Professional Documents
Culture Documents
GERMINASI
Tinjauan Pustaka
Germinasi
Germinasi atau pertunasan biji adalah suatu proses yang
melibatkan metabolisme, respirasi, dan hormonal. Mula-mula, biji kering
menyerap air untuk memulai pemecahan enzimatis cadangan metabolit.
Selama germinasi, cadangan makanan (protein, lemak dan minyak)
dimetabolisme untuk memperoleh energi (ATP), juga DNA dan RNA. RNA
dibutuhkan untuk produksi enzim hidrolitik tertentu seperti amilase,
protease dan lipase. Hasil dari proses biokimia dan enzimatik ini adalah
produksi sel baru dan pembentukan jaringan baru yang mengawali
pertumbuhan dan perkembangan embryo menjadi kecambah (Acquaah,
2001).
Skarifikasi adalah salah satu mekanisme dormansi pada biji
tanaman agar biji cepat mengalami perkecambahan. Skarifikasi dapat
dilakuan dengan berbagai cara seperti dengan perlakuan fisis, mekanis,
maupun kimiawi. Biji diamplas agar kulitnya sedikit terkikis sehingga air
mudah masuk. Teknik yang umum dilakukan yaitu skarifikasi atau
deoperkulasi dengan kertas amplas tepat pada bagian titik tumbuh sampai
terlihat
bagian
embrionya
(Bewley
et
al.,1994).
Sutopo
(2004),
biokimia
awal
yang
terjadi
saat
germinasi
adalah
77
energi
bagi
kegiatan
pembentukan
komponen
dan
78
Metode Germinasi
Perkecambahan biji terjadi dalam lima tahap. Tahap pertama
dimulai dengan penyerapan air oleh biji. Biji mulai lunak dan terjadi hidrasi
dari protoplasma. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan
enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi biji. Tahap ketiga adalah tahap
penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak, dan protein menjadi
bentuk-bentuk terlarut dan ditranslokasikan ke titik tumbuh. Tahap
keempat merupakan asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi
ke daerah meristematik untuk menghasilkan energi untuk pembentukan
komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima dalah proses
pembelahan, pembesaran, dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh,
tahap ini merupakan tahap pertumbuhan dan perkecambahan terakhir
(Sutopo, 2004). Menurut Fisher dan Peter (1992), faktor-faktor yang
mempengaruhi perkecambahan, antara lain air, cahaya, temperatur, gas,
dan masa dormansi.
Perkecambahan tumbuhan tidak memulai kehidupan akan tetapi
meneruskan pertumbuhan dan perkembangan yang secara temporer
dihentikan ketika menjadi biji dewasa dan embrionya menjadi tidak aktif.
Beberapa biji berkecambah segera setelah biji berada dalam lingkungan
yang sesuai. Biji jenis lain bersifat dorman dan tidak akan berkecambah
meskipun disemaikan dalam tempat yang menguntungkan, sampai
petunjuk lingkungan tertentu menyebabkan biji mengakhiri keadaan
dormansi tersebut (Campbell, 2003).
79
80
Biji
Kacang hijau (Vigna radiata)
Hari Berkecambah
Hari ke-1
Keluarnya daun
Hari ke-2
Hari ke-2
Hari ke-3
(Sorghum bicolor)
Berdasarkan hasil pengamatan hari berkecambah dan keluarnya
daun biji kacang hijau (Vigna radiata) lebih cepat berkecambah, yaitu pada
hari ke-1 dan keluar daun pertama pada hari ke-2. Menurut Mareza
(2009), pengaruh varietas juga menunjukkan perbedaan terhadap
81
untuk
perkecambahan
biji
sorgum,
sedangkan
untuk
Dioven
55C
0
3
4
6
8
10
12
14
1,2
2
4,2
8,8
12
24
34
3
10,8
0
0
0
0
0
1,3
2,5
4,4
8,9
12,4
24,2
34
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.5
1.2
2.5
5
7
sehingga
air
dan
zat
lain
yang
berguna
untuk
proses
Dilukai
2
3
4
6
8
10
12
14
0
2,5
6,7
0
0
0
0
0
Dioven
55C
0
2,5
6
0
0
0
0
0
84
termasuk
tanaman
rumputan
kekar
dengan
tinggi
85
Jumlah daun
Biji kacang hijau (Vigna radiata). Hasil pengamatan jumlah daun
pada biji kacang hijau sebagai berikut.
Tabel 3.3. Jumlah daun kacang hijau
Hari ke2
3
4
6
8
10
12
14
Dilukai
Diamplas
1
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
0
0
0
0
0
Jumlah daun
Direndam
Direndam
air hangat
H2SO4
1
0
1
0
2
0
2
0
2
0
2
0
2
0
2
0
Dioven
55C
0
0
0
0
0
0
0
1
86
sisi dan rata pada sisi lainnya, sebagai alat untuk melakukan fotosintesis,
dan sebagai alat penghisap makanan untuk embrio (lembaga) yang
berupa lapisan tipis berbentuk perisai yang dinamakan skutelum pada
monokotil. Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa perlakuan
dengan dilukai, direndam air hangat, dan dioven 550C sudah sesuai
karena tumbuhan yang telah berkecambah dan menghasilkan daun.
Biji sorgum bunga merah (Sorghum bicolor). Hasil pengamatan
jumlah daun pada biji kacang hijau sebagai berikut.
Tabel 3.4. Jumlah daun sorgum bunga merah
Hari ke2
3
4
6
8
10
12
14
Dilukai
Diamplas
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah daun
Direndam
Direndam
air hangat
H2SO4
0
0
0
0
0
0
1
0
2
2
2
2
2
2
2
2
Dioven
55C
0
1
2
0
0
0
0
0
87
88
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, diketahui bahwa biji kacang
hijau (Vigna radiata) lebih cepat mengalami perkecambahan dibandingkan
dengan biji sorgum bunga merah (Sorghum bicolor). Hal ini karena tingkat
perkecambahan kacang hijau lebih tinggi daripada sorgum. Perlakuan
yang paling baik dilakukan agar proses perkecambahan berlangsung
secara sempurna yaitu dengan cara direndam dengan air hangat karena
biji yang direndam air hangat akan membuat biji tersebut lunak sehingga
kulitnya menjadi lunak.
89
Daftar Pustaka
Acquaah, G., 2005, Horticulture: Principles and Practices, 3rd edition,
Pearson Education Inc., London.
Anshory, A. H. 1999. Pengaruh periode konservasi dan perlakuan
matriconditioning
terhadap
viabilitas benih
kayu
manis
(Cinnamomum zeylanicum) Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian.
Fakultas Pertanian. IPB.
Bewley, J. Derek, Michael Black. 1994. Seeds: Physiology of Development
and Germination. Second Edition. Plenum Press, New York. Bogor.
Campbell, Jane B. 2003. Biologi. Edisi kelima-jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Fisher N. and Petter G. 1992. Fisiologi Tanaman Tropik. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Hamiliton, D, and James, T. 2008. Seed Propagation of Woody
Ornamentals. http://edis.ifas.ufl.edu. Diakses tanggal 17 Maret
2013.
Hartman,HT, D.E. Kester, F.T.Davies and R.L. Geneve.1997. Plant
Propagation Principles and Practices. Prentice Hall. New Jersey.
Hanson, J. 2012. Petunjuk Penanaman dan Pengelolaan Rumput.
www.indonesia.tropicalforages.info. Diakses tanggal 18 Maret 2013
pukul 20.35 WIB.
Hopkins, W.G., 1997, Introduction to Plant Physiology, 2nd edition, John
Wiley and Sons Inc., London.
Kusuma, J., F.N. Azis, A. Hanif, Erifah I., M. Iqbal, A. Reza dan Sarno.
2008. Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pemulihan Tanaman Terapan;
Sorgum. Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Jenderal
Soedirman, Fakultas Pertanian, Purwokerto.
Mareza, Evriani, dkk. 2009. Respon Perkecambahan Lima Varietas Padi
Rawa Lebak terhadap Pemberian Zat Pengatur Tumbuh 2,4D pada
Fase Vegetatif di Lapangan. Akta agrosia Vol. 12 No. 2 hlm 177
183 Juli Des 2009.
Purnamasari, Dyah. 2009. Pengaruh Konsentrasi Lama Perendaman
dalam asam Sulfat terhadap Perkecambahan Biji Ki Hujan
(Samanea saman). Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi.
Universitas Islam Negeri Malang, Malang.
90
91