Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Tina Nur Mahmudah
NIM A1H013006
A. Latar Belakang
Tanah memiliki arti yang lebih khusus dan penting sebagai media tumbuh
tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa
bahan organik dari organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di
dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air yang berasal dari
hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat lain. Dalam
proses pembentukan tanah, selain campuran bahan mineral dan bahan organik
terbentuk pula lapisan-lapisan tanah yang disebut horizon. Dengan demikian
tanah (dalam arti pertanian) dapat didefenisikan sebagai kumpulan benda alam di
permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran
bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media tumbuhnya
tanaman.
Ilmu tanah merupakan unsur penting yang dikaji dalam dunia pertanian.
Optimalnya hasil produksi tanaman salah satunya ditentukan oleh kualitas tanah.
Kualitas tanah yang baik dapat diketahui melalui berbagai penelitian. Sampel
tanah tentu dibutuhkan dalam setiap penelitian. Pengambilan contoh atau sampel
tanah yang akan dianalisis terdiri dari tiga macam yaitu contoh tanah utuh
(undisturbed soil sample), contoh tanah tidak utuh atau terganggu (disturbed soil
sample), contoh tanah dengan agregat utuh (disturbed soil sample). Masingmasing pengambilan contoh tanah digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda.
Laporan ini membahas mengenai cara pengambilan masing-masing contoh tanah,
perbedaan dan kegunaan masing-masing contoh tanah.
B. Tujuan
1. Mengetahui cara pengambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah terganggu.
2. Mengambil contoh tanah biasa atau tanah terganggu untuk analisis kimia dan
kestabilan agregat tanah (agregat stability).
Pengambilan contoh tanah berupa contoh tanah terganggu dan agregat utuh.
Contoh tanah terganggu digunakan untuk analisis sebaran partikel tanah (tekstur
tanah) dan kandungan bahan organik tanah, sedangkan agregat utuh digunakan
untuk analisis kemantapan agregat tanah.
Dengan demikian pengambilan contoh tanah yang diambil di lapangan
haruslah representatif artinya contoh tanah tersebut harus mewakili suatu areal
atau luasan tertentu. Penyebab utama dari contoh tanah tidak represetatif adalah
kontaminasi, jumlah contoh tanah yang terlalu sedikit untuk daerah yang
variabilitas kesuburannya tinggi.
Contoh tanah biasa atau contoh tanah-tanah terganggu untuk penetapanpenetapan kadar air, tekstur dan konsistensi. Pengangkutan contoh tanah terutama
untuk penetapan kerapatan, pH, dan permeabilitas harus hati-hati. Guncanganguncangan yang dapat merusak struktur tanah harus dihindarkan. Dianjurkan
untuk menggunakan peti khusus yang besarnya disesuaikan dengan jumlah
tabung. Waktu penyimpanan perlu diperhatikan. Contoh tanah yang terlalu lama
dalam ruangan yang panas akan mengalami perubahan, karena terjadi pengerutan
dan aktivitas jasad mikro.
Pengambilan contoh tanah biasa atau tanah terganggu (disturbed soil)
dilakukan di atas permukaan tanah atau horizon/lapisan lainnya, tempat
pengambilan berdekatan atau sama dengan pengambilan contoh tanah utuh dan
pelaksanaannya mudah sekali. Contoh tanah ini untuk kepentingan analisa kimia
dan kestabilan agregat (agregat stability) dan untuk keperluan membuat contoh
tanah utuh secara simulasi atau cara tiruan (buatan) dimana bobot isinya
disesuaikan dengan keadaan lalmi tanah utuh dilapangan.
Tanah utuh atau tanah tidak terganggu di lapangan adalah tanah yang benarbenar utuh tidak terganggu oleh faktor luar seperti tumbukan air hujan,sehingga
dalam pengambilannya benar-benar diperlukan kehati-hatian agar tanahyang
diperoleh benar-benar utuh atau tidak terganggu.
Adapun pengambilan contoh tanah utuh adalah penting sekali karena
banyak dipakai atau diperlukan untuk berbagai analisa sifat fisik tanah, seperti :
penentuan bobot isi tanah (bulk density), total porositas tanah, permeabilitas,
penentuan pF, penentuan distribusi pori, kandungan/kadar air yang tersedia bagi
tanaman, dan lain-lain. Cara pengambilannya harus betul-betul diperhatikan dan
dilakukan dengan hati-hati agar tanah tersebut benarbenar asli tidak terganggu,
begitu pula cara pengirimannya.
Pada pengambilan contoh tanah agregat utuh diambil pada permukaan tanah
atau top soil (0-20 cm) sedangkan untuk pengambilan contoh tanah terganggu
diambil pada kedalaman 0-20 dan 20-40 cm. Semakin dalamnya tanah, maka tidak
ditemukan agregat utuh lagi (bongkah), yang ada hanya tanah terganggu.
Teknik pengambilan contoh tanah agregat utuh (bongkah) yaitu dengan
menggunkan cangkul untuk menggali kedalaman yaitu sekitar 0-20 cm.
Pengambilan dilakukan di dua tempatyaitu lokasi 1 dan lokasi 2. sedangkan pada
tanah terganngu menggunakan metode komposit. Tekniknya yaitu mengambil
contoh tanah pada suatu areal atau bentang lahan yang relatif homogen, disatukan
dan dicampur hingga merata, kemudian contoh tanah dianalisis.
menentukan kestabilan agregat tanah. Agregat tanah antara tanah top soil dan sub
soil berbeda mulai dari warnanya, kandungannya, serta sifat fisiknya. Agegat
tanah pada tanah top soil umumnyamempunyai warna yang lebih gelap dan lebih
berat apabila ditimbang. Sedangkan pada tanah sub soil warnanya lebih terang dan
umumnya lebih ringan daripada tanah top soil.
Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran
hasil analisis sifat fisik maupun sifat kimia tanah. Ada tiga macam cara
pengambilan contoh tanah, yaitu:
1.
III. METODOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tanah di lahan
Penggaris
Kantong plastik
Pisau
Tanah
Label
Ring sampel
Cangkul
Spidol
B. Prosedur Kerja
e.
f.
g.
menggangu.
Tanah digali sampai kedalaman 20 cm dari permukaan.
Bongkahan tanah yang agregatnya masih utuh diambil dengan hati-hati,
dan dimasukkan ke dalam kantung plastik yang telah disediakan dan di
beri label.
A. Hasil
Kel.
1
2
3
4
5
Jari-jari
Tinggi
Volume
Berat Ring +
(cm)
(cm)
(cm3)
Cap (gr)
+ Tanah (gr)
2,45
2,5
2,5
2,5
2,5
5,5
5
5,5
5,5
5,5
97,06
98,125
107,94
87,43
98,125
35
35
35
35
35
180
165
190
175
165
Pengamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kedalaman
Warna
Struktur
Kekerasan
Kerikil
Perakaran
Lapisan I
30 cm
10R 5/4
Liat
Lunak
Banyak
Tidak ada
Sampel
Lapisan II
60 cm
10R 4/2
Liat
Lunak
Sedang
Tidak ada
B. Pembahasan
Lapisan III
90 cm
10R 4/3
Liat
Lunak
Sedikit
Tidak ada
Tanah adalah lapisan yang menempati bagian atas kulit bumi yang terdiri dari
benda padat ( bahan anorganik dan organik ) serta air dan udara tanah. Tanah telah
dikenal sejak awal peradaban manusia terutama setelah manusia menggunakan
tanah untuk bercocok tanam dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
Adapun pengertian tanah menurut beberap Ahli, yaitu :
1.
2.
3.
Fiedrich Fallon (1855), ahli geologi tanah adalah lapisan bumi teratas yang
terbentuk dari batu-batuan yang telah lapuk.
4.
Ahli fisika bumi, A.S. Thaer (1909) tanah adalah bahan-bahan yang remah
dan lepas-lepas yang merupakan akumulasi dan campuran berbagai bahan
terutama terdiri atas unsur-unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe dan unsur-unsur lainnya.
5.
6.
7.
C.F. Marbut (Rusia 1914) tanah sebagai lapisan luar kulit bumi yang
biasanya bersifat tidak padu (unconsolidated), gembur mempunyai sifat
tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya dalam hal warna, struktur,
sifat-sifat fisik, susunan kimiawi, proses-proses kimia, sifat biologi dan
morfologinya.
8.
9.
10.
11.
Romman (Jerman !917) tanah adalah sebagai bahan batuan yang sudah di
rombak menjadi partikel-partikel kecil yang telah berubah secara kimiawi
Wenner (1918), tanah adalah hitam tipis yang menutupi bahan padat kering,
terdiri atas partikel-partikel kecil yang remah dan sisa-sisa vegetasi dan
hewan tanah adalah medium bagi tanaman.
13.
14.
Jacob S. Joffe (1949), tanah merupakan benda lam yang tersusun oleh
horison-horison yang terdiri dari bahan-bahan kimia mineral dan bahan
organik, biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang dapat di bedakan
dalam hal morfologi fisik,kimia dan biologinya.
Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahan organik yang selalu
tergenang air (rawa) dan kekurangan unsur hara, sirkulasi udara tidak lancar,
proses penghancuran tidak sempurna, kurang baik untuk pertanian. Banyak
2.
3.
Tanah kapur (renzina) adalah tanah yang terbentuk dari bahan induk kapur
yang mengalami laterisasi lemah. Banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen dan
tidak berstruktur. Jenis tanah ini kurang baik untuk pertanian karena sedikit
mengandung bahan organik.
Pengambilan contoh tanah bertujuan untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah
dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan,
misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang
menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu
dalam suatu peta tanah.
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program
uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk
mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai
petunjuk
penggunaan
pupuk
dan
kapur
secara
efisien,
rasional
dan
menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang
diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan
cara benar. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupakan tahapan
terpenting di dalam program uji tanah. Cara mengambil contoh tanah secara
umum dapat dilakukan sebagai berikut :
1.
2.
Rumput rumput, batu batuan atau kerikil, sisa tanaman atau bahan organik
segar/ serasah yang terdapat dipermukaan tanah di bersihkan.
3.
Untuk lahan kering keadaan tanah pada saat pengambilan contoh tanah
sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu
kondisi kira- kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang untuk lahan sawah
contoh tanah sebaiknya diambil pada kondisi basah atau seperti kondisi saat
terdapat tanaman.
4.
Contoh tanah individu diambil menggunakan bor tanah (auger atau tabung)
atau cangkul dan sekop. Jika menggunakan bor tanah, contoh tanah individu
diambil pada titik pengambilan yang telah ditentukan, sedalam +20 atau
lapisan olah. Sedangkan jika menggunakan cangkul dan sekop, tanah
dicangkul sedalam lapisan olah.
5.
Contoh- contoh tanah indivisu tersebut dicampur dan diaduk merata dalam
ember plastic, lalu bersihkan dari sisa tanaman atau akar. Setelah bersih dan
teraduk rata, diambil contoh seberat kira-kira 1 kg dan dimasukkan kedalam
kantong plastic (contoh tanah komposit). Untuk menghindari kemungkinan
pecah pada saat pengiriman, kantong plastik yang digunakan rangkap
dua.Pemberian label luar dan dalam. Label dalam harus dibungkus dengan
plastik dan dimasukkan diantara plastik pembungkus supaya tulisan tidak
kotor atau basah, sehingga label tersebut dapat dibaca sesampainya
dilaboratorium tanah. Sedangkan label luar disatukan pada sat pengikatan
plastic. Pada label diberi keterangan mengenai kode pengambilan, nomor
contoh tanah, asal dari (desa/kecamatan/kabupaten), tanggal pengambilan,
nama dan alamat pemohon. Selain label yang diberi keterangan, akan lebih
baik jika contoh tanah yang dikirim dilengkapi dengan peta situasi atau peta
lokasi contoh.
6.
hamparan atau bidang lahan dengan nilai ketelitian efektifitas berbeda, antara lain
pengambilan contoh acak sederhana, pengambilan contoh terstrata, pengambilan
contoh secara kelompok, pengambilan contoh sistematik.
1. Pengambilan Contoh Acak Sederhana
Aturan pengacakan tidak ada batasan dalam menentukan jumlah contoh
tanah yang dipilih. Semua titik contoh mempunyai peluang yang sama dan
saling bebas satu sama lainnya. Pengambilan contoh dengan metode SRS lebih
sederhana, mudah, dan cepat serta data yang diperoleh dapat mencerminkan
keadaan tanah yang sebenarnya, jika tanah diambil dari lahan bertopografi
datar dengan jenis tanah yang sama, yang diperkirakan sifat-sifat fisik tanahnya
homogen, atau perbedaannya tidak nyata.
2. Pengambilan Contoh secara Terstrata (StS)
Pengambilan contoh terstrata area dibagi dalam sub area, disebut strata,
masing-masing diperlukan seperti dalam SRS dengan jumlah contoh ditentukan
Perbedaan dengan CS adalah hanya satu kluster yang dipilih. Dalam hal ini
SyS merupakan kasus khusus dari CS.
Pengambilan contoh tanah terganggu, digunakan metode komposit yang
merupakan teknik pengambilan contoh tanah pada beberapa titik pengamatan atau
pengambilan yang diambil dari suatu areal atau bentang lahan yang relatif
homogen. Syarat dari tanah yang relatif homogen diantaranya adalah :
1. Terletak pada topografi atau kemiringan yang sama, tidak mengambil contoh
tanah pada kemiringan tanah yang berbeda atau permukaan tanah yang tidak
rata dan jenis tanah yang berbeda.
2. Vegetasi yang sama, tidak mengambil contoh tanah terganggu pada tanah yang
mempunyai vegetasi yang berbeda dari contoh tanah yang diambil lainnya.
3. Iklim yang sama, contoh tanah yang diambil pada 2 titik harus mempunyai
ikim atau suhu kelembaban udara yang sama untuk memperkecil hasil analisis
percobaan yang menyimpang dari keadaan sebenarnya di lapang.
4. Jenis tanah yang sama, contoh tanah yang diambil sebaiknya mempunyai jenis
yang sama untuk menggambarkan penggambaran di lapang.
Pengambilan contoh tanah utuh, yaitu langkah pertama menentukan tempat
pengambilan
contoh
tanah dimana
lokasi harus
pengambilan contoh tanah dibersihkan dari tanaman liar, setelah itu menggunakan
ring sampel ditekan kedalam permukaan tanah disekitar ring di gali dan usahakan
tidak goyang. Setelah ring keluar dibersihkan menggunakan pisau lalu dimasukan
kedalam plastik dan diberi label kedalaman tanah dan lokasi.
2.
3.
Kel.
1
2
3
4
5
Jari-jari
Tinggi
Volume
Berat Ring +
(cm)
(cm)
(cm3)
Cap (gr)
+ Tanah (gr)
2,45
2,5
2,5
2,5
2,5
5,5
5
5,5
5,5
5,5
97,06
98,125
107,94
87,43
98,125
35
35
35
35
35
180
165
190
175
165
Pada data diatas Berat ring + Cup + Tanah yang dihasilkan dari setiap
kelompok mempunyai perbedaan bobot isi dan kandungan air yang tersedia cukup
untuk tanaman yang tidak terlalu jauh. Dimana bobot isi (volume) pada kelompok
satu dengan yang lainnya memiliki selisih yang masih wajar dengan rata-rata
bobot isi diatas sebesar 97,376.
Sedangkan pada pengambilan contoh tanah terganggu dengan sampel yang
digunakan adalah tiga, dengan kedalaman yang digunakan berturut-turut yaitu 30
cm, 60 cm, 90cm. didapatkan hasil warna yang tidak berbeda jauh dari ketiga
lapisan yang diuji. Dari Struktur , perakaran, dan kekerasan dari ketiga buah tanah
yang diambil didapatkan hasil yang sama yaitu struktur tanah yang diambil
merupakan jenis tanah liat, dengan kekerasan tanahnya lunak, dan tidak
mengandung akar. Kerikil pada lapisan tanah pertama lebih banyak dari lapisan
tanah kedua dengan jumlah kerikil agak banyak dan pada lapisan tanah ke ketiga
jumlah kerikilnya lebih sedikit.
Kendala yang dihadapi saat praktikum adalah pada saat pengambilan contoh
tanah utuh. Kesulitannya yaitu pada saat menekan ring sampel. Karena ring
sampel yang akan dimasukkan ketanah harus lurus. Selain itu, harus mencari
tanah yang tidak berakar.
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan alat-alat praktikum yang bersangkutan dapat lebih lengkap lagi
untuk memaksimalkan kegiatan praktikum seperti yang tercantum di dalam
penuntun praktikum
DAFTAR PUSTAKA