Professional Documents
Culture Documents
sebelah
yang
hendak
kepulangan Ayahnya.
menanyakan
bisa
menerima
semua
ini
boleh
minta
satu
hal
lagi,
kau
akan
Sekali
lagi
Ayah
Amandamenyinggung tentang hal tersebut
pada Amanda. Amanda tidak tahu apa
maksud Ayahnya. Sebenarnya Pak Dirja
ingin mengatakan sesuatu, tapi belum juga
bisa mengatakannya. Tiba-tiba diapun
teringat Wisnu Amanda, apa kau sudah
membuatkan Wisnu sarapan. Mungkin saja
dia lapar dan tidak tahu apa yang harus dia
makan
kamu
temani
Wisnu
segera,
Tangan
Ayah
Amanda
mencoba
menggapai Wisnu, wisnu mendekatinya
dan menangkap tangan itu. Tolong aku
Wisnu,
sekarang
Amanda
tanggung
jawabmu, ku serahkan dia padamu. Buatlah
dia bahagia,Nak. Semoga Allah memberkati
kalian. Suara itu begitu berat dan lemah.
Saya
terima
nikahnya
Amanda
Rachela Binti Dirja Wiyatmoko dengan mas
kawin seperangkat alat sholat dibayar
tunai.
Sah
Sah
Dan bayangan itu tampak sangat
jelas. Seorang Penghulu, Ayahnya dan
Wisnu yang sedang berjabat tangan,
dokter, dan beberapa tetangga. Ketika
Amanda benar-benar sadar. Semua telah
terjadi. Tertatih tatih dia berjalan
menghampiri Ayahnya. Semua hanya
terdiam beku.
Sudah
Amanda,
sudah
Wisnu
memeganginya dan memeluknya erat
sekali karena Amanda mencoba berontak.
Sebentar kemudian tubuh gadis itu lemas
dan tak sadarkan diri lagi.
Matahari
Bagaimana
kau
terpaksa
sambil
menyalakan
televise.
Udara
semakin malam semakin dingin. Wisnu
sudah mulai mengantuk. Tapi tiba-tiba
Amanda
menghampirinya,
duduk
di
samping Wisnu sambil membawa selimut
hangat.
Ini
selimutnya,
Mas.
Amanda
menyerahkan selimut itu dan berdiri dari
duduknya untuk melangkah ke kamarnya.
Papa,
Amanda memperhatikan
Wisnu
yang
sedang menyetir mobil. Dia biasa-biasa
saja bertemu untuk berpisah lagi dengan
Papanya. Sikapnya juga tampak acuh tadi
sewaktu di bandara. Tapi Amanda masih
sungkan untuk berbicara banyak tentang
hubungan ayah dan anak itu. merasa di
perhatikan, Wisnu pun menoleh pada
Amanda.
Hei, apa ada yang aneh ya? Kok sejak tadi
aku seperti diperhatikan ya? Wisnu
berseloroh.
Memang Amanda perhatiin mas Wisnu kok
Tukas Amanda.
Kenapa? Apa hari ini aku terlihat lebih
ganteng dari kemarin? Wisnu mulai
menunjukan sisi humornya pada Amanda.
gadis itu cuma tersenyum-senyum saja.
Sepertinya suasana lebih cair saat ini.
Bukan itu, Mas. Tapi tadi mas Wisnu biasa
saja waktu Papa berangkat. Acuh banget.
Kok bisa ya?
Lha terus aku mesti gimana? Teriak-teriak?
nangis-nangis? geto maksudnya? Wisnu
tiba-tiba
memotong
pembicaraannya
sendiri karena sempat teringat ucapan
Amanda barusan Eh, tadi kamu panggil
apa sama Papaku? Panggil Papa ya?
Amanda terkejut. Tapi memang iya dia tadi
mengucapkan Papa untuk memanggil Om
Hendra. Dan bukankah itu yang di minta
Om Hendra sebelum pergi. Oh, tadi itu
Om Hendra yang meminta. Dia bilang dia
udah anggap aku sebagai putrinya sendiri.
Jadi Om hendra minta aku panggil dia Papa
mulai sekarang Jawab Amanda Polos.
Sambil membuang muka, Wisnu melenguh
kecewa. Baru saja dia merasakan seolah
terbuai ketika Amanda memanggil papa
Oke
Ujar
Wisnu
enteng
seraya
mempersilahkan Amanda menuju tempat
yang dia ingini.
Di
dalam
kamar,
Amanda
masih
memikirkan kejadian tadi. Sebenarnya dia
ingin protes pada Wisnu. Tapi tidak jadi,
karena bagimanapun Amanda protes toh
kenyataannya Amanda adalah istri Wisnu.
Dan tidak ada yang salah dengan ucapan
Wisnu.
Wisnu
hanya
mengangguk.
Amanda
melihat ada yang lain malam ini. Amanda
merasa tidak enak, jangan-jangan karena
sikap Amanda tadi Wisnu jadi berubah
seperti ini. Padahal seharian ini Wisnu
sudah sangat menghibur hati Amanda.
Sayang, kalau kamu ada apa-apa, jangan
sungkan-sungkan menghubungi Tante ya?
Wisnu, bagaimana acara jalan-jalan
kalian? Kemana saja seharian ini Om
Syamsul
mencoba
mengajak
Wisnu
berbicara. Dia memperhatikan Wisnu sejak
tadi sedikit lemas.
Aku ajak Amanda ke pusat perbelajaan di
kota, Om Wisnu pun berbicara.
Oh, yang proyeknya kamu ambil alih itu ?
Tanya
Om
Syamsul
lagi.
Wisnu
mengangguk. Apa kau menikmatinya
Amanda? kali ini Om Syamsul bertanya
pada Amanda.
Amanda melirik Wisnu yang masih terlihat
lemas.Iya, Om. Amanda senang karena
Semua
kembali ke kesibukan masingmasing. Amanda yang membantu beresberes
dapur
kemudian
membantu
membereskan barang-barang Tante Marini
dan Om Syamsul. Sementara Om Syamsul
menghampiri Wisnu yang berkutat dengan
Laptopnya.
Kayaknya
Ibu
sudah
gak
pantas
memakainya, kita ini sudah tua Om
Syamsul memperhatikan barang yang
dihadapan Tante Marini. Perempuan itu
mendesah.
Siapa bilang ini buat kita, ini untuk mereka
berduaTukasnya.
Amanda penasaran barang apa yang
dimaksud. Dia mencoba mencari tahu
dengan melirik ke arah Wisnu yang duduk
disampingnya, tapi sepertinya Wisnu masih
asyik dengan makananya. Bahkan
dia
tidak
menyadari
Amanda
memperhatikannya.
Rasa penasaran itu terjawab setelah
mereka menyelesaikan acara makannya.
Tante Marini menunjukan dua buah cincin
yang telah dipesannya kemarin. Dia
meminta Wisnu memakaikannya pada jari
Amanda, begitu juga sebaliknya. kedua
orang itu tampak kikuk saat harus saling
memakaikan cincin dijari manis mereka.
Amanda
terdiam.
pertanyaanya.
Wisnu
mengulang
puas
merekapun
pulang.
Amanda
memperhatikan Wisnu yang konsentrasi
menyetir. Dia sepertinya mulai mengagumi
sosok lelaki yang ada di sampingnya itu.
selama ada di samping Wisnu, Amanda
merasa nyaman. Wisnu juga tidak pernah
protes atas sikap Amanda selama ini.
Amanda tersenyum sendiri. Dia kemudian
melempar pandangannya ke arah lain.
Takut Wisnu merasa diperhatikannya.
Sesampai di rumah Amanda masuk terlebih
dahulu. Semetara Wisnu masih memasukan
mobilnya ke dalam garasi. Tiba-tiba Wisnu
mendengar Amanda menjerit. Wisnu berlari
dari pintu garasi ke dalam rumahnya.
tahulah dia apa penyebab Amanda
menjerit terkejut. Dua orang lelaki sedang
asyik melahap makanan di meja makan.
Kedua laki-laki itu pun sama terkejutnya
dengan Amanda.
Hey, kalian! Ngapain di rumahku, pergi
pergi! Tukas Wisnu pada kedua lelaki itu
setelah menghampiri Amanda yang masih
terkejut.
Ya ampuuun, Lu dapat cewek dari mana,
Nu. Ini Lindsay Lohan ya ? Salah seorang
dari
mereka
yang
berkulit
coklat
menghampiri Wisnu dan Amanda yang
masih belum mengenal mereka. Lelaki
yang satunya lagi ikut menghampiri.
Amanda, mereka temen-temenku. Jelas
Wisnu, Amanda mulai sedikit tenang.
Yang kulitnya hitam agak kriwil itu Munir
namanya, yang satunya lagi Jammy. Wajah
mereka memang mengerikan tapi mereka
baik kok ujar Wisnu meledek temantemannya.
Wah, kurang ajar lu, Nu. Cakep gene
dibilang mengerikan. Emang gue hantu
apa? Yang bernama Murni mendekati
Bagian 5 :
Wisnu punya jadwal baru saat ini.
Mengantar
dan
menjemput
Amanda
kuliah.
Meskipun
Amanda
sering
mengatakan pada Wisnu agar tidak perlu
mengantar atau menjemputnya, Wisnu
tetap melakukannya. Dia hanya ingin lebih
dekat dengan Amanda.
Sudah banyak hal yang dilakukan Wisnu
untuk dapat menarik hati istrinya itu. tapi
hingga saat itu, Wisnu masih harus banyak
bersabar. Amanda belum bisa seutuhnya
menjadi istrinya. Terlihat hingga saat ini
Amanda dan Wisnu belum juga tinggal
sekamar.
Namun, sudah banyak perubahan yang
terjadi selama mereka tinggal bersama.
Hubungan mereka tampak lebih dekat.
Merekapaun tidak jarang menghabiskan
bisa
simpulkan
Kemudian
dia
Malam
Wisnu
masih
membujuk Amanda. saat ini dia keluar dari
dalam kolam renang dan menghampiri
Amanda. Amanda menolak. Wisnu tetap
memaksanya.
Mas, aku, aku gak bisa renang Ujar
Amanda sambil terus menolak ajakan
Wisnu. Wisnu terkejut dan dia tertawa
mendengar jawaban Amanda.
Ya, Ampun. Segede gini gak bisa renang.
Pelajaran olahraganya dapat nilai berapa
,Non?
Amanda berdiri dan siap-siap berlari
menghindari Wisnu. Tapi terlambat Wisnu
menangkap tubuhnya dan bersama dirinya
menceburkan diri ke kolam. Amanda panic,
dia memeluk Wisnu erat sekali. Karena
memang tidak bisa berenang.
seperti
Amanda memeriksa layar HPnya. Kalaukalau ada sms atau panggilan dari Wisnu.
tapi sejak kemarin tidak ada panggilan dan
sms dari nomor Wisnu. Amanda juga masih
enggan untuk menghubungi Wisnu. dia
masih takut Wisnu marah padanya.
Hingga Amanda tertidur dan terbangun lagi
dipagi harinya. Wisnu tetap belum pulang.
Amanda
memeriksa
kamar
Wisnu,
barangkali saja dia sedang tertidur atau
mungkin pulang sebentar untuk sekedar
mengganti bajunya. Tapi ternyata Wisnu
tidak pulang. sudah tiga hari ini. Amanda
lemas dan meradang.
Di ruang kerjanya di kantor Wisnu
dibangunkan suara ketukan pintu. Dia
tergagap dan mengusap wajahnya yang
kusut dengan kedua tangannya. Baru
kemudian dia mempersilahkan seseorang
yang mengetuk pintu untuk masuk.
Selamat pagi, Pak Tukas sekretaris Wisnu
masuk ke ruang kerjanya. Sepertinya
perempuan itu heran karena Bosnya
semalam tertidur di ruang kerja hingga
pagi ini. Wisnu hanya mengusap-usap
matanya.
Apa agenda hari ini? Tanya Wisnu.
suaranya sengau dan serak. Mungkin
beberapa hari ini kurang tidur.
Bapak ada rapat dengan pak Ollan, beliau
akan datang dari jepang jam 10.00 nanti di
hotel yang telah ditentukan
Wisnu melihat jam digital yang ada di
mejanya. Saat ini pukul 08.30, ada satu
setengah jam lagi untuk bersiap-siap.
Sepertinya dia harus membeli stelan jas
baru. Dia masih enggan untuk pulang.
Tolong belikan aku stelan jas Ujarnya
pada sekretarisnya. sekretaris itu pun
berlalu meski penuh keheranan.
mendapatkan
jawabannya.
menutup telpon itu.
Amanda
Saat
ini
dia
sedang
bersemangat
membuatkan Wisnu tart. Nanti malam dia
yakin wisnu pasti pulang. Wisnu pasti ingat
kalau besok adalah hari ulang tahunnya,
dia pasti pulang dan merayakan ulang
tahun bersama Amanda. Kue telah selesai
dibuat. Amanda mengeluarkan lilin yang
bertuliskan angka 27 dan menempelkannya
pada kue. Sedikit polesan terakir dan
akhirnya selesailah kue tart itu. Amanda
senang melihatnya.
Sudah pukul 20.00, Amanda sudah bersiap
untuk menyambut Wisnu. beberapa menu
makanan kesukaan Wisnu telah disiapkan
di meja makan. dia pun telah berdandan
cantik sekali. Pandangan matanya selalu
tertuju
pada
pintu
depan.
Dia
membayangkan tiba-tiba Wisnu telah
membuka
pintu
itu
dan
masuk
menghampirinya. Dia ingin sekali melihat
Wisnu terkejut dengan kejutan kecil yang
dibuatnya. Namun hingga sejam berikutnya
Wisnu tetap belum datang.
Tenggorokannya
kering.
Dia
ingin
membasahinya dengan seteguk air. Saat
dibukanya lemari es, Amanda terkejut. Kue
tart itu ada disana. Hanya saja bentuknya
telah berubah. Amanda mengangkatnya
dan meletakannya di meja makan.
bergegas dia berlari ke kamar Wisnu. pasti
semalam Wisnu pulang.
Di dalam kamar tidak ada siapa-siapa.
Sepertinya
memang
Wisnu
semalam
pulang. Amanda melihat keranjang pakaian
Wisnu yang kemarin kosong sekarang ada
beberapa potong baju dan kaos Wisnu.
pasti Wisnu pulang untuk ganti baju. Apa
dia juga semalam tidur di rumah? Lalu
mengapa sepagi ini dia sudah pergi lagi?
Apa sebegitu marahkah dia sama Amanda
hingga menemuinya saja Wisnu enggan.
Amanda terisak lagi. Dia pun mengambil
kerajang
pakaian
Wisnu
dan
memasukannya dalam mesin cuci. Satu
baju
tertinggal,
Amanda
hendak
memasukannya tapi dia sepertinya rindu
dengan Wisnu. diciumnya baju itu dalamdalam, dia rindu dengan aroma tubuh
Wisnu.
Bagian 8 :
Di ruang kerjanya Wisnu senyum-senyum
sendiri mengingat cerita Murnie. Amanda
cemburu padanya dan si jenni temannya
itu. Wisnu berencana nglembur lagi malam
ini. Meski mungkin dia ingin pulang larut
nanti. Dia masih ingin menghindari
Amanda. dia fikir memang inilah yang
diinginkan Amanda.
ke
rumah
pak
Wisnu
ya?
heran,
siapa
yang
***
Suara
deringan
HP
membangunkan
Amanda dari tidurnya. Lamat-lamat dia
membuka matanya. Tak ada siapa-siapa
disampingnya. HP itu masih bordering, tapi
bukan nada deringan HPnya. Mungkin itu
punya Wisnu. karena semalam Wisnu tidur
di kamar Amanda.
Tiba-tiba Amanda berjingkat mengingat
semua itu. seolah baru tersadar akan
sesuatu. Dia meraba-raba tubuhnya dari
balik selimut. Dan memang dia tidak
menggenakan apapun. Semalam semua
telah terjadi. Wisnu sangat memaksakan
kehendaknya. Meski sakit pada awalnya,
selanjutnya
Amanda
menyukainya.
Amanda bahkan dibuat terlena dengan
cara Wisnu menyentuhnya. Meningat itu
dia hanya tersenyum senyum sendiri. Dia
merasa begitu bodohnya dirinya menyianyiakan waktu selama ini untuk memenuhi
ketakutan yang belum tentu terjadi.
Suara HP itu hilang sendiri. Amanda
bergegas kekamar mandi. Kali ini Amanda
sedikit lebih lama di kamar mandi. Setelah
mengeringkan rambut dan berdandan,
Amanda pun keluar kamar. Yang pertama
dicarinya adalah sosok yang semalam
menemaninya tidur. Ternyata Wisnu telah
ada dimeja makan.
Selamat pagi, Cantik Sapa Wisnu
sumringah. Dia menyeret kursi untuk
mempersilahkan Amanda duduk. Sini, aku
sudah buatin sarapan untuk nyonya besar
dirumah ini
Amanda memperhatikan menu sarapan
yang disiapkan Wisnu. masih sama seperti
yang sudah-sudah, Wisnu pasti membuat
nasi goreng dan ceplok telur. Itu menu
andalannya.
Udahlah,
Nda.
Kalau
kenyataannya
mereka baik-baik saja kita mending tidak
usah memperdebatkan ini Teman Amanda
membujuknya agar tidak lagi membuat
masalah di tempat tugas praktik mereka.
Karena takut dosen tidak meluluskan
mereka.
Amanda
melenguh.
Sepertinya
dia
kehabisan alas an untuk mengajak
temannya itu protes. Tiba-tiba seorang ibuibu datang dengan tergopoh-gopoh. Dia
membopong anaknya yang masih balita.
Sepertinya dia panic sekali.
Tolong, Bu. Anak saya muntah-muntah
terus sampai lemas
Pegawai
puskesmas
memeriksanya.
Amanda menghampiri mereka. Dia melihat
anak kecil itu kejang dan membiru. Dari
mulutnya keluar busa.
Ya ampun, sepertinya dia keracunan Ucap
Amanda pada temannya.
Petugas berusaha menangani pasien kecil
itu. tapi Amanda merasa apa yang
dilakukannya sangat lamban. dia berusaha
mendekati dokter yang menangani anak
itu.
Sekarang
dia
menghadapi
Dosen
pembimbingnya diruang pembimbingan.
Amanda diskors dan tidak diperbolehkan
mengikuti tugas praktik lapangan semester
ini. Amanda hanya memberikan alas an
yang sebenarnya. Tapi dosen itu malah
mengungkit-ungkit
perihal
status
mahasiswa Amanda.
dikotanya
beberapa bulan yang lalu
sebelum Amanda pindah kejakarta. Mereka
berjabat tangan kemudian perempuan itu
berlalu. melihat Amanda ada dikantor
Wisnu terkejut.
Kenapa?
Beda saja fungsinya
Wisnu melongo. Dia menatap Amanda
sambil terkekeh. Ya udah, kita fungsiin
sekarang juga ya? Wisnu menarik-narik
baju Amanda. Amanda tertawa geli.
Disini?
Iyalah, sayang
Dari balik pintu itu mereka memadu cinta
kasih. Sesekali terdengar suara cekikian
Amanda. malam pun berlalu tenang
membiarkan suami istri itu melakukan
kegiatannya.