Professional Documents
Culture Documents
1. Definisi
Avascular Necrosis bukanlah penyakit yang spesifik tapi lebih pada kondisi dimana tulang
menjadi nekrosis akibat dari hilangnya suplai darah. Kaput femur adalah bagian yang paling
sering mengalami avascular necrosis dan penyebab yang paling sering adalah femoral neck
fracture.
2. Etiologi
Pada kasus-kasus trauma seperti dislokasi hip dan femoral neck fracture, kerusakan dari
pembuluh darah dari femoral head dan menyebabkan osteonekrosis. Sedangkan pada kasus
nontraumatik terdapat beberapa penyebab. Termasuk kelainan intraosseus marraow displacement
yang menyebabkan peningkatan tekanan pada femoral head dan femoral neck seperti Gauchers
disease, leukemia myeloproliferative disorders. Keadaan lain seperti radiasi dan kemoterapi
menyebakan nekrosis tulang dengan nekrosis tulang secara langsung. Sumbatan pada pembuluh
darah oleh emboli karena sel darah merah abnormal seperti sickle cell disease dan thalassemia
atau emboli gelembung nitrogen pada caisson disease atau dysbarism.
A. Faktor Resiko
Alkohol
Dysbaric disorders (decompression sickness)
Gauchers disease
Sickle cell disease
Hiperkoagulopati
Steroid (endogen atau eksogen)
Systemic Lupus Erythematosis
Inflammatory Bowel disease
Pasien transplantasi
Virus (CMV, Hepatitis, HIV, rubella, rubeola, varicella)
Protease inhibitor
Trauma
3. Epidemiologi
Pada tahun 1962, Mankind and Brower melaporkan lima kasus baru bilateral idiopathic
osteonecrosis hip tetapi hanya 22 kasus yang dapat ditemukan di literatur. Sejak saat itu
diagnosis ini meningkat karena meningkatnya insiden dan meningkatnya metode diagnosis.
Diperkirakan ada 15.000 20.000 kasus baru di Amerika Serikat dan osteonecrosis merupakan
10% indikasi dilakukan total hip replacements (THR).
4. Patofisologi
Ada beberapa mekanisme yang diajukan untuk menjelaskan pathogenesis osteonecrosis,
dikategorikan dalam enam grup:
a. direct cellular toxicity,
paparan dari radiasi, kemoterapi atau cedera panas dapat menyebabkan cedera dan
matinya sel marrow cells dan osteosit dan menyebabkan osteonecrosis dari femoral head.
Hal ini yang diajukan kenapa kortikosteroid dan alcohol menyebabkan sitotoksis secara
langsung.
b. extraosseous arterial,
osteonecrosis yang terjadi setelah fraktur neck femur dan dislokasi hip menyebabkan
cedera secara langsung pada arteri dan vena yang memperdarahi kaput femur.
c. extraosseous venous,
stasis dan abnormalitas terjadi pada semua tahap osteonecrosis. Pada kasus osteonecrosis
post traumatic, cedera langsung juga menyertai trauma arteri.
d. intraosseous extravascular,
Perdarahan
episode multifasik dari perdarahan intrameduler adalah bagian yang penting dari
pathogenesis osteonecrosis
Peningkatan tekanan bone marrow
Peningkatan tekanan dalam bone marrow menyebabkan dinding pembuluh darah
darah dan menyebabkan tekanan abnormal pada osteosit dan sel sumsum.
Edema Bone marrow
edema intraosseus umum ditemukan pada osteonecrosis. Hal ini dibuktikan
Emboli lemak intravascular diajukan sebagai factor etiologi lain yang dapat
menyebabkan osteonecrosis. Hubungan antara hyperlipidemia dengan gout, alkoholik
kemungkinan
osteonecrosis.
Reaksi hipersensitifitas
Terbaru, koagulasi intravascular merupakan hasil mekanisme patologis seperti
Schwartzman
phenomenanon,
dimana
deposisi
kompleks
immune
dapat
Jointline
Femoral
trabeculae
Diagnosis by X ray
head
Simple necrosis
by
functional
contour
N
N or very slight
Impossible
exploration
Hemodynamic
II
osteoporosis
Osteoporosis,
Probable
Probable
Histolpatologic
mixed
certain
Flattened
sclerosis/porosis
Sequestrum
complicated by
subchondr
formation
collapse
al
Necrosis
Diagnosis
III
certain
Confirmation
infarction
IV
Narrowed
collapse
collapsed
Destruction
superior pole
of
Very
between
difficult
arthrosis,
and necrosis
Hemodynamic
insufficient;
combined
biopsy
necessary
Ficat Classification
Stage
O
I
II
III
IV
V
VI
Radiographs
Normal Xray
Normal Xray
Xray - cystic or sclerosis changes
Xrays - crescent sign (subchondral collapse)
Xray - flattening of femoral head
Xray - narrowing of joint
Xray - advanced degenerative changes
MRI
normal MRI and bone scan
abnormal MRI and/or bone scan
abnormal MRI and/or bone scan
abnormal MRI and/or bone scan
abnormal MRI and/or bone scan
abnormal MRI and/or bone scan
abnormal MRI and/or bone scan
Biposphonat
b. Operatif
1.
Core decompression
2.
Rotational Osteotomy
indikasi hanya untuk lesi kecil (< 50%) dimana lesi dapat di di rotasi dari permukaan
weight bearing
biasanya dilakukan pada region intertrokanter
3.
4.
a.
defisit sensorik
b.
kelemahan motorik
c.
kontraktur FHL
Total Hip Replacement
6.
indikasi pada advanced DJD dengan isolated focus AVN yang kecil.
Kontarindikasi pada AVN yang disebabkan penggunaan steroid kronis ( kualitas
tulang yang buruk) dan penyakit ginjal
Arthrodesis
hanya pada pasien muda dengan pekerjaan yang intensif