejak tadi Amanda
hanya diam. Amanda hanya mengangguk
dan tersenyum kecil.
Aku capek, Mas. Pengen istirahat bentar
Ujar Amanda.
Oh, Ya. Silahkan.
Pintu di tutup Amanda. Gadis itu
menyandarkan punggungnyapada daun
pintu yang barusan ditutupnya. Wisnu pun
demikian, dia belum beranjak dari pintu
Amanda. Dia mengacak-acak rambutnya
dan menghela nafas panjang-panjang
menyesali apa yang tadi dia lakukan. Andai
saja itu tidak terjadi, hubungannya
mungkin lebih baik saat ini.kemudian dia
berlalu. Sepertinya dia juga terlihat capek.

Iya, Tante. Amanda ngerti kok. Amanda


sudah cukup senang mengetahui kalau
Amanda masih punya Tante dan Om

Wisnu
hanya
mengangguk.
Amanda
melihat ada yang lain malam ini. Amanda
merasa tidak enak, jangan-jangan karena
sikap Amanda tadi Wisnu jadi berubah
seperti ini. Padahal seharian ini Wisnu
sudah sangat menghibur hati Amanda.
Sayang, kalau kamu ada apa-apa, jangan
sungkan-sungkan menghubungi Tante ya?
Wisnu, bagaimana acara jalan-jalan
kalian? Kemana saja seharian ini Om
Syamsul
mencoba
mengajak
Wisnu
berbicara. Dia memperhatikan Wisnu sejak
tadi sedikit lemas.
Aku ajak Amanda ke pusat perbelajaan di
kota, Om Wisnu pun berbicara.
Oh, yang proyeknya kamu ambil alih itu ?
Tanya
Om
Syamsul
lagi.
Wisnu
mengangguk. Apa kau menikmatinya
Amanda? kali ini Om Syamsul bertanya
pada Amanda.
Amanda melirik Wisnu yang masih terlihat
lemas.Iya, Om. Amanda senang karena

Mas Wisnu seharian ini sudah berusaha


bikin Amanda bahagia. Amanda ucapkan
terimakasih buat Mas Wisnu tutur
Amanda. tapi Wisnu hanya memberikan
senyum
kecilnya.
Sekarang
Amanda
semakin merasa tidak enak. Om Syamsul
memperhatikan keduanya.

Semua
kembali ke kesibukan masingmasing. Amanda yang membantu beresberes
dapur
kemudian
membantu
membereskan barang-barang Tante Marini
dan Om Syamsul. Sementara Om Syamsul
menghampiri Wisnu yang berkutat dengan
Laptopnya.

Biasalah Amanda, Wisnu kalau capek pasti


seperti ini mukanya

Woi, ada apa dengan tuh muka kok


ditekuk-tekuk? Selidik Om Syamsul.

Oh,Yah. Wisnu kamu tidak lupa titipan


Tante kan? Tante Marini teringat sesuatu.
Wisnu
berhenti
makan
dan
seolah
mengingat-ingat sesuatu. Dia mengangguk
dan beranjak mengambil sesuatu. Sesuatu
itu diserahkan pada Tante Marini. Tante
Marini
membukanya
dan
tersenyum
sendiri.

Nggak ada apa-apa, kan tadi Om sendiri


yang bilang. Wisnu sedang capek Wisnu
tidak
mengalihkan
perhatiannya
dari
laptop.

Kayaknya
Ibu
sudah
gak
pantas
memakainya, kita ini sudah tua Om
Syamsul memperhatikan barang yang
dihadapan Tante Marini. Perempuan itu
mendesah.
Siapa bilang ini buat kita, ini untuk mereka
berduaTukasnya.
Amanda penasaran barang apa yang
dimaksud. Dia mencoba mencari tahu
dengan melirik ke arah Wisnu yang duduk
disampingnya, tapi sepertinya Wisnu masih
asyik dengan makananya. Bahkan
dia
tidak
menyadari
Amanda
memperhatikannya.
Rasa penasaran itu terjawab setelah
mereka menyelesaikan acara makannya.
Tante Marini menunjukan dua buah cincin
yang telah dipesannya kemarin. Dia
meminta Wisnu memakaikannya pada jari
Amanda, begitu juga sebaliknya. kedua
orang itu tampak kikuk saat harus saling
memakaikan cincin dijari manis mereka.

Ada masalah ya tadi?


Sedikit, biasalah Om. Namanya juga
pengantin baru Wisnu sedikit bergurau.
Meski perhatian dan tangannya masih
menari-nari di atas keyboard laptop.
Kamu lihat ngga sih, tadi pas makan
malam? Amanda merasa kamu cuekin. Apa
kamu gak kasihan sama dia?
Wisnu menghentikan jari-jarinya. Kemudian
membuang nafas. Dia sendiri tidak tahu
pasti sikap Amanda yang sebentar-bentar
manis, senemtar-bentar jutek, sebentarbentar hangat, sebentar-bentar dingin.
Katanya bisa sabar? Ledek Om Syamsul
lagi.
Iya, Iya, Om. Kan Om tahu Wisnu belum
pernah punya Istri. Cewek juga udah lama
gak ada kan? Jadi ya wajar lah, Wisnu
masih bingung dengan sikap perempuan
Ya itulah, Nu. Kalau Om bilang, Perempuan
itu adalah mahluk yang mengerikan.
Sayangnya kita ini tidak bisa hidup tanpa
mahluk yang mengerikan itu.

Wisnu terkekeh, ada ada saja Om syamsul


ini. Sebegitu berlebihannya memandang
perempuan itu mengerikan. Memangnya
hantu apa mengerikan?. Batin Wisnu
sambil tertawa kecil.
Oh ya, Wisnu. tadi saat kalian keluar ada
petugas KUA mengantarkan ini Om
Syamsul menyerahkan dua buku keci pada
Wisnu kemudian berlalu meninggalkan
Wisnu dengan kesibukannya.
Surat
nikah.
Baca
Wisnu
seolah
meyakinkan dirinya sendiri. Dilihatnya isi
buku itu, tertera namanya dan juga nama
Amanda. Dia hanya tersenyum simpul.
Amanda telah menjadi istrinya, istri yang
sah menurut hukum dan agama. Tapi
Amanda belum bisa menerima semua ini.
Wisnu menutup laptopnya dan beranjak
kekamarnya.
Pagi pun menjelang. Mereka semua pergi
ke Bandara lagi. Tante Marini dan Amanda
sepanjang perjalanan berbicara terus. Dari
membicarakan Wisnu, kuliah dan lainlain.Sepertinya masih banyak yang ingin
mereka berdua bicarakan.
Wisnu, selepas ini kau bisa bantu Amanda
masuk kuliah kan? Tukas Tante Marini di
bangku belakang mobil. Wisnu hanya
memperhatikan dari kaca spion. Oke,
Tante
Amanda, tahu tidak kalau sikap kamu itu
mirip Almarhumah Ibu kamu. Dia itu manis,
baik, dan sopan pada orang lain. Tante
senang sekali, Sayang. Tante Marini
mengakhiri
pembicaraannya.
Kali
ini
mereka telah ada di bandara. Sekali lagi
Tante memeluk Amanda.
Terimakasih, Tante. Amanda pasti akan
merindukan Tante

Wisnu, kamu ingat pesan-pesan tante


semalam kan?
Iya, Tante. Wisnu sudah simpan semua
pesan Tante di memori Wisnu. Ujar Wisnu
sambil menegaskan. Tante Marini sudah
lebih dari tigakali mengingatkan itu.
Oh, Yah. Amanda. Telphon Om kalau lakilaki ini buat kamu sedih. Akan Om hajar dia
biar tahu rasa Om Syamsul melirik Wisnu.
Wisnu hanya nyengir.
Merekapun pergi. Saat ini tinggal Amanda
dan Wisnu. Mereka tampak kaku lagi.
Amanda tidak tahu bagaimana memulai
lagi kedekatan mereka, begitupun Wisnu.
Dia takut salah ucap dan ujung-ujungnya
Amanda ngambek lagi.Tapi Wisnu bukan
laki-laki yang suka bertele-tele. Dia merasa
jenggah dengan keadaan ini.
Amanda, kita mampir di kafe depan ya?
Ada yang harus kita bicarakan Tukas
Wisnu sembari memarkir mobilnya di
tempat parker kafe. Dia lebih suka
berbicara di luar rumah. Karena kalau di
rumah Amanda bisa sesukanya mengurung
diri di kamar dan Wisnu hanya akan
bengong menunggu pintu kamar itu di
buka.
Amanda masih menunggu apa yang akan
di bicarakan Wisnu. Dia juga sepertinya
ingin sekali meminta maaf kalau sikapnya
kemarin membuat wisnu tersinggung.
Lusa kita berangkat ke Jakarta ,Amanda.
Kata-kata itu mengagetkan Amanda. Wisnu
tidak
menggunakan
basa-basi
dulu
sebelum
menyampaikannya.
Amanda
menjadi shock. Wisnu tersadar, dia lupa
kalau yang di hadapinya adalah mahluk
yang bernama perempuan.

Kamu, Ndak apa apa Amada? Tanya


Wisnu memperhatikan ekspresi Amanda
yang terkejut.dia juga terlihat menyesal
mengatakannya.
Mas, kenapa secepat itu? Ucap Amanda
bergetar. seolah dia tidak siap untuk pindah
ke Jakarta secepat itu. bahkan tanah
makam orangtua Amanda masih memerah
dan segar.
Oh, Maaf Amanda. tapi aku sudah sering
menunda pekerjaanku. Kalau aku bisa, aku
akan menundanya lagi sampai kamu siap
pindah ke Jakarta. Tapi ternyata tidak bisa
Wisnu merendahkan suaranya karena
melihat Amanda begitu sedih dan shock.
Amanda diam dan tertunduk. Wisnu tidak
tahu lagi apa yang mesti dilakukannya.
Jujur dia tidak tega melihat Amanda seperti
itu. begitu halnya dengan Amanda, gadis
itu jadi teringat dengan apa yang terjadi
belakangan ini. Dia tidak akan bisa jauh
dari keduaorang tuanya. Tapi mereka telah
tiada. Dan Amanda harus ikut suaminya.
Karena kini, selain tante dan Omnya yang
telah pergi barusan,Amanda hanya punya
Wisnu. Suaminya.
Amanda mengangguk pelan. Tapi tampak
matanya berkaca-kaca. Menderita sekali
rasanya menjadi Amanda. alur kisah
hidupnya harus berjalan begitu cepat. Hari
ini begini esok begitu, lusa entah lagi.
Sesampai di rumah Wisnu memegang
tangan Amanda dan memandangnya lekatlekat
mencoba
menghiburnya.

Dimanapun kita berada, kalau orang yang


kita cintai ada di hati kita, mereka akan
selalu menyertai kita, Amanda
Air mata Amanda tidak terbendung lagi.
Belum juga dia berangkat ke Jakarta tapi
sudah begitu beratnya dia meninggalkan

rumah ini. Meninggalkan kedua orang


tuanya yang terbujur di dalam tanah
pemakaman. Rumah ini dan semua yang
ada di dalam dan sekitarnya adalah
kenangan hidup Amanda yang sangat
berarti.
Bagaiman
bisa
Amanda
melepasnya begitu saja.
Hey, Jangan begitu, Lihat aku Wisnu
mengangkat dagu Amanda agar dia bisa
menatap
mata
gadis
itu
untuk
meyakinkannya.
Kita bisa mengunjungi rumah ini sesering
mungkin. Dan aku janji akan mengantarmu
ke sini kapanpun kamu ingin, kamu bisa
mengerti aku kan Amanda
Amanda mengangguk meski terasa berat.
Wisnu memeluknya agar dia bisa leluasa
menangis untuk mengurangi kesedihannya.
Tangisan Amanda semakin menjadi, Wisnu
memeluknya lebih erat lagi.

Bagian 4 : RUMAH BARU UNTUK


AMANDA
Sesampai di rumah barunya, Amanda
langsung menghempaskan tubuhnya di
atas kamar tidur. Sepertinya dia masih
lemas dan enggan untuk pergi ke Jakarta
meninggalkan rumahnya dulu. Wisnu masih
mengangkat barang-barang yang tadi di
letakan di halaman begitu saja oleh supir
Taxi. Mobilnya masih belum datang.
Mungkin besok pagi. Wisnu membereskan
barang-barang.
Wisnu mencari Amanda di kamar yang tadi
ditunjukan Wisnu dilantai atas. Dilihatnya
Amanda
merebahkan
diri.
Wisnu
menghampirinya.
Sepertinya
Amanda
tertidur. Wisnu melepaskan sepatu Amanda
yang masih dipakainya.

Amanda? Panggil Wisnu seolah hendak


meyakinkan Amanda tertidur atau tidak.
Disibaknya rambut yang menutupi wajah
Amanda. Amanda memang tidur. Wisnu
membelai
rambut
Amanda
sebentar,
kemudian
dia
berlalu
meninggalkan
Amanda istirahat di kamar. Saat Wisnu
menutup
pintu,
Amanda
membuka
matanya. Pastilah tadi dia pura-pura
tertidur.
Terdengar suara motor dari bawah,
Amanda bangkit mendekati dinding Kaca
kamarnya Amanda melihat Wisnu keluar
membawa motor balapnya. Rumah sepi
sekarang. Hanya ada Amanda. gadis itu
beranjak dari kamarnya dan melihat-lihat
suasana rumah Wisnu.
Semua tertata dengan baik. Rancangan
rumahnya pun unik. Di lantai atas ada dua
kamar, yang kini dia tempati dan yang satu
Amanda tidak tahu apa itu juga kamar
tidur. Selebihnya adalah ruangan luas yang
masih lega, ada juga ruang yang Amanda
tidak tahu ruang apa itu, dia tidak
membukanya. Dua kursi sofa di atas
karpet, dan seperangkat televise lengkap
dengan DVD dan lainya. Di depannya ada
semacam kasur tapi berisi udara, jika di
duduki atau di buat rebahan kasur ini
akaan bergoyang. Seperti pijat refleksi saja.
Uniknya lantai atas adalah hampir semua
dindingnya terbuat dari kaca. Dan Wisnu
mungkin faham betul akan efek rumah
kaca, jadi ditepi-tepi kaca banyak sekali
ditumbuhi pohon-pohon yang daunnya
berjuntaian. Disepanjang kaca itu gorden
putih berlambaian tertiup angin. Amanda
bisa melihat pemandangan luar dari
tempatnya berada. Suasana yang nyaman
sekali. Batin Amanda mulai menemukan
sisi kenyamanan di rumah Wisnu.

Amanda menuruni tangga ke lantai bawah.


Pantulan cahaya dari kolam renang di
halaman samping meliuk-liuk di wajahnya,
Amanda keluar sejenak. Menghirup udara
yang segar. Dia heran di Jakarta ternyata
masih ada udara segar. Sekeliling kolam
dipagari beton. Sebagai pembatas rumah
Wisnu dengan yang lain. Amanda masuk
kembali, Ruang yang dia temui di samping
tangga adalah meja dan beberapa kursi di
sekelilingnya. Mungkin ini ruang makan,
pikir Amanda. dan memang benar, tak jauh
dari sana ada dapur sederhana yang tidak
terlalu banyak perabotnya. Wisnu pasti
jarang makan di rumah. Kulkasnya hamper
tidak ada makanan. Hanya Softdrink dan
beberapa makanan instan lainnya.
Amanda masih penasaran dengan yang
lainnya. Ada dua ruang lagi, yang satu
pintunya sedikit terbuka. Amanda hanya
melihat sekilas saja. Ada barang banyak di
sana. Sepertinya ini ruang kerja Mas Wisnu.
Ruang yang satunya lagi pintunya tertutup.
Amanda berjalan ke depan. Dia melewati
pintu garasi dan di lewati saja. Kemudian
ruang tamu dan halaman depan. Tadi dia
belum sempat mempehatikannya. Rumah
di daerah sini tidak berpagar. Dan jaraknya
pun tidak berdekatan.
Amanda melangkah lagi, tapi dia ingat
kalau tidak sedang memakai sandal atau
sepatu. Telapak kakinya tidak tahan panas.
Apalagi sejak siang tadi matahari di Jakarta
bersinar terang sekali. Amanda pun masuk
kembali ke dalam.
Wisnu
sudah
kembali.
Dia
banyak
membawa barang. Lekas dia ke lantai atas
mencari Amanda. karena tidak ada di
kamarnya, Wisnu segera mencarinya di
tempat lain. Amanda sedang duduk
termenung di kursi tepi kolam.

Hei, aku cari-cari kamu ternyata di sini?


Wisnu duduk di samping Amanda.

Aku lupa membawa sesuatu, sepertinya


tadi tertinggal di kamarku

Mas Wisnu dari mana? Tanya Amanda.

Ya udah, biar aku belikan. Apa itu?

Tadi ada sedikit yang harus aku urus di


kelurahan. Kamu lapar kan? Aku juga bawa
makanan untuk kita

Amanda
terdiam.
pertanyaanya.

Tidak, Aku tidak lapar. Mas Wisnu saja


yang makan
Amanda masih acuh tak acuh sama seperti
selama perjalanan tadi. Wisnu mendesah
seperti orang yang tidak tahu apa yang
harus
dilakukannya.
Sabar,
Sabar.
Gumamnya dalam hati bila teringat ucapan
Om Syamsul.
Sore ini dilewati Amanda dengan banyak
diam. Dia sedang membereskan barangbarangnya dan menatanya di ruang
barunya itu. barang-barang Wisnu tidak di
bawah ke kamarnya. Artinya Wisnu tidak
sekamar dengan Amanda. Wisnu merasa
Amanda belum bisa menerimanya. Jadi dia
lebih baik menjaga jarak dengan memilih
kamar di lantai bawah. Dekat dengan ruang
kerjanya. Meskipun kamar itu sebenarnya
adalah kamar tamu.
Tidak lama Amanda menata ruangnya,
karena memang Amanda tidak membawa
semua barangnya. Dia masih enggan
mengkosongkan
rumahnya.
jadi
dia
meminta tetangganya mengurusi rumah
itu. tapi tiba-tiba dia teringat sesuatu.
Sepertinya ada yang tertinggal. Beberapa
baju tidur dan sebangsanya, serta alat-alat
make up Amanda.
Mas Wisnu Amanda turun menghampiri
wisnu.
Ada apa Amanda?

Wisnu

mengulang

Eng biar aku beli sendiri saja Tukas


Amanda. dia malu mengatakan barang apa
yang tertinggal pada Wisnu. Wisnu hanya
mengernyitkan jidatnya, menebak-nebak
barang apa yang ketinggalan.
Selesai mengantarkan Amanda
Wisnu
membaringkan tubuhnya di kasur. Barangbarangnya masih dalam koper. Dia masih
malas membukanya. Sebentar kemudian
dia beranjak ke kamar mandi. Dilihatnya
wajah itu mulai banyak tumbuh rambut.
Dia hendak bercukur. Jadi di bongkarnya
koper untuk mencari alat cukur dan cream
cukurnya. Tapi alangkah terkejutnya dia,
karena barang-barang Amanda ternyata
ada di kamarnya. Wisnu tersenyumsenyum sendiri karena barang inilah yang
tadi di cari Amanda. Pantas saja Amanda
malu mengatakannya. Ujar Wisnu lirih
masih tekekeh.
Malam pertama di rumah barunya telah
berlalu. Amanda terbangun dengan suara
celotehan burung-burung. Dia merasa ada
di sebuah daerah pedesaan. Tapi saat dia
bangkit dan menyadari keberadaanya,
Amanda baru ingat kalau saat ini ada di
rumah Wisnu.
Di bawah masih sepi. Pasti Wisnu belum
terbangun. Amanda ingin membuatkan
sarapan untuk Wisnu. Sejak kemarin
sikapnya dingin pada Wisnu. Pagi ini dia
akan menebus kesalahannya.

Pintu kamar Wisnu terbuka. Wisnu sudah


rapi dan mungkin akan langsung pergi.
Amanda menghampirinya.

Kita keluar, aku mau anter kamu cari


kampus. Katanya mau masuk kuliah?
tukas Wisnu.

Mas, aku buatin sarapan buat Mas Wisnu.


Mas Wisnu tidak terburu-buru kan? Tanya
Amanda. Wisnu memperhatikan wajah
Amanda yang sudah berseri lagi. Dia tidak
kuasa menolaknya.

Emang bisa? Bukannya masih harus


nunggu PMB tahun depan? Amanda
sedikit terkejut.

Selesai Sarapan Wisnu berangkat. Rumah


kembali Sepi, Amanda tidak tahu apa yang
akan di lakukan hari ini. Wisnu sudah
memberinya nomor telpon taxi jika dia
ingin pergi kemana-mana. Semalam Wisnu
juga memberikan kartu kredit dan ATM
pada Amanda jika sewaktu-waktu Amanda
butuh sesuatu. Tapi sepertinya hari ini
Amanda masih ingin di rumah.
Wisnu tidak tepat janji. Dia bilang akan
datang sore hari, ternyata dia lebih cepat 3
jam dari jam yang telah di tentukannya
pada Amanda. laki-laki itu sepertinya
kepikiran Amanda terus selama bekerja.
Dia tidak tega meninggalkan Amanda
sendirian di rumah. Apalagi dia baru
sampai kemarin siang. Tapi Wisnu juga
ingin mengajak Amanda ke suatu tempat.
Dia baru teringat tadi, jadi buru-buru saja
diselesaikan pekerjaannya dan bergegas
pulang.
Kok sudah pulang, Mas. Tegur Amanda
saat membukakan pintu rumah.
Ya, jam kantor sih sampai sore. Tapi itu
kan kantor-kantor aku sendiri. Jadi ya
terserah Wisnu sedikit bercanda. Dia
senang karena Amanda menyambutnya
dengan senyum manisnya itu. rasanya dia
bisa lupa dengan deadline pekerjaannya
yang terus mengejar.

Ya namanya juga usaha, kali saja pas lihat


kamu rektornya jatuh cinta gitu, terus
masukin kamu jadi mahasiswanya Wisnu
mulai menggoda Amanda. gadis itu hanya
tersenyum kesal karena digoda.
Ya udah aku ganti baju dulu
Tidak perlu Amanda Wisnu menggapai
lengan Amanda Kau sudah cantik seperti
itu
Setelah sedikit berputar-putar Jakarta,
akhirnya wisnu sampai juga ke universitas
negri yang ada di kota itu. Awalnya
Amanda pesimis, untuk ikut seleksi PMB
saja sulitnya bukan main apalagi sekarang
yang sudah hamper 3 bulan kuliah sudah
masuk efektif.
Lain dengan Amanda, Wisnu terlihat tenang
dan santai saat memasuki ruang rector. Dia
diterima dengan baik disana. Tidak banyak
yang Wisnu bicarakan dengan rector
universitas itu. dia pun keluar dari ruangan
itu dengan wajah yang tidak berubah sejak
tadi. Amanda yang menunggunya di luar
penasaran.
Kamu bisa kuliah besok kalau kamu mau
Tukas Wisnu yang sontak membuat
Amanda girang. Dia melompat memeluk
Wisnu untuk mengucapkan terima kasih.
Wisnu kaget. Tapi dia senang mendapat
pelukan tiba-tiba itu.
Mereka tidak langsung pulang. Wisnu
mengajak Amanda keliling Jakarta. Setelah

puas
merekapun
pulang.
Amanda
memperhatikan Wisnu yang konsentrasi
menyetir. Dia sepertinya mulai mengagumi
sosok lelaki yang ada di sampingnya itu.
selama ada di samping Wisnu, Amanda
merasa nyaman. Wisnu juga tidak pernah
protes atas sikap Amanda selama ini.
Amanda tersenyum sendiri. Dia kemudian
melempar pandangannya ke arah lain.
Takut Wisnu merasa diperhatikannya.
Sesampai di rumah Amanda masuk terlebih
dahulu. Semetara Wisnu masih memasukan
mobilnya ke dalam garasi. Tiba-tiba Wisnu
mendengar Amanda menjerit. Wisnu berlari
dari pintu garasi ke dalam rumahnya.
tahulah dia apa penyebab Amanda
menjerit terkejut. Dua orang lelaki sedang
asyik melahap makanan di meja makan.
Kedua laki-laki itu pun sama terkejutnya
dengan Amanda.
Hey, kalian! Ngapain di rumahku, pergi
pergi! Tukas Wisnu pada kedua lelaki itu
setelah menghampiri Amanda yang masih
terkejut.
Ya ampuuun, Lu dapat cewek dari mana,
Nu. Ini Lindsay Lohan ya ? Salah seorang
dari
mereka
yang
berkulit
coklat
menghampiri Wisnu dan Amanda yang
masih belum mengenal mereka. Lelaki
yang satunya lagi ikut menghampiri.
Amanda, mereka temen-temenku. Jelas
Wisnu, Amanda mulai sedikit tenang.
Yang kulitnya hitam agak kriwil itu Munir
namanya, yang satunya lagi Jammy. Wajah
mereka memang mengerikan tapi mereka
baik kok ujar Wisnu meledek temantemannya.
Wah, kurang ajar lu, Nu. Cakep gene
dibilang mengerikan. Emang gue hantu
apa? Yang bernama Murni mendekati

Amanda dan mengulurkan tangannya.


Nona manis, namaku bukan Munir tapi
Murnie Ujarnya, Wisnu menangkis tangan
itu.
Udah, gak usah pegang-pegang.Tangan
kamu kotor
Saudara kamu, Nu? Tanya yang bernama
Jammy. Seperti namanya dia memang mirip
VJ MTV yang berwajah unik itu.Asyiiik
Tambahnya sambil melirik Amanda
Wisnu menatap Amanda. Dia seolah
meminta pertimbangan. Dia takut Amanda
akan marah lagi kalau Wisnu menyebutnya
sebagai istri di depan teman-temanya.
Namun kali ini perasaan Amanda sedang
bahagia. Dia pun tersenyum sebagai tanda
tidak keberatan.
Saudara kepalamu, dia istriku Jawab
Wisnu. Kedua temannya terkejut sebentar,
namun setelahnya mereka terbahak-bahak.
Yang bener, Lu? Hebat benar, pulangpulang bawa istri euy. Cantik pisan Jammy
tak kalah nglawaknya dari si Munir atau si
Murnie itu.
Wisnu
meminta
Amanda
untuk
ke
kamarnya. Amanda pun berlalu. Wisnu
menjitak kepala teman-temannya itu. di
angkatnya barang-barang mereka dan di
lemparkan ke arah mereka.
Pulang, gak? Pulang, gak? Ancam Wisnu
pada teman-temannya.
Ya ela, Nu. Lu tega banget sama kita kita,
baru juga sampe. Biasanya lu juga yang
minta kita ke sini Si murni berujar.
Lagian kita kan Cuma nginep beberapa
hari, Ya ?

Ndak, ga ada nginep-nginepan. Pergi,


pergi ! Usir Wisnu. Ketiga bersahabat itu
memang terbiasa seperti itu.
Oke, Oke, kita pergi ya Mur. Tapi bener,
Nu. Dia istrimu? Kok tidak undang-undag
kita?
Udahlah, kalian pergi dulu. Besok-besok
aku ceritakan Ujar Wisnu. Mereka berdua
mendegus kesal. Tapi mereka mengertilah
dengan
keadaan
Wisnu
sekarang.
Pengantin baru. Begitulah yang ada
dibenak mereka. Eh, kembaliin kunci
serepnya Wisnu mengambil kunci dari
tangan Murnie, dia takut kedua temannya
itu datang tiba-tiba di rumahnya lagi dan
membuat Amanda takut. Mereka Cuma
nyengir dan berlalu.

Bagian 5 :
Wisnu punya jadwal baru saat ini.
Mengantar
dan
menjemput
Amanda
kuliah.
Meskipun
Amanda
sering
mengatakan pada Wisnu agar tidak perlu
mengantar atau menjemputnya, Wisnu
tetap melakukannya. Dia hanya ingin lebih
dekat dengan Amanda.
Sudah banyak hal yang dilakukan Wisnu
untuk dapat menarik hati istrinya itu. tapi
hingga saat itu, Wisnu masih harus banyak
bersabar. Amanda belum bisa seutuhnya
menjadi istrinya. Terlihat hingga saat ini
Amanda dan Wisnu belum juga tinggal
sekamar.
Namun, sudah banyak perubahan yang
terjadi selama mereka tinggal bersama.
Hubungan mereka tampak lebih dekat.
Merekapaun tidak jarang menghabiskan

waktu bersama. Meski setelah itu mereka


akan kembali ke kamar masing-masing.
Wisnu menyelesaikan rapatnya. Dilihatnya
jam, dia bergegas pergi untuk menjemput
Amanda. di depan kampus Wisnu mencaricari Amanda. dilihatnya gadis itu sedang
bercanda lepas bersama teman-temannya.
Beberapa diantaranya memang laki-laki.
Wisnu senang Amanda bisa seceria itu.
memang
sebenarnya
inilah
Amanda.
Amanda dulu yang selalu ceria dan cantik.
Hanya saja Wisnu suka cemburu dan tidak
enak hati bila melihat teman laki-laki
Amanda yang terkadang terlihat terlalu
dekat.
Sering beberapa kali Wisnu meminta
Amanda untuk tidak terlalu dekat pada
teman laki-lakinya. Hanya saja saat ditanya
alasannya, Wisnu tidak menjawab secara
jelas apa alasannya Amanda tidak boleh
terlalu dekat. Mereka pun bertengkar kecil.
Tapi biasanya itu tidak berlangsung lama.
Mereka akan kembali biasa lagi setelah
salah satu dari mereka meminta maaf.
Padahal jauh dari dalam diri Amanda, dia
ingin Wisnu cemburu padanya. Dia ingin
Wisnu menunjukan pada dirinya bahwa
Wisnu benar-benar sayang sama dia. Tapi
Wisnu masih belum mengungkapkannya.
Wisnu lupa, Amanda hanyalah gadis 18
tahun yang mungkin tidak memahami
bahwa ikatan pernikahan secara otomatis
adalah ikatan perasaan dan cinta mereka.
Sepertinya yang Amandainginkan adalah
sebuah ungkapan langsung dari Wisnu.
Mobil Wisnu sudah parker dari tadi, tapi
Amanda belum juga menyadarinya. Hingga
Wisnu
memutuskan
untuk
menghampirinya. Dia bahkan tidak pernah
melakukan itu sebelumnya. Saat ini saja
dia merasa sangat tidak suka dengan cara

Amanda bercanda dan melempar senyum


serta pandangnya pada temannya laki-laki
itu. Amandaterkejut saat tiba-tiba Wisnu
telah ada didekatnya.
Mas, aku kok tidak melihat mobil mas
Wisnu. baru datang atau bagaimana?
Tanya Amanda. Tiba-tiba teman Amanda
mengulurkan tangan pada Wisnu untuk
memperkenalkan diri. Melihat Wisnu yang
sedikit dingin, Amanda memperkenalkan
mereka.
Dia itu kakak kelas aku sewaktu SMA di
malang, sekarang kami kebetulan satu
ruang dengannya. Kenalkan namanya
Timo
Wisnu membalas uluran tangan itu. hanya
saja dia tidak begitu ramah. Wisnu
meminta Amanda segera masuk mobil.
Saat itu Wisnu sedikit berbicara pada
teman
Amanda.
Amanda
hanya
memperhatikannya dari dalam mobil. Tidak
tahu apa yang sedang mereka bicarakan
dalam waktu yang sebentar itu. saat di
dalam mobil pun mereka saling diam.
Amanda memberanikan diri untuk memulai
pembicaraan.
Mas, Amanda boleh Tanya sesuatu ndak?
Apa?
Apa Mas Wisnu cinta sama Amanda?
Wisnu melongo. Sambil tetap mengendarai
mobilnya dia sesekali menoleh pada
Amanda. sepertinya dia kesal dengan
pertanyaan Amanda yang baginya itu tidak
penting. Namun bagi Amandaitu penting.
Oleh sebab itu Amanda masih menunggu
jawaban Wisnu. dia tidak memperdulikan
Ekspresi wajah Wisnu yang kesal.

Sampai sejauh ini kau masih tanya itu?


Tukas Wisnu
Mas Wisnu kan tinggal jawab ya atau
tidak
Tapi
kamu
kan
sendiri,Amanda

bisa

simpulkan

Memang susah ya pertanyaannya?


Pertengkaran kecil tersulut lagi. Amanda
yang selalu mempersoalkan sesuatu yang
kecil dan wisnu yang enggan meladeni
sesuatu yang baginya tidak perlu. Amanda
memang
terkadang
masih
kekanakkanakan dalam berfikir. Dan sepertinya itu
sesuai jika dibandingkan dengan usianya.
Udah, ah. Amanda turun saja Potong
Amanda karena kesal pada Wisnu.
Turun dimana, bisa ditilang polisi kalau
kita berhenti disini Amanda
Amanda cemberut. Wisnu mendegus. Dia
menarik
nafas
dalam-dalam
untuk
mengumpulkan
energinya.
Energi
menghadapi Amanda yang saat ini sedang
kambuh manjanya. Untunglah rumah sudah
di depan mata. Mudah-mudahan saat di
rumah semuanya selesai.
Tapi ternyata
belum.
Mas aku mau ke kafenya Mas Murnie
Rajuk Amanda masih dengan muka
cemberutnya. Lagi-lagi Wisnu dibuat kesal.
Bagaimana tidak, Kafe murni sudah
terlewat jauh sedangkan rumah sudah
didepan mata. Amanda baru minta ke kafe.
Tapi kita sudah hamper didepan rumah
Amanda Wisnu mencoba membujuk.
Kalau kamu lapar aku pesenin saja ya?
Aku mau ke kafenya Mas Murnie , Mas
Pinta Amanda lagi. Wisnu mencoba tidak

memperdulikannya. Tapi tiba-tiba Ya udah


Amanda turun nih, Amanda bisa naik taxi
kok Amanda hendak membuka pintu mobil
Wisnu, padahal mobil masih sedang
berjalan. Wisnu terkejut.
Oke, Oke, Oke tukas
Wisnu
sambil
membelokan mobilnya berbalik arah. Dia
mencoba tetap bersabar menghadapi
Amanda meski wajahnay terlihat kesal.
Sementara Amanda membuang muka dan
tersenyum geli melihat wajah Wisnu yang
kesal.
Aku mau buatin Mas Wisnu Pizza Pisang,
Mas Wisnu mau bantu Amanda tidak?
Wajah Amanda sudah manis lagi pada
Wisnu. dia menarik lengan Wisnu dan
mengajaknya ke dapur. Wisnu masih
terlihat kesal.
Woi, Laki-laki ini kenapa Amanda.
sepertinya kamu tadi lupa menyetrika
mukanya
deh
Goda
Murnie
pada
sahabatnya itu. Ekspresi Wisnu masih datar
datar saja. Kemudian Murnie meninggalkan
mereka lagi.
Wisnu sering megajak Amanda ke kafe
Murnie. Amanda memang suka memasak.
Waktu pertama kali mengunjungi kafe, dia
sangat bersemangat sekali saat Murnie
mempersilahkannya membuat Pizza sendiri
di dapur. Ternyata Amanda membuat menu
baru, Murnie bersedia mencobanya dan
menjadikannya menu baru di kafenya.
Kenyataannya menu baru itu banyak yang
menyukai.
Kafe murnie hari tertentu tutup sore hari,
Saat ini Amanda telah ada di dapur yang
sudah sepi. Dia sedang sibuk dengan
pizzanya. Rambut panjangnya berjuntaian
mengganggu pekerjaannya. Dia meminta

Wisnu membantu mengikatkan rambutnya


karena kedua tangannya kotor.
Mas, Ikatin Rambut Amanda, dong
Dengan masih tidak bersemangat Wisnu
bangkit dari duduknya dan menghampiri
Amanda. tangannya menyibak rambut itu
dan mengumpulkannya kesisi lain. Terlihat
leher Amanda yang jenjang dan mulus.
Perasaan wisnu menjadi tidak menentu.
Rasa kesalnya seharian ini membuatnya
ingin
menyalurkan
libidonya.
Wisnu
merangkul Amanda dari belakang. Dia tidak
peduli tangan Amanda masih sibuk dengan
gulungan
roti
pizza
yang
masih
digunakannya. Dia mencumbui Amanda.
Mas
Wisnu
jangan
Amanda
memberontak,
tapi
Wisnu
malah
mengeratkan pelukannya.Malu mas, ini di
kafe, kalau ada yang lihat bagaimana?
Karena Wisnu tidak memperdulikannya
Amanda berteriak. Murnie yang kebetulan
melintas di depan dapur mendengar suara
ribut-ribut. Dia membuka pintu dapur, takut
ada apa-apa. Wisnu melepaskan Amanda.
Apa ada masalah dengan pemanggangnya
atau yang lainnya, Amanda? Tanya Murnie
memeriksa pemanggangnya. Dia mengira
ada yang tidak beres dengan alat-alat
masaknya,
Karena
beberapa
kali
pemanggangnya bermasalah.
Amanda
tidak
menjawab.
Wisnu
menendang meja yang ada dihadapannya.
Mejanya bermasalah, sebaiknya kau
melemparnya ke jalanan Tukasnya kesal
sambil
berlalu
pergi.
Murnie
memandangnya terheran-heran.
Ada masalah apa dengan dia? Tanyanya
sambil memperbaiki posisi meja dapurnya.

Amanda masih begong.


berlari mengikuti Wisnu.

Kemudian

dia

Mas, terimakasih. Amanda pergi dulu


Pizzanya sudah matang, kau tidak bawa?
Teriak Murnie memanggil Amanda yang
sudah keluar dapur. Sebentar kemudian
Amanda balik mengambil Pizza itu. Ya
udah, Amanda bawa. Makasih mas
tukasnya berlari lagi keluar. Murnie hanya
mengusap-usap keningnya. Pusing melihat
tingkah laku mereka.
Mereka sudah sampai di rumah. Wisnu
masih memasang muka kesalnya. Mungkin
dia kecapaian hari ini. Biasanya dia tidak
seperti ini. Batin Amanda. ditangannya
telah ada sepiring pizza dan segelas jus.
Dia ingin mengantarnya ke kamar Wisnu.
mungkin dengan ini Wisnu tidak marah lagi
pada Amanda.

Amanda juga selalu menghindar. Ini hanya


masalah
psikologis
saja.
Dia
harus
berperang dengan perasaannya. Amanda
masih dihantui perasaan takut dan
khawatirnya, entah apa itu. hanya saja bila
Wisnu
menjauhinya,
Amanda
pasti
melakukan banyak cara agar bisa dekat
lagi dengan Wisnu. begitu sampai saat ini.

Malam

itu Amanda berlari-lari ke kamar

Wisnu. Wisnu masih ada sedikit kesibukan,


tetapi dia terperangah saat tiba-tiba
Amanda membuka pintu kamarnya dan
menghampirinya.
Wisnu
memalingkan
mukanya karena Amanda lagi-lagi lupa
menggenakan piyamanya bila turun dari
kamarnya. Baju tidur yang melekat
ditubuhnya tipis dan sedikit terbuka.
Bukankah itu akan menggoda naluri Wisnu
sebagai seorang laki-laki, padahal Amanda
sendiri belum siap untuk melakukan hal itu.

Mas, Mas Wisnu Panggil Amanda. tapi


tiada sahutan. Amanda membuka pintu
kamar. Tidak ada Wisnu di sana. Terdengar
suara orang mandi. Pasti Wisnu sedang
mandi. Sebentar kemudian Wisnu keluar
kamar mandi. Wajahnya sudah segar
kembali.
Dia
masih
mengusap-usap
rambutnya yang basah dengan handuk.

Mas, bisa bantu aku bentar, Ndak? tukas


Amanda.

Pizzanya, Mas. Aku juga buatin jus buat


mas Wisnu Amanda meletakan pizza dan
jus di meja kamar Wisnu.

Wisnu meninggalkan pekerjaannya dan


mengikuti Amanda ke kamarnya di lantai
atas. Diperiksanya laptop Amanda sejenak.
Dan
kemudian
dia
telah
dapat
menyimpulkan. Laptopmu terserang virus
Amanda. Antivirusnya tidak aktif

Terima kasih Amanda Jawabnya singkat


seraya sibuk menggenakan Kaos. Ternyata
Wisnu masih marah pada Amanda.
Ya udah, Amanda keluar Ujar Amanda
keluar kamar. Wisnu membiarkannya saja
dan tidak mencegahnya. Amanda terdiam
di depan pintu kamar Wisnu. kejadian
seperti di dapur Murnie memang sering
terjadi di rumah. Sama seperti tadi,

Ada apa? Jawab Wisnu sedikit lemas.


File ku banyak yang hilang, sepertinya
laptopnya bermasalah. Padahal besok aku
harus presentasi, lho mas

Tapi, masih bisa kan mas ? Wajah


Amanda memelas. Aku sudah susah payah
kumpulin bahan presentasi, tolong dong
Mas. Suara Amanda mulai merajuk manja.
Wisnu jadi serba salah.

Ya kalau Cuma beresin virusnya bisa, tapi


file kamu kan udah keserang. Jelas Wisnu,
mendengar itu
Amanda lemas. Wisnu
merasa tidak tega dengannya.

ototnya. Dia sengaja mengambil libur untuk


bisa
menghabiskan
waktu
berenang.
Sepertinya kepalanya akan meledak jika
tidak di ceburkan dalam kolam renang.

kamu kumpulin lagi saja. Pakai internet di


laptopku. Aku bantu kok

Amanda berjalan di tepi kolam kemudian


duduk dan memperhatikan Wisnu yang
sedang berenang. Dia masih menggunakan
piyama tidurnya. Hari ini tidak ada
perkuliahan untuk Amanda. jadi dia terlihat
bermalas-malasan.
Tiba-tiba
Wisnu
mencipratinya dengan air kolam. Amanda
terkejut.

Semalaman mereka begadang di kamar


berdua
mencari
bahan-bahan
untuk
presentasi kuliah Amanda besok pagi.
Sesekali
Wisnu
sedikit
nakal,
saat
membantu mencari bahan di internet
beberapa kali tiba-tiba muncul gambar
porno. Amanda hanya bisa kesal melihat
itu. Wisnu cengar cengir saja. Dia memang
sengaja melakukannya.
Tugas sudah hampir selesai, Amanda
mengantuk berat. Saat Wisnu menjelaskan
padanya cara menyimpan data yang aman,
Amanda
ternyata
telah
tertidur
di
sampingnya. Wisnu hanya melenguh dan
menutup Laptopnya.
Saat ini dia begitu dekat dengan Amanda.
dirapikannya posisi tidur Amanda kemudian
Wisnu tidur di samping Amanda. lekat
lekat dia memperhatikan setiap lekuk
wajah Amanda. rambutnya yang lembut,
dan tubuhnya yang sedikit terbuka itu
dalam balutan baju tidur. Tiba-tiba dia
sudah menciumi wajah Amanda, dahi, pipi,
hidung, bahkan bibirnya. Amanda hanya
terusik sebentar namun tidak sampai
terbangun. Dan sebelum terlalu jauh,
Wisnu bangkit menggelar karpet dan tidur
di lantai. Meski dengan pikiran yang tak
karuan.

Hari ini Wisnu tidak ke kantor. Beberapa


hari belakangan dia telah bekerja keras
menyelesaikan
beberapa
proyek.
Ini
saatnya bagi Wisnu menghabiskan harinya
untuk menghilangkan ketegangan otak dan

Woi, belum mandi kan? Sini ikutan


renang Wisnu berada pada tepi kolam.
Tapi tubuhnya masih di dalam kolam
renang.
Ndak, ah. Males Jawab Amanda singkat.
Tapi kayaknya kamu belum pernah
nyebur kolam deh, ayo dong sini. Kita
renang
sama-sama

Wisnu
masih
membujuk Amanda. saat ini dia keluar dari
dalam kolam renang dan menghampiri
Amanda. Amanda menolak. Wisnu tetap
memaksanya.
Mas, aku, aku gak bisa renang Ujar
Amanda sambil terus menolak ajakan
Wisnu. Wisnu terkejut dan dia tertawa
mendengar jawaban Amanda.
Ya, Ampun. Segede gini gak bisa renang.
Pelajaran olahraganya dapat nilai berapa
,Non?
Amanda berdiri dan siap-siap berlari
menghindari Wisnu. Tapi terlambat Wisnu
menangkap tubuhnya dan bersama dirinya
menceburkan diri ke kolam. Amanda panic,
dia memeluk Wisnu erat sekali. Karena
memang tidak bisa berenang.

Mas, aku takut Teriak Amanda. diamasih


memeluk Wisnu dan tidak melepaskannya.
Iya, aku ajari. Gampang kok Ujar Wisnu
melepaskan tubuh Amanda Kamu tidak
akan tenggelam, lagian kolamnya juga
dangkal Wisnu sekali lagi meyakinkan
Amanda. di perlihatkannya tinggi air kolam
yang hanya sampai di atas pinggangnya.
Tapi tentu saja semakin ke tengah semakin
dalam.

pernah punya trauma tenggelam di kolam


ketika di SMP. Tapi karena yang mengajari
terlalu bersemangat dan telaten sedikit
demi sedikit Amanda mengerti teknik
berenang. Coba kalau yang minta diajari si
murni
dan
dion
temannya
yang
menjengkelkan itu, Wisnu gak bakalan
sanggup,
mau
juga
nggak.
Wisnu
tersenyum dalam hati bila memikirkan itu.

kamu akan kesulitan kalau memakai


piyama ini Amanda Bujuk Wisnu.

Selesai itu mereka bercanda di dalam


kolam. Mereka seperti anak kecil yang lagi
senang bermain air.Pikiran Wisnu kambuh
lagi. Melihat Amanda seperti itu dia merasa
ingin melumatnya saja sampai habis bak
makanan. Tiba-tiba Amanda terpeleset dan
terjatuh hingga ke dasar kolam. Wisnu
segera
mengangkatnya.
Sepertinya
Amanda kemasukan banyak air. Gadis itu
terbatuk-batuk di tepi kolam.

Nggak Ah, aku malu Ujar Amanda


menolak. Tapi akhirnya piyama itu bisa juga
dilepaskan Wisnu, kemudian dilempar ke
tepi kolam sedikit jauh. Wisnu pasti
sengaja. Terlihatlah Amanda saat ini hanya
menggunakan pakaian dalamnya. Gadis itu
tetap menolak tapi Wisnu masih juga
menahannya.

Kau kemasukan banyak air Amanda,


airnya harus dikeluarkan Wisnu duduk di
samping
Amanda
dan
mencoba
merangkulnya. Mungkin ini juga salah satu
triknya
untuk
mencari
kesempatan.
Amanda berhenti terbatuk-batuk dan
terkejut saat Bahu Wisnu merangkul
tubuhnya.

Udah, gak apa. Kalau begini kan kita bisa


mulai latihan renangnya Ujar Wisnu
sambil nyengir.Amanda terlihat semakin
seksi bila hanya menggunakan pakaian
dalamnya. Wisnu jadi lebih bersemangat
melatih Amanda berenang. Kulitnya bisa
sering-sering bersentuhan dengan kulit
Amanda. dasar Wisnu, bisa saja dia
mencuri-curi kesempatan. Ya meskipun
memang seharusnya Wisnu punya
hak
melakukannya.

Tidak, aku tidak apa-apa Ujar Amanda


berusaha melepaskan diri. Namun Wisnu
justru memegangi wajah Amanda dengan
tangan yang satunya Mau apa? Tanya
Amanda.

Amanda berdiri tapi masih berpegangan di


bahu Wisnu. Wisnu memperhatikan ada
yang
janggal.
Amanda
masih
menggunakan
piyamanya.
Dia
pun
berusaha melepaskannya. Tapi Amanda
menolak.

Beberapa teknik renang berusaha diajarkan


Wisnu dengan sabar. Pada awalnya
Amanda kesulitan karena memang dia

Kau perlu nafas buatan Bisik Wisnu,


wajahnya semakin dekat dengan Amanda.
dia sekali lagi mencoba melepaskan diri
tapi Wisnu hanya memintanya diam
Ssst.. ujarnya dan sebentar kemudian
bibirnya telah melekat pada bibir Amanda.
awalnya Amanda masih memberontak,
namun akhirnya menyerah juga. Bahkan
adegan itu dilakukan Wisnu berkali-kali.

Handphon Wisnu berdering, Adegan itu pun


terpotong.
Wisnu
terlihat
kesal,
dimatikannya Handphon itu. di saat yang
sama Amanda beranjak berlari ke dalam
kamarnya. Sudah basah sekalian saja
nyebur, batin Wisnu yang telah dipenuhi
gejolak yang membara. Dia pun berlari
mengejar Amanda ke kamarnya. Lagi-lagi
Amanda mengunci pintunya.
Kali ini Wisnu tidak mampu lagi bersabar.
Dia berteriak-teriak memanggil Amanda.
suara ketukan pintunya pun kasar sekali.
Amanda sampai kapan kita
ini?Tanya Wisnu dari luar pintu.

seperti

Maaf Mas, Maafin Amanda. Amanda


belum bisa Sahut Amanda dari dalam
kamar. Dia tersiksa dengan perasaannya
sendiri. Antara tidak ingin menyakiti Wisnu
dan memenuhi ketakutan-ketakutannya
sendiri. Amanda terisak.
Di luar sudah sepi. Amanda tidak lagi
mendengar suara Wisnu. pasti
Wisnu
sudah pergi ke kamarnya. Saat ini dia pasti
sangat marah pada Amanda. Amanda
mencoba berdiri. Sebentar kemudian dia
mendengar suara deru mesin mobil. Saat
Amanda mengintipnya dari jendela kamar,
yang
terlihat
adalah
Wisnu
keluar
menggunakan motornya, bukan dengan
mobil.
Bab 7 : WISNU TIDAK PULANG
Waktu telah menunjukan pukul 12.00
malam. Amanda belum mengantuk. Dia
memang sengaja tidak tidur terebih
dahulu. Dia ingin menunggu suaminya
pulang. sejak kejadian kemarin Wisnu tidak
pulang sampai selarut ini. Rencananya
Amanda ingin meminta maaf.

Amanda memeriksa layar HPnya. Kalaukalau ada sms atau panggilan dari Wisnu.
tapi sejak kemarin tidak ada panggilan dan
sms dari nomor Wisnu. Amanda juga masih
enggan untuk menghubungi Wisnu. dia
masih takut Wisnu marah padanya.
Hingga Amanda tertidur dan terbangun lagi
dipagi harinya. Wisnu tetap belum pulang.
Amanda
memeriksa
kamar
Wisnu,
barangkali saja dia sedang tertidur atau
mungkin pulang sebentar untuk sekedar
mengganti bajunya. Tapi ternyata Wisnu
tidak pulang. sudah tiga hari ini. Amanda
lemas dan meradang.
Di ruang kerjanya di kantor Wisnu
dibangunkan suara ketukan pintu. Dia
tergagap dan mengusap wajahnya yang
kusut dengan kedua tangannya. Baru
kemudian dia mempersilahkan seseorang
yang mengetuk pintu untuk masuk.
Selamat pagi, Pak Tukas sekretaris Wisnu
masuk ke ruang kerjanya. Sepertinya
perempuan itu heran karena Bosnya
semalam tertidur di ruang kerja hingga
pagi ini. Wisnu hanya mengusap-usap
matanya.
Apa agenda hari ini? Tanya Wisnu.
suaranya sengau dan serak. Mungkin
beberapa hari ini kurang tidur.
Bapak ada rapat dengan pak Ollan, beliau
akan datang dari jepang jam 10.00 nanti di
hotel yang telah ditentukan
Wisnu melihat jam digital yang ada di
mejanya. Saat ini pukul 08.30, ada satu
setengah jam lagi untuk bersiap-siap.
Sepertinya dia harus membeli stelan jas
baru. Dia masih enggan untuk pulang.
Tolong belikan aku stelan jas Ujarnya
pada sekretarisnya. sekretaris itu pun
berlalu meski penuh keheranan.

Wisnu menggunakan kamar mandi kantor


dan menyeduh kopinya sendiri di pantry
sambil menunggu stelan jasnya datang.
Beberapa karyawan hanya terheran saja
mengetahui bosnya beberapa hari ini tidak
pulang.
tapi
mereka
tidak
punya
keberanian menyinggung itu. tidak salah
mereka menduga kalau bosnya itu sedang
ada masalah dengan istrinya.
Sebenarnya Wisnu telah memesan hotel.
Tapi ternyata dia lebih senang mengusir
perasaan suntuknya di studio tempat
kerjanya. Dia megerjakan sendiri beberapa
pekerjaan yang seharusnya dikerjakan
karyawannya.
Dia
juga
mengerjakan
beberapa proyek yang masih memiliki
tenggang yang lama. Rasanya sudah lama
dia tidak segiat ini bekerja Hingga larut
malam. Sejak
dia menikah
dengan
Amanda.
Bos, tidur di kantor lagi? Celutuk Jammie
tiba-tiba saat masuk pantrie. Dia sahabat
Wisnu
yang
juga
bekerja
dikantornya.Suntuk diomelin istri ye?
Jammie ikut-ikutan menyeduh kopi dan
duduk di hadapan Wisnu. Wisnu hanya
nyengir. Sebentar kemudian stelan jas yang
dipesan datang. Wisnu bersiap-siap untuk
pergi ke hotel.

mendapatkan
jawabannya.
menutup telpon itu.

Amanda

Saat
ini
dia
sedang
bersemangat
membuatkan Wisnu tart. Nanti malam dia
yakin wisnu pasti pulang. Wisnu pasti ingat
kalau besok adalah hari ulang tahunnya,
dia pasti pulang dan merayakan ulang
tahun bersama Amanda. Kue telah selesai
dibuat. Amanda mengeluarkan lilin yang
bertuliskan angka 27 dan menempelkannya
pada kue. Sedikit polesan terakir dan
akhirnya selesailah kue tart itu. Amanda
senang melihatnya.
Sudah pukul 20.00, Amanda sudah bersiap
untuk menyambut Wisnu. beberapa menu
makanan kesukaan Wisnu telah disiapkan
di meja makan. dia pun telah berdandan
cantik sekali. Pandangan matanya selalu
tertuju
pada
pintu
depan.
Dia
membayangkan tiba-tiba Wisnu telah
membuka
pintu
itu
dan
masuk
menghampirinya. Dia ingin sekali melihat
Wisnu terkejut dengan kejutan kecil yang
dibuatnya. Namun hingga sejam berikutnya
Wisnu tetap belum datang.

Saat perjalanan ke kampus tiba-tiba Alarm


HPnya
bordering.
Amanda
membuka
layarnya, ternyata besok adalah hari ulang
tahun Wisnu. Amanda meminta supir taksi
tidak jadi ke kampus tapi berbalik arah ke
supermarket. Amanda ingin membeli
sesuatu.

Amanda mengambil Hpnya dan ingin


menghubungi Wisnu. tapi diurungkannya.
Dia bingung dan resah. Sejak tadi dia
mondar-mandir
sendiri.
Tiba-tiba
dia
bergegas membungkus kue tart itu ke
dalam kotak dan memutuskan untuk
menemui Wisnu di kantornya. Kalau Wisnu
tidak mau pulang biarlah Amanda yang
datang ke kantornya. Sebentar kemudian
Amanda telah berada dalam taksi dan
sedang dalam perjalanan ke kantor Wisnu.

Sesampainya di rumah Amanda menelpon


kantor
Wisnu.
Sekretarisnya
yang
mengangkat. Amanda hanya ingin tahu apa
Wisnu ada di kantor beberapa hari ini dan
apa saja Acara Wisnu hari ini. Setelah

Di kantor telah sepi, tapi masih ada


beberapa
karyawannya.
Sepertinya
memang kantor sedang lembur. Sekretaris
Wisnu pun masih ada di ruang kerjanya.
Amanda menghampirinya.

Sampai jam segini belum pulang? Sapa


Amanda pada perempuan itu. Sekretaris itu
berdiri memberi salam pada Amanda.
Malam,Bu. Kami ada pekerjaan besar
mendadak. Pak Wisnu masih di ruang
rapat.
Apa
anda
mau
saya
memberitahunya? Tanya sekretaris Wisnu.
sepertinya
dia
sedang
mengemasi
barangnya. Mungkin akan pulang.
Terimakasih, tapi aku tunggu saja di ruang
kerjanya
Amanda masuk ke ruang kerja Wisnu.
diletakannya kotak yang berisi kue tart itu
di meja. Dia duduk di kursi kerja wisnu. ada
fotonya di meja. Amanda tersenyum
senang.
Dilihatnya
foto
itu
sambil
mengingat-ingat kapan Wisnu pernah
meminta foto itu atau mungkin mengambil
gambarnya.
Di laci Wisnu yang sedikit terbuka Amanda
melihat HP wisnu yang sedang di non
aktifkan. Wajah Amanda cemberut karena
beberapa
hari
ini
pasti
Wisnu
menonaktifkan HPnya karena tidak ingin
Amanda menghubunginya. Tapi sepertinya
bukan itu alasannya, Amanda berusaha
mengaktifkannya tapi layarnya memberi
peringatan bahwa Batre sedang low. Pasti
Wisnu lupa membawa Charge HP nya.
Beberapa menit berlalu,
Wisnu belum
tampak juga. Amanda jenuh. Dia pun
keluar ruang Wisnu. Sekretaris itu mungkin
sudah pulang. Amanda melangkah ke arah
ruang rapat. Sepertinya sudah sepi.
Pintunya pun sedikit terbuka. Amanda
hendak melangkah masuk, tapi langkahnya
terhenti. Dia terpaku melihat Wisnu yang
hanya berdua dengan seorang wanita.
Amanda ingat itu Jenifer, rekan kerja Wisnu.
mereka terlihat begitu dekat.

Tiba-tiba Amanda merasakan dadanya


sesak sekali. Bagaiman mungkin semalam
ini mereka masih berdua di ruang itu? apa
itu juga yang membuat Wisnu beberapa
hari ini tidak pulang ke rumah? Dan banyak
lagi pikiran-pikiran buruk Amanda yang
tiba-tiba melintas begitu saja. Amanda
urung masuk dan berlari pergi.
Sekretaris Wisnu yang baru saja dari kamar
kecil melihat Amanda tergesa-gesa berlalu.
dia heran. Tak seberapa lama Jammie juga
keluar dari pantry dan membawa segelas
minuman hangat masuk ke ruang rapat.
Bos, kita bahas besok saja lah. Kayaknya
aku masuk angin neh Tukas Jammie.Atau
jangan-jangan kita disini Cuma untuk
nemenin begadang lagi neh? Tebak
Jammie.
Ya ini juga udah kelar, lagi pula aku juga
pengen pulang. kangen neh sama istriku
Ujar Wisnu berberes.
Wisnu, aku pulang sama kamu ya? jenni
membuntuti Wisnu yang berjalan keluar
ruang rapat. Dia sama seperti Jammie,
teman sekolahnya dulu.
Aku tidak bawa mobil, kamu pulang sama
Jammie saja Tukasnya. Di depan ruangnya
sekretarisnya telah bersiap pulang. dia
menunggu Wisnu selesai rapat. Apa
document
yang
aku
minta
sudah
disiapkan? Tanya Wisnu padanya.
Sudah pak, sudah ada di meja bapak.
Saya mohon permisi pulang dulu. Takut
tidak ada kendaraan Ujarnya. Wisnu
mempersilahkannya.Oh ya,Pak. Apa tadi
sudah bertemu Bu Amanda? Tanyanya
lagi.
Amanda?Wisnu terperanjat. Jadi Amanda
datang ke kantor. Batinnya.

Tadi sepertinya Bu Amanda baru dari


ruang rapat, tapi setelah itu sepertinya
terburu-buru pulang

Dia merasa hanya butuh sedikit waktu saja.


tapi sepertinya
Amanda bahkan tidak
mempunyai hak untuk itu.

Apa dia bilang sesuatu? Tanya Wisnu.


sekretarisnya mengatakan tidak ada pesan
Ya sudah kamu boleh pulang, terimakasih

Sekarang, untuk apa dia masih ada di sini?


Bukankah dengan tidak pulangnya Wisnu
beberapa hari ini secara tidak langsung
mengatakan padanya bahwa dia tidak
menghargai keberadaanya dirumah. Lalu
hendak pergi kemana dia? Apa kembali
saja ke kotanya? Bagaimana dengan
kuliahnya?.
Pertanyaan-pertanyaan
itu
mulai mengusik Amanda. dia pun bergegas
bangun dan beranjak dari tempat tidurnya.

Wisnu tertegun sejenak. Berfikir tadi


Amanda dari ruang kerjanya dan tiba-tiba
tergesa-gesa pulang. apa dia salah faham
karena melihatnya berdua berasama Jenni
tadi saat jammie keluar sebentar. Apalagi
jenni memang seperti itu orangnya. Wisnu
pun segera masuk ruang kerjanya hendak
mengambil kunci sepeda motornya. Dia
melihat ada kotak diatas mejanya. Pasti
dari Amanda. setelah dilihat dia baru
teringat besok adalah hari ulangtahunnya.
Dibawanya kue itu pergi berlalu dari ruang
kerjanya.
Amanda terbangun, untuk kesekian kali dia
tidak mendapati Wisnu ada di rumah.
Matanya
masih
sembab
dan
sayu.
Semalaman
dia
menangis.
Hatinya
meradang perih. Dia tidak percaya Wisnu
melakukan hal demikian. Apa itu karena
sikap Amanda selama ini padanya. Tapi
bukankah Wisnu sendiri yang pernah
mengatakan bahwa dia akan berusaha
memahami Amanda. dia tidak akan
memaksa Amanda sampai Amanda benarbenar siap dengan semua ini. Tapi
sepertinya Wisnu lupa dengan semua itu.
Amanda semakin merasa sedih. Saat-saat
seperti itu Amnada tidak bisa untuk tidak
mengingat kedua orangtuanya yang tak
lagi bisa menemaninya. Yang tak lagi bisa
mendengar keluh kesahnya. yang tak lagi
bisa memeluknya. Saat ini Amanda butuh
sekali pelukan itu. saat ini Amanda benarbenar merasa bahwa hidupnya begitu
nestapa. Dia tidak pernah ingin ini terjadi.

Tenggorokannya
kering.
Dia
ingin
membasahinya dengan seteguk air. Saat
dibukanya lemari es, Amanda terkejut. Kue
tart itu ada disana. Hanya saja bentuknya
telah berubah. Amanda mengangkatnya
dan meletakannya di meja makan.
bergegas dia berlari ke kamar Wisnu. pasti
semalam Wisnu pulang.
Di dalam kamar tidak ada siapa-siapa.
Sepertinya
memang
Wisnu
semalam
pulang. Amanda melihat keranjang pakaian
Wisnu yang kemarin kosong sekarang ada
beberapa potong baju dan kaos Wisnu.
pasti Wisnu pulang untuk ganti baju. Apa
dia juga semalam tidur di rumah? Lalu
mengapa sepagi ini dia sudah pergi lagi?
Apa sebegitu marahkah dia sama Amanda
hingga menemuinya saja Wisnu enggan.
Amanda terisak lagi. Dia pun mengambil
kerajang
pakaian
Wisnu
dan
memasukannya dalam mesin cuci. Satu
baju
tertinggal,
Amanda
hendak
memasukannya tapi dia sepertinya rindu
dengan Wisnu. diciumnya baju itu dalamdalam, dia rindu dengan aroma tubuh
Wisnu.

Amanda kembali kemeja makan. Kue yang


dibuatnya
kemarin
dibentuk
Wisnu
sedemikian rupa menyeruapai miniatur
istana. Amanda memperhatikan istana kecil
itu, dia terbawa pada kenangan dipinggir
pantai itu. saat Wisnu membuatkannya
istana pasir. Meskipun usianya baru lima
tahun saat itu, Amanda masih teringat
betul.
nanti kalau Amanda sudah besar, aku
akan buatin istana yang lebih besar lagi
ucap wisnu kala itu, usianya 13 tahun dan
sudah duduk di bangku setingkat SMP di
singapur.
Amanda
kecil
melompat
kegirangan mendengar itu. itu adalah saat
pertama dia bertemu dengan Wisnu, dan
mereka tidak pernah bertemu lagi hingga
sehari sebelum mereka menikah. Secara
mendadak.

menceritakan apa yang dipikirkannya.


Amanda
terkejut
karena
Murnie
mengganggapnya cemburu. Maksudnya
tidak seperti itu tadi. Meskipun memang
sebenarnya Amanda cemburu.
Ya sudahlah, Amanda. Mungkin Wisnu
sedang mengejar target. Jadi dia sangat
sibuk sekarang. Kamu tidak perlu negative
tingking dulu Ujar Murnie lagi Wisnu itu
sejak dulu memang begitu, kalau udah
dihadapin pekerjaan dia gak bakal berhenti
sampai kerjaannya tuntas. Ya sekarangsekarang saja dia punya banyak waktu
santai, sejak menikah dengan kamu. Tapi
kayaknya kumat lagi kebiasaannya Ujar
Murnie lebih mirip menggerutu.

Air mata Amanda menetes mengenangnya.


Dia tidak menduga ternyata anak lelaki itu
adalah jodohnya. Anak lelaki itu adalah
Wisnu yang menjadi suaminya. Wisnu yang
tidak butuh waktu lama untuk membuat
Amanda sangat mencintainya.

Amanda memang sudah mengetahui itu


sejak dulu. Tapi sejauh ini Wisnu masih bisa
menemani
Amanda.
mengantar
dan
menjemput Amanda kuliah. Bahkan Wisnu
selalu
menyempatkan
waktunya
bila
Amanda memintanya. Sekarang, mengapa
Wisnu berubah? Apa memang yang
dikatakan Murnie benar, bahwa Wisnu
kembali ke kebiasaan lamanya.

Pandangan Amanda tertuju pada kertas


kecil yang terselip di bawah kotak kue.
Amanda mengambilnya dan membaca
tulisannya.

Sore itu di hari yang sama, Wisnu


mendatangi kafe Murnie. Dia sedang
melahap
makanannya
ketika
Murnie
mengejutkanya dari belakang.

Kuenya enak, terimakasih Hanya itu yang


tertera di kertas kecil itu. walau singkat tapi
cukuplah
untuk
mengobati
perasaan
Amanda yang merana dan meradang.
Meski rasa sakit karena melihat Wisnu dan
Jenni semalam tetap menyala-nyala.

Woi, gak dikasih makan istrinya di rumah?


Kok malah makan di warung? seloroh
Murnie. Dia duduk di hadapan Wisnu.
Wisnu yang terkejut mengucapkan katakata cercaan yang memang terbiasa
mereka ucapakan dalam pertemanan
mereka. Murnie pun hanya terkekeh
meresponnya.

Jenni kamu cemburuin, perawan tua itu


memang seperti itu. sejak di sekolah dia
udah banyak yang benci. Hanya saja
otaknya encer Tutur Murnie pada Amanda
saat
dia
memaksa
Amanda
untuk

Istri lo kesepian tuh di rumah, tega banget


bikin cewek sedih
Amanda kesini? Tanya Wisnu.

Ya tadi pagi, dia aku minta bantu-bantu


aku, kafe lagi ramai pas Weekend.
Karyawan gue ada yang sakit, yang lainnya
juga masih belum balik pulang kampung
Sialan, Lu. Istri gue lu pekerjain juga.
Ya dia sendiri mau? Daripada bengong
dirumah nunggu suaminya gak pulangpulang. pacaran terus sama si jenni
Wisnu tersedak. Begitupun Murnie dia
tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi
Wisnu. Amanda bilang begitu? Tanya
Wisnu.
Ya dia sih lihat kamu berduaan sama jenni
di kantor, jadi dia mikir yang tidaktidakTerang Murnie
Wisnu hanya tersenyum. tapi sebentar
kemudian dia telah bangkit dan berlalu.
Nir, bon dulu tukasnya pergi. Murnie
sudah faham kebiasaan Wisnu yang selalu
ngibrit jika diajak bicara.

Bagian 8 :
Di ruang kerjanya Wisnu senyum-senyum
sendiri mengingat cerita Murnie. Amanda
cemburu padanya dan si jenni temannya
itu. Wisnu berencana nglembur lagi malam
ini. Meski mungkin dia ingin pulang larut
nanti. Dia masih ingin menghindari
Amanda. dia fikir memang inilah yang
diinginkan Amanda.

Tidak demikian dengan Amanda. ini hari ke


lima Wisnu tidak pulang. dia semakin gusar
dibuatnya. Ingin sekali dia mendatangi
kantor Wisnu dan marah-marah padanya.
Atau dia pergi saja dari rumah biar Wisnu
tahu rasa. Lagi-lagi pikirannya teringat lagi
pada Wisnu dan Jenni dikantornya. Saat ini
ketakutan Amanda tidak hanya tentang
jenni, tapi bagaimana jika Wisnu mencari
pelampiasan diluar rumah.
Amanda menutup wajahnya dengan kedua
tangannya. Dia tidak tahu apa yang harus
dilakukannya.
Jari
jarinya
sudah
memainkan HP. Ingin sekali dia menelpon
Wisnu. tapi dia harus bilang apa?. Dengan
tekad bulat dia pun akhirnya memencet no
Hp Wisnu. sayang yang di dengar adalah
nada sibuk.
Layar HP wisnu menyala. Wisnu melihat
nama penelpon yang tertera di layar, dia
terkejut dan langsung mengangkatnya.
Hallo? Wisnu membuka telpon.
Apa
kabarnya
Wisnu?
Amanda
bagaimana? terdengar suara dari dalam
telepon. Itu suara Tante Marini.
Baik Tante, bagaimana Tante dan Om?
Wisnu balik bertanya.
Alhamdulillah juga baik, aku mau bicara
dengan Amanda bisa?
Wisnu terdiam. Bagaimana dia mengatakan
pada tantenya jika saat ini Wisnu masih
ada di kantor. Wanitaitu pasati banyak
berkomentar dan menceramahi Wisnu.
terlebih jika Wisnu mengatakan yang
sebenarnya, bahwa dia tidak pulang dan
menemui Amanda hampir seminggu.
Pastilah suasana tambah runyam.

Hallo? Masih suara tante Marini.tapi


kemudian suara itu berganti suara laki-laki.
Untunglah sudah berganti Om Syamsul.
Wisnu? Tantemu ingin bicara dengan
Amanda, kamu dirumah kan?
eng begini Om, aku ada undangan dari
rekan kerja, jadi belum bisa pulang nih
Nomor Amanda sejak tadi sibuk melulu,
saya pikir dia sama kamu
Wisnu mendesah. Untung Tante Marini
belum
tersambung
dengan
Amanda
langsung. Jadi dia tidak Tanya macammacam sama Amanda. bisa malu Wisnu
sama Om Syamsul kalau ketahuan sedang
berantem dengan Amanda gara-gara
masalah itu.
Begitu ya? Jawab Wisnu dia juga berfikir
Amanda sedang bertelphon dengan siapa
malam-malam begini. Ya udah Om, nanti
biar aku kasih tahu Amanda. besok biar aku
hubungi Om dan Tante
Tapi kalian baik-baik saja kan, Wisnu?
Masih suara Om Syamsul. Wisnu hanya
mengatakan ya. Dan mereka mengakhiri
pembicaraan.
Wisnu bingung. Akhirnya dia memutuskan
untuk pulang. dalam perjalanan itu tibatiba kepalanya terasa pening. Wisnu
memfosir dirinya beberapa hari ini,
mungkin
sekarang
kondisi
tubuhnya
sedang menurun. Saat itu tiba-tiba di
depannya
melintas
Truk
pengangkut
barang. Wisnu membanting setir dan
terpelanting
ketepi
jalan.
Mobilnya
menabrak pohon ditepi jalan.
Amanda tiba-tiba dijangkiti perasaan yang
tidak menentu. Sekarang perasaan itu lebih
pada rasa khawatir. Dia begitu tidak
tenang. Apalagi beberapa detik yang lalu

gelas yang ada di meja tiba-tiba tersenggol


dan jatuh pecah. Spontan Amanda menjerit
dan memanggil nama Wisnu.
Masih dengan perasaan itu Amanda
mencoba menghubungi Wisnu. legalah dia
saat terdengar suara Wisnu dari dalam
HPnya.
Ya, Amanda Suara itu terdengar lemas.
Mas, Mas Wisnu dimana? Tanya Amanda
Aku, aku dijalan pulang
Tapi Mas Wisnu tidak apa-apa kan Mas?
Mas Wisnu baik-baik saja kan?
Wisnu tertegun. Dia mendengar suara
Amanda begitu khawatir. Apa Amanda tahu
apa yang terjadi padanya. Tapi bagaimana
dia bisa tahu sementara dia dirumah.
Sebegitu dalamkah perasaan Amanda
padanya, hingga ikatan batinnya kuat
sekali. Darah mengalir dari atas kepala
Wisnu. Wisnu merasa nyeri ditangannya.
Sepertinya terkilir.
Mas Wisnu? Panggil Amanda lagi saat
tidak terdengar suara Wisnu beberapa saat.
Iya aku segera pulang Tukas Wisnu
sambil menutup HP nya. Dia pun berusaha
membelokan mobilnya yang sedikit ringsek
itu. untung Wisnu tidak sedang dalam
kecepatan tinggi.
Dia tidak tahu apa
jadinya jika dia tidak bisa mengindari truk
itu.
Mendengar suara mobil, Amanda langsung
berlari
membuka
pintu.
Alangkah
terkejutnya dia saat mengetahui keadaan
Wisnu. pelipis dan ujung bibirnya berdarah.
Perasaan tidak enak itu ternyata terjadi
juga.

Bagaimana bisa seperti ini mas? Amanda


membersihkan
luka
Wisnu
dan
menempelkan perban di kepalanya yang
terluka. Wisnu tidak berkata apa-apa.
Kepala Wisnu rasanya bertambah berat.
Kali ini matanya mulai berkunang-kunang.
Amanda masih sibuk membersihkan luka
yang lain. Wisnu menahan tangan Amanda.
Amanda aku mohon kembalilah
kamarmu, aku tidak apa-apa

ke

Tapi tangan Mas Wisnu ada yang memar,


aku olesin cream otot ya?
Tidak perlu Amanda, terima kasih. Sudah
malam istirahatlah Suara Wisnu semakin
lirih. Sepertinya dia ingin langsung
merebahkan tubuhnya dan beristirahat.
Seluruh badannya sakit semua. Mungkin
memang dia butuh istirahat.
Amanda menganggap sikap Wisnu dingin
padanya. Dia sedih sekali saat Wisnu
menolak
kehadirannya
dan
meminta
Amanda kembali kekamarnya. Padahal
beberapa
hari
ini
Amanda
sangat
merindukan Wisnu. Amanda jugabegitu
mengkhatarirkannya. Tapi ini yang didapat
Amanda setelah Wisnu pulang. Wisnu
menolak Amanda. Amanda berfikir Wisnu
masih marah padanya. Dengan perasaan
merana dan sakit hati, Amanda keluar dari
kamar Wisnu.

Semalaman Amanda masih juga menangisi


Wisnu. kemarin kemarin dia menangis
karena Wisnu tidak pulang. sekarang dia
menangis karena sikap Wisnu padanya.
Namun
pagi-pagi
Amanda
sudah
terbangun. Matahari belum juga terbit.
Amanda ingin melihat keadaan Wisnu.
kalau Wisnu menolak Amanda saat

sadarnya, Amanda mungkin bisa masuk


kekamar Wisnu sebelum dia terbangun.
Amanda
hanya
ingin
membuatkan
minuman hangat untuk Wisnu. agar setelah
bangun dia bisa langsung meminumnya.
Perlahan Amanda membuka pintu kamar
Wisnu. Wisnu masih tertidur pulas sekali.
Diletakkannya nampan dan gelas yang
berisi minuman dimeja dekat tempat tidur
Wisnu. dilantai Amanda melihat alas sholat
masih tergelar. Pasti Wisnu telah bangun
tadi dan sekarang tidur lagi. Amanda tahu
betul kebiasaan Wisnu. itu salah satu yang
membuat Amanda mengagumi sosok
Wisnu.
Amanda
keluar
lagi.
Diatidak
ingin
menganggu tidur Wisnu. beberapa menit
agak lama kemudian Wisnu terbangun.
Badanya masih lemas tapi sudah cukup
lebih baik dari semalam. Dia melihat
minuman telah ada di mejanya. Wisnu
langsung
menyeruputnya.
Hari
ini
sepertinya diaingin istirahat dulu di rumah.
Tapi dia teringat ada banyak dokumendokumen yang harus dipelajari dan
ditadatangani. Wisnu mengambil Hpnya
dan menghubungi kantor. Dia meminta
dokumen yang harus dipelajari dan
ditandatanganinya diantar kerumahnya.
Amanda sedang membereskan dapur
ketika terdengar bunyi bel. Dia bergegas
membuka
pintu.
Seorang
wanita
berpenampilan rapi dan formal telah ada di
hadapannya. Kalau dia pegawai Wisnu
Amanda pasti pernah lihat. Tapi dia belum
pernah
melihatnya.
Lagi
pula
semuapegawai Wisnu juga sudah mengenal
Amanda. sepertinya wanita itu tidak
mengenalinya.
Maaf, ini
Tanyanya.

rumah

pak

Wisnu

ya?

Iya, anda siapa?

Maksudnya pembantu bapak

barusan Pak Wisnu telpon kantor, beliau


minta berkas-berkasnya di antar ke rumah.
Dengan siapa saya menyerahkan berkas
ini?

Pembantu?! Lagi Wisnu terheran dengan


ucapan pegawainya. Kalau yang dimaksud
wanita itu Amanda, Wisnu pasti akan
segera memberinya peringatan karena
memanggil
istrinya
dengan
sebutan
pembantu.

Amanda tidak langsung menjawab. dia


memperhatikan
pintu
kamar
Wisnu.
semalam Wisnu sepertinya tidak suka
Amanda ada dikamarnya. Apa Amanda
panggil
saja
Wisnu
agar
menemui
pegawianya itu. atau,
Itu kamar pak Wisnu, kamu ketuk saja
pintunya. Nanti biar pak Wisnu yang
menerimanya
langsung.
Amanda
menunjukan pintu kamar Wisnu pada
wanita itu. dia sedikit kegeranan pada
Amanda yang meintanya masuk dan
menyerahkan sendiri berkas-berkas yang
dibawa ke kamar Wisnu.
Maaf, anda siapanya pak Wisnu
Saya cuma pembantu disini Jawab
Amandasembari
berlalu
meninggalkan
wanita itu di depan kamar Wisnu. Amanda
masih kesal dengan sikap Wisnu semalam.
Terdengar suara ketukan pintu. Wisnu
mempersilahkan masuk. Dia mengira
Amanda yang mengetuk pintu. Tapi
alangkah terkejutnya dia saat melihat
bukan Amanda yang datang. Melainkan
pegawai
baru
dikantornya.
Wisnu
gelagapan dan segera bangkit.
Kamu? Bagaimana kamu bisa sampai
kamarku? Wisnu sedikit marah. Wanita itu
serba salah.
Maaf pak. Tapi mbak tadi yang menyuruh
saya memberikan langsung pada Bapak
Mbak?
Wisnu
dimaksud mbak.

heran,

siapa

yang

Mbak tadi yang bilang seperti itu, saya


mohon maaf
Wisnu tidak bicara apa-apa lagi. Dia
mengambil berkas-berkasnya dan meminta
pegawainya itu kembali ke lentor. Pasti
Jammie atau pegawai yang lain sengaja
menyuruh
wanita
itu
mengantarnya.
Pegawai baru memang selalu dikerjai.
Sekarang Wisnu merasa kesal sekali pada
Amanda. kali ini dia keterlaluan sekali. Apa
maksudnya mengaku pembantu pada
pegawainya itu, dan bagaimana bisa
Amandamempersilahkan wanita lain masuk
kekamar Wisnu. Wisnu melempar Berkasberkas itu di mejanya dan buru-buru
mencari Amanda.
Amanda masih beres-beres di dapur. Wisnu
datang menghampirinya. Wisnu langsung
mencengkeram lengan Amanda. Amanda
terkejut dan kesakitan.
Aw, sakit Mas teriak Amanda.
Apa maksudnya kamu mengaku pembantu
tadi? Dan kenapa kamu biarkan dia masuk
kamarku Amanda?!
Amanda melepaskan diri. Dia mengelus
lengannya yang sedikit sakit.Kan semalam
mas Wisnu tidak senang kalau Amanda ada
dikamar Mas Wisnu, Mas Wisnu usir
Amanda kan? Jadi ya aku suruh saja dia
antar langsung ke kamar mas Wisnu Jelas
Amanda. dia tidak kalah kesal dengan
Wisnu.

Tapi itu tidak benar Amanda Wisnu


menekankan ucapannya seolah meminta
Amanda
memahaminya.Kau
tidak
seharusnya mengijinkan seorang wanita
masuk ke kamar suamimu
Iya, Amanda salah. Amanda memang
selalu salah. Amanda minta maaf
Wisnu tidak ingin memulai pertengkaran.
Dia menarik nafas dan mencoba mengatur
emosinya. Dia menenangkan Amanda. Iya,
iya, aku juga minta maaf karena sikapku
semalam.
Aku
tidak
bermaksud
mengusirmu dari kamarku Amanda. aku
hanya ingin cepat istirahat saja. dan aku
tidak mau merepotkan kamu tuturnya
sambil membelai wajah Amanda dengan
kedua tangannya. Amanda sudah tidak
kesal lagi mendengar penjelasan Wisnu.
senyumnya mulai terkembang.
Tapi tiba-tiba Wisnu berucap lagi,
senyum itu terhenti tiba-tiba Aku masih
tidak terima kamu mengaku sebagai
pembantu tadi. Aku tersinggung Amanda
Tuh kan Amanda salah lagi Gerutu
Amanda.
Wisnu
cepat-cepat
menarik
ucapannya dengan maksud Amanda tidak
marah lagi padanya.
Tidak,
kamu
tidak
salah
Amanda.
hanya belum selesai Wisnu berbicara
Amanda sudah memotong sambil mencakmencak.Jadi Amanda gak salah kalau
mengaku pembantu? kemudian berlalu
meninggalkan Wisnu.
Wisnu tampak gemas sekali dengan prilaku
Amanda. begini salah begitu salah. Dia
mencengkeramkan kedua tangan di atas
kepalanya seolah hendak mengacak-acak
rambutnya sendiri karena kesal. Sabar,
Sabar. Gumamnya sambil melangkah

membuntuti Amanda yang sudah sejak tadi


berlalu ke dalam kamarnya.
Wisnu melangkah ke kamar Amanda. dia
tidak ingin Amanda terus-terusan marah
padanya hari ini. Dia lebih baik meminta
maaf dan membereskan permasalahan
agar semuanya cepat selesai. Tanpa
mengetuk pintu terlebih dahulu Wisnu
masuk ke kamar Amanda. Alangkah
terkejutnya dia karena ternyata Amanda
sedang tidak menggunakan busana.
Astaga Ujar Wisnu terkejut menutup
kedua matanya dengan jari tangan sambil
memalingkan mukanya. Amanda pun
terkejut melihat Wisnu tiba-tiba masuk.
Mas Wisnu kebiasaan deh Ujar Amanda
kesal
segera
membungkus
tubuhnya
dengan handuk. Buru-buru dia masuk
kamar mandi.
Wisnu masih bengong. Perlahan dibukanya
jari yang menutupi matanya itu. dia
mengernyitkan jidatnya. Mengapa harus
menutup mata? Bukankah Amanda istrinya
sendiri?. Dia melangkah keluar dengan
senyum senyum sendiri. Seolah baru saja
menemukan sesuatu.
Amanda mau ke kampus, masih ada satu
mata kuliah yang belum tuntas Amanda
sudah rapi, cantik dan wangi. Dia sudah
siap berangkat ke kampus.Kalau mas
Wisnu mau sarapan ada makanan di lemari
es. Amanda berangkat dulu
Aku antar Wisnu bangkit dan segera
mengambil kunci mobilnya di dalam kamar.
Tapi setelah keluar dari dalam kamar Wisnu
baru memperhatikan Amanda. Amanda
hanya keheranan.
Sepertinya aku tidak pernah lihat kamu
pakai baju ini? Tanya Wisnu berbasa-basi.

Sebenarnya dia hendak protes dengan baju


itu. Amanda terlihat seksi dan menggoda.
Wisnu tidak suka itu.
Emang baju baru, kenapa sih? Tanya
Amanda.
Ya tidak pantas sama sekali, kamu ganti
sana
Tidak pantas? Amanda memperhatikan
penampilannya sendiri. Yang mananya
yang tidak pantas. Mas Wisnu suka gitu
deh. Udah dong, aku udah telat neh. Belum
tar kena macet di jalan
Serius, dan kamu gak boleh keluar
sebelum
ganti
baju
Tukas
Wisnu
mengancam. Mau tidak mau Amanda harus
kembali ke kamarnya dan mengganti
pakaiannya.
Wisnu tidak jadi mengeluarkan mobilnya
dari bagasi. Dia menunggu Amanda di
depan rumah dengan motornya.
Nanti kalau Amanda terlambat, Mas Wisnu
tanggung jawab Gumam Amanda dari
dalam rumah. Langkahnya terhenti karena
melihat Wisnu sudah siap di atas motornya.
Kok pakai motor? Kalau rambut Amanda
berantakan bagaimana? keluhnya pada
Wisnu.
Katanya mau cepat. Udah pake helmnya.
Atau ini kamu pakai jaketku kalau gak mau
rambut kamu berantakan Wisnu melepas
jaketnya dan menggenakannya di tubuh
Amanda.
Amanda duduk dibelakang wisnu dengan
cemberut.
Wisnu
memintanya
untuk
berpegangan erat. Tapi Amanda tidak
melakukannya. Sepertinya dia ngambek.
Wisnu sengaja menancap gas sebentar
untuk mengejutkan Amanda. Amandapun

terkejut dan langsung merangkul tubuh


Wisnu. motor melaju dengan cepat.
Maunya tidak ke kantor. Wisnu hari ini ingin
bersantai saja di rumah. Sudah lama dia
tidak menceburkan dirinya ke dalam kolam
renang. Namun belum juga dia puas di
kolam, suara HPnyatidak berhenti-henti.
Dengan malas Wisnu mengangkatnya.
Bos, Gawat Suara Jammie terdengar dari
seberang. Sepertinya dari pembicaraan
mereka kondisi kantor sedang bermasalah.
Wisnu kesal karena baru beberapa jam saja
dia tidak di kantor, pekerjaan banyak yang
tidak beres. Diapun bergegas ganti baju
untuk memeriksa kantor.
Tolong panggilkan Jammie dan yanto ke
ruangku Ucap Wisnu pada sekretarisnya
sesaat sampai di depan ruangannya.
Yang dipanggilpun masuk tidak berapa
lama.
Siapa yang survey ke lapangan? Tanya
Wisnu pada kedua orang itu.
Saya, Pak. Dan ini laporannya Seorang
yang
bernama
Yanto
menyodorkan
laporannya. Wisnu memperhatikannya dan
tiba-tiba dia terlihat kesal.
Jem, siapa yang memilih supplier ini?
Bukannya
kemarin
sudah
ditentukan
dirapat?
Kita udah laksanakan sesuai prosedur,
sepertinya
pelaksana
lapangan
yang
sedikit bandel Jammie mencoba mendugaduga.
Kita berangkat ke proyek. Aku mau lihat
langsung kondisi di lapangan. Ujar Wisnu
dan ketiganya berlalu menuju ke tempat
proyek.

Banyak yang menyimpang dari ketentuan.


Wisnu marah besar. Proyek baru berjalan
beberapa hari, tapi dia memerintahkan
untuk segera menghentikan sementara.
Sementara target selesainya proyek telah
ditentukan dan tidak bisa diundur.
Pak Win, ini bukan proyek main-main.
Mengapa pak Win sampai berbuat senekat
itu? Dalam rapat Wisnu tampak emosi. dia
berbicara dengan sangat keras pada
pegawainya yang bertugas mengawasi
proyek.Perusahaan ini baru 5 tahun
beroperasi, kita sedang menciptakan citra
yang baik di public. Kalau sampai proyek
kita ada yang cela, mana percaya mereka
sama kita
Kami
sudah
berusaha,
selama
ini
pekerjaan baik-baik saja. hanya untuk yang
satu ini kami mohon maaf pak. Semua
sudah diatur kantor Ucap pegawai yang
disebut Pak Win.
Maksudnya apa? Wisnu kurang jelas.
Bu Jenni yang telah menghandle semua,
dari membatalkan kontrak supplier yang
sudah ditentukan, dan sebagainya. Kami
sudah mencoba protes ke kantor, tapi
belum ada tanggapan sampai saat ini

Jenni?, mengapa dia berbuat seperti itu?


Wisnu mencoba bertanya pada Jammie tapi
yang ditanya hanya mengangkat bahu
pertanda tidak mengerti.ya udah, udah
Wisnu berusaha berfikir Yanto, hubungi
supplier yang dulu. Pak Win besok tolong
dihandle pekerjaan lapangan, kalau perlu
tambah tenga kerja. Kami sangat butuh
keprofesionalan bapak sekalian Wisnu
sudah tampak tenang. Meskipun dia
bosnya tapi bila menghadapi orang yang
lebih tua seperti Pak Win, Wisnu masih
menahan diri. Wisnu masih punya sopan
santun. Karenaitulah dia begitu dihargai.
Tentu,
Pak.
Kami
senang
bapak
mengetahui semua ini Ucap lelaki itu.
Rapat selesai, semua kembali ke pekerjaan
masing-masing. Kecuali beberapa pegawai
yang memang diminta Wisnu untuk tetap
ditempat. Wisnu masih tampak kesal.
Sekali lagi dia minta sekretarisnya untuk
memanggil jenni, dan dia bertambah
marah saat mengetahui jenni hari ini tidak
masuk kerja.
Sejak tadi dipanggil rapat, tidak datang,
ini malah tidak masuk kerja. Apa-apaan ini.
Kantor neneknya apa gimana? Wisnu
membanting beberapa berkas ke meja
dengan keras.
Nur, saya mau kamu pelajari dan ambil
alih pekerjaan Jenni. Lakukan sekarang
juga Perintah Wisnu pada seorang
pegawai perempuan.
saya Ambil alih pekerjaan Bu Jenni?
Sekarang Pak? Tanyanya tidak percaya
karena karena menggantikan posisi Jenni.
Tahun depan, ya sekarang lah! Bentak
Wisnu kesal. Perempuan yang bernama Nur
itu kaget dan langsung beranjak memenuhi
perintah.

Mohon maaf pak, tapi apa tindakan bapak


mengganti bu jenni sekarang bukannya
malah menambah masalah. Karena yang
berkompeten dalam hal ini bu jenni Yanto
yang sedari tadi diam berbicara.
lalu menurut kalian kita hanya diam saja
menunggu dia masuk. Hey, ini proyek ada
tenggang waktunya. Kita tidak sedang
menghadapi
klien
sembarangan.
Ini
pengusaha dari jepang. Mikir tidak sih?
masih Wisnu dengan nada emosinya.
Semuanya hanya terdiam tidak berani
membantah.
Erni, buatka surat peringatan untuk Jenni.
Dia
di
skors
Perintah
itu
untuk
sekretarisnya.
Karena
melihat
sekretarisnya
begitu
lamban
Wisnu
berteriak mengulangi. segera Erni. Dan
wanita itu pun segera beranjak.
HP Wisnu berdering. Dilihatnya dilayar ada
nama Amanda. Wisnu menarik nafas
dalam-dalam sebelum mengangkat HP itu.
kini suaranya sudah tenang lagi. berbeda
saat marah-marah pada karyawannya, kini
suara Wisnu terdengar lembut menjawab
telpon Amanda.
Ada Amanda?
Mas Wisnu dirumah apa dikantor?
Wisnu
tidak
menjawab.
dia
mempersilahkan beberapa pegawainya
yang masih diruangnya untuk pergi.
Mereka semua bernafas lega dan keluar
ruangan.
Mereka
bersyukur
Wisnu
mendapat telpon dari Amanda, jadi mereka
terhindar dari amuk yang lebih lama lagi.
Aku masih ada urusan dikantor, apa kamu
sudah selesai kuliah? Tanya Wisnu
kemudian.

Aku masih di tempat Spa bersama


temanku, nanti malam kita makan malam
ya? Mas Wisnu tidak nglembur lagi kan?
Wisnu mengusap keningnya. Harusnya
malam ini dia ingin mengevaluasi ulang
seluruh persiapan proyek bersama stafnya
yang lain.
Mas? Mas Wisnu tidak bisa ya? Tanya
Amanda sekali lagi karena tidak ada
jawaban.
Ya udah, nanti aku akan pulang setelah
magrib Jawab Wisnu kemudian. Beberapa
hari ini dia sibuk dengan pekerjaannya. Jadi
apa salahnya kalau malam ini dia
menyempatkan diri untuk makan bersama
Amanda di rumah.
Menu makan malam sudah tertata dengan
baik di meja makan. Amanda bergegas
kedalam kamarnya dan berganti pakaian.
Hari ini sepertinya dia ingin memberi
kejutan yang special untuk Wisnu. kejutan
yang memang sudah dinanti-nanti Wisnu
selama ini. Amanda ingin semuanya serba
sempurna.
Magrib sudah berlalu sejam yang lalu,
Amanda resah menunggu Wisnu yang
belum sampai juga di rumah. Janganjangan Wisnu lupa dan nglembur di kantor.
Padahal Amanda sudah berdandan cantik.
Dia ingin Wisnu terpesona padanya malam
ini. Dia ingin mnebus malam-malam yang
lalu yang dilewatinya dengan penuh
penyesalan dan kecewa.
Bel pun berbunyi. Amanda lekas membuka
pintu. Diluar Wisnu telah berdiri bak tamu
yang menunggu dipersilahkan masuk.
Entah mengapa tiba-tiba Amanda gugup
sekali. Pintu pun dibukanya.

Selamat malam, ada kiriman bunga untuk


nyonya Wisnu Ivander Tukas Wisnu sambil
menyerahkan
rankaian
bunga
pada
Amanda.
Amanda
terkejut
dan
menerimanya
dengan
senyum
mengembang.

kan enakan diluar bisa kumpul sama


teman-teman mas Wisnu. dari pada
dirumah ketemu sama cewek yang selalu
bikin mas Wisnu sebel

Terimakasih, Mas Ucapnya senang.

Wisnu mengikuti Amanda dan mencoba


menahannya. Kok gitu, aku kan dari tadi
dengerin kamu

Apa aku boleh masuk? Ucap Wisnu, sejak


tadi dia hanya di depan pintu.

Bohong, pikiran mas Wisnu ga lagi disini


kan? bantah Amanda.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah dan


menuju
meja
makan.
Wisnu
memperhatikan Amanda. malam ini dia
terlihat sangat cantik sekali. Perasaan
suntuknya dikantor perlahan terusir. Dia
senang mendapat kejutan ini. Hanya saja
saat seperti itu Wisnu masih saja kepikiran
kerjaannya.

Ya disini lah Amanda Wisnu menarik


lengan Amanda hingga gadis itu terhempas
ke pelukannya. Ngapain juga aku mikirin
yang lain, kalau didekatku ada cewek
cantik Wisnu mencoba merayu.

Rencananya setelah makan, Wisnu akan


balik lagi ke kantor. Di kantor ada Jammie
dan
kawan-kawan
yang
nglembur
mengevaluasi kesalahan-kesalahan proyek.
Wisnu sedang berusaha mencari-cari
alasan. Sementara itu Amanda banyak
bercerita tentang kegiatan dikampusnya,
teman-temannya, dan rencananya untuk
meneliti kesehatan dan gizi masyarakat.
Karena memang bidang itulah yang diambil
Amanda.
Mengetahui
Wisnu
tidak
menyimak pembicaraannya, Amanda kesal.
Mas? Mas mikir apa sih, dari tadi ditanyain
gak nyambung Gerutu Amanda.
Iya, aku denger kok
Emang tadi Amanda bicara apa?
Wisnu tertegun. Sebenarnya memang dia
kurang menyimak pembicaraan Amanda.
melihat itu Amanda marah dan beranjak
pergi sambil menggerutu Kalau emang
gak niat pulang ngapain juga tadi pulang,

Amanda masih belum percaya. Baru saja


Wisnu mengatakan itu HPnya berdering.
Cepat-cepat dia mengambil dan hendak
mengangkatnya.
Amanda
merebutnya.
Dilayar tertulis nama Nur Aini Kantor.
Amanda terbelalak.
Jadi ini yang Mas Wisnu pikirin? Amanda
tampak kesal. Diperlihatkan nama yang
ada di layar HP itu. Wisnu melongo, takut
Amanda salah faham lagi.
Itu kan pegawai kantor Amanda, dikantor
sedang ada lembur. Kali saja dia mau
kabarin sesuatu Jelas Wisnu.
Ya Mas Wisnu terima saja, Amanda pergi
dulu,
takut
mengganggu
Amanda
menyerahkan Hp itu ketangan Wisnu
dengan kesal dan berlalu. sepertinya
memang dia salah faham. Amanda sudah
ada di depan pintu kamarnya. Wisnu
mencoba mengejarnya. Telpon itu diriject.
Lihat
Wisnu
sudah
masih

Amanda, aku sudah merijeknya


memperlihatkan layar HPnya yang
mati di depan Amanda. Amanda
saja terlihat kesal.

Terserah Mas Wisnu, Aku ke kamar dulu


Amanda mendorong tubuh Wisnu yang
menghalanginya.
Wisnu
tetap
menahannya.
Amanda
marah
dan
memberontak. Lepasin, Mas!

Wisnu memapah tubuh itu ke dalam kamar


dan melakukan apa yang semestinya dia
lakukan.

Oke, oke Ucap Wisnu menahan suaranya


sepertinya dia mulai dibuat jengkel oleh
Amanda.tiba-tiba dia melepas sepatunya
dan
melemparkannya
saja
terserak
dilantai. Amanda melongo, melihat Wisnu
bersikap seperti itu dia sedikit takut.

Wisnu terjaga dari tidurnya pada tengah


malam. Dilihatnya sebujur tubuh indah
tergolek lemas disampingnya terbalut
selimut. Jari jemarinya membelai rambut
panjang itu, menyibaknya agar tidak
menghalangi pandangannya pada wajah
cantik Amanda. jari itu beralih menyusuri
lekuk wajah Amanda, hingga terhenti pada
bibir indahnya. Bibir yang sering menggoda
Wisnu untuk tidak bisa menahan diri bila
melihatnya.

Aku tidak akan kemana-mana Amanda,


kau lihat sendiri kan? Tukas Wisnu, kali ini
sambil melepas kemejanya. Memangnya
kamu mau aku ngapain? Kamu mau aku
temenin kamu sampai pagi?
Tambah
Wisnu. Amanda masih terdiam dan Wisnu
membuka kaos yang masih tertanggal
dibadannya. Terlihatlah dada bidang dan
perut sixpek Wisnu. Perasaan Amanda
menjadi tidak karuan. Bukankah memang
dia ingin menghabiskan malam ini bersama
Wisnu.
Wisnu menarik lengan Amanda, kembali
gadis itu terhempas dalam pelukan Wisnu.
tangan Wisnu melepaskan kaitan baju
Amanda yang berada dipunggung. Amanda
menolak dan mencoba menghentikan
Wisnu, tapi dia tidak bisa banyak berbuat,
Wisnu mendekapnya kuat. Wisnu berhasil
melucuti gaun itu.
Posisi Amanda seperti terkunci dan tidak
dapat berkutik. Wisnu tidak tahu lagi apa
yang mesti dilakukan. Dia gemas sekali
dengan prilaku Amanda yang terus
merongrong kesabarannya. Emosi itu
meletup bercampur dengan gejolak yang
selama ini tertahan. Amanda tak dapat
melawan
tubuh
kekar
itu
dan
membiarkannya menjamah setiap lekuk
tubuhnya. Saat hasrat telah bergelora

***

Seperti seorang seniman yang sedang


mengagumi karya seni, Wisnu mengagumi
setiap inci keindahan yang ada pada diri
Amanda. Jika selama ini Wisnu harus
bersabar menghadapi sikap Amanda,
baginya
itu sebanding dengan rasa
puasnya karena telah memiliki istri yang
cantik dan lembut sepertinya.
Wisnu
tersenyum-senyum
sendiri,
karena
sepertinya perasaan cintanya yang sudah
terbit saat pertama bertemu Amanda saat
ini membuncah dan menusuk lebih dalam
lagi direlung jiwanya.
Tangan Wisnu menelusup pada tubuh
Amada
dan
menariknya
kedalam
dekapannya. Dia ingin mendekapnya
sampai pagi, membaluri seluruh tubuh itu
dengan ciuman sayangnya. Dan merasakan
detak jantung Amanda begitu dekat
dengan detak jantungnya. Wisnu bahkan
terlupakan oleh kerjaan-kerjaan yang
selama ini menjadi ambisi dalam hidupnya.
Dia pun terlelap lagi dalam kelembutan
tubuh itu.

Suara
deringan
HP
membangunkan
Amanda dari tidurnya. Lamat-lamat dia
membuka matanya. Tak ada siapa-siapa
disampingnya. HP itu masih bordering, tapi
bukan nada deringan HPnya. Mungkin itu
punya Wisnu. karena semalam Wisnu tidur
di kamar Amanda.
Tiba-tiba Amanda berjingkat mengingat
semua itu. seolah baru tersadar akan
sesuatu. Dia meraba-raba tubuhnya dari
balik selimut. Dan memang dia tidak
menggenakan apapun. Semalam semua
telah terjadi. Wisnu sangat memaksakan
kehendaknya. Meski sakit pada awalnya,
selanjutnya
Amanda
menyukainya.
Amanda bahkan dibuat terlena dengan
cara Wisnu menyentuhnya. Meningat itu
dia hanya tersenyum senyum sendiri. Dia
merasa begitu bodohnya dirinya menyianyiakan waktu selama ini untuk memenuhi
ketakutan yang belum tentu terjadi.
Suara HP itu hilang sendiri. Amanda
bergegas kekamar mandi. Kali ini Amanda
sedikit lebih lama di kamar mandi. Setelah
mengeringkan rambut dan berdandan,
Amanda pun keluar kamar. Yang pertama
dicarinya adalah sosok yang semalam
menemaninya tidur. Ternyata Wisnu telah
ada dimeja makan.
Selamat pagi, Cantik Sapa Wisnu
sumringah. Dia menyeret kursi untuk
mempersilahkan Amanda duduk. Sini, aku
sudah buatin sarapan untuk nyonya besar
dirumah ini
Amanda memperhatikan menu sarapan
yang disiapkan Wisnu. masih sama seperti
yang sudah-sudah, Wisnu pasti membuat
nasi goreng dan ceplok telur. Itu menu
andalannya.

Nasi goreng lagi? Ujar Amanda dan


melirik
Wisnu
yang
telah
duduk
disampingnya.
Ya memang Cuma itu yang aku bisa
Tukas Wisnu tersenyum. Amanda melahap
juga nasi goring itu meski hanya sedikit.
Diperhatikannya Wisnu yang begitu lahap
memakan nasi goring buatannya sendiri.
Habis nguli dimana pak? Goda Amanda.
Wisnu hanya melirik dan tersenyum sambil
tetap melahap makanannya. Bel berbunyi
dari pintu depan Amanda cepat bangkit
dan membukakan pintu.
Saya mau ketemu Wisnu Tiba-tiba suara
itu langsung terdengar saat Amanda
membuka pintu. Ada Jenni di depan rumah.
Mau apa dia pagi-pagi begini ingin bertemu
dengan Wisnu. sepertinya wajah Amanda
kesal.
Pagi, ada perlu apa? Amanda masih
menyempatkan untuk menyapanya.
Tolong panggilkan Wisnu Jenni mulai
memaksa. Amanda sangat tersinggung
Jenni bersikap seperti itu. biasanya dia
selalu ramah pada semua orang, tapi
melihat sikap jenni Amanda sebal, terlebih
jika Amanda teringat kejadian malam itu
diruang rapat.
Kamu bisa sopan sedikit gak sih? Pagi-pagi
bertamu dirumah orang, pakai bentakbentak lagi Tukas Amanda sebal.
Aku kan Cuma bilang, aku mau ketemu
Wisnu. aku tidak perlu pelajaran sopan
santun dari anak kecil seperti kamu
Amanda emosi mendengar hal itu. dia tidak
mau kalah. Apa itu artinya kamu ngaku
kalau udah tua? Terlihat wajah jenni
bersungut-sungut
hendak
melabrak

Amanda yang membuatnya tersinggung.


Namun Wisnu keburu keluar.
Ada apa Amanda? Wisnu memastika
Amanda baik-baik saja. dari dalam tadi
Wisnu mendengar rebut-ribut di luar.
Maaf mas Wisnu, apa seluruh pegawai
Mas Wisnu sikapnya seperti ini? Tanya
Amanda masih menatap jenni yang
dikuasai emosi.
coba dari tadi kamu keluar Wisnu, aku
tidak harus berdebat dengan perempuan
ini
Dia istriku Jenni, kamu bisa tidak bersikap
yang lebih baik dan berpendidikan
Aku hanya mau konfirmasi tentang surat
peringatan itu, aku tidak terima diskors
Jenni masih bersungut-sungut. Wisnu kesal
dengan sikap jenni. Selama ini dia
membiarkan wanitaitu bertindak sekenanya
sendiri, bukan karena apa-apa, tetapi
memang Wisnu sudah mengenalnya sejak
dulu. Dan seperti itulah orangnya. Tapi kali
ini diatidak bisamentolerir lagi. apalagi
Jenni sangat tidak menghargai Amanda.

Wisnu bersiap-siap hendak ke kantor. Dia


sedang menggenakan sepatunya saat
Amanda menghampiri.
Mas Wisnu sungguh-sungguh mecat
Jenni?
Tanya
Amanda.
dia
duduk
disamping Wisnu.Bukankah Jenni teman
Mas Wisnu sejak dulu, dia juga punya andil
besar
kan
diperusahaan?
Amanda
mencoba
meminta
Wisnu
mempertimbangkan
sesuatu
yang
diputuskannya. Terlebih keputusan itu
begitu saja terlontar. Memang Amanda
sangat tidak menyukai Jenni, tapi Amanda
tidak ingin Wisnu memecatnya hanya
karena sikapnya tadi pada Amanda.
Ya, dan aku tidak pernah menarik
ucapanku kembali Amanda. Dia memang
pantas dipecat Tukas Wisnu, dia tidak
memberitahukan pada Amanda apa alas an
yang sebenarnya, meski dijelaskan pun
Amanda belum tentu faham tentang
kerjaannya.
Kamu kekampus hari ini? Tanya Wisnu
pada Amanda. dia berdiri dan bersiap
untuk berlalu.

Kamu saya pecat Tukas Wisnu. jenni


terperangah
karena
Wisnu
berani
memecatnya. Padahal posisinya sangat
berarti dan penting diperusahaan. Saya
ulangi lagi, kamu saya pecat. Dan silahkan
urusi semuanya dikantor, bukan disini.
Karena ini bukan kantor, jenni. Mengerti
kamu?! Nada Wisnu keras dan tegas pada
jenni.

Aku masih ada tugas praktik lapangan,


jadi nanti aku langsung ke puskesmas
Sejahtera

Tapi aku pastikan kamu akan menyesal


Wisnu Ancam Jenni pada Wisnu dan
berlalu pergi.

Tidak Mas, aku sama temenku. Lagi pula


masih jam 10 nanti. Mas Wisnu kan banyak
kerjaan dikantor

Wisnu mengingat-ingat, seperti dia pernah


tahu puskesmas itu. Kalau tidak salah itu
searah dengan jalan ke kantor kan? Tanya
Wisnu dan Amanda hanya mengangguk.
Jam berapa kamu kesana? Apa kita
sekalian saja bareng?

Ya udah, nanti pulangnya saja aku jemput.


Aku berangkat dulu Ucap Wisnu. dia sudah

melangkah keluar tapi tiba-tiba dia


terhenti. Amanda bertanya-tanya mengapa
Wisnu berhenti. Dia kembali mendekati
Amanda. Hey, aku butuh semangat
Amanda. maukah kau menciumku?
Amanda hanya tersenyum dan menuruti
permintaan Wisnu. laki-laki itu tersenyum
senang mendapatkan ciuman dari Amanda.
Bisa kan kita melakukannya setiap saat
Amanda Wisnu masih merajuk, tidak jelas
apa yang ingin dilakukannya setiap saat.
Amanda hanya mendorong tubuhnya agar
segera beranjak keluar dan berangkat ke
kantor. Udah sana berangkat!
Sudah beberapa hari ini Amanda dan
temannya
mengadakan
penyuluhan
dipuskesmas Sejahtera lahan praktiknya.
Tidak seperti hari sebelumnya yang
berjalan lancer, kali ini Amanda menemui
masalah.
Amanda
tidak
memberikan
makanan yang telah distok dari puskesmas
untuk anak-anak balita karena beberapa
alas an. Oleh sebab itu dia mendapat
masalah dengan kepala puskesmas disana.
Lakukan saja apa yang telah biasa
dilakukan, jangan mencoba menjadi sok
tahu disini Tukas dokter kepala itu kesal
pada Amanda.
Maaf, bukan maksud saya lancang. Tapi
disini saya sedang mempraktikan apa yang
saya dapatkan selama kuliah, dan saya
yakin anda juga tahu biscuit dan susu itu
sudah tidak layak lagi
Apa yang kamu pelajari itu Cuma materi,
makanan-makanan itu juga bantuan dari
pemerintah. Lagi pula masyarakat kecil
seperti mereka tidak akan protes kok, toh
mereka baik-baik saja selama ini
Amanda terperangah. Bagaimana mungkin
orang yang membidangi kesehatan malah

membiarkan orang-orang awam tentang


pengetahuan kesehatan terbiasa dengan
hal-hal yang tidak sehat. Memang makanan
itu baru habis masa kadaluarsanya
beberapa hari lagi. tapi apakah mereka
tidak memikirkan bagaimana jika mereka
menyimpan dulu makanan itu dan baru
mengkonsumsinya seminggu kemudian.
Apa orang-orang itu tahu bahayanya untuk
kesehatan anak-anak mereka yang masih
rapuh?.
Lebih mudah bila praktik ditempat-tempat
kebugaran atau rumahsakit yang besar
sekalipun.
Mereka
orang-orang
yang
berduit
dan
sangat
mengerti
akan
pentingnya
kesehatan,
mereka
tidak
tanggung-tanggung mengeluarkan banyak
uang untuk bisa mendapatkan kebugaran
tubuh mereka. Karena memang mereka
bekerja untuk menikmati hidup.
Sementara bagaimana nasib orang-orang
kecil seperti yang sedang dihadapi Amanda
saat ini. Untuk mencari nafkah sehari-hari
dikota yang besar ini pastilah sangat sulit.
Bisa makan cukup saja mereka sudah
untung. Mana peduli mereka apa makanan
yang mereka makan itu baik untuk
kesehatan atau tidak. Yang penting bagi
mereka perut kenyang dan terisi.
Semua sudah tersalurkan, Bu Ucap salah
seorang pegawai puskesmas pada ibu
kepala puskesmas. Dia mengambil alih
tugas
Amanda
yang
menghentikkan
penyaluran makanan bantuan pemerintah
untuk balita di daerah sekitar.
Baguslah, setidaknya kita tidak harus
menumpuk sampah itu di sini Ujar kepala
puskesmas lirih seperti berbicara pada
dirinya sendiri. Tapi Amanda sempat
mendengarnya.

Mudah-mudahan anak-anak itu memiliki


pertahan tubuh alamiah yang kuat. Batin
Amanda. dia tidak bisa berbuat apa-apa
karena puskesmas mengancamnya akan
melaporkan
Amanda
pada
pihak
universitas. Amanda menjadi dilemma.

muda itu. Amanda yakin anak ini telah


memakan makanan bantuan tadi. Amanda
tidak tega melihat tubuh anak itu yang
semakin membiru. Dengan sangat terpaksa
dia
mengendong
anak
itu
dan
melarikannya ke rumah sakit.

Udahlah,
Nda.
Kalau
kenyataannya
mereka baik-baik saja kita mending tidak
usah memperdebatkan ini Teman Amanda
membujuknya agar tidak lagi membuat
masalah di tempat tugas praktik mereka.
Karena takut dosen tidak meluluskan
mereka.

Meskipun anak itu tertolong, diluar dugaan


ibu anak itu marah pada Amanda. dia
meributkan apa yang harus dipakai untuk
membiayai anaknya yang harus dirawat
inap dirumah sakit. Dia berfikir bila bisa
ditangani di puskesmas kecil yang alat-alat
kesehatannya tidak lengkap tadi, tidak
perlu dibawa kerumah sakit. dia tidak
berfikir bagaimana bila anaknya tidak bisa
tertolong dan akhirnya bisa meninggal.
Amanda
pun
bersedia
membiayai
pengobatan anak itu hingga sembuh.

Amanda
melenguh.
Sepertinya
dia
kehabisan alas an untuk mengajak
temannya itu protes. Tiba-tiba seorang ibuibu datang dengan tergopoh-gopoh. Dia
membopong anaknya yang masih balita.
Sepertinya dia panic sekali.
Tolong, Bu. Anak saya muntah-muntah
terus sampai lemas
Pegawai
puskesmas
memeriksanya.
Amanda menghampiri mereka. Dia melihat
anak kecil itu kejang dan membiru. Dari
mulutnya keluar busa.
Ya ampun, sepertinya dia keracunan Ucap
Amanda pada temannya.
Petugas berusaha menangani pasien kecil
itu. tapi Amanda merasa apa yang
dilakukannya sangat lamban. dia berusaha
mendekati dokter yang menangani anak
itu.

Hari berikutnya Amanda meminta dokter


dan pegawai dipuskesmas itu untuk
menarik lagi makanan bantuan yang tidak
layak lagi itu. sudah ada anak yang
keracunan, Amanda khawatir akan ada
korban-korban lainnya yang berjatuhan.
Tapi pihak puskesmas menyanggupinya
tidak sepenuh hati. Amanda jenkel sekali.
Dia bahkan mengancam akan melaporkan
tindakan mereka ke kantor polisi jika
makanan itu tidak segera di ganti. Dari
situlah masalah Amanda.

Dok, lebih baik kita bawa ke rumah sakit.


Anak ini keracunan. Dia bisa meninggal bila
tidak segera ditangani serius

Sekarang
dia
menghadapi
Dosen
pembimbingnya diruang pembimbingan.
Amanda diskors dan tidak diperbolehkan
mengikuti tugas praktik lapangan semester
ini. Amanda hanya memberikan alas an
yang sebenarnya. Tapi dosen itu malah
mengungkit-ungkit
perihal
status
mahasiswa Amanda.

Dokter puskesmas itu berdebat kecil


dengan Amanda. dia merasa tidak suka
dicampuri urusannya dengan mahasiswa

Sudah untung kamu diterima di kampus


ini tanpa mengikuti seleksi, sekarang kamu
hendak
mempermalukan
kampus
ini

dengan tindakan konyolmu itu Dosen


perempuan yang memang belum bisa
dipanggil tua itu marah-marah pada
Amanda.
Amanda
terkejut
Dosennya
mengungkit hal itu.

dikotanya
beberapa bulan yang lalu
sebelum Amanda pindah kejakarta. Mereka
berjabat tangan kemudian perempuan itu
berlalu. melihat Amanda ada dikantor
Wisnu terkejut.

Mengapa ibu berbicara seperti itu,


bukankah
meski
saya
baru
masuk
beberapa bulan setelah semester pertama
efektif, tapi saya berusaha keras untuk
mengejar ketinggalan-ketinggalan itu. dan
ibu bisa menilainya sendiri kan? Ujar
Amanda memprotes. Wanita itu melongo
mendengar Amanda. dia tidak mengira
Amanda yang terlihat lembut dan lemah itu
ternyata orang yang tidak terima jika
hargadirinya terusik.

Kamu kok disini? Tidak ke kampus atau


praktik di puskesmas? Tanya Wisnu.
Amanda berdiri dari duduknya dengan
lemas.
dia
masih
menjinjing
Jas
almamaternya. Melihat itu Wisnu pun
mengajak Amanda keruangnya.

Benar, tapi maaf Amanda. kamu tidak


bisa lagi mengikuti praktik lapangan ini.
Kamu bisa melakukannya semester depan.
Dan dengan terpaksa kamu tidak lulus
mata kuliah saya
Amanda keluar dari ruang dosen dengan
lemas. sekarang Amanda telah sampai di
depan kantor Wisnu. dia tidak tahu hendak
kemana. Dia butuh teman bicara. Mungkin
setelah berbicara dengan Wisnu Amanda
sedikit lebih baik. Hanya Wisnu yang selalu
mendukungnya.
Apa pak Wisnu ada di ruangannya? Tanya
Amanda pada sekretaris Wisnu.
Ada bu, tapi maaf pak Wisnu sedang ada
tamu. Kalau tidak keberatan ibu bisa
tunggu sebentar? Jelas sekretaris itu.
Amanda
hanya
mengangguk
dan
menunggu Wisnu di ruang sekretarisnya
itu.
Tidak berapa lama Wisnu keluar bersama
seorang perempuan. Amanda ingat itu
adalah perempuan yang dia pernah temui
bersama Wisnu di pusat perbelanjaan

Aku diskors, Mas Hanyaitu kata-kata yang


muncul dari mulut Amanda. padahal
pertanyaan Wisnu panjang lebar. Wisnu
tidak
begitu
menunjukan
ekspresi
kagetnya. Baginya itu sudah biasa dialami
mahasiswa.
Karena masalah kemarin? Tanya Wisnu.
Amanda tidak menjawab, Wisnu sudah tahu
apa yang terjadi pada Amanda. dan Wisnu
pula yang mendukung tindakan Amanda.
Ya jangan sedih gitu lah, kamu sudah
melakukan hal yang benar kok. Diskors
juga bukan masalah kan. Tahun depan juga
bisa lagi
Wisnu tahu suasana hati Amanda saat ini.
Dia mengajak Amanda makan siang diluar.
Sebelum
itu
Wisnu
menghampiri
sekretarisnya Tolong beritahukan Jammie,
suruh dia yang pimpin rapat hari ini. Aku
ada urusan Sekretarisnya mengangguk
dan diapun berlalu.
Wisnu memegang tangan Amanda selesai
makan siang. Dia mencoba agar Amanda
tidak patah semangat karena penskorsan
itu.
Tahu tidak Amanda, aku baru tahu kalau
perempuan manja yang ada didepanku ini
ternyata perempuan yang pemberani, tidak
Cuma itu aku bangga sekali padamu karena

kamu punya hati malaikat. Kamu punya


empati yang tinggi pada orang-orang
seperti mereka Wisnu mencoba memberi
Amanda semangat dan menghiburnya.
Senyum
Amanda
mulai
terkembang.
Terima kasih, Mas. Amanda tidak mungkin
bisa melakukan tanpa dukungan dari Mas
Wisnu
Mereka menghabiskan sore itu bersama.
Amanda
sepertinya
lupa
dengan
masalahnya.
Hingga
dia
mendapat
masalah lainnya dari Wisnu. Kita ke hotel
yuk! Ajak Wisnu pada Amanda.
Emang mau ngapain? Tanya Amanda
berlagak heran Wisnu mengajaknya ke
hotel.
Kali saja mau cari suasana baru, biar gak
boring getu
Aku udah gak boring kok Tukas Amanda,
Wisnu
menatapnya
seolah
meminta
Amanda
memahami
apa
yang
diinginkannya. Amanda berlagak bodoh.
Tapi aku nih yang mulai boring, kayaknya
butuh penyegaran gitu Wisnu masih
menyetir mobilnya.
Ya mending kita pulang, tar dirumah saja
lah Tukas Amanda.
Tar dirumah kita ?
Tar dirumah aku buatin jus buat mas
Wisnu biar bisa segar lagi. kan butuh
penyegaran? Amanda menggoda. Wisnu
hanya melenguh dan mempercepat laju
mobilnya. Sepertinya dia ingin segera
sampai ke rumah.
Mas, rencana ke Thailandnya jadi ya?
Tanya Amanda suatu malam pada Wisnu
yang sedang sibuk di ruang kerjanya.

Iya Jawab Wisnu pendek. Dia masih sibuk


mengkaji ulang rancangan desainnya di
laptopnya.
Berapa hari?
paling cepat dua minggu lah, kenapa?
Amanda cemberut, tapi Wisnu tidak
memperhatikannya. Wisnu sering keluar
kota dalam beberapa hari, tapi tidak
sampai berminggu-minggu. Ini kepergian
Wisnu pertama kalinya keluar negri sejak
mereka menikah.
Itu juga paling cepat, kalau tidak ada
kendala Tambah Wisnu lagi. dia baru
memperhatikan Amanda yang duduk
disebelahnya.
Kalau ada kendala?
Bisa sampai sebulan atau paling lama dua
bulanan lah, tergantung kendalanya
Amanda lemas. wajahnya tampak murung
mendengar Wisnu akan pergi selama itu.
apa dia bisa hidup sendiri selama itu
dirumah. Meski Amanda masih disibukan
dengan kuliahnya, tapi dia pasti akan
sangat merana jika ditinggal Wisnu selama
itu. Wisnu tersenyum memperhatikannya.
Woi, kenapa? Tukas Wisnu menyentak
Amanda. aku gak terus disana Amanda,
aku bisa pulang sewaktu-waktu, anggap
saja kayak ngantor Wisnu memberikan
penjelasan pada Amanda.
Amanda
senang mendengarnya.
Oh ya, Amanda. aku mau mengabari ini
padamu,
mungkin
ini
terlalu
mengejutkanmu
Wisnu
menutup
laptopnya. Nada bicaranya serius pada
Amanda. Amanda penasaran. Aku baru
memberitahumu sekarang, karena aku tahu

kemarin-kemarin kau sedang menghadapi


ujian penting

anggap aku Ayah dan mintalah apa yang


kamu minta

Ada apa sih mas? Amanda tidak sabar.


dia ingin segera mendengar apa yang akan
disampaikan Wisnu. perasaan Amanda
menjadi tidak enak melihat ekspresi muka
Wisnu. beberapa hari terakhir Wisnu
memang sedikit tampak murung.

Ya ndak bisa lah mas, masa aku anggap


Mas Wisnu Ayah Sela Amanda.

Papa kena struk, dia dirawat di rumah


sakit
Amanda terkejut. Sepontan dia menutup
mulutnya dengan kedua tangannya untuk
menahan jeritnya. Sejak kapan, Mas?
Sakitnya sudah tiga hari ini, tadi barusan
dokter di sana mengabari Papa struk. Aku
harus pergi ke sana Amanda
Aku ikut mas, kita jemput Papa. Kalau mas
Wisnu tidak keberatan aku ingin merawat
Papa dirumah
Apa kau tidak apa-apa Amanda, merawat
Papa
dirumah?
Apa
tidak
akan
merepotkanmu?
Wisnu
berusaha
menelisik pernyataan Amanda. dia juga
berkeinginan merawat Papanya dirumah.
Amanda justru senang mas, Amanda juga
kangen pengen punya Papa. Ada orang
yang bisa dipanggil Papa
Wisnu menuntun tangan Amanda agar
duduk dipangkuannya. Dibelainya wajah
istrinya itu dengan mesra. kamu kangen
Ayah? Tanyanya lirih. Mata Amanda
berkaca-kaca. Dia mengangguk perlahan.
Dan Wisnu memeluknya. Begini saja,

Kenapa?
Beda saja fungsinya
Wisnu melongo. Dia menatap Amanda
sambil terkekeh. Ya udah, kita fungsiin
sekarang juga ya? Wisnu menarik-narik
baju Amanda. Amanda tertawa geli.
Disini?
Iyalah, sayang
Dari balik pintu itu mereka memadu cinta
kasih. Sesekali terdengar suara cekikian
Amanda. malam pun berlalu tenang
membiarkan suami istri itu melakukan
kegiatannya.

You might also like