You are on page 1of 5

ACARA I

PEMAHAMAN REGION DAN POSISI

I. TUJUAN:
1. mampu memahami pengertian daerah, kawasan, dan wilayah;
2. mengetahui persamaan dan perbedaan pengertian daerah, kawasan, dan
wilayah serta memberikan contoh penggunaannya;
3. mengetahui posisi relatif dan absolut tiap propinsi di Indonesia terhadap
propinsi lain; dan
4. mengetahui posisi strategis dan fungsi masing-masing propinsi di
Indonesia.
II. ALAT DAN BAHAN:
1. Alat tulis
2. Petunjuk Praktikum Geografi Regional Indonesia tahun 2012
3. Peta administrasi Indonesia
4. Dokumen-dokumen dan buku-buku acuan
III. DASAR TEORI
Sejak dulu sebenarnya orang-orang sudah menerapkan berbagai macam
ilmu baik dari ilmu filsafat sebagai dasar semua ilmu, ilmu medis atau
kesehatan dan juga orang-orang terdahulu sudah menerapkan apa yang
dinamakan dengan ilmu ke-geografi-an. Ilmu geografi merupakan ilmu
strategis dalam pembangunan wilayah, karena mengkaji berbagai fenomena
geosfer, yaitu atmosfer, litosfer, biosfer, hidrosfer, dan antroposfer. Banyak
sekali pengertian ilmu geografi yang dikemukakan oleh ahli-ahli geografi di
Indonesia maupun luar negeri. Guna membatasi keanekaragaman definisi
tentang ilmu geografi, maka digunakan beberapa definisi berikut sebagai
pembatas. Definisi ilmu geografi dari beberapa ahli didefinisikan sebagai
berikut:
Geography has much to contribute to an understanding of modern day
global problems, and one of its major objectives is to promote an
awareness of the relationships between man and their environment. No
less important, geography provides an understanding of the differences

between one region and another (Miller and Renner (1958) dalam
Martopo (1995)).
Geography is a science concerned with the rational development, and
location of various characteristics on the earth surface (Yeates (1968)
dalam Martopo (1995)).
Pemahaman dan pengertian geografi banyak juga yang dikemukakan
oleh para ahli dari Indonesia diantaranya Bintarto dan Sugeng Martopo.
Menurut Bintarto (1981), Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala
muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di permukaan bumi baik fisikal
maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui
pendekatan keruangan, ekologi dan regional untuk kepentingan program,
proses dan keberhasilan pembangunan. Lain halnya menurut Sugeng Martopo
(1995), Geografi di Indonesia mempelajari geosfera serta komponenkomponennya secara terpadu, holistik, dan sistemik dalam konteks keruangan,
lingkungan serta kompleks wilayah untuk kepentingan negara, peradaban
manusia dan ilmu pengetahuan atau pembangunan berkelanjutan berwawasan
lingkungan.
Berdasarkan tiga definisi di atas, muncul berbagai istilah diantaranya
ruang, wilayah, dan daerah serta istilah-istilah lain yang secara umum memiliki
pengertian yang hampir sama. Demikian juga berdasarkan pengertian ilmu
geografi dari Miller & Renner (1958) dan Yeates 1968) muncul istilah
understanding of the differences between one region and another dan
perbedaan karakteristik antar wilayah. Pemahaman mengenai region bisa
didekati melalui pemahaman landschaft dan landscape sebagai inti pada studi
geografi. Landschaft dapat diartikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi
yang memiliki sifat fisis yang memiliki karakteristik individualitas tertentu,
yang dapat dibedakan dari wilayah lain di sekitarnya. Konsep tersebut
kemudian diperluas dengan memahami karakteristik wilayah melalui karakter
tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusianya.

Pengertian landscape dapat dipandang sebagai obyek material wilayah


yang terbatas atau dapat dikatakan sebagai suatu bentangan (bentang alam dan
bentang budaya) saja seperti yang kita lihat dari hasil pemotretan foto udara.
Region berarti suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu yang khas,
yang membedakan diri dari region-region lain di sekitarnya. Karakter
terpenting dari suatu region adalah terdapatnya homogenitas tertentu yang khas
(aspek fisis maupun aspek kultural). Konsep region dalam perkembangannya
muncul istilah daerah, kawasan, maupun wilayah. Guna menghindari
kerancuan pemahaman maupun penggunaan istilah-istilah tersebut dalam
dokumen perencanaan, maka pemerintah mengatur perbedaan ketiga
pengertian istilah tersebut dalam Undang-Undang tentang Tata Ruang (UU No.
26/2007 tentang Penataan Ruang). Sedangkan untuk mengetahui perbedaan
dan keterkaitan posisi antarwilayah, ilmu geografi dapat mereduksi hal tersebut
dengan memperkuat ilmu kartografi dasar, terutama tentang penghitungan
akurasi posisi. Disamping itu, keterkaitan dan interaksi antarwilayah dikaji
melalui konsep dasar geografi transportasi dan geografi pembangunan.
Menurut Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1979), ada tiga
pendekatan dalam geografi yaitu :
1) Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Pendekatan ini mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat- sifat
penting. Dalam analisa keruangan ini yang harus diperhatikan adalah
penyebaran penggunaan ruang yang ada, dan penyediaan ruang yang akan
digunakan untuk pelbagai kegunaan yang dirancangkan. Dalam analisa
keruangan ini dapat dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari data titik (point
data) dan data bidang (areal data). Data titik digolongkan menjadi data
ketinggian tempat, data sampel batuan, data sampel tanah dan sebagainya. Data
bidang digolongkan menjadi data luas hutan, data luas daerah pertanian, data
luas padang alang-alang, dan sebagainya.
2) Pendekatan Kelingkungan (Ecological Approach)
Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan
disebut ekologi. Oleh karena itu untuk mempelajari ekologi seseorang harus
mempelajari organism hidup, seperti manusia, hewan dan tumbuhan serta

lingkungannnya seperti hidrosfer, litosfer, dan atmosfer. Selain itu organisme


hidup dapat pula mengadakan interaksi dengan organisme hidup yang lain.
Kata ekologi berasal dari kata Yunani eco yang berarti rumah atau rumahtangga yang diperuntukan sebagai suatu keluarga yang hidup bersama dan
saling mengadakan interaksi diantara anggota keluarga tersebut. Manusia
merupakan suatu komponen dalam organism hidup yang penting dalam proses
interaksi. Oleh karena itu timbul pengertian ekologi dimana dipelajari interaksi
antar manusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jadi dalam
pendekatan ekologi ini manusia tidak hanya tertarik kepada tanggapan dan
penyesuaian terhadap lingkungan fisikalnya tetapi juga tertarik kepada
interaksinya dengan manusia lain yaitu ruang sosialnya.
3) Pendekatan Komplek Wilayah (Regional Complex Approach)
Kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi disebut
komplek wilayah. Pada analisa sedemikian ini wilayahwilayah tertentu didekati
atau dihampiri dengan pengertian areal differentiation, yaitu suatu anggapan
bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya suatu
wilayah berbeda dengan wilayah lain, oleh karena terdapat permintaan dan
penawaran antar wilayah tersebut. Pada analisa sedemikian diperhatikan pula
mengenai penyebaran fenomena tertentu (analisa keruangan) dan interaksi
antar variabel manusia dan lingkungannya untuk kemudian dipelajari kaitannya
(analisa ekologi).
Konsep dalam geografi ada yang dikenal dengan konsep posisi. Posisi
dalam ilmu geografi dibagi ke dalam dua jenis yaitu posisi relatif dan posisi
absolut (Martopo, 1995). Posisi relatif adalah posisi suatu tempat yang
dihubungkan dengan objek lain dan posisi tersebut akan berubah sesuai sudut
pandang apa kita melihatnya. Contoh: jika dilihat dari Kota Pariaman, Kota
Padang terletak di selatan Pariaman. Sedangkan jika dilihat dari Solok, Kota
Padang terletak di barat Solok. Sedangkan posisi absolut yaitu posisi suatu
daerah yang ditentukan dengan garis lintang dan garis bujur. Posisi absolut
terdiri atas bentuk luasan dan bentuk titik. Bentuk titikterletak pada satu
garis bujur dan satu garis lintang. Contoh: 0 o15 LS dan 100o25 BT. Bentuk

luasanterletak antara dua garis lintang dan dua garis bujur yang dapat
ditentukan luasnya. Contoh: 1o LU 3o LU dan 90o BT 92o BT.

IV. CARA KERJA


1. Cermati naskah dokumen yang Anda pelajari beserta peta (peta Indonesia)
dan tabel yang tersedia.
2. Buatlah berbagai definisi daerah, kawasan, dan wilayah (masing-masing
minimal 2 definisi), dengan menyebutkan sumbernya.
3. Cermati definisi-definisi yang sudah Anda buat, kemudian sertakan contoh

penggunaannya (masing-masing minimal 5 contoh).

You might also like