You are on page 1of 14

ACARA II

PERENCANAAN MUTU
(QUALITY PLANNING)
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari Praktikum Acara II tentang Perencanaan Mutu adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan/mengidentifikasi pelanggan atau sasaran produk/jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan.
2. Merumuskan keistimewaan

produk yang

dapat

memenuhi kebutuhan

pelanggan, memberikan manfaat bagi pelanggan atau yang mampu menarik


pelanggan untuk mengkonsumsinya.
3. Merancang spesifikasi mutu produk yang sesuai dengan sasaran produk dan
memiliki keistimewaan yang telah ditetapkan.
4. Memahami konsep dan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam
perencanaan mutu.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan mutu adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi
keberhasilan suatu perusahaan.Meningkatkan produk sesuai standar dan spesifikasi
produk yang telah ditetapkan merupakan usaha pengendalian mutu yang sangat
diperlukan. Produk yang bermutu tinggi akan memberikan kepuasan bagi
konsumen dan produk tersebut dapat bersaing dengan produk lain yang sejenisnya.
Mutu merupakan semua ciri-ciri dan karakteristik produk atau jasa yang turut
membantu pencapaian kebutuhan pelanggan.Kebutuhan mencakup harga yang
ekonomis, keamanan, ketersediaan, kemudahan perawatan, dapat dipercaya dan
mudah digunakan.Perencanaan mutu suatu produk sangat penting bagi perusahaan
dalam menentukan spesifikasi produk dan standar produk (Irvan, 2006).
Perencanaan mutu adalah aktivitas pengembangan produk dan proses yang
dibutuhkan

untuk

memenuhi

kebutuhan

pelanggan. Pengendalian

mutu

merupakan proses yang terdiri atas langkah-langkah mengevaluasi kinerja untuk

nyata,

membandingkan kinerja mutu dengan

tujuan

mutu

dan

bertindak

berdasarkan perbedaan. Ada tiga alasan memproduksi produk berkualitas.Produk


berkualitas prima memang akan lebih atraktif bagi konsumen, bahkan akhirnya
dapat meningkatkan volume penjualan. Tetapi lebih dari itu, produk berkualitas
mempunyai aspek penting lain, sebagai berikut : pertama konsumen yang membeli
produk berdasarkan mutu, umumnya mereka mempunyai loyalitas produk yang
besar dibandingkan dengan konsumen yang membeli berdasarkan orientasi
harga. Normalnya, konsumen berbasis mutu akan selalu membeli produk tersebut
sampai saat produk tersebut membuat dia merasa tidak puas karena adanya produk
lain yang lebih bermutu. Tetapi selama produk semula masih selalu melakukan
perbaikan mutu (quality improvement) dia akan tetap setia dengan tetap
membelinya. Berbeda dengan konsumen berbasis harga, dia akan mencari produk
yang harganya lebih murah, apapun mereknya. Jadi konsumen terakhir tersebut
tidak mempunyai loyalitas produk. Kedua bersifat kontradiktif dengan cara
berfikir bisnis tradisional, ternyata bahwa memproduksi barang bermutu tidak
secara otomatis lebih mahal dengan memproduksi barang bermutu rendah. Banyak
perusahaan menemukan (discovery) bahwa memproduksi produk bermutu tidak
harus

berharga

lebih

mahal.

Fakta

menunjukkan,

bahwa

cara

(methods) berproduksi untuk menghasilkan produk bermutu tinggi secara


simultan meningkatkan produktivitas, antara lain mengurangi penggunaan bahan
(reduce materials usage) dan mengurangi biaya. Ketiga menjual barang tidak
bermutu, kemungkinan akan banyak menerima keluhan dan pengembalian barang
dari konsumen. Atau biaya untuk memperbaikinya. (after sales services) menjadi
sangat besar, selain memperoleh citra tidak baik. Belum lagi kecelakaan ydiderita
oleh konsumen akibat pemakaian produk yang bermutu rendah. Konsumen
tersebut mungkin akan menuntut ganti rugi melalui pengadilan.Jadi berdasarkan
ketiga hal atau alas an di atas, memproduksi produk bermutu tinggi lebih banyak
akan memberikan keuntungan bagi produsen, bila dibandingkan dengan produsen
yang menghasilkan produk bermutu rendah.Selain itu juga bahwa tugas penting

bagian produksi dan operasi adalah menciptakan barang yang sesuai dengan
keinginan konsumen.Kebanyakan konsumen menginginkan barang yang murah
dengan kualitas yang tinggi. Memenuhi keinginan ini, bagian operasi dan produksi
harus berusaha mewujudkan barang dalam konteks berikut: diproduksi secara
efisien, mencapai produktivitas yang tinggi, dan dapat menciptakan barang yang
bermutu (Senaratne, 2012).
Rencana mutu didefinisikan sebagai dokumen yang menetapkan proses,
prosedur dan sumber daya terkait yang akan diterapkan oleh siapa dan kapan untuk
memenuhi persyaratan proyek, produk, proses atau kontrak. Lingkup rencana mutu
dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 mencakup pada realisasi
proses atau dalam klausul 7 saja.Perusahaan yang sudah menerapakan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 memiliki lingkup proses yang terkait dengan
penerapan rencana mutu (klausul.7 realisasi produk ISO 9001:2008). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang sudah menerapakan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 sudah pasti memiliki rencana mutu.Rencana mutu
merupakan bagian dari proses product realization atau realisasi proses. Walaupun
hanya sebagian kecil dari sistem manajemen mutu, namun rencana mutu
merupakan proses yang terkait langsung dengan pemenuhan persyaratan
pelanggan. Hal tersebut dapat terlihat dari input dan output yang langsung
terhubung dengan persyaratan pelanggan dan kepuasan pelanggan. Untuk
perusahaan yang belum menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008,
dapat menerapkan rencana mutu terlebih dahulu sesuai standard ISO 10005:2005.
Pertimbangan untuk menerapkan rencana mutu terkait dengan tingkat kerumitan
proses dan biaya yang dibutuhkan untuk penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 (Homebush, 1994).
Definisi kualitas menurut Vincent Gaspersz (2005) adalah totalitas dari
karakteristik suatu produk yang menunjang kemapuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dispesifikasi atau diterapkan.Sedangkan menurut Yulian Zamit
(2003), mutu adalah istilah relatif yang sangat bergantung pada situasi ditinjau dari

pandangan konsumen, secara subjektif orang mengatakan kualitas adalah sesuatu


yang cocok dengan selera (fitness for use).Pengendalian kualitas harus dilakukan
melalui proses yang terus-menerus dan berkesinambungan. Proses pengendalian
kualitas dapat dilakukan melalui proses PDCA (plan, do, check, action) yang
diperkenalkan oleh Dr. W. Edwards Deming, seorang pakar kualitas ternama yang
berkebangsaan Amerika Serikat, sehingga siklus ini disebut siklus deming
(Deming Cycle)(Fandy Tjiptono, 1997). Siklus PDCA umumnya digunakan
untukalat statistik utama, yaitu check sheet, histogram, control chart, diagram
pareto, diagram sebab akibat, scatter diagram, dan stratifikasi. Alat-alat ini berguna
dalam pengumpulan informasi yang objektif untuk dijadikan dasar pengambilan
keputusan (Murfidin Haning, 2007). Tujuh alat pengendali mutu antara lain, check
sheet, histogram, peta kendali (control chart), diagram pareto, diagram sebab
akibat, scatter diagram dan stratifikasi (Hariastuti, 2009).
Mutu merupakan proses perbaikan yang berkelanjutan. Perencanaan mutu
adalah suatu proses untuk membentuk spesifikasi produk sebelum diproduksi.
Perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang dengan bagaimana
seharusnya yang berkaitan dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program
dan alokasi sumber.Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan
masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan. Definisi lain menyatakan
bahwa: Perencanaan adalah proses, pembuatan, cara perencanaan/cara membuat
(Al-Assaf, 2005).
Mutu adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam
memenuhi persyaratan. Perencanaan mutu SDM merupakan bentuk pendekatan
masalah dimana proses pengambilan keputusan yang mencakup tindakan yang
akan datang atau yang diharapkan dapat merubah kondisi suatu organisasi
khususnya mutu SDM menjadi lebih baik. Perencanaan mutu berfungsi untuk
memuaskan konsumen (Hadi, 2005).
Mutu adalah ukuran relatif dari kebendaan.Mendefinisikan mutu dalam
rangka

kebendaan

sangat

umum

sehingga

tidak

menawarkan

makna

oprasional.Secara oprasional mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang


memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan.Sebenarnya mutu adalah kepuasan
pelanggan.Ekspektasi pelanggan bisa dijelaskan melalui atribut-atribut mutu atau
hal-hal yang sering disebut sebagai dimensi mutu.Oleh karena itu, mutu produk
atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan
dalam

delapan

dimensi

mutu.Empat

dimensi

pertama

menggambarkan

atributatribut mutu penting, tetapi sulit mengukurnya.Delapan dimensi mutu


adalah kinerja (Performance), merupakan tingkat konsistensi dan kebaikan fungsifungsi produk.Estetika (Aesthetic), berhubungan dengan penampilan wujud
produk. Kemudahan perawatan dan perbaikan (service ability), berhubungan
dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.Keunikan (features),
menunjukan karakteristik produk yang berbeda secara fungsional dari produk
sejenis. Reliabilitas (Reliability), berhubungan dengan probabilitas produk dan jasa
menjalankan fungsi dimaksud dalam jangka waktu tertentu. Durabilitas
(Durability), menunjukan umur manfaat dari fungsi produk. Tingkat kesesuaian
(Quality of conformance), menunjukan ukuran mengenai apakah sebuah produk
atau jasa telah memenuhi spesifikasinya.Pemanfaatan (fitness of use), menunjukan
kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang
diiklankan.Mutu Rancangan adalah suatu fungsi berbagai spesifikasi produk.Mutu
rancangan merupakan nilai yang dirumuskan menurut tingkatannya.Mutu yang
lebih tinggi tidak selalu merupakan mutu yang lebih baik. Suatu produk yang
terlampau canggih karena tidak mengindahkan kebutuhan konsumen akan
memiliki kelebihan mutu, dan akan menjadi terlampau mahal untuk bersaing
(Sugian, 2006).
Perencanaan mutu meliputi perencanaan tata letak proses, yang mana agar
proses produksi lebih efisien dan dapat menghemat waktu. Tata letak produksi
barang dalam perusahaan dibuat kontinyu mulai dari bahan mentah sampai bahan
jadi. Penyusunan tata letak dimana alat yang sama atau yang mempunyai fungsi
sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Perencanaan mutu berfungsi

untukmengetahui spesifikasi produk dan cara pengendalian produk (Herjanto,


2006).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Alat pemotong
b. Alat tulis
c. Buku panduan
d. Ember
e. Kemasan alumunium foil
f. Kompor
g. Pisau
h. Tabung gas
i. Wajan
2. Bahan
a. Air
b. Kapur
c. Minyak goreng
d. Sereh
e. Singkong

Singkong

Pengupasan dan pencucian dengan air sampai bersih

Pengirisan dengan alat pemotong agar hasilnya sama dan seukuran


3. Diagram Alir
Perendaman dengan air kapur sirih

Pemasukan bumbu yang sudah dihaluskan kedalam rendaman singkong dan didiamkan selama

Penirisan singkong sampai benar-benar kering tanpa dijemur dibawah sinar matahari

Pemanasan minyak diatas api sedang lalu goring sampai matang sambil diaduk sedikit kemudian d

Pemasukkan keripik singkong kedalam kemasan alumunium foil

D. PEMBAHASAN
Tabel 2.1 Spesifikasi Mutu Keripik Singkong
No.
Kriteria Uji
Satuan
1.
Keadaan
2.
Bau
3.
Rasa
4.
Warna
5.
Tekstur
6.
Keuntuhan b/b
%
7.
Air b/b
%
8.
Abu b/b
%
9.
Asam lemak bebas
%
10.
Pewarna
11.
Pemanis buatan
12.
Timbal (Pb)
mg/Kg
13.
Tembaga (Cu)
mg/Kg
14.
Seng (Zn)
mg/Kg
15.
Raksa (Hg)
mg/Kg
16.
Arsen (As)
mg/Kg
17.
Angka lempeng total
Koloni/gr
18.
Coliform
APM/gr
19.
kapang
Koloni/gr

Persyaratan
Normal
Khas
Normal
Normal
Renyah
Min. 90
Maks. 6,0
Maks. 2,5
Maks. 0,7
Sesuai SNI
Maks. 1,0
Maks. 10,0
Maks. 40,0
Maks. 0,05
Maks. 0,5
104
<3
104

Sumber : Laporan Sementara

Keripik singkong merupakan produk olahan yang berbahan dasar singkong.


Badan Standarisasi Nasional mendefinisikan dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI) bahwa keripik singkong adalah produk makanan ringan, dibuat dari umbi

singkong (Manihot sp) diiris/dirajang, digoreng dengan atau tanpa penambahan


bahan makanan yang lain dan tambahan makanan yang diizinkan.Bahan dasar
keripik singkong ini, singkong (Manihot utilissima), cukup potensial untuk
dikembangkan, karena singkong merupakan tanaman yang sudah sangat dikenal
oleh petani dan dapat ditanam dengan mudah.Singkong mempunyai kandungan
karbohidrat cukup tinggi yaitu sebanyak 32.4 dan kalori 567.0 dalam 100 gram
singkong.Singkong juga merupakan tanaman yang sangat fleksibel dalam usaha
tani dan umur panen.Lahan untuk tanaman singkong tidak harus khusus, dan tidak
memerlukan penggarapan intensif seperti halnya untuk tanaman hortikultura
lainnya, misal sayuran (Suprapti, 2005).Keripik singkong ini merupakan suatu
makanan yang banyak diminati oleh masyarakat.Hal tersebut memunculkan
banyak industri-industri pangan yang memproduksi keripik singkong sehingga kini
tidak lagi industri kecil, bahkan kini telah berkembang pesat industri besar, dimana
industri ini mengolahnya dan mengemasnya lebih baik dibandingkan dengan
dengan industri keripik singkong rumahan atau kecil.Kini mutu dan kualitas dari
keripik singkong sangat diperhatikan.
Berdasarkan Tabel 2.1 tentang Spesifikasi Mutu Keripik Singkong
berdasarkan SNI 01-4305-1996 kriteria keripik singkong yaitu keadaan
normal.Bau keripik singkong yaitu khas keripik singkong dan rasanya normal.
Warna keripik singkong normal, tekstur renyah, keutuhan minimal 90% dari
berat/berat, kadar air maksimal 6,0%, kadar abu maksimla 2,5%, asam lemak
bebas maksimal 0,7% dan pewarna tambahan berdasarkan SNI 01-0222-1995 dan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/Menkes/Per/IX/88. Pada proses pembuatan
keripik tidak boleh bahan tambahan pewarna buatan atau sintetis. Cemaran logam
pada keripik singkong antara lain timbal (Pb) maksimal 1,0 mg/Kg, tembaga (Cu)
maksimal 10,0 mg/Kg, seng (Zn) maksimal 40,0 mg/Kg, raksa (Hg) maksimal
0,05 mg/Kg, arsen (As) maksimal 0,5 mg/Kg, angka lempeng total (TPC) 10 4
koloni/gram, bakteri Coliform <3 APM/gram dan kapang 104 koloni/gram.
Tabel 2.2 Spesifikasi Mutu Kemasan meripik Singkong

Kriteria
Panjang
Lebar
Tinggi
Gramature
Thickness
Warna/cetakan

Unit
Mm
mm
mm
GSM
micron
-

Standar
Toleransi
91
50,75
17,5
233,5
314,5
Sesuai dengan colour range yang sudah ada

Sumber : Laporan Sementara

Packaging atau kemasan adalah llmu, Seni dan teknologi yang bertujuan
untuk melindungi sebuah produk saat akan dikirim, disimpan atau di jajakan.
Packaging/kemasan, diartikan secara umum adalah bagian terluar yang
membungkus suatu produk dengan tujuan untuk melindungi produk dari cuaca,
guncangan dan benturan-benturan, terhadap benda lain. Setiap bentuk barang
benda yang membungkus suatu benda di dalamnya dapat disebut dengan
packaging/kemasan sejauh hal tersebut memang melindungi isinya. Fungsi
packaging secara garis besar terbagi menjadi 3, yaitu sebagai media pelindung dari
cuaca dan kotoran bagi produk yang diwadahinya, sebagai identitas/wajah dari
produk yang terdapat didalamnya dan sebagai media penjual, dimana packaging/
kemasan memliki kemampuan membujuk konsumen. Kriteria spesifikasi kemasan
keripik singkong antara lain meliputi panjang kemasan yaitu 91 mm, lebar
kemasan 50,75 mm, tinggi kemasan 17,5 mm, gramature 133,5 GSM, thickness
314,5 micron dan warna sesuai dengan colourang yang sudah ada yaitu kuning
cerah.
Keripik singkong memang termasuk makanan merakyat.Renyah saat
dimakan, terasa asin, gurih, enak dan tidak membuat cepat kenyang di perut.Untuk
mendapatkan rasa seperti itu, pengrajin keripik singkong memiliki kiat-kiat
tersendiri.Apa saja kiat-kiatnya, yuk mari kita intip.Pertama-tama, siapkan semua
bahan dan bumbu untuk membuat keripik singkong. Bahan utama yang akan
dipakai adalah singkong sebanyak satu kilogram. Pilih singkong yang masih segar.
Singkong segar memiliki ciri; tanah masih menempel pada kulitnya, pada bagian
pangkal umbi masih terlihat putih dan tidak ada garis-garis biru kehitaman.

Hindari membeli umbi singkong yang berkulit kusam, layu, pada pangkal sudah
terlihat biru kehitam-hitaman.Bumbu yang dibutuhkan oleh kita untuk membuat
keripik singkong antara lain; kapur sirih (1 sdm), air (300 ml), garam (5 sdm),
bawang putih (5 siung), gula pasir (2 sdm) dan minyak sayur. Bumbu yang perlu
dihaluskan, antara lain; bawang merah (8 siung), cabai merah keriting (150 gram)
dan garam (1,5 sdt).Cara membuat keripik singkong yaitu kita kupas singkong lalu
cuci bersih.Singkong dirajang dengan alat perajang untuk mendapatkan ukuran
seragam dan tipis.Siapkan air yang dicampur dengan kapur sirih.Masukkan bumbu
halus (bawang putih dan garam) ke dalam campuran air dan kapur sirih.Aduk rata.
Singkong rajangan direndam ke dalam larutan tersebut selama kurang lebih 30
menit. Angkat dan tiriskan.
Minyak sayur dipanaskan, kemudian masukkan bumbu halus dan diadukaduk.Masukkan gula pasir sampai merata.Aduk-aduk terus hingga kering. Setelah
itu, kecilkan atau matikan api kompor. Langkah selanjutnya, kita memasukkan
keripik singkong, aduk-aduk lagi sampai merata.Kemudian, kita angkat dan
tiriskan.Biarkan keripik singkong sampai dingin.Untuk membuat keripik singkong
yang renyah dan empuk ada triknya. Singkong segar yang sudah direndam, kita
keringkan, tapi tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Setelah singkong
benar-benar kering, kita mempersiapkan dua penggorengan.Penggorengan yang
pertama berisi minyak dengan suhu sedang.Penggorengan ini dipakai untuk
menggoreng
penggorengan

irisan

singkong

kedua

berisi

hanya

sampai

minyak

setengah

dengan

matang.Sedangkan

suhu

yang

panas

maksimal.Penggorengan kedua ini digunakan untuk menggoreng irisan singkong


hingga matang.Untuk membuat keripik singkong yang empuk, rendam irisan
singkong dengan air panas.Kita campur dengan soda kue (1 sdt per liter air).
Kemudian, kita biarkan hingga dingin. Irisan singkong digoreng dengan api besar.
Perbandingan terbaik untuk menggoreng antara minyak dan singkong adalah 3:1.
Hasil pembuatan keripik bisa dibilang sempurna, jika pencampuran bumbu dan
singkong tidak tampak basah. Seandainya, keripik singkong terlihat basah, kita

dapat menggunakan oven agar hasil keripik singkong jadi kering dan
renyah.Sayangnya, pengovenan ini bisa mengubah rasa.

Gambar 2.1 Keripik Singkong


Keripik singkong adalah makanan yang terbuat dari singkong yang diiris
tipis kemudian digoreng dengan menggunakan minyak goreng.Biasanya rasanya
adalah asin dengan aroma bawang yang gurih. Perkembangan sekarang banyak
memunculkan variasi rasa keripik singkong, tidak hanya asin gurih tetapi juga asin
pedas dan manis pedas atau dikenal sebgai bumbu balado. Makanan ini tersebar
hampir merata di seluruh Pulau Jawa. Proses pembuatan keripik singkong
melewati beberapa proses antara lain pengupasan, pencucian, pengirisan,
perendaman, penambahan bumbu, perengirang, penggorengan dan pengemasan.
Pengupasan

singkong

bertujuan

untuk

memisahkan

kulit

dan

daging

singkong.Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang menempel.


Pengirisan berfungsi untuk memudahkan dalam proses pembuatan keripik
singkong agar pematangannya merata. Perendaman berfungsi untuk mendapatkan
tekstur yang renyah.Penambahan bumbu berfungsi untuk mendapatkan rasa dan
aroma yang khas.Penirisan bertujuan untuk menghilangkan kandungan air dalam
bahan.Pengeringan

bertujuan

singkong.Penggorengan

untuk

berfungsi

mengurangi

untuk

kandungan

mematangkan

dan

air

pada

menciptakan

kerenyahan keripik singkong dan pengemasan bertujuan untuk memperpanjang


umur simpan produk dan mencegah kontak langsung dengan udara.

E. KESIMPULAN
Kesimpulan dari Praktikum Acara II tentang Perencanaan Mutu adalah
sebagai berikut :
1. Perencanaan mutu adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi
keberhasilan suatu perusahaan. Meningkatkan produk sesuai standar dan
spesifikasi produk yang telah ditetapkan merupakan usaha pengendalian mutu
yang sangat diperlukan.
2. Keripik singkong merupakan produk olahan yang berbahan dasar singkong.
Badan Standarisasi Nasional mendefinisikan dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI) bahwa keripik singkong adalah produk makanan ringan, dibuat dari umbi
singkong (Manihot sp) diiris/dirajang, digoreng dengan atau tanpa penambahan
bahan makanan yang lain dan tambahan makanan yang diizinkan.
3. Proses pembuatan keripik singkong melewati beberapa proses antara lain
pengupasan,

pencucian,

pengirisan,

perendaman,

perengirang, penggorengan dan pengemasan.

penambahan

bumbu,

DAFTAR PUSTAKA
Al-Assaf, A F. 2005.Mutu Pelayanan Kesehatan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hadi, Anwar. 2005. Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025:2005. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Hariastuti., Ni Luh Putu. 2009. Pengendalian Kualitas Produk dalam Upaya
Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi. Jurnal Teknik Industri, Vol. 2,
No. 5.
Herjanto., Eddy. 2006. Manajemen Operasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Homebush. 1994. Quality management and quality assuranceVocabulary. Journal
of AS/NZS ISO 8402, Vol. 1, Numb. 3.
Irvan., Yulia, Hanum., Rukmini. 2006. Pengendalian Mutu Produk dengan Metode
Statistik. Jurnal Sistem Teknik Industri, Vol. 7, No. 1.
Senaratne, Sepani., Jayarathna, Thushangi. 2012. Quality Planning Process of
Construction Contractors: Case Studies in Sri Lanka. Journal of Construction
in Developing Countries, Vol. 17, Numb. 1.
Sugian., Syahu. 2006. Kamus Manajemen Mutu. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Suprapti, M.L. 2005.Tepung Tapioka Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius,
Yogyakarta.

You might also like